cover
Contact Name
Indar Sabri
Contact Email
indarsabri@unesa.ac.id
Phone
+6281357970529
Journal Mail Official
getersendratasik@unesa.ac.id
Editorial Address
Prodi Pendidikan Sendratasik, Jurusan Sendratasik, FBS, Universitas Negeri Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik
ISSN : -     EISSN : 26552205     DOI : -
Core Subject : Art,
Jurnal Gétér adalah Jurnal Seni Pertunjukan yang mewadahi pikiran kritis dan akademis melalui berbagai pendekatan maupun perspektif.
Articles 154 Documents
ASPEK PENARI DALAM KOREOGRAFI KELOMPOK TARI KIPAS CHANDANI DI SANGGAR SASTRA MATAYA Dewi Purwaningsari; Nugroho Notosutanto Arhon Dhony
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari kreasi baru adalah karya tari yang dibuat oleh koreografer dengan pijakan tradisi maupun non tradisi. Karya tari Kipas Chandani dibahas dalam aspek penari yang didalam pokok pembahasannya yaitu membahas aspek jumlah penari, aspek jenis kelamin dan postur tubuh, aspek wujud kesatuan yang didalamnya membahas aspek arah hadap penari, aspek jarak-antara penari dan aspek penari kunci. Suatu karya tari pastilah tidak lepas dari penari yang merupakan media penyampai pesan dari suatu maksud gerak tertentu dalam suatu garapan tari. Penulisan ini dirasa penting karena terkadang aspek penari sering kali diabaikan oleh penonton atau bahkan penari itu sendiri karena ketidakpahaman akan aspek kepenarian. Metode penelitian deskriptif kualitatif yang melibatkan observasi, dengan langkah awal peneliti terjun langsung ke lapangan untuk menemukan permasalahan yang ada, selain itu memperoleh data awal berupa alamat sanggar dan data awal seputar aspek penari yang terdapat dalam tari Kipas Chandani.  Data wawancara yang diperoleh meliputi pertanyaan yang diajukan dengan mendapatkan data yang lebih komplit, sedangkan dokumentasi yaitu berupa foto  kegiatan. Hasil temuannya adalah dalam karya tari Kipas Chandani terdapat aspek penari, yaitu terdiri beberapa aspek diantaranya dengan penentuan jumlah penari dengan kuartet atau empat orang penari. Aspek jenis kelamin dan postur tubuh yaitu dengan dua penari memiliki postur tubuh sedikit berisi dan dua penari dengan postur tubuh kecil dengan penari berjenis kelamin perempuan, aspek wujud kesatuan meliputi aspek arah hadap, aspek jarak antara, dan aspek penari kunci. Arah hadap dalam tari ini yaitu depan, belakang, diagonal kanan, dan sebagainya. Aspek jarak antara penari meliputi rentangan kedua tangan dari penari dan penentuan penari kunci adalah penari yang menjadi panutan.  
Normal People Sebagai Metode Penciptaan Dance Film 'Songkok': Normal People Sebagai Metode Penciptaan Dance Film 'Songkok' Moh Hariyanto
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode Normal People yang dimaksud adalah melakukan kerja koreografi dengan menggunakan metode tertentu yang ditujukan untuk orang-orang yang tidak memiliki dasar kepenarian. Normal People atau tubuh orang normal peneliti konotasikan sebagai tubuh yang masih suci dan murni dari segala bentuk tari dan standard koreografi. Normal People inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar metode penciptaan karya Songkok. Dalam proses penciptaan karya Songkok, menggunakan pendeketan ‘memori keluarga’ untuk merealisasikan ide. Terdapat enam tahapan dalam proses identifikasi metode Normal People pada keluarga yaitu; ketika perayaan Maulid Nabi, mengapak dan menatah kayu, mengasah clurit, gerak tahlil, rutinitas perempuan Madura dan ekspresi tubuh silat. Keenam tahapan ini kemudian dijadikan dasar ide penciptaan, diciptakan alur dan aspek dramatiknya sehingga menghasilkan karya dance film Songkok.
Metode Pembelajaran Solatmingkom dalam materi olah vokal kelas XI di SMA Maarif Nu Pandaan Bunga Widiya Larashati; Trisakti; martadi; Setyo Yanuartuti; Indar Sabri
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode  pembelajaran menjadi hal yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran seni musik berbasis action Learning  digunakan oleh guru SMA Maarif Nu Pandaan sebagai upaya atau bentuk inovasi dalam pembelajaran materi olah vokal kelas XI.  Salah satu bentuk action learning yang digunakan adalah metode solatmingkom dalam materi olah vokal guna meningkatkan kreativitas bernnyanyi dan kecerdasan musikal anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi Penelitian di SMA Maarif Nu Pandaan Jalan Ahmad Yani No 92 Pandaan Kabupaten Pasuruan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi data. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, menyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan strategi pembelajaran solatmingkom digunakan guru dalam materi olah vokal. Solatmingkom merupakan salah satu treatment yang berupa gabungan metode solfegio, latihan alam, hamming dan kompetisi. Solfegio digunakan untuk melatih kepekaan anak terhadap nada, ear training, membidik nada sehingga siswa dapat mengelola nada dengan baik. Latihan alam digunakan untuk meningkatkan power agar kualitas suara menjadi maksimal. Hamming merupakan treatmen guna melatih siswa agar mampu bernyanyi dengan nada tinggi dengan cara menutup mulut sehingga mampu membantu rongga hidung dan tenggorokan lebih terbuka. Kompetisi digunakan sebagai evaluasi akhir atau penilaian praktek yang digunakan guru sebagai stimulus agar siswa mampu menampilkan penampilan terbaik.  
SENI PERTUNJUKAN ARAK-ARAKAN DALAM UPACARA ADAT KENDURI BUNGAH DI DESA BEDINGIN KECAMATAN SAMBIT KABUPATEN PONOROGO (KAJIAN BENTUK DAN MAKNA): (KAJIAN BENTUK DAN MAKNA) Kharisma Suratno; Setyo Yanuartuti
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna simbolik seni pertunjukan arak-arakan dalam upacara adat kenduri bungah di Desa Bedingin Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan bentuk dan makna simbolik. Sumber data dalam penelitian diperoleh dari person, paper, place. Person meliputi Marjuki selaku Kepala Desa, Prapno selaku sesepuh, dan Andi selaku seniman Desa. Paper yang digunakan adalah buku dan artikel ilmiah yang sudah teruji kredibilitasnya. Place yang digunakan penelitian adalah di Masjid Dusun Kambangrejo tempat pemberangkatan arak-arakan dan di lemah gemplah Desa Bedingin. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validalitas data menggunakan dua teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bentuk seni pertunjukan arak-arakan terdiri atas struktur dan elemen seni. Struktur pertunjukan arak-arakan secara berurutan diawali cucuk lampah, pembawa obor, gunungan, ambengan, dan pemain sholawat terbang. Elemen seni pertunjukannya adalah pelaku, gerak, tata rias dan busana, musik iringan, tempat pertunjukan, apresiator, dan penyelenggara. Makna seni pertunjukan dapat dilihat dari dua makna, yaitu makna diskursif dan presentatif. Makna diskursifnya adalah untuk bersih desa dan meminta keselamatan kepada sang pencipta dengan simbol besar arak-arakan dan kenduri. Makna presentatifnya adalah makna yang melekat di masing-masing elemen seni pertunjukan arak-arakan yaitu, simbol doa dan rasa syukur kepada sang pencipta agar menjadi desa yang kuat, dijauhkan dari mara bahaya dan selalu menjadi manusia yang berada di jalan kebenaran.   Kata kunci: Arak-arakan, Bentuk Seni Pertunjukan, Makna Simbolik.
KEKUATAN MATA KULIAH BARU ANTROPOLOGI PENDIDIKAN SENI BUDAYA DALAM MEMBERDAYAKAN MAHASISWA UNTUK PEMBELAJARAN KREATIF Djuli Djatiprambudi; Autar Abdillah; Yoyok Yermiandoko
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era disrupsi, pengenalan mata kuliah baru sangatlah terbuka untuk mengejar hasil yang lebih baik. Artikel ini memaparkan kekuatan Antropologi Pendidikan Seni Budaya sebagai mata kuliah baru dalam memicu pembelajaran kreatif. Mata pelajaran ini dipengaruhi oleh kontaknya dengan ilmu-ilmu sosial dan perubahan pandangan masyarakat tentang belajar. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap (1) Bagaimana mata pelajaran baru ini diterapkan untuk memicu pembelajaran kreatif? dan (2) Bagaimana mata pelajaran baru ini mendapat pengaruh dari ilmu-ilmu sosial, sehingga mengubah pandangan orang tentang pembelajaran kreatif? Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif longitudinal selama tiga tahun, 2018-2021. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana Jurusan Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kelas secara tatap mulai pada 2018-2019 dan pertemuan online saat pandemi pada 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan mata kuliah baru Pendidikan Seni Budaya Antropologi membawa tren yang cukup menjanjikan. Mata kuliah ini menjadi ajang eksplorasi dan curah pendapat dalam kajian interdisipliner. Selanjutnya dalam ilmu-ilmu sosial, Sosiologi, misalnya, mata kuliah ini memiliki pengaruh dalam mengubah pandangan masyarakat melalui pembelajaran kreatif.
Riki Rahmat D -: Strategi Pembelajaran lagu Gamolan Sakti di Program studi Pendidikan Universitas Lampung Riki Dinata rahmat; Heri Murbiyantoro
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lampung (aksara  Lampung:  ) adalah suatu provinsi yang paling selatan dari pulau Sumatra, Indonesia, dengan ibu kotanya yaitu kota Bandar Lampung.    Dan    memiliki     dua kota yaitu     kota Bandar     Lampung dan kota Metro serta 13 kabupaten. Lampung sendiri memiliki banyak sekali kebudayaan dan salah satunya adalah alat musik yaitu Gamolan. Gamolan merupakan alat musik tradisional lampung, alat musik tersebut dibuat dengan bamboo, yang dimainkan dengan cara dipukul sehingga menghasilkan nada. Kata gamolan sendiri berasal dari kata begamol yang artinya “berkumpul”. Alat musik gamolan dahulunya merupakan sarana untuk mengumpulkan masyarakat dan menjadi alat komunikasi. keberadaan musik gamolan ini tidak lepas dari metode pembelajaran sehingga pembelajaran musik gamolan menjadi menarik.Tujuan penelitian ini adalah agar mengetahui bagaimana strategi pembelajaran lagu gamolan sakti pada mahasiswa Universitas Lampung. Lagu gamolan sakti adalah lagu yang dibuat oleh Hasyimkan dan diajarkan sebagai pembelajaran untuk mahasiswa Pendidikan Musik Universitas Lampung. Dalam lagu Gamolan Sakti tersebut, Hasyimkan membuat perpaduan antara musik barat dan musik tradisi dalam bentuk ansemble campuran, hal tersebut dilakukan Hasyimkan agar membuat generasi muda sekarang berminat kepada alat musik gamolan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui obeservasi, wawancara dan dokumentasi.  Analisis  data dilakukan untuk sistematis dengan meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan  kesimpulan.  Hasil  pembahasan  menyatakan  bahwa  langkah- langkah  strategi    pembelajaran    lagu    gamolan    sakti     menggunakan  strategi pembelajaran cooperative dengan meliputi persiapan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, dan penyampaian  materi  pembelajaran. Strategi tersebut telah membuat siswa lebih efektif. Dalam proses pembelajaran lagu gamolan sakti ini dapat dilihat dari aspek-aspek penilian meliputi (kehadiran ,kedisiplinan, keaktifan) serta aspek keterampilan saat memainkan lagu gamolan sakti. Berdasarkan evaluasi tersebut, pembelajaran lagu gamolan sakti di Universitas Lampung  dikatakan berhasil, dengan dibuktikan dengan melihat hasil pembelajaran pada lembar evaluasi pada akhir semester dan juga dalam bentuk video pembelajaran lagu gamolan sakti ini.   Kata kunci: Strategi Pembelajaran, Lagu Gamolan Sakti,Universitas Lampung  
A CRITICAL ANALYSIS OF THE THEATER PARADIGM ANTONIN ARTAUD Indra Tjahyadi; Deny Tri Aryanti
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berfokus pada paradigma teater yang terdapat dalam pemikiran Antonin Artaud. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan kritis. Hal tersebut disebabkan pendekatan kritis memiliki relevansi dengan tujuan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Berdasarkan analisis yang ditemukan bahwa dalam paradigma teater Artaud terdapat enam konsep penting yang harus dipahami, yakni: 1) teater sebagai pandemi, 2) teater sebagai kembaran realitas, 3) puitika teater, 4) teater kejam sebagai metode pertunjukan, dan 5) teater sebagai medium penyucian diri manusia. Adapun konsep-konsep tersebut menurut Grotowski menjadikan paradigma teater Artaud sebagai paradigma yang berada di luar batas rasionalitas manusia. Grotowski menyebut paradigma teater Artaud tersebut sebagai “kegaiban teater”. Sedangkan Brook mengkritisi pemahaman teater Artaud sebagai sesuatu yang bersifat mistis. Oleh karena itu, Brook menyebut paradigma tater Artaud sebagai “teater suci” yang dapat membuat teater jatuh pada pemahaman spiritualitas.
KONSEP GARAPAN TARI KAMA NILAKANDI Muhammad Alfaruqi
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah karya tari dapat terbentuk melalui proses pencarian ide gagasan yang dilakukan penata tari melalui berbagai cara, sperti melihat objek di sekitar, mengamati fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat, membaca atau mendengarkan cerita, legenda dan lain sebagainya yang kemudian menjadi landasan bagi penata tari untuk membuat sebuah karya. Ide yang didapatkan oleh penata tari selanjtnya diolah dan dikembangkan. Ide gagasan tersebut lalu dituangkan kedalam konsep garapan tari. Konsep garapan tari adalah bagian yang terpenting dalam sebuah karya tari, yang mana didalamnya memberikan informasi kepada penonton maupun personal yang terlibat di dalamnya. Konsep garapan tari sendiri merupakan sebuah kerangka yang berisi bagian-bagian pembentukan sebuah karya tari. Konsep garapan tari tersusun atas ide gagasan, judul, tema, gerak, penari, pola lantai, tata rias, tata busana, properti, musik iringan tari, tata rias, dan tata cahaya. Karya tari Kama Nilakandi dibentuk dan diawali dengan proses eksplorasi yaitu dengan cara penata tari mengeksplorasi ide gagasan yang diperoleh menjadi sebuah bentuk cerita yang divisualkan ke dalam gerak simbolik yang kemudian dirangkai ragam gerak disetiap adegan. Tari Kama Nilakandi diambil dari sebuah kisah cinta abadi sepasang makhluk surgawi berwujud manusia setengah burung bernama Kinara dan Kinari dengan berpijakan pada gerak tribangga Thailand. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempermudah pemahaman terhadap karya tari Kama Nilakandi. Hasil yang ingin dicapai dalam penulisan ini yaitu penonton dan penikmat serta penari dapat memahami tari Kama Nilakandi dari dua sisi yang berbeda, selain itu juga karya ini dapat dipahami secara visual (menonton pertunjukan) dan tulisan.
BENTUK GERAK TARI KIPAS CHANDANI DI SANGGAR SASTRA MATAYA SUNGAI PINANG KECAMATAN RAMBUTAN Susi Adela; Hasan
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari Kipas Chandani adalah tari kreasi baru yang ada di sanggar Sastra Mataya Sungai Pinang Kecamatan Rambutan, yang diciptakan pada proses pertama kali tahun 2019-2020, dimana tari ini diangkat dari dasar pemikiran melihat sosok perempuan-perempuan masa kini. Perempuan yang dengan jalan hidupnya masing-masing mampu tetap berdiri menjadi satu pribadi yang kuat, dan mempunyai dasar gerak sesuai dengan tema cerita yaitu kecantikan didalam kekuatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk gerak tari tersebut dengan menggunakan teori prinsip bentuk Y. Sumandiyo Hadi yang berisi  tujuh prinsip bentuk gerak. Penelitian deskriptif kualitatif yang melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapat dari Tari Kipas Chandani menggunakan konsep Y. Sumandiyo Hadi yang berisi tujuh prinsip bentuk gerak diketahui bahwa yaitu kesatuan, pengembangan dan variasi, repetisi atau pengulangan, transisi dan perpindahan, rangkaian, perbandingan, dan klimaks.
Drama DRAMA MUSIKAL: PETER AND THE WOL Karya Sergie Prokofiev,Op.67, Sebagai Bentuk Orchestrasi Dongeng: Pendahuluan Tatang Rusmana
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v5n2.p1-17

Abstract

Peter And The Wolf (A Symphonic tale for Children) by Sergei Prokofiev, Op. 67, written by Prokofiev in 1936. The performance of this tale is like a monologue drama. It is rare to find a tale performance or a monologue drama that is composed with music in an ensemble. The narrator tells a children's story, while the orchestra illustrates it using different instruments to play a "theme" representing each character. This work of Prokofiev is one of the works that is often featured throughout the classical repertoire. The storyline is kind of like a Prokofiev biography, depicting Russians living in forest areas. In their cosmic view, the theme "Peter catches the wolf" has the meaning of "man's victory tames Nature". In addition to messages of kindness about vigilance, courage, and resourcefulness, there are also images of the stubborn old Soviet generation (grandfather) and the message of the victory of Man (Peter) in taming Nature (Wolf). Peter and The Wolf are well written score. The interesting thing, it is written in the form of a symphony orchestra, besides having an epic storyline in the spectacle of heroic stories. The theory used from the analysis process to the performance is (deep structures) Richard Schechner in three stages of work, namely: 1). Preparation, 2). Performances, 3). Aftermath. The purpose of research and performance is to find concretization of receptions and concretization of dramaturgy. When the performance transformation is carried out in an Indonesian-language presentation, it is hoped that it will be able to provide semiotic novelty to the target culture for an explanation of the development of Indonesian musical dramas.