cover
Contact Name
Kingkin Puput Kinant
Contact Email
alfabetaibu@gmail.com
Phone
+62895397008378
Journal Mail Official
alfabetaibu@gmail.com
Editorial Address
Jalan Citandui 46 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Published by IKIP Budi Utomo Malang
ISSN : 26542587     EISSN : 2654735X     DOI : https://doi.org/10.33503/alfabeta.v3i1
Core Subject : Education,
ALFABETA menerima tulisan artikel berupa hasil penelitian maupun konseptual bidang linguistik, sastra, penilaian, dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
Articles 96 Documents
PERANAN PROTOTIPE DALAM PENDEFINISIAN Ari Nugrahani Nugrahani
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.484 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.195

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena kebahasaan mengenai semantik prototipe pada leksem malu yang dilatarbelakangi oleh adanya pengalaman dan kognisi manusia terhadap leksem tersebut. Malu merupakan sesuatu yang bersentuhan dengan psikologi dan sosiologi. Metode penelitian ini melalui pendekatan deskriptif yang mencakup pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Data diperoleh melalui kuesioner berjumlah 15 responden dengan menggunakan metode sampling. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode linguistik dan disajikan menggunakan metode formal dan informal. Penelitian ini menggunakan tiga variabel untuk mendeskripsikan fitur malu, yaitu (a) merasa tidak enak hati dan menyembunyikan kebiasaan yang berbeda, (b) adanya reaksi dari orang lain, dan (c) melakukan tindakan/ekspresi sebagai efeknya. Dari ketiga variabel tersebut dapat dilihat bahwa variabel (a) menyembunyikan sesuatu merupakan variabel prototipe yang paling penting dibandingkan dengan variabel yang lain. Adapun variabel variabel (b), yaitu reaksi dari orang lain mempunyai peranan penting kedua, sedangkan variabel c), yaitu efek berupa sikap dan tindakan merupakan variable yang kurang penting dibandingkan dengan variable yang lain.
PROTOTIPE BUAH DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT INDONESIA: KAJIAN BAHASA, KOGNISI, DAN BUDAYA Ibnu Eko Setiawan
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.224 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.196

Abstract

Bahasa adalah bagian dari budaya, dari bahasa dapat tergambar budaya manusia. Bahasa juga menggambarkan cara pikir dari manusia. Melalui bahasa, dapat dilihat pengkategorian kata. Penelitian ini menemukan pandangan masyarakat Indonesia mengenai kata buah. Penelitian menggunakan kuantitatif dengan pertanyaan dan lembar kerja sebagai instrumennya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memilih apel dan jeruk sebagai prototipe kata ‘buah’.
GAYA BAHASA MOTIVATOR INDONESIA UNTUK MEMOTIVASI ORANG LAIN (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) Kingkin Puput Kinanti
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.446 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.197

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gaya bahasa dari motivator Indonesia untuk memotivasi orang lain. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan beberapa hal, yaitu 1) gaya bahasa motivator berdasarkan pilihan katanya, gaya bahasa berdasarkan strukturnya, dan gaya bahasa kiasan. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dari sumber media sosial secara random. Data dianalisis menggunakan metode konseptual. Adapun teori yang digunakan adalah teori gaya bahasa yang ditinjau dari sisi sosiolinguistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya bahasa motivator Indonesia adalah berdasarkan pilihan gaya, motivator menggunakan gaya bahasa tak resmi dan percakapan. Berdasarkan struktur kalimatnya, gaya bahasa yang digunakan adalah klimaks, antitesis, repetisi, dan paralelisme. Gaya bahasa kiasan yang digunakan adalah metafora, ironi, dan simile. Untuk gaya bahasa simile, peneliti hanya menemukan sedikit penggunaannya.
MODEL PEER ASSESSMENT DALAM MATAKULIAH BERBICARA INDIVIDU Artifa Sorraya
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.855 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.199

Abstract

Keterampilan berbahasa khususnya matakuliah berbicara individu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memegang peran penting dan menuntut banyak hal yang dikuasai, meliputi aspek kebahasaan dan non kebahasaan sehingga mahasiswa mudah dalam mempercepat penguasaan mahasiswa dalam pembelajaran berbicara, karena itulah matakuliah berbicara individu merupakan sarana yang baik untuk menumbuh kembangkan cara berbicara dan berpikir tentang apa yang akan dibicarakan. Proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara peserta didik atau mahasiswa dengan pendidik/ dosen sebagai pengajar, dengan pembelajaran berbicara mahasiswa mampu dan paham tentang pelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan menggunakan paedagogik yang mencakup strategi maupun teknik mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dicapai dapat diukur melalui penilaian hasil belajar. Salah satu dengan model peer assessment. pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Penilaian dalam aktivitas berbicara terfokus pada faktor atau elemen utama dalam berbicara, yaitu faktor kebahasaan (verbal), Faktor kebahasaan yang dinilai meliputi (1) pengucapan vocal, (2) pilihan kata , (3) penguasaan topik, (4) kejelasan isi, dan (5) kelancaran
REPRESENTASI BUDAYA PADA WACANA TULIS PELAJAR CRITICAL LANGUAGE SCHOOLARSHIP Azza Aulia Ramadhani
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.511 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.200

Abstract

Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin berkembang pula minat orang asing untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Meskipun yang dipelajarinya adalah bahasa Indonesia, pelajar asing tetap tidak bisa meninggalkan budaya yang berasal dari tempat tinggalnya karena itu adalah identitasnya. Hal tersebut tercermin pada wacana tulis yang dihasilkannya, baik dalam menulis karangan bebas maupun dalam menulis karangan terpadu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui representasi budaya yang tampak pada tulisan pelajar asing yang mengikuti program Critical Language Scholarship. Data dikumpulkan dengan dokumentasi, kemudian data dianalisis dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil peneitian ini adalah ditemukannya representasi budaya pada tulisan pelajar asing yang mengikuti program CLS.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM MATA KULIAH MENYIMAK KARYA SASTRA DI IKIP BUDI UTOMO MALANG luly zahrotul lutfiyah
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.697 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.201

Abstract

ABSTRAK: Penelitian bertujuan: (1) penerapan media papan flanel untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat, (2) keberhasilan media papan flanel dalam menentukan hal menarik dari unsur cerita rakyat (3) keberhasilan media papan flanel dalam menentukan hal menarik relevansi tema dengan situasi sekarang, (4) keberhasilan penggunaan media papan flanel menentukan hal menarik dalam cerita rakyat dengan alasan logis, (5) menggambarkan media papan flanel dalam meningkatkan kemampuan menyimpulkan pesan cerita rakyat. Jenis penelitian PTK. Media papan flanel dapat meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa kelas A angkatan 2014. Kegiatan siklus 1 dan 2 dibuktikan dengan skor kumulatif. Terjadi peningkatan tiap aspek. Pemahaman isi, siklus 1 sebesar 92% dan siklus 2 sebesar 80%. Aspek edukatif siklus 1 skor 74% dan siklus 2 sebesar 61%, aspek pembangun karakter siklus 1 skor 72% dan siklus 2 skor 74%. Aspek mengungkapan hal menarik dengan alasan logis siklus 1 sebesar 64% dan siklus 2 sebesar 77%. Aspek kesimpulan pesan siklus 1 sebesar 65% dan siklus 2 sebesar 89%. Skor kumulatif siklus 1 sebesar 82% dan siklus 2 sebesar 70%. Hasil observasi terjadi peningkatan. Kondisi pembelajaran lebih hidup. Minat mahasiswa besar. Saran untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya meneliti penggunaan media flanel untuk meningkatkan aspek afektif mahasiswa.
CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN TELEVISI anita kurnia rachman
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.282 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.202

Abstract

Abstark Iklan memberikan informasi kepada penonton televesi untuk mengetahui berbagai informasi tentang apapun yang dibutuhkan penonton. Iklan saat ini banyak menghadirkan perempuan untuk menarik minat penonton. Perempuan memang memberiakan daya tarik tersendiri pada tayangan iklan. Hal ini memunculkaneksploitasi perempuan sebagai objek seksual berdasarkan cara berpikir stereotype (meniru), seringkali muncul dalam berbagai karya iklan televisi. Perbedaan gender memberikan budaya dalam masyarakat, yaitu sistem patriaki. Sistem ini memberikan kekuasaan pada laki-laki. Hal ini menimbulkan citra yang disebut P-5 yang melekat pada perempuan melalui iklan yang diperankan. Citra itu, yaitu citra peraduan, citra pigura, citra pilar rumah tangga, citra pergaulan, dan citra pinggan. Posisi perempuan dalam bermasyarakat memberikan andil terhadap kekerasan perempuan dalamm media massa atau media televisi. Mengupayakan peranan wanita baik di dunia pertelevisian khususnya iklan yang memberikan pendidikan tentang gender. Upaya ini perlu disosialisasikan untuk menumbuhkan rasa toleransi, sikap saling menghormati, saling memahami serta saling membantu antara laki-laki dan perempuan.
PEMUTAKHIRAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAPERLESS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA susandi susandi susandi
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.911 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.203

Abstract

Penggunaan paperless dalam pembelajaran dapat diterapkan dari hal yang sederhana dimulai dari presensi kelas, silabus, materi, media, model, tugas, dan evaluasi pembelajaran. Kebijakan paperless hadir sebagai bentuk jawaban atas keprihatinan terhadap isu permasalahan lingkungan serta tantangan pembelajaran di era teknologi informasi. Sumber daya dosen saat ini yang mayoritas masih berusia produktif yang memiliki komitmen serta kemauan kuat dalam menguasai teknologi informasi dalam pembelajaran merupakan modal besar institusi perguruan tinggi dalam memutakhirkan pembelajaran berbasis paperlees di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Mahasiswa sebagai pengguna kebijakan juga harus berperan aktif dalam menyukseskan kebijakan tersebut. Perguruan Tinggi harus memberikan dukungan penuh secara bertahap upaya pemutakhiran sarana dan prasarana pendukung seperti televisi layar datar di setiap kelas, jaringan internet nirkabel, dan gawai bagi setiap mahasiswa dan dosen. Masyarakat dan pemerintah wajib memberikan dukungan dan apresiasi kepada Perguruan Tinggi yang memiliki komitmen dalam menerapkan kebijakan paperless. Kebijakan Paperless memiliki beberapa kelebihan di antaranya, efisiensi waktu dan biaya, ramah lingkungan, dan membuat manajemen dokumentasi dalam pembelajaran di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi lebih baik.
RETRIVAL BAHASA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS USIA 8 TAHUN (STUDI KASUS) vrestanti novalia santosa
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.06 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.216

Abstract

Penelitian retrival bahasa pada anak berkebutuhan khusus masih jarang ditemukan. Banyak peneliti bahasa kurang berminat meneliti anak berkebutuhan khusus, selain itu proses pengambilan data membutuhkan waktu yang cukup lama dan berulang sampai data yang ditemukan mengalami kesamaan atau titik jenuh, ini berarti proses pengambilan data tertentu dinyatakan cukup dan selesai. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan bentuk fona, kata, dan kalimat yang mampu dikeluarkan anak berkebutuhan khusus usia 8 tahun, (2) mendeskripsikan makna kalimat berdasarkan konteks yang mampu dikeluarkan anak berkebutuhan khusus usia 8 tahun. Pendekatan yang digunakan kualitatif-deskriptif dan merupakan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) teknik observasi partisipasi, (2) rekam, (3) catat, (4) pemancingan, dan (5) dokumentasi. Dapat disimpulkan bahwa (1) bentuk fona vokal yang mampu dikeluarkan subjek penelitian diketahui dapat menempati semua posisi dalam satu satuan ujaran, tidak semua fona konsonan mampu dikeluarkan. (2) bentuk kata, jenis kebutuhan khusus berpengaruh terhadap kekompleksan kata yang mampu dikeluarkan subjek penelitian. Semakin sedikit kata yang mampu dikeluarkan semakin kompleks jenis kebutuhan khusus subjek penelitian. (3) bentuk kalimat, variasi kalimat yang dihasilkan adalah jenis kalimat sederhana. (4) makna kalimat sesuai konteksnya, jenis kalimat tergolong simpleks, terdapat perbedaan signifikan dengan kalimat yang seharusnya dihasilkan oleh anak dengan perkembangan normal seusianya
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Nurwakhid Muliyono Muliyono
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 (2018): ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : linguistic, literature, and teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.048 KB) | DOI: 10.33503/alfabeta.v1i1.217

Abstract

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan mampu meningkatkan ilmu pengetahuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta menumbuhkan apresiasi hasil karya sastra Indonesia. Sebagai bentuk variasi dan menumbuh kembangkan minat belajar siswa lingkungan sebagai sumber belajar melalui collaborative learning sebagai jalan keluar untuk mengurangi kejenuhan pembelajaran di dalam kelas. Belajar Kolaboratif Bahasa dan Sastra Indonesia bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur penting dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama, dan (2) ketergantungan yang positif. Sumber belajar tersebut dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu pesan (message), orang (people), bahan (materials), alat (tool and equipment) teknik (technique), dan lingkungan (setting). Ada 3 langkah yang bisa di tempuh untuk menggunakan lingkungan , yaitu: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) tindak lanjut (follow up).Beberapa aspek dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi siswa, memperkaya informasi, meningkatkan hubungan sosial, mengenalkan lingkungan, serta menumbuhkan sikap dan apresiasi terhadap lingkungan sekitar.

Page 1 of 10 | Total Record : 96