cover
Contact Name
Moh. Shofan
Contact Email
jurnal@maarifinstitute.org
Phone
+6281316538753
Journal Mail Official
jurnal@maarifinstitute.org
Editorial Address
Jalan Tebet Barat Dalam 2 No 6, Tebet, Jakarta Selatan, 12810
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Maarif
Published by MAARIF Institute
ISSN : 19078161     EISSN : 27155781     DOI : https://doi.org/10.47651/mrf
Jurnal MAARIF diarahkan untuk menjadi corong bagi pelembagaan pemikiranpemikiran kritis Buya Ahmad Syafii Maarif dalam konteks keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Beberapa isu yang menjadi konsen jurnal ini adalah tentang kompatibilitas Islam dan demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Isu-isu lain yang juga menjadi perhatian jurnal ini adalah soal kemiskinan, kekerasan atas nama agama, terorisme dan berbagai persoalan kebangsaan dan kemanusiaan yang mengemuka dalam kehidupan Indonesia kontemporer.
Articles 250 Documents
Untuk Islam Berkemajuan Burhani, Ahmad Najib
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.851 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.63

Abstract

Hubungan antara Muhammadiyah dan budaya lokal di Indonesia sering menjadi tema kontroversial, baik di dalam organisasi ini maupun dalam wacana tentang Islam Indonesia. Muhammadiyah dikenal, salah satunya, sebagai gerakan purifikasi dan pemberantas TBC (Takhayyul, Bid’ah, dan Khurafat) yang kadang menempatkan posisinya saling berhadapan dengan budaya lokal. Namun demikian, sejak tahun 2000 lalu Muhammadiyah memperkenalkan konsep “dakwah kultural” yang di antaranya mencoba memperbaiki citranya dalam kaitannya dengan berbagai budaya di Indonesia. Tulisan ini hendak membahas tentang hubungan antara kejawaan dan Muhammadiyah serta melihat tempat dari budaya lokal dalam gagasan “Islam Berkemajuan” yang diusung Muhammadiyah sejak Muktamar ke-47 di Makassar 2015 lalu. Secara khusus, tulisan ini melihat pada reaksi beberapa warga Muhammadiyah terhadap buku “Muhammadiyah Jawa” (2016). Beberapa pertanyaan yang didiskusikan dalam artikel ini di antaranya: Masihkah ada ruang untuk kejawaan di Muhammadiyah? Adakah apresiasi dari organisasi ini terhadap identitas Jawa? Apa hubungan antara Muhammadiyah dengan Islam Jawa?
Alam Digital Muhammadiyah Dakwah Islam Washatiyah Berkemajuan Alka, David Krisna
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.967 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.64

Abstract

Belum ada kajian serius tentang gerakan digital Muhammadiyah. Tulisan ini bisa menjadi pembuka untuk mengkaji alam digital dakwah Muhammadiyah dalam konteks keindonesiaan dan kebangsaan. Beberapa pertanyaan dan kegelisahan muncul. Gerakan dakwah digital seperti apa yang akan dipersembahkan Muhammadiyah untuk bangsa ini. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan organisasi keagamaan yang modern, tetapi perangkat gerakan dakwahnya sudah modern atau belum, masih bimbang. Selain itu, alam digital dekat dengan alam pikir generasi baru Muhammadiyah. Menjadi tantangan generasi muda Muhammadiyah dan influencer-nya untuk memelihara dan menyebarkan prinsip Islam Wasathiyah. Generasi muda Muhammadiyah bergerak di bawah tenda besar Islam Wasathiyah dan gerakannya dibingkai dengan gerakan dakwah yang kekinian, kreatif dan inovatif. Dakwah digital Islam Wasathiyat perlu diperkuat di seluruh lini, dari pusat sampai cabang dan ranting.
Muhammadiyah dan Politik: Landasan Ideologi Bagi Artikulasi Konstruktif Tanthowi, Pramono U.
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.61 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.65

Abstract

Selama era reformasi, muncul beberapa kecenderungan perilaku politik baru yang menuntut Muhammadiyah untuk melakukan reorientasi pada sisi pemikiran politik. Ini menunjukkan bahwa sejak awal Muhammadiyah telah menegaskan sikapnya sebagai gerakan sosial keagamaan yang memilih strategi non-politik. Namun di sisi lain reformasi telah membuka peluang bagi setiap kekuatan politik untuk berkontestasi dan memperjuangkan kepentingannya melalui proses demokratis. Perbedaan pandangan tentang bagaimana Muhammadiyah terlibat dalam politik kekuasaan bukanlah sesuatu yang baru. Tulisan ini ingin menjelaskan bahwa Muhammadiyah merupakan salah satu komponen bangsa yang memiliki posisi dan peran yang sangat strategis. Muhammadiyah dapat memainkan peran politik sebagai kekuatan politik yang ikut memengaruhi proses politik nasional secara signifikan, tanpa harus mengubah jati dirinya menjadi organisasi partai politik.
‘Aisyiyah dan Ijtihad Berkemajuan Hak-Hak Perempuan Muthmainnah, Yulianti
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.296 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.66

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi kontribusi ‘Aisyiyah selama rentang waktu 21 tahun pasca-Reformasi (1998-2019) dalam bidang fikih dan pandangan agama dengan perspektif keadilan bagi perempuan dan anak sehingga berkontribusi pada penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan tujuan pernikahan monogami.
Muhammadiyah dan Salafisme: Sebuah Survei Singkat Tentang Titik Temu dan Titik Seteru ZTF, Pradana Boy
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.741 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.67

Abstract

Di antara banyak tantangan kontemporer yang dihadapi oleh Muhammadiyah adalah penetrasi pemikiran dan gerakan Islam lain yang memiliki persinggungan ideologis dengan Muhammadiyah. Di antara banyak gerakan itu, Salafisme adalah salah satunya. Penetrasi Salafisme ke dalam Muhammadiyah memang telah menghadirkan sikap dan respons yang beragam, utamanya di kalangan Muhammadiyah sendiri. Sementara dari kalangan lain, tidak jarang muncul pula identifikasi Muhammadiyah dengan salafisme dan bahkan radikalisme. Seringkali, respons itu bersifat artifisial dan teknis, sementara respons yang mendalam dan detail cenderung sulit ditemukan. Tulisan ini merupakan survei awal sederhana untuk memetakan dialektika Muhammadiyah dan Salafisme. Sebagai survei singkat, tulisan ini belum sepenuhnya masuk ke dalam perbandingan yang detail dan mendalam. Akan tetapi, tulisan ini menawarkan sebuah cara pandang khas tentang bagaimana memahami dialektika Muhammadiyah dan Salafisme dewasa ini.
Muhammadiyah dan Pengelolaan Zakat: Antara Keikhlasan dan Profesionalisme Al-Hasanah, Erni Juliana
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.423 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.68

Abstract

Akuntabilitas pelaporan keuangan LAZISMU menghadapi tantangan secara internal. Budaya organisasi yang berkembang di Muhammadiyah secara umum, seperti pola-pola kerja aktivisme yang cenderung mengabaikan keteraturan, budaya ewuh-pakewuh, dan rasa keikhlasan serta rasa saling percaya yang berlebihan menimbulkan efek samping berupa rasa enggan saat harus menuntut laporan keuangan dan tidak nyaman terhadap proses evaluasi (audit). Tulisan ini ingin menjelaskan bahwa upaya memadukan keikhlasan dan profesionalisme dalam praktik akuntabilitas pelaporan keuangan merupakan budaya baru yang masih terus berproses dalam membangun citra keseluruhan Muhammadiyah sebagai organisasi modern yang akuntabel.
Islam dan Media: Kontestasi Ideologi dan Ekonomi Politik Media Era Demokrasi Kusman, Airlangga Pribadi
MAARIF Vol 13 No 1 (2018): Islam dan Media: Kontestasi Ideologi di Era Revolusi Digital
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47651/mrf.v13i1.8

Abstract

Dalam konteks pertarungan politik saat ini, perkembangan media sosial dan informasi-informasi alternatif diluar media mainstream tidak memperlihatkan lahirnya kekuatan masyarakat sipil yang cerdas informasi yang dapat melakukan kontrol terhadap negara. Penyebaran hoax dan berita kebencian di media sosial justru berkembang menjadi kanker demokrasi, ketika penyebarannya dan kemampuannya untuk menarik publik dalam panggung politik justru menghancurkan fondasi dari tatanan dan nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Dalam konteks ketika tubuh politik demokrasi Indonesia mengalami sakit kronis akibat dominasi kekuatan-kekuatan oligarkhi yang menjarah sumber daya publik dan institusi negara, penyebaran hoax dan informasi kebencian justu berpotensi menghancurkan tatanan masyarakat multikultural dan penguatan kebhinekaan, sementara bagi kekuatan aliansi sosial dominan tertentu informasi-informasi hoax dan penyebaran kebencian tersebut berperan sebagai senjata ampuh mereka untuk merebut kekuasaan, tanpa harus bertentangan dengan kepentingan ekonomi-politik mereka sendiri.
Mendiskursuskan Kembali Makna Moderatisme Muhammadiyah Shofan, Moh
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.57

Abstract

Perhelatan Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu beberapa waktu lalu, yang mengangkat tema “Beragama yang Mencerahkan”,—dan menjelang Muktamar Muhammadiyah Juli tahun 2020 mendatang—harus mampu memberikan perspektif baru. Muktamar Muhammadiyah mendatang harus menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang otentik dan cerdas terkait dengan berbagai ragam persoalan. Antara lain, Muhammadiyah dilihat dari bidang dakwah, pemikiran Islam, kepemimpinan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, filantropisme, isu gender serta keunikan-keunikan kasus yang berkembang di masyarakat. Ajang Muktamar Muhammadiyah mendatang akan terasa hambar bila ia kehilangan etos sebagai gerakan pembaruan, gerakan ilmu, gerakan amal, serta tidak mampu menangkap pesan zaman dan merespon persoalan sosialkeummatan. Artikel-artikel dalam jurnal ini harus kita baca secara kritis guna mempertajam keinsyafan akan permasalahan: Apakah usaha modernisasi (pembaruan) yang digagas oleh Muhammadiyah dalam perjalanan historisitasnya mengalami kemerosotan—jika tidak boleh disebut kemunduran? Apa usaha usaha yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dalam melakukan moderasi Islam?
Agama, Sains, dan Covid-19: Mendialogkan Nalar Agama dan Sains Modern Shofan, Moh
MAARIF Vol 15 No 1 (2020): Agama, Sains, dan Covid-19: Mendialogkan Nalar Agama dan Sains Modern
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47651/mrf.v15i1.74

Abstract

Sejumlah artikel dalam jurnal edisi kali ini telah memberikan banyak perspektif, untuk memperkuat etos keagamaan dan etos keilmuan. Juga, mampu melihat secara kritis dan otoritatif untuk membicarakan dua bidang wilayah, baik wilayah agama maupun ilmu pengetahuan. Pula, dapat mengurangi kesenjangan penafsiran di antara dua bidang yang semakin lama semakin terspesialisasi ini. Artikel-artikel dalam jurnal ini harus kita baca secara kritis guna melihat celah menyikapi Covid-19 dengan pendekatan integrasi agama dan sains sebagai paradigma penyelesaian krisis.
Mendialogkan Nalar Agama dan Sains Modern di Tengah Pandemi Covid-19 Abdullah, M. Amin
MAARIF Vol 15 No 1 (2020): Agama, Sains, dan Covid-19: Mendialogkan Nalar Agama dan Sains Modern
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47651/mrf.v15i1.75

Abstract

Hubungan agama dan ilmu menurut Ian G. Barbour dapat diklasifikasi menjadi empat corak, yaitu, Konflik, Independen, Dialog dan Integrasi. Apa implikasi dan konsekwensi dari paradigma Dialog dan Integrasi jika diterapkan dalam keilmuan agama, khususnya agama Islam, melalui perspektif pemikir Muslim kontemporer. Hal ini penting karena praktik pendidikan dan dakwah agama pada umumnya masih menggunakan paradigma Konflik dan Independensi. Baik yang menggunakan paradigma Konflik dan atau Independen maupun paradigma Dialog dan Integrasi akan besar berpengaruh pada pembentukan budaya berpikir sosial-keagamaan baik di ruang privat maupun publik. Argumen yang hendak diajukan adalah bahwasanya hubungan antara agama, dalam hal ini ‘Ulumu al-din (ilmu-ilmu agama Islam) dan ilmu, baik ilmu kealaman, sosial maupun budaya meniscayakan corak hubungan yang bersifat dialogis, integratif-interkonektif. Hubungan antara disiplin ilmu keagamaan dan disiplin ilmu alam, sosial dan budaya di era modern dan post-modern adalah bersifat semipermeable, intersubjective testability dan creative imagination. Studi Keislaman (Dirasat Islamiyyah) kontemporer memerlukan pendekatan multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin. Linearitas ilmu dan pendekatan monodisiplin dalam rumpun ilmu-ilmu agama akan mengakibatkan pemahaman dan penafsiran agama kehilangan kontak dengan realitas dan relevansi dengan kehidupan sekitar. Budaya berpikir baru yang secara mandiri mampu mendialogkan sisi subjective, objective dan intersubjective dari ilmu dan agama menjadi niscaya dalam kehidupan multireligi-multikultural dan terlebih di era multikrisis yang melibatkan sains, kesehatan, sosial, budaya, agama, politik, ekonomi, keuangan sekaligus akibat penyebaran pandemi Covid-19 di dunia sekarang ini. Kesemuanya ini akan mengantarkan perlunya upaya yang lebih sungguh-sungguh dan ketekunan untuk melakukan rekonstruksi metodologi studi keilmuan dan metodologi studi keagamaan di tanah air sejak dari hulu, yakni filsafat ilmu dan filsafat ilmu-ilmu keislaman sampai ke hilir, yaitu proses dan implementasinya dalam praksis pendidikan dan dakwah keagamaan.

Page 4 of 25 | Total Record : 250