cover
Contact Name
Adhitya Yudha Pradhana
Contact Email
buletinpalma@gmail.com
Phone
+62431-812430
Journal Mail Official
buletinpalma@gmail.com
Editorial Address
Jalan Raya Mapanget, Manado 95001
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Palma
ISSN : 1979679X     EISSN : 25287141     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Palma memuat artikel hasil-hasil penelitian kelapa dan palma lainnya. GENERAL REQUIREMENTS Bulletin of Palma is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research finding on coconut and other palm research results. SCOPE Scope of Bulletin of Palma are: 1. Scope of science: Agricultural Microbiology, Agricultural Socio-Economics, Agronomy, Bioetechnology, Plant Breeding, Plant pathology, Plant Protection, Plant Physiology, Soil Science, Seed Technology, Primary Post Harvest, Climate science, Genetic resources, Entomology,Farming system, Environment, Agricultural extension 2. Scope of commodities : spice, medicinal, aromatic and industrial crops The journal publishes Indonesian or English articles.
Articles 220 Documents
Pengolahan Gula Semut dari Aren G.H. JOSEPH; PAYUNG LAYUK
Buletin Palma Vol 13, No 1 (2012): Juni, 2012
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v13n1.2012.60-65

Abstract

Nira aren sangat berpotensi untuk dijadikan gula karena nira tersebut mengandung komponen gula yang dominan dalam bentuk sukrosa. Untuk meningkatkan nilai jual maka perlu dilakukan pengolahan gula semut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui suhu pembibitan dan takaran gula pasir yang tepat dalam menghasilkan gula semut yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor variabel, yaitu penambahan gula pasir dan suhu pembibitan. Faktor pertama adalah penambahan gula pasir yang terdiri 4 taraf, yaitu tanpa penambahan gula pasir 0% (S1) 10% (S2), 20% (S3) dan 30% (S4) ). Faktor kedua adalah suhu pembibitan tiga taraf yaitu suhu pembibitan 110 0C (T1), 120 0C (T2) dan 130 0C (T3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah penambahan gula pasir 30% dengan suhu pembibitan 120 0C yang hasilnya mendekati Standar Industri Indonesia (SII), dimana kadar air, 2,75%, gula reduksi 4,35%, sukrosa 81.14, gula total 89,86, kadar abu 1,91%, indeks pencoklatan 0,20 abs/g dan rendemen 81,36. Sedangkan uji organoleptik yang paling disukai adalah perlakuan penambahan gula pasir 30% dengan suhu pembibitan 120 0C dengan nilai warna 6,95, aroma 5,70 dan rasa 5,70. Mutu gula semut yang dihasilkan telah memenuhi syarat Standar Industri Indonesia. Analisis ekonomi gula cetak yang sudah meleleh memberi keuntungan Rp778.800/bulan, gula semut memberi keuntungan Rp1.606.000/bulan, dengan nilai R/C masing-masing 1,15 dan 1,28. Usaha gula semut tergolong usaha yang memberi keuntungan 2 kali lipat dengan tingkat harga relatif lebih tinggi dibanding gula cetak. Kata kunci : Pengolahan, gula cetak, gula semut, kualitas.ABSTRACTGranular Sugar Processing From Sugar PalmToddy of sugar palm has the potential to be used as brown sugar, because it containing sucrose as dominant sugar. The granular sugar processing is needed to increase the sale value. This research objective is to knowing the seedling temperature and the right dose of sugar additing to produce the granular sugar of sugar palm. This research using random block design with 2 factors: the additing of sugar treatments and the seedling temperature. The first factor are 4 treatments of sugar additing such as: Without sugar additing 0% (S1), 10% (S2), 20% (S3) and 30% (S4). The second factor is seedling temperature with 3 treatments: 110 0C (T1), 120 0C (T2), and 130 0C (T3). The result showed the best treatment is 30% additing of sugar in 130 0C the seedling temperature it nearly approach Indonesian Industrial Standard (SII), with 2.75% water level, 4.35% sugar reduction, 81.14% sucrose, 89.86% total sugar, 1.91% ash level, 0.20 browning index and 81.36 rendement. Organoleptic test result showed that the treatment of 30% sugar addting, in 120 0C seedling temperature, 6.95 colour and each 5.70 for aroma and flavours is the most likely by respondent. All the granular sugar are qualified based on SII. Economic analysis showed that a benefits of brown sugar is Rp778,000/month granular sugar gives Rp1,606,000/month with the value ratio of R/C is 1.15 and 1.28. Granular sugar business is two times more profitable than brown sugar.
Kelimpahan Brontispa longissimaGestro (Coleoptera: Chrysomelidae) dan Musuh Alami pada Tanaman Kelapa [The Abundance of Brontispa longissima Gestro (Coleoptera: Chrysomelidae) and Natural Enemies on Coconut Palms] Novalisa T.E Lumentut; Sri Karindah; Meldy L.A Hosang
Buletin Palma Vol 19, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v19n1.2018.1-14

Abstract

The abundance of Brontispa longissima and its natural enemies on coconut palms have been explored in North Minahasa,South Minahasa and Southeast Minahasa Districts in February 2012 - January 2013. The aims of the research were to study the abundance of B. longissima an natural enemies in the field. The research was conducted on unproduced coconut palm and productive coconut palm. Sampling is done randomly plated or Stratified random sampling using quadrant system. The results showed that the abundance of B. longissima fluctuated, the highest abundance occurred in August and September 2012 in unproductive palms. In productive palms, the highest abundance of B. longissima at the altitude of 300-600 m above sea level occurred in August 2012, which was 70.3 individuals / young leaves, then at altitude > 600 m above sea level occurred in September 2012, ie 64 individuals / young leaves, and at an altitude of <300 m above sea level occurred in June 2012, which is 62 individuals / young leaves. Brontispa longissima natural enemies found at altitudes <300 m above sea level, 300-600 m above sea level, and> 600 m above sea level in unproduced coconut palms are parasitoid Tetrastichus brontispae, Chelisoches morio predator, and entomopathogen Metarhizium anisopliae var. anisopliae. The natural enemies found in productive coconut palm at three different altitudes are Tetrastichus brontispae parasitoids, and Chelisoches morio predators. Entomopatogen M. aanisopliae var. anisopliae is not found on the productivecoconut palms at all three altitudes. The abundance of natural enemies and percentage of parasitism in the three different altitudes both in unproductive coconut palm and productive coconut palm was low is between 0.33-14.47%. This is due to the influence of abiotic and biotic factors on the abundance of B. longissima.ABSTRAK Kelimpahan Brontispa longissima dan musuh alaminya pada tanaman kelapa telah dieksplorasi di Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara pada bulan Februari 2012 - Januari 2013. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kelimpahan B. longissima dan musuh alaminya pada pertanaman kelapa. Penelitian dilaksanakan pada tanaman kelapa belum berproduksi dan tanaman kelapa produktif. Pengambilan contoh dilakukan secara acak berlapis atau Stratified random sampling dengan menggunakan sistem kuadran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan B. longissima berfluktuasi, kelimpahan tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan September 2012 pada tanaman belum berproduksi. Pada tanaman produktif kelimpahan B. longissima tertinggi berturut-turut pada ketinggian tempat 300-600 m dpl terjadi pada bulan Agustus 2012, yaitu 70,30 individu/pelepah, kemudian pada ketingian tempat >600 m dpl terjadi pada bulan September 2012, yaitu 64 individu/pelepah dan pada ketinggian <300 m dpl terjadi pada bulan Juni 2012, yaitu 62 individu/pelepah. Musuh alami B. longissima yang ditemukan pada ketinggian tempat <300 m dpl, 300- 600 m dpl, dan >600 m dpl pada tanaman belum berproduksi adalah parasitoid Tetrastichus brontispae, predator Chelisoches morio, dan entomopatogen Metarhizium anisopliae var. anisopliae. Musuh alami yang ditemukan pada tanaman berproduktif diketiga ketinggian tempat tersebut adalah parasitoid Tetrastichus brontispae, dan predator Chelisoches morio. Entomopatogen M. anisopliae var. anisopliae tidak dijumpai pada tanaman produktif diketiga ketinggian tempat tersebut. Kelimpahan musuh alami dan persentase parasitisme di tiga ketinggian tempat tersebut baik pada tanaman belum berproduksi maupun tanaman produktif ternyata rendah yaitu antara 0,33-14,47%. Hal ini disebabkan pengaruh faktor abiotik dan biotik terhadap kelimpahan B. longissima.  
Pola Usahatani Terpadu Kelapa, Pandan dan Ternak untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di Desa Sindang Jaya, Tasikmalaya, Jawa Barat DEDI SOLEH EFENDI
Buletin Palma No 38 (2010): Juni, 2010
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v11n38.2010.10-16

Abstract

Integrated Coconut, Pandan, and Cattle Farming System to IncreaseFarmer Income in Sindang Jaya Village, Tasikmalaya, West JavaThis research was achieved at investigating the integration of + pandan + cattle in coconut farming in Tasikmalaya regency. Economy and technical data are taken from 30 farmer who joined COGENT (coconut genetic resources network). This research used descriptive survey withr purposive sampling. The income of the correspondent farmer was evaluated before and after COGENT project (2006-2008). Coconut farm income increased 81,71 percent in two years, pandan farm income increased 29,62 percent and sheep cattle income increased 85,77 percent. The farmer income all together increased 91,60 percent from Rp. 2.743.500 to Rp. 5.257.800. Statistical analysis show that sheep cattle in Tasikmalaya with 0,01 credibility give 0,239 correlation point which means that every sheep cattle breeder can increase the farmer income as much as 23 percent. Statistical test result showed that coconut, pandan and cattle farming system can give a significant point before and after the program.
Gejala dan Intensitas Serangan Serangga Fitofagus pada Sagu [The Symptoms and Intensity Attacks of Phytophagous Insects on Sago] Rein Estefanus Senewe; Hermanu Triwidodo; Nfn Pudjianto; Aunu Rauf; Marietje Pesireron
Buletin Palma Vol 20, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v20n1.2019.57-68

Abstract

The growth and development of sago palm naturally interact with the organism such as insects.  The symptoms of damage to the plant canopy sago indicate a relationship between insects and plants.  This study aims to identify phytophagous insects, symptoms of damage and attack rates on sago plants. The study was conducted in the village of Rutong and Tulehu in Maluku, starting in June until September 2016. There are 10 plants/sago clump in each observations in each location determined by purposive sampling. Each sago clump in the growth phase (seedlings, tillers, a trunk stage, and stems / trees), observed symptoms of damage to leaflets and leaf midribs. The results showed four symptoms of attack on the sago canopy with an average intensity of mild attacks. The highest incidence of attack was 37.5% in the phase of a trunk stage with the symptoms of cutout attacks on the leaves. Then seven species phytophag insects were obtained which were associated with sago canopy. Each of the insect imago phases leads to leaf damage with distinctive features, which can potentially cause severe damage to the canopy of the sago plant.ABSTRAKPertumbuhan dan perkembangan tanaman sagu secara alami berinteraksi dengan organisme diantaranya serangga. Gejala kerusakan tajuk tanaman sagu menunjukkan adanya hubungan antara serangga dan tanaman.  Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi serangga fitofag, gejala kerusakan dan tingkat serangan pada tanaman sagu.  Penelitian dilakukan pada areal sagu di Desa Rutong dan Tulehu Provinsi Maluku, dimulai bulan Juni – September 2016. Tersedia 10 tanaman/rumpun sagu ditiap lokasi pengamatan yang ditentukan secara purposive sampling. Setiap rumpun sagu pada fase pertumbuhan (semai, anakan, sapihan, dan batang/pohon), diamati gejala kerusakan anak daun dan pelepah daun. Hasil penelitian menunjukkan empat gejala serangan pada tajuk tanaman sagu dengan rata-rata intensitas serangan ringan. Insidensi serangan tertinggi (37.5%) pada fase sapihan dengan gejala serangan bentuk guntingan pada daun. Selanjutnya diperoleh tujuh jenis serangga fitofagus yang berasosiasi dengan tajuk tanaman sagu. Masing-masing fase imago serangga menimbulkan kerusakan daun dengan ciri khas berbeda, sehingga dapat berpeluang menimbulkan kerusakan berat pada tajuk tanaman sagu.
Pengaruh Konsentrasi Katalis KOH dan Temperatur KENDRI WAHYUNINGSIH; WEGA TRISUNARYANTI
Buletin Palma Vol 16, No 1 (2015): Juni, 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v16n1.2015.57-65

Abstract

ABSTRAK Minyak nabati sebagai bahan bakar kendaraan bermotor memiliki kelebihan, yaitu  ramah lingkungan dibanding dengan bahan bakar minyak bumi, namun dalam pemanfaatannya dijumpai berbagai kendala, yakni tidak stabil  terhadap temperatur yang disebabkan sifat asam lemak dan kekentalannya. Penelitian tentang pengaruh konsentrasi katalis KOH dan temperatur dalam etanol telah dilakukan terhadap  reaksi transesterifikasi minyak kelapa untuk produksi cocodiesel. Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat kimia dan fisik produk cocodiesel. Metode penelitian  menggunakan minyak kelapa dan etanol dengan variasi konsentrasi katalis KOH secara berurutan 0,25%; 0,50%; 0,75%;  1,00% (dari berat total minyak kelapa dan etanol) direfluks  pada temperatur kamar dan 750C. Identifikasi dengan metode Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa menunjukkan bahwa cocodiesel merupakan campuran senyawa etil ester dengan komposisi senyawa utama etil laurat sebesar 46,77%.  Peningkatan konsentrasi katalis KOH dan temperatur reaksi berpengaruh terhadap  konversi cocodiesel. Cocodiesel yang memiliki karakter fisik mendekati spesifikasi biodiesel dicapai untuk reaksi transesterifikasi pada temperatur kamar dengan konsentrasi katalis KOH 0,25%. Kenaikan kerapatan spesifik cocodiesel mengakibatkan penurunan nilai pembakaran dan meningkatnya kekentalan cocodiesel, sehingga meningkatkan nilai titik tuang yang sangat mempengaruhi proses penyalaan bahan bakar pada temperatur yang rendah.Kata kunci : Minyak kelapa, KOH, etanol, transesterifikasi, cocodiesel. The Effect of KOH Concentration and Temperature Towards the Quality of Cocodiesel ABSTRACT Vegetable oil as fuels for motor vehicles has the advantages of environmental friendly compared with petroleum fuels,  however the utilization of vegetable oil could be found several constraints, one of them was volatileto temperature caused by the characters and viscosity of fatty acids. Research on the effect of KOH catalyst concentration and  temperature in ethanol was carried out on transesterification reaction of coconut oil for the cocodiesel production. The  aim of research was determine the chemical and physical properties of cocodiesel products. The research method using  coconut oil and ethanol with variation of concentration the KOH catalyst, respectively of 0.25%; 0.50%; 0.75%; 1.00 %  (from total weight of coconut oil and ethanol) was refluxed at room temperature and at 750C. Identification by Gas  Chromatography-Mass Spectroscopy showed that cocodiesel were a mixture of ethyl ester compounds with the main  composition of the ethyl lauric of 46.77%. Increasing KOH catalyst concentration and the reaction temperature have  shown  influences  to  cocodiesel  conversion.  The  best  physical  characteristics  of  cocodiesel  produced  by  the  transesterification reaction at room temperature and KOH catalyst concentration at 0.25%. Increasing cocodiesel specific  density caused impairment of the combustion and promuting the cocodiesel viscosity, so that could increase the value of pur point which have greatly impact to the fuel ignition process at low temperatures.Keywords : Coconut oil, KOH, ethanol, transesterification, cocodiesel.
Keragaman Genetik Kultivar Kelapa Dalam Mapanget (DMT) dan Dalam Tenga (DTA) Berdasarkan Penanda Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) DONATA S. PANDIN
Buletin Palma No 36 (2009): Juni, 2009
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v0n36.2009.17-29

Abstract

Genetic Diversity of Mapanget Tall (DMT) and Tenga Tall (DTA) Coconuts based on Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD)The objective of this research were to determine genetic diversity within and inter population of Mapanget Tall (DMT) and Tenga Tall (DTA) coconuts, and their genetic relationship based on RAPD ( ). Research was done at Plant Biology Laboratory of Center Research of Genetic Resources and Biotechnology, Institut Pertanian Bogor, from February to May 2007. The result showed that ten RAPD 10-primer used could separate DMT and DTA in each group. Genetic diversity within population was relatively narrow, so that selection in order to improve character in each population must be done selectively. Genetic relationship between DMT dan DTA populations was high (52%), so that crossing between these population will give highest heterosis effect.
Konservasi Kecambah Aren dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Bibit Aren YULIANUS R. MATANA; ENDAH R. PALUPI
Buletin Palma Vol 15, No 1 (2014): Juni, 2014
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v15n1.2014.64-74

Abstract

Penelitian telah dilakukan di Laboratorium IPB Leuwikopo Dramaga, dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh teknik konservasi kecambah aren terhadap pertumbuhan bibit aren. Benih yang digunakan berasal dari Sulawesi Utara lalu dikecambahkan selama 1-2 minggu hingga ukuran apokol mencapai 2,0 – 3,5 cm. Penelitian percobaan disusun dalam rancangan split plot berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdidi atas dua faktor. Faktor utama adalah teknik konservasi kecambah aren (P), faktor anak petak adalah lama konservasi (K). Teknik konservasi kecambah terdiri atas tujuh perlakuan, yaitu (P0) dikemas dalam kantong plastik (kontrol), (P1) menggunakan arang sekam kadar air 10%, (P2) menggunakan arang sekam kadar air 20%, (P3) menggunakan arang sekam kadar air 30%, (P4) menggunakan serbuk gergaji kadar air 10%, (P5) menggunakan serbuk gergaji kadar air 20% dan (P6) menggunakan serbuk gergaji kadar air 30%. Lama konservasi terdiri atas tiga perlakuan, yaitu (K0) tanpa konservasi, (K1) 1 minggu konservasi dan (K2) 2 minggu konservasi. Secara keseluruhan terdapat 21 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 63 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri atas 10 kecambah aren sehingga dibutuhkan 630 kecambah aren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang sekam dengan kadar air 20% dan 30% dapat digunakan sebagai media pengiriman kecambah aren dengan jangka waktu dua minggu. Kualitas terbaik bibit aren dihasilkan dari kecambah yang dikonservasi dengan arang sekam dengan kadar air 20% dan 30%. Kata kunci : Kecambah aren, konservasi dan serbuk gergaji.ABSTRACTThe conservation technique of seedling and impact to growth of sugar palm seedlingsThe study was conducted in the Laboratory of seed Science and technology IPB Leuwikopo Dramaga, the aim of this research was to knowed effect of techniques conservation seedling to growth of sugar palm seedling. Seeds were taken from the North Sulawesi and germinated for 1-2 weeks until long apokol 2.0 - 3.5 cm. The research was done in a split plot design based on randomized complete block design (RAK) with two factors. The main factor is the conservation techniques seedlings (P), subplot factor is time conservation (K). The Conservation techniques was seven treatments i.e packed in plastic bags (PO=controls), using rice husk content of 10%(P1), using rice husk moisture content of 20%(P2), using rice husk moisture content 30% (P3), using saw dusk moisture content 10%(P4), using saw dusk moisture content 20% (P5) and using using saw dusk moisture content 30%(P6). The Time conservation treatment which consists of three i.e without conservation (KO), one week conservation (K1) and two weeks of conservation (K2). Overall there were 21 treatment combinations. Each treatment was repeated three times to obtain 63 experimental units, each unit consisting of 10 seedlings that required 630 seedlings. The results showed that the husk charcoal with water content of 20% and 30% can be used as a delivery medium seedling with duration of two weeks. The best quality seedlings are produced from rice husk with water content 20% and 30%.
Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Maliangkay Ronny Bernhard
Buletin Palma No 34 (2008): Juni, 2008
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v0n34.2008.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pupuk organik kotoran sapi terhadap pertumbuhan vegetatif bibit kelapa Dalam Mapanget (DMT). Penelitian dilaksanakan mulai Oktober 2007 hingga Juni 2008 di Kebun Percobaan Kayuwatu Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado, Sulawesi Utara. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan dengan ulangan 3 kali.  Bibit kelapa yang sudah mempunyai satu buah daun terbuka penuh dalam polibag diberi perlakuan pupuk kotoran sapi dengan takaran, yaitu 0; 250; 500; 750; 1.000 dan 1.250 g dan pupuk anorganik dalam bentuk campuran pupuk Urea, SP36 dan KCl dengan perbandingan berturut-turut 10; 7,5 dan 15 g tiap bibit serta tanpa pupuk (Kontrol). Diamati tinggi bibit, lingkar batang dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif bibit kelapa.  Pertumbuhan tinggi bibit, lingkaran batang dan jumlah daun tertinggi pada takaran 500 g/tiap bibit.
Pengaruh Pengupasan Benih dan Jenis Mulsa Terhadap Kecepatan Berkecambah dan Daya Kecambah Benih Pinang (Areca catechu L.) MUHAMMAD NUR; nFn MIFTAHORRACHMAN
Buletin Palma Vol 13, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v13n2.2012.122-126

Abstract

Penelitian bertujuan untuk memperoleh benih pinang yang cepat berkecambah dan daya kecambah yang tinggi. Penelitian dilakukan di KP. Mapanget, Balai Penelitian Tanaman Palma, selama dua bulan (Mei - Juli 2011). Benih yang digunakan adalah aksesi pinang Sumatera Barat yang ditanam di KP. Kayuwatu Balai Penelitian Tanaman Palma. Penelitian berbentuk percobaan faktorial 2 x 5 x 3, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sehingga terdapat 30 unit percobaan. Setiap unit percobaan menggunakan 10 benih. Faktor A = pengupasan sabut (A), yang terdiri atas: benih tidak dikupas (A0) dan benih dikupas (A1). Faktor B jenis mulsa, terdiri atas: tanpa mulsa (B0), daun pinang (B1), daun kelapa (B2), sabut pinang (B3) dan sabut kelapa (B4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara pengupasan benih dan pemberian mulsa terhadap kecepatan berkecambah tetapi mempengaruhi daya kecambah benih pinang. Namun secara factor tunggal, pengupasan benih dan jenis mulsa mempengaruhi kecepatan berkecambah. Kata kunci : Pengupasan sabut, mulsa, kecepatan berkecambah, daya kecambah, pinang.ABSTRACTEffect of Peeling Husk and Type of Mulch on Germination Rate and Viability of Arecanut (Areca catechu L.)The study was conducted in the experimental station of IPRI in Mapanget from May to July, 2012 to obtain rapid and high percentages of germination of betel seeds. A factorial experiment 2 x 5 x 3 was laid-out in a randomized block design with 30 experimental units. Two factors, stripping seeds (factor A) and types of mulch (factor B) were used. The factor A was consisted of two levels, without stripping seeds (A0) and stripping seeds (A1). The factor B consisted of without mulch (B0), betel leaves (B1), coconut leaves (B2), betel coir (B3), and coconut coir (B4). The results showed that there is no interaction effect of two factors on germination rate of betel seeds. However, as a single factor stripping seeds ang mulch type affect the germination rate. Interaction between stripping seeds and mulch types affect the viability of betel nut (A1) can speed-up germination rate 14.33 days after sowing. Keywords: Peeling husk;mulch;germination rate;viability;arecanut
Pemanfaatan Arang Tempurung dan Debu Sabut Kelapa Sebagai Pupuk Organik / The Utilization of Charcoal and Coconut Dust as Organic Fertilizer Yulianus Rompah Matana; Nurhaini Mashud
Buletin Palma No 31 (2006): Desember, 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v1n31.2006.46-53

Abstract

The increasing of an organic fertilizer price causing utilization of alternative fertilizer, namely organic fertilizer. Charcoal and coconut dust  have potency as an organic fertilizer because it contents some nutrients. The utilization of charcoal and coconut dust as organic fertilizer more economic than anorganic fertilizer. The utilization of charcoal and coconut dust promote the government program regarding organic farming in 2010. The impact of utilization of organic fertilizer are increasing the farmers income and environmental health and safety   RINGKASAN Pencabutan subsidi pupuk oleh pemerintah menyebabkan nilai jual pupuk anorganik meningkat. Keadaan ini menyebabkan penggunaan pupuk-pupuk alternatif yaitu pupuk organik sebagai pengganti pupuk anorganik. Arang tempurung dan debu sabut berpotensi sebagai pupuk organik karena kandungan unsur hara yang terdapat dalam kedua bahan tersebut. Penggunaan arang tempurung dan debu sabut kelapa sebagai pupuk organik lebih ekonomis dari pada pupuk anorganik. Pemanfaatan arang tempurung dan debu sabut menunjang program pemerintah tentang menuju pertanian organik pada tahun 2010. Dampak yang akan dirasakan adalah peningkatan pendapatan petani dan mutu lingkungan tetap terjaga.

Page 5 of 22 | Total Record : 220