cover
Contact Name
Nyoman Pasek Nugraha
Contact Email
paseknugraha@gmail.com
Phone
+6281999131789
Journal Mail Official
paseknugraha@gmail.com
Editorial Address
Jl. Udayana, Kampus Tengah, Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha
ISSN : 26141876     EISSN : 26141884     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jjtm.v7i1.18616
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran teknik. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan teknik mesin bagi masyarakat akademik. Jurnal ini terbit 3 kali setahun.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 250 Documents
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN POSISI (3G) SAMBUNGAN VERTICAL UNTUK KELAS XI DI SMK N 3 SINGARAJA Junaedi, Gede Tomi; Dantes, Kadek Rihendra; Dewi, Luh Joni Erawati
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v6i1.11683

Abstract

Pendidikan merupakan sentra pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.Pernyataan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran langsung berbasis media digital dipandang cocok untuk dikembangkan dilihat dari karakteristik siswa di SMK N 3 Singaraja. Pembelajaran langsung berbasis media digital dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan bertahap-tahap, serta menarik karena diinovasikan dalam implementasinya. Keberhasilan penerapan model pembelajaran langsung telah banyak terbukti oleh beberapa penelitian. Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis simulasi ini disamping memerlukan alat-alat pengelasan, benda kerja, camera, dan software yang memadai tentunya dalam pembuatan pengembangan ini diperlukan metode pengembangan yang bisa dijadikan acuan dalam pembuatanya. Model ini adalah salah satu dari model prosedural, yaitu model menyarankan agar penerapan prinsip disain pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh secara berurutan. Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran langsung berbasis media digital dipandang cocok untuk dikembangkan dilihat dari karakteristik siswa di SMK N 3 Singaraja. Pembelajaran langsung berbasis media digital dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan bertahap-tahap, serta menarik karena diinovasikan dalam implementasinya. Keberhasilan penerapan model pembelajaran langsung telah banyak terbukti oleh beberapa penelitian. Pada penelitian Limau, (2011) yang berjudul penerapan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran teknik las MIG/MAG terhadap hasi belajar dan aktivitas siswa kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Bantul, menunjukkan bahwa model pembelajaran langsung, sehingga dapat disimpulkan baha media pembelajaran ini sangat baik dan efisien untuk di terapkan dalam dunia pembelajran. Kata Kunci : Kata Kunci: Media Pembelajran Digital, Pelajaran Pengelasan Posisi Vertical (3G), dan SMK Negeri 3 Singaraja Education is a center for the establishment of quality human resources. This statement is in line with national education objectives. In line with this, direct digital media-based learning model looks suitable to be developed seen from the characteristics of students in SMK N 3 Singaraja. Direct digital media-based learning can help students with basic knowledge and gain information that can be taught gradually, and attract it because it is innovated in its implementation. The successful implementation of the direct learning model has been proven by several studies. In the development of simulation-based learning media in addition to requiring welding tools, work pieces, cameras, and software required in making this development required a method that can be used as a reference in mades. This model is one of the procedural models, namely the general model to apply the principles of learning design tailored to the steps that must be taken in sequence. In line with this, direct digital media-based learning model looks suitable to be developed seen from the characteristics of students in SMK N 3 Singaraja. Direct digital media-based learning can help students with basic knowledge and gain information that can be taught gradually, and attract it because it is innovated in its implementation. The successful implementation of the direct learning model has been proven by several studies. In Limau research, (2011), which is applying direct learning model in MIG / MAG welding technique to learning and activity of X class student at SMK Muhammadiyah 1 Bantul, shows direct learning model, so it can be concluded that this learning media is very good And efficient to apply in the world of learningkeyword : Keywords: Digital Enlargement Media, Position Welding Lessons, and SMK Negeri 3 Singaraja
PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP CAPAIAN SUHU OPTIMAL HASIL RANCANGAN COOLBOX ZERO POLLUTION Riandika, Putu; Wigraha, Nyoman Arya; Nugraha, I Nyoman Pasek
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v6i3.14989

Abstract

Pemanfaatan teknologi telah merambah dalam semua aspek kehidupan manusia, salah satunya teknologi pada bidang peralatan rumah tangga . Household appliances adalah salah satu contoh teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan manusia akan berbagai factor seperti, kemudahan, keandalan kenyamanan, ekonomi, dan sebagainya. Ini terlihat pada penjualan lemari es yang terus meningkat ditiap tahunnya. Namun perkembangan mesin pendingin masih belum sempurna karena masih terdapat kekurangan dilihat dari digunakannya bahan kimia yang kurang ramah lingkungan seperti Freon. Maka dari itu penulis berkeinginan untuk merancang dan meneliti Coolbox Zero Pollution yang tidak menggunakan Freon. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan unjuk kerja dari Coolbox Zero Pollution dan mengetahui pengaruh kecepatan aliran fluida terhadap suhu yang dicapai Coolbox Zero Pollution. Dari hasil penelitian didapatkan penggunaan kecepatan aliran 0,033 m/s perbandingan suhu fluida radiator coolant, air + radiator coolant, dan air adalah 12,180C : 12,450C : 13,420C. Pada penggunaan kecepatan aliran 0,049 m/s perbandingan suhu fluida radiator coolant, air + radiator coolant, dan air adalah 11,630C : 12,110C : 13,060C. Pada penggunaan kecepatan aliran 0,071 m/s perbandingan suhu fluida radiator coolant, air + radiator coolant, dan air adalah 11,170C : 11,620C : 12,470C.Kata Kunci : coolbox, peltier, pompa, fluida, suhu, pendingin Utilization of technology has penetrated in all aspects of human life, one of them technology in the field of household appliances. Household appliances is one example of technology that continues to grow following human needs for various factors such as convenience, comfort, economy, reliability, and so on. This is seen in the sales of refrigerators that continue to increase each year. However, the development of the cooling machine is still not perfect because there are still deficiencies seen from the use of less environmentally friendly chemicals such as Freon. Therefore the author intends to design and examine Coolbox Zero Pollution which does not use Freon. This study aims to optimize the performance of Coolbox Zero Pollution and to know the effect of fluid flow velocity on temperature reached by Coolbox Zero Pollution. From the result of the research, the use of flow velocity of 0.033 m / s temperature ratio of fluid radiator coolant, water + radiator coolant, and water is 12,180C: 12,450C: 13,420C. At a flow rate of 0.049 m / s the temperature ratio of the fluid radiator coolant, water + radiator coolant, and water is 11.630C: 12.110C: 13.060C. At a flow rate of 0.071 m / s the temperature ratio of the fluid radiator coolant, water + radiator coolant, and water is 11,170C: 11,620C: 12,470Ckeyword : coolbox, peltier, pump, fluid, temperature, cooler
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGGERAK MEKANIK SATU SUMBU PADA SOLAR PANEL Rafsandita, I Gusti Lanang Yoga; Widayana, Gede; Sutaya, I Wayan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i1.9171

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama 10 - 12 jam dalam sehari. Data Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi pada tahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW. Kebanyakan panel surya dipasang permanen dengan sudut elevasi yang tetap (fixed elevating angles). Hal ini menyebabkan panel surya tersebut tidak dapat menyerap radiasi matahari secara optimal. Penyerapan radiasi matahari akan optimal jika arah radiasi matahari tegak lurus terhadap permukaan bidang panel surya. Penulis tertarik untuk merancang dan membuat alat yang dapat dipergunakan untuk menempelkan panel sel surya tetap dalam kondisi intensitas matahari yang maksimum. Dalam hal ini, menggunakan satu sumbu. dengan telah dibuatnya alat penggerak mekanik satu sumbu pada solar panel ini, penulis dapat memberikan gambaran tentang pembangkit listrik tenaga surya kepada masyarakat. Selain itu dengan adanya penggerak mekanik pada solar panel ini, solar panel bisa lebih besar menghasilkan tegangan pada baterai daripada solar panel tanpa penggerak. Dan dari percobaan menggunakan penggerak mekanik satu sumbu ini menghasilkan tegangan di pukul 08.00 pada baterai nominal sebesar 2,04V hari pertama, 2,05V hari kedua dan 2,03V hari ketiga dan di akhir perhitungan pukul 16.00 tegangan pada baterai menujukan nominal sebesar 11,18V hari pertama, 11,27V hari kedua dan 11,3V hari ketiga.Kata Kunci : Solar Panel, Tipe BCT30-12, Penggerak Satu Sumbu Indonesia is a country that has different kinds of energy resources in sufficient quantities abundant. then Indonesia will be always exposed to the sun for 10-12 hours a day. Data Director General of Electricity and Energy Development in 1997, the installed capacity of solar power in Indonesia reached 0.88 MW of the available potential of 1.2 x 109 MW. Most solar panels are installed permanently at a fixed elevation angle (fixed elevating angles). This causes the solar panels can not absorb solar radiation optimally. Absorption of solar radiation would be optimal if the solar radiation direction perpendicular to the surface of solar panel field. Writers interested in designing and creating tools that can be used to attach the solar panels remain in a state of maximum intensity of the sun. In this case, using a single axis. to have made a mechanical actuator on the solar panel one axis, the author can give an idea of solar power plants to the public. In addition to the mechanical drive on the solar panels, the solar panels generate voltage can be larger than the solar panel to the battery without driving. And from experiments using mechanical drive one axis produces a voltage at 08.00 at a total nominal battery 2,04V first day, 2,05V 2,03V second day and third day and at the end of the calculation 16.00 nominal voltage of the battery addressed by 11,18V the first day, 11,27V 11,3V second day and third day.keyword : Solar Panel, Type BCT30-12, Activator One Wick
ANALISIS AERODINAMIKA PADA PERMUKAAN BODI KENDARAAN MOBIL LISTRIK GASKI (GANESHA SAKTI) DENGAN PERANGKAT LUNAK ANSYS 14.5 Prihadnyana, Yudi; Widayana, Gede; Dantes, Kadek Rihendra
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i2.11246

Abstract

Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju bentuk dari bodi sebuah kendaraan sangatlah diperhitungkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Untuk itu, dilakukan analisis Aerodinamika pada pemukaan bodi mobil listrik gaski dengan menggunakan perangkat lunak Ansys 14.5, yang bertujuan untuk mengetahui aliran fluida dan nilai koefisient drag pada mobil listrik Gaski bodi standar dan modifikasi. Setelah proses analisis dilakukan, didapatkan hasil velocity udara maksimum body standar sebesar 17,4324 m/s dan body modifikasi sebesar 17,7321 m/s dan pressure maksimum yang terjadi pada mobil listrik Gaski body standar sebesar 83,2143 Pa, dan minimum sebesar -189,879 Pa. sedangkan pressure maksimum yang terjadi pada mobil listrik Gaski body modifikasi sebesar 83,2143 Pa. dan minimum pressure diperoleh -182,128 Pa. nilai Koefisient drag dari mobil listrik Gaski body standar sebesar 0,00474 sedangkan pada body modifikasi sebesar 0,00407. Dari hasil peneletian tersebut didapatkan bahwa setalah dilakukan modifikasi pada bodi mobil listrik gaski terdapat beberapa perubahan diantaranya terjadi peningkatan kecepatan laju aliran udara atau velocity udara meningkat 1,72 % sedangkan tekanan yang diterima oleh bodi setelah dimodifikasi menurun 1,39 % dan Nilai koefisien drag pada mobil listrik gaski dapat diturunkan 14,14 % setelah dimodifikasi.Kata Kunci : kata kunci : Aerodinamika, aliran fluida, bodi kendaraan, With the technological development of the more advanced form of the body of a vehicle is very calculated to achieve certain goals. For that purpose, Aerodynamic analysis was performed on the electric car body surface by using Ansys 14.5 software, which aims to find out the fluid flow and coefficient value of drag on electric car Gaski standard body and modification. After the analysis process is done, the result of the maximum air velocity of the standard body is 17,4324 m / s and body modification of 17,7321 m / s and the maximum pressure happened to electric car Gaski body standard equal to 83,2143 Pa, 189,879 Pa. While the maximum pressure that occurs on electric cars Gaski body modification of 83.2143 Pa. And the minimum pressure obtained -182.128 Pa. Coefficient value of drag from electric car Gaski body standard of 0,00474 while at body modification equal to 0,00407. From the results of the research was found that after modification on the body of electric car gaski there are some changes such as increase the speed of air flow rate or air velocity increased by 1.72%, while the pressure received by the body after modification decreased 1.39% and the value of drag coefficient on Electric car gaski can be derived 14.14% after modified.keyword : Keywords : Aerodynamic, fluid flow rate, Vehicle body.
Analisis Kekuatan Impact Komposit Matrix Polyester Berpenguat Serat Rami Dengan Perlakuan Alkali 0%, 5%, 10%, Dan 15% NaOH Untuk Bodi Kendaraan Ganesha Sakti Subadra, I Nengah; Nugraha, I Nyoman Pasek; Dantes, Kadek Rihendra
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v6i2.14723

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan alkali terhadap kekuatan impak dan model patahan komposit polyester berpenguat serat rami. Penelitian ini merupakan penelitian metode eksperimen dengan variable terikat kekuatan impak, dan varibel bebas yaitu perlakuan alkali dengan konsentrasi larutan NaOH 0%,5%, 10%, dan 15%. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat Fhitung sebesar 3.131,2 dimana taraf pada Ftabel signifikansi 5% sebesar 2,57. Berdasarkan uji signifikansi di atas, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan H1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifiksn dari variasi perlakuan alkali 0%, 5%, 10%, dan 15% NaOH pada serat terhadap sifat mekanik komposit berpenguat serat rami terhadap uji impak, dimana terdapat perbedaan kekuatan impak antara perlakuan alkali|t1-2| ∶t=19,38, |t1-3| ∶t=23,2, |t1-4| ∶t=28,8, |t2-3| ∶t=3,84, |t2-4| ∶t=9,43 ,|t3-4| ∶t=5,59. Secara mikroskopik pada perlakuan alkali 0%, 5%, 10%, dan 15% NaOH rata-rata mengalami patahan getas (briettle) dan mekanisme fibre pull out. Pada perlakuan alkali 0% NaOH pada serat ada bagian yang tidak terkena matrik dengan sempurna (delaminasi).Kata Kunci : kekuatan impak, model patahan, NaOH, perlakuan alkali. This research aims to determine the effect of alkali toward the impact strength and friction model of polyester fiber-reinforced fabric. This research uses experimental method with the existing variables, and the free variables are alkali treatment with 0%, 5%, 10%, and 15% NaOH concentration. Based on calculations that have been done, the result found that Fcount of 3.131.2 where the level on Ftable 5% significance of 2.57. Based on significance test above, it can be concluded that H0 is rejected, and H1 states that there is a significant difference of each alkali load of 0%, 5%, 10%, and 15% NaOH on optical fiber to optical fiber. , where there are various impact strengths between alkali treatments |t1-2| ∶t=19,38, |t1-3| ∶t=23,2, |t1-4| ∶t=28,8, |t2-3| ∶t=3,84, |t2-4| ∶t=9,43 ,|t3-4| ∶t=5,59. Microscopically, on the alkaline treatment of 0%, 5%, 10%, and 15% NaOH mean averages of stain loss (briettle) and fiber pull out mechanism. In the alkaline treatment of 0% NaOH in the fiber, there is a part that is not exposed to the matrix perfectly (delamination)keyword : impact strength, fracture model, NaOH, alkali treatment.
STUDI KOMPARASI PERBANDINGAN AIR DAN UDARA SEBAGAI MEDIA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP PENCAPAIAN SUHU OPTIMAL SIKLUS PRIMER PADA PROTOTIPE WATER CHILLER Abdi Pranata, I Gede; Dantes, Kadek Rihendra; Pasek Nugraha, I Nyoman
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v7i1.18754

Abstract

Kondensor adalah sebuah alat pada sistem refrigerasi mesin pendingin yang berfungsi sebagai pemindah panas pada refrigerant yang memiliki temperatur tinggi akan diserap lalu dihembuskan oleh media penghambat panas yang ada pada kondensor sehingga menyebakan uap refrigerant mengembun menjadi cair. Air merupakan media pendinginan yang tepat sebagai media pendinginan untuk kondensor, karena air memiliki konduktifitas termal lebih baik dibandingkan dengan udara yaitu dengan nilai air 0,56 J/m.s.ÌŠC dan udara 0,023 J/m.s.ÌŠC . Sehingga laju perpindahan panas lebih cepat dan suhu yang dihasilkan dengan rentang waktu 20 menit kerja pada chilled water tank supply. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan posisi kondensor didalam air yang dialiri air bersikulasi melalui saluran dari wadah kondensor, lalu mengalir ke wadah 1 dan 2 yang sudah disediakan, kemudian disirkulasikan kembali menuju wadah kondensor. Hasil yang didapat dari penelitian menunjukan suhu yang dihasilkan oleh air pendingin kondensor dengan nilai 6,725 ÌŠC lebih baik dibandingkan dengan udara pendingin kondensor dengan nilai 14,25 ÌŠC dalam waktu 20 menitKata Kunci : Kondensor, air, suhu, air pendingin kondensor, udara pendingin kondensor The condenser is a device in the refrigeration system that functions as a heat transfer machine in refrigerants that have high temperatures will be absorbed and then exhaled by heat inhibiting media that are on the condenser so that the refrigerant vapor condenses into liquid. Water is the right cooling medium as a cooling medium for condensers, because water has better thermal conductivity than air, with a water value of 0.56 J / m.Co and air 0.023 J / m.Co. So that the heat transfer rate is faster and the temperature produced with a span of 20 minutes works on the chilled water tank supply. The study was carried out experimentally with the condenser position in water circulating through water from the condenser container, then flowing into containers 1 and 2 that have been provided, then recirculated to the condenser container. The results obtained from the study showed that the temperature produced by the water cooled condenser with a value of 6.725 ÌŠC was better than the air cooled condenser with a value of 14.25 ÌŠC within 20 minuteskeyword : Condenser, water, temperature, water cooled condenser, air cooled condenser
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT MATRIKS POLIMER POLYESTER DIPERKUAT SERAT AGAVE SISAL Aprianto, Gede; Nugraha, I Nyoman Pasek; Dantes, Kadek Rihendra
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v4i1.8044

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi volume terbaik dari sifat mekanik komposit matriks polimer polyester yang diperkuat serat alam agave sisal. Sifat mekanik yang dimaksud adalah kekuatan impak dan mikrografi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode single factor repeated measures design. Pembuatan sampel komposit matriks polimer polyester yang diperkuat serat alam agave sisal menggunakan metode hand lay up. Variasi fraksi volume serat yang digunakan adalah 0%, 20%, 40%, dan 60%. Setiap fraksi volume serat yang diuji, dibuatkan masing-masing 10 (sepuluh) buah spesimen. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini di dapat dari energi serap (Es) pengujian impak yang selanjutnya diolah dan dianalisa menggunakan Anava As. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Fraksi volume serat terbaik dalam pengujian impak adalah fraksi volume serat 40% dengan kekuatan impak sebesar 4.092,00818 J/m2, sedangkan fraksi volume serat terendah adalah fraksi volume serat 0% dengan kekuatan impak sebesar 604,50120 J/m2; (2) Berdasarkan hasil pengujian mikrografi dari patahan hasil pengujian impak menunjukkan bahwa secara umum pola patahan yang terjadi pada komposit adalah kombinasi dari patahan getas (brittle fracture) dan pull-out fibers fracture atau dikenal dengan patahan sikat (brush fracture). Kesimpulan dari penelitian ini adalah fraksi volume serat 40% memiliki sifat mekanik terbaik dibandingkan dengan fraksi volume serat lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan baku alternatif pengganti serat gelas, dimana kekuatan impak yang dihasilkan sebesar 4.092,00818 J/m2. Dilihat dari hasil pengujian mikrografi, secara umum dikategorikan memiliki pola patahan sikat (brush fracture).Kata Kunci : komposit, matriks polimer polyester, serat alam agave sisal, sifat mekanis This research aims to know the best fiber volume fraction on mechanical properties of agave sisal natural fiber which is reinforced by polyester matrix composites. Those mechanical properties are the impact strength and the micrographic. The research design used in this research is an experimental research with single factor repeated measures design method. The manufacture of agave sisal natural fiber which is reinforced by polyester matrix composites specimens used hand lay-up methods. The variations of the fiber volume fraction used were 0%, 20%, 40% and 60%. There are 10 (ten) pieces of specimens for each tested fiber volume fraction. The research data was obtained from specimens absorbed energy (Es). Then, they were processed and analyzed by using Anova As. The result of this research showed that: (1) the best fiber volume fraction during impact testing is 40% with 4.092,00818 J/m2 of the impact strength. Meanwhile, the worst fiber volume fraction is 0% with 604,50120 J/m2 of the impact strength; (2) based on the micrographic test, the fractures from the impact test showed that the pattern of those fractures generally consists the combination of brittle fractures and pull-out fiber fractures. This combination is known as brush fractures. The conclusion of this research is the 40% of fiber volume fraction has the best mechanical properties compared to the other fiber volume fraction. Thus, it can be used as the alternative raw material for fiberglass. The impact strength produced was 4.092,00818 J/m2. Based from the micrographic test, the fraction is categorized as the brush fractures pattern.keyword : agave sisal natural fiber, composite, material properties, polyester polymer matrix
PENGARUH VARIASI KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN PUTAR MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA BAHAN BAJA ST 37 Sutrisna, Kadek; Nugraha, I Nyoman Pasek; Dantes, Kadek Rihendra
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i3.20248

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kedalaman potong dan kecepatan putar mesin bubut terhadap kekasaran permukaan benda kerja hasil pembubutan rata pada bahan baja ST  37. Penelitian ini merupakan penelitian metode eksperimen dengan variabel terikat yaitu kekasaran permukaan, dan variabel bebas yaitu  kedalaman potong dan kecepatan putar.Dari  hasil uji analisis statistik varian dua jalur dimana kedalaman potong menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 26,860 lebih besar dari F tabel = 4,11 (Fh > Ft). Ini berarti bahwa   diterima  yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kekasaran permukaan bahan baja st 37 antara kedalaman potong 0,4 mm dibandingkan dengan kedalaman potong  0,8 mm. Pada  kecepatan putar diproleh nilai  F hitung sebesar 4,565 lebih besar dari F tabel 4,11 (Fh > Ft). Ini berarti bahwa  diterima yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kekasaran permukaan bahan baja st 37 antara kecepatan putar 330 rpm dibandingkan dengan kecepatan putar 490 rpm,  dan hasil uji analisis varian dua jalur antara kedalaman potong dengan kecepatan putar  menunjukan nilai F hitung sebesar 73.229 lebih besar dari F tabel 4.11 (Fh > Ft). Ini berarti bahwa   diterima yang menyatakan terdapat interaksi yang signifikan kekasaran permukaan bahan baja st 37 antara  kedalaman potong 0,4 mm dan kedalaman potong 0,8 mm dibandingkan dengan kecepatan putar 330 RPM dan kecepatan putar 490 rpm. Bedasarkan dari hasil yang telah didapat bahwa kedalaman potong 0,4 mm dengan kecepatan 490 rpm mengasilkan hasil pembubutan yang lebih halus dibandingkan dengan kedalaman potong 0,8 mm dengan kecepatan 330 rpm, kedalaman potong 0,4 mm dengan kecepatan 330 rpm, dan kedalaman potong 0,8 mm dengan kecepatan 490 rpm.                                                                                                                         Kata kunci :pengaruh kedalaman potong, pengaruh kecepatan putar, kekasaran permukaan. ABSTRACTThe aims of this study is  to determine the effect of variation of depth cutting and lathe speed rotation on roughness surface of the flat scaling work-piece on steel materials ST 37. This is an experimental method research with the dependent variable that is roughness surface, and the independent variables are depth cutting and rotational speed.From the test results of statistical analysis of two-lane variants where the depth of cut shows that the value of F arithmetic of 26.860 is greater than F table = 4.11 (Fh> Ft). This means that  is accepted which states that there is a significant difference in roughness surface steel materials st 37 between depths cutting of 0.4 mm compared to a depth cutting of 0.8 mm. At the rotational speed, the result F calculated value of 4.565 bigger than F table 4.11 (Fh> Ft). This means that is accepted which states that there is a significant difference in roughness surface material steel ST 37 between rotational speed 330 rpm compared to 490 rpm rotational speed, and the result of the analysis of the two-lane variance between cutting depth and rotational speed shows F calculated value of 73,229 more Large of F table 4.11 (Fh> Ft). This means that  is accepted which states there is significant interaction of surface roughness of st 37 steel material between 0.4 mm cutting depth and 0.8 mm cutting depth compared with rotational speed 330 RPM and 490 rpm rotational speedBased on the results, it can be said that 0.4 mm depth cutting at a speed of 490 rpm yielded a finer grinding result compared to 0.8 mm cutting depth at 330 rpm, 0.4 mm cutting depth at 330 rpm, and cutting depth 0.8 mm with a speed of 490 rpm Keywords: the effect of depth cutting, the effect of speed rotation, roughness surface.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA Randi Wirdana, I Gede; Nugraha, I Nyoman Pasek; Dewi, Luh Joni Erawati
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v6i2.13650

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan chasis di SMK N 3 Singaraja. Kelayakan media pembelajaran ini diperoleh berdasarkan hasil pengujian data, yang didapat dari hasil pengisian angket kelayakan media pembelajaran pemeliharaan chasis. Telah melewati tahapan pengembangan media yaitu analisis kebutuhan, desain produk, desain media, revisi media, revisi produk, validasi, uji coba produk, serta revisi produk akhir. Validasi meliputi validasi dari para ahli materi atau ahli isi dan ahli media pembelajaran. Uji coba media dilaksanakan pada siswa kelas XI ( sebelas ) jurusan teknik sepeda motor di SMK N 3 Singaraja. Aspek kelayakan isi/mata pelajaran yaitu 87,50% sehingga termasuk kedalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Dalam aspek kelayakan media sebesar 88,75% sehingga termasuk kedalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Dalam uji coba perorangan yaitu sebesar 81,25%, sedangkan uji coba kelompok kecil yaitu sebesar 84,37% dan dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba lapangan yaitu sebesar 87,50% sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik dan layak digunakan pada saat proses belajar.Kata Kunci : Media Pembelajran, Pemeliharaan Chasis, validitas. This research was a development research aimed to produce learning media on the subject of Chasis maintenance at SMK N 3 Singaraja. The feasibility of learning media was obtained based on the results of data testing, obtained from the results of questionnaires filling the feasibility of learning media process on chasis maintenance subjects had passed the development. Stage of needs analysis media, product design, media design, media revision, product revision, validation, product testing, as well as final product revisions. Validation included validation from content experts and learning media experts. Media trials were conducted on students of class XI (eleven) majoring in motorcycle engineering at SMK N 3 Singaraja. The content/subjects feasibility aspect was 87.50% which categorized into very good criteria therefore it was suitable to be used in learning. In the aspect of media feasibility with 88.75%, it categorized into very good criteria therefore it was proper to be used in learning. In individual testing was 81.25%, while small group testing was equal to 84.37% and in media feasibility aspect and content in field trial that was equal to 87.50% therefore it included in very good criterion which was proper to be used in learning process.keyword : Learning media, Chasis maintenance, validity.
Analisis Perbandingan Durasi Cam Shaft Terhadap Torsi Dan Daya Pada Motor Bensin 4 Langkah Sanjaya, I Gusti Ngurah; Dantes, Kadek Rihendra; Pasek Nugraha, I Nyoman
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v7i1.18589

Abstract

Sepeda motor Honda Vario 110cw merupakan jenis kendaraan automatic dengan mesin konvensional yang artinya proses penyalaan campuran bahan bakar dan udara terjadi di dalam mesin itu sendiri dimana untuk menghasilkan satu tenaga dibutuhkan empat kali langkah piston atau dua kali putaran poros engkol dan satu kali putaran cam shaft. Semakin seringnya penggunaan kendaraan dalam sehari-hari akan membuat performa dari kendaraan ini akan semakin menurun ini dibuktikan dari hasil dynotest motor dalam keadaan standar di dapat hasil rata-rata torsi sebesar 7,17 N.m dan rata-rata daya sebesar 7,16 HP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara detail pengaruh yang terjadi pada penggunaan cam shaft durasi 2300 dan durasi 2350. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dynotest, berdasarkan hasil pengujian dan analisis data Cam shaft durasi 2350 menunjukkan hasil yang lebih baik dari cam shaft standar dan 2300 , dimana pada cam shaft durasi 2350 mendapatkan rata rata torsi sebesar 11,82 N.m. dibandingkan dengan torsi yang didapatkan cam shaft durasi 2300 sebesar 10,53 N.m. Cam shaft durasi 2350 menunjukkan hasil yang lebih baik dari cam shaft standar dan 2300 terhadap daya, dimana pada cam shaft durasi 2350 mendapatkan rata rata daya sebesar 8,06 HP. dibandingkan dengan daya yang didapatkan cam shaft durasi 2300 sebesar 8,02 HP.Kata Kunci : Cam Shaft, Durasi, Daya, Torsi Honda Vario 110cw motorbike is a type of automatic vehicle with conventional engines which means the ignition process of the fuel and air mixture takes place inside the engine itself where to produce one power four times the piston step or twice the crankshaft rotation and one cam shaft rotation. The more frequent use of vehicles in everyday life will make the performance of this vehicle will decrease this is evidenced from the results of the dynotest motor in a standard state with an average torque of 6.46N.m and an average power of 5.86 HP. This research was conducted with the aim to find out in detail the effect that occurred on the use of cam shafts duration of 2300 and duration of 2350. The method that will be used in this study is the experimental method. Data retrieval is done using dynotest, based on the results of testing and data analysis Cam shaft duration of 2350 shows better results than standard cam shafts and 2300, where on the cam shaft the duration of 2350 gets an average torque of 11,82 N.m. compared to the torque obtained by the cam shaft the duration of 2300 is 10,53 N.m. 2350 duration cam shafts show better results than 2300 standard cam shafts for power, where on the 2350 duration cam shafts get an average power of 8,06 HP. compared to the power obtained by the cam shaft the duration of 2300 is 8,02 HP.keyword : Cam shaft, Duration, Power, Torque

Page 5 of 25 | Total Record : 250