cover
Contact Name
Fajaria N. Chandra
Contact Email
fajarianurcandra@upnvj.ac.id
Phone
+62 89654211643
Journal Mail Official
jurnalkesmasupnvj@gmail.com
Editorial Address
Jalan Limo Raya, Limo, Depok
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat
ISSN : 20854366     EISSN : 2684950X     DOI : 10.52022/jikm.v13i1
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat UPN Veteran Jakarta (JIKM UPNVJ) merupakan sarana eksplorasi, ekspresi dan publikasi karya ilmiah berupa hasil penelitian dan penelusuran ilmiah bidang kesehatan masyarakat. Bidang keilmuan kesehatan masyarakat tersebut mencangkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK), Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Gizi Masyarakat, dan Kesehatan Reproduksi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat UPN Veteran Jakarta menerima artikel ilmiah secara terbuka dari pihak manapun yang ingin berperan aktif dalam bidang kesehatan masyarakat.
Articles 147 Documents
Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Pernapasan Dengan Gangguan Pernapasan Pada Pekerja Konstruksi Di Proyek Apartemen Kota Bekasi Pulungan, Rafiah Maharani; Kartikaningsih, Dian
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.058 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.1

Abstract

AbstrakLatar belakang: Gangguan pernapasan pada sektor konstruksi salah satunya disebabkan oleh penggunaan alat pelindung pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan alat pelindung pernapasan dengan gangguan pernapasan pada pekerja konstruksi.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, variabel independen yaitu penggunaan alat pelindung pernapasan dan variabel dependen yaitu gangguan pernapasan. Populasi penelitian adalah 160 pekerja dengan sampel sebanyak 75 pekerja di Proyek Apartemen Grand Dhika City. Instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner. Analisis stastistik univariat dan bivariat dengan uji chi square (α = 0,05).Hasil: Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara frekuensi penggunaan alat pelindung pernapasan dengan p value 0,000 (OR=21,64, 95% CI = 5,460-85,77) dan cara penggunaan alat pelindung pernapasan p value 0,000 (OR=30,00, 95% CI = 3,755-239,69) dengan gangguan pernapasan.Kesimpulan: Disarankan memberikan penyuluhan dan melakukan Training of Trainer (TOT) bagi pihak proyek kepada pekerja tentang alat pelindung pernapasan, meningkatkan pengetahuan dan intensitas pemakaian alat pelindung pernapasan bagi pekerja konstruksi. Relationship Use of Respiratory Protective Equipment And Respiratory Disorders In Bekasi City Apartment Construction Project Workers AbstractBackground: Respiratory disorders in construction workers are caused by the use of respiratory protective equipment. This research aims to analyze the use of respiratory equipment relationship with respiratory disorders in construction workers.Methods: This research uses cross sectional approach. The independent variable is the use of respiratory protective equipment and the dependent variable is respiratory disorders. The population of the research was 160 workers with samples as many as 75 workers at Grand Dhika City Apartment Project. The research instrument is a questionnaire. Univariate and bivariate stastistic analysis with chi square test (α = 0.05).Result: The results showed that there is a relationship between the frequency of use of respiratory protective with p value 0.000 (OR = 21,64, 95% CI = 5,460-85,77) and how the use of respiratory protective with p value 0.000 (OR = 30.00, 95% CI = 3,755-239,69) with respiratory disorders.Conclusion: Recommended to provide counseling and conduct Training of Trainers (TOT) for project parties to workers on respiratory protective equipment, increase knowledge and intensity of use of respiratory protective equipment for construction workers.
ANALISIS KETAHANAN HIDUP PASIEN SEPSIS DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG Purwadi, Happy Novriyanti; Aristadila, Nova Seftya; Latief, Kamaluddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 2 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.275 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i2.2

Abstract

Latar belakang: Sepsis yaitu adanya respon inflamasi karena infeksi. Ada beberapa faktor risiko yang dianggap berperan pada kejadian sepsis, antara lain usia, jenis kelamin, status pembiayaan, diabetes mellitus, infeksi saluran kemih, imobilisasi, decubitus, cardiac arrest, gangguan fungsi hati, gagal ginjal, pneumonia, peritonitis, pemasangan infus, kateter, intubasi, ventilator, kadar hemoglobin, albumin, leukosit dan trombosit.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan retrospektif yaitu menggunakan studi pendekatan kuantitatif dengan subjek dari data rekam medik pasien yang telah dirawat inap di ruang ICU dan perawatan penyakit dalam RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2016-2017. Menggunakan total sampling yaitu 126.Hasil: Distribusi angka kematian tertinggi terdapat pada tahun 2016 yaitu sebanyak 76 pasien (55,0%) dan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 62 pasien (44,9%). Variabel yang terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dan merupakan faktor risiko adalah Diabetes Mellitus (p=0,032, Hazard Ratio=4,082; CI 95%= 1,128-14,768) dengan survival rate 11 hari, Cardiac Arrest (p=0,001, Hazard Ratio=3,446; CI 95%= 1,700-6,985) dengan survival rate 7 hari, Gagal Ginjal (p=0,000, Hazard Ratio=5,953; CI 95%= 2,479-14,294) dengan survival rate 8 hari, Pemasangan Kateter (p=0,072, Hazard Ratio=0,494; CI 95%= 0,229-1,065) dengan survival rate 17 hari, Pemasangan Intubasi Ventilator (p=0,010, Hazard Ratio=2,875; CI 95%= 1,285-6,434) dengan survival rate 13 hari.Kesimpulan: Didapatkan gambaran distribusi kematian sepsis, analisis ketahanan hidup pasien sepsis serta variabel faktor yang berpengaruh terhadap kematian pasien akibat sepsis. Background: Sepsis is the presence of an inflammatory response due to infection. There are several risk factors that are considered to play a role in the incidence of sepsis, including age, sex, financing status, diabetes mellitus, urinary tract infections,immobilization, decubitus, cardiac arrest, liver function impairment, renal failure, pneumonia, peritonitis infusion,intubation, ventilator, hemoglobin level, albumin, leucocytes and platelets.Methods: This research is an analytical study with a retrospective design that uses a quantitative approach study with subjects from medical record data of patients who have been admitted to the ICU room and treatment of diseases in Tangerang General Hospital in 2016-2017. Using total sampling is 126.Results: Distribution of the highest mortality rate was in 2016 as many as 76 patients (55,0%) and in 2017 that is as many as 62 patients (44,9%). Variables that were statistically proven to have a significant association and were risk factors were Diabetes Mellitus (p = 0,032, OR = 4,082; 95% CI = 1,128-14,768) with a survival rate of 11 days, Cardiac Arrest (p = 0,001, OR = 3,446; CI 95% = 1,700-6,985) with 7 days survival rate, Kidney Failure (p = 0,000, OR = 5,953; 95% CI = 2,479-14,294) with 8 days survival, Catheter Installation (p = 0,072, OR = 0,494; 95% CI = 0,229-1,065) with a 17-day survival rate, Ventilator Intubation Installation (p = 0,010, OR = 2,875; 95% CI = 1,285-6,434) with a 13-day survival rate.Conclusion: Of this study shows the distribution of death sepsis, the factors that influence the patient's death due to sepsis and the survival rate of sepsis patients.
FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS PARU PADA NARAPIDANA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN NARKOTIKA JAKARTA Handayani, Rini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 2 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.652 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i2.3

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang masih menjadi permasalahan di dunia. TB dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Salah satu tempat penyebaran tinggi TB adalah Penjara. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa prevalensi TB di Penjara lebih besar dibandingkan dengan prevalensi TB di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor risiko kejadian TB Paru pada narapidana di Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas II A Jakarta tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional, dengan sampel 250 naparidana yang terdata pada tahun 2013 dan masih berada di Lapas Narkotika Kelas II A Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6,2% responden yang mengalami TB Paru. Berdasarkan hasil uji bivariat didapatkan bahwa ada hubungan kejadiaan tuberkulosis paru dengan umur (OR 2,54; 95% CI: 0,86-7,49), status HIV (OR: 10,1; 95%CI: 3,29-31,08), kontak dalam sel (OR: 4,20; 95%CI: 1,44-12,25), kebiasaan meludah (OR: 3,29; 95%CI: 0,73-12,97) dan kebiasaan batuk (OR: 3,04; 95%CI: 0,69-13,82). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa umur (OR: 2,38;95%CI: 0,72-7,89), status HIV (OR: 8,61; 95%CI: 2,66-27,91), dan kontak dalam sel (OR: 4,33; 95%CI: 1,35-13,94) merupakan faktor risiko dominan terhadap kejadian tuberkulosis paru.
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM ANALYSIS DAN DETERMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEMATIAN MATERNAL DI RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016-2017 Zuhron, Susi Shorayasari; Latief, kamaluddin; Ryzkiana, Clara Novani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 4 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 4, November 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.552 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i4.4

Abstract

Latar Belakang: Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah melalui program surveilens yang diimplementasikan dalam program Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA). Hasil pengelolaah data PWS KIA disajikan dalam bentuk narasi, tabulasi, grafik, dan peta. Dirumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang sendiri dalam pelaporan kematian maternal belum adanya penyajian dalam bentuk peta yang digunakan untuk menggambarkan kejadian berdasarkan gambaran geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan wilayah kematian maternal dengan menggunakan geographic information system analisis dan determinan yang berpengaruh di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2016-2017. Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan secara retrospektif dan mempelajari distribusi kasus kematian ibu dengan menggunakan SIG. Populasi penelitian adalah seluruh kasus kematian maternal di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2016-2017. Sampel berjumlah 53 kasus. Analisis data menggunakan analisis spasial dan univariat. Analisis univariat menggunakan Frekuensi. Hasil: distribusi kematian maternal di RSU Kabupaten mengalami penurunan dari Tahun 2016-2017. Tahun 2016: kematian obstetri langsung PEB (46,4%), Usia 20-35 (67,9%), pendidikan SD (42,9%), pekerjaan IRT (64,3%), Gravida >3 (21,4%), Paritas 1-3 (42,9%), Tidak memilki riwayat abortus (28,6%), Cara masuk melalui rujukan (75%), Jenis pembiayaan BPJS (53,6%), Wilayah perkotaan (72,7%). Tahun 2017: kematian obstetric langsung PEB (40%), Usia 20-35 (28%), Pendidikan SD (40%), Pekerjaan IRT (60%), Gravida > 3(28%), Paritas 1-3 (60%), Ada riwayat abortus (20%), Cara masuk melalui rujukan (76%), Jenis pembiayaan BPJS (72%), Wilayah perkotaan (78,6%). Kasus kematian ibu di Kabupaten Tangerang memiliki pola menyebar, sebanyak 1-2 kematain setiap desa/kecamatan, 75% berasal dari perkotaan. Ibu yang berasal dari luar Kabupaten Tangerang tahun 2016 (21,4%) dan 2017 (44%). Kesimpulan: Kasus kematian ibu memiliki pola menyebar. Kasus paling banyak masuk melalui rujukan, sebagian besar berdomisili diwilayah perkotaan. Geographic Information System Analysis And Determinants Of Maternal Mortality In Tangerang Public Hospital Abstract Background: one of the efforts to reduce maternal and infant mortality is through a surveillance program implemented by the local mother and child health monitoring program (PWS KIA). Results of data processing PWS KIA presented in the form of narration, tabulation, graphics, and maps. At the Tangerang District Public Hospital, in the reporting of maternal deaths, there is no presentation in the form of maps used to describe events based on geographic representation. This study aims to determine the mapping of maternal mortality areas by using geographic information system analysis and influential determinants in Tangerang district public hospital in 2016-2017. Research Methods: This type of research is an analytical study, using quantitative methods and retrospective approach and studying the distribution of maternal mortality cases using GIS. The study population is all cases of maternal deaths in Tangerang District General Hospital in 2016-2017. The sample was 53 cases. Data analysis using spatial and univariate analysis. Univariate analysis using frequency. Results: maternal mortality distribution in Tangerang District General Hospital decreased from 2016-2017. The year 2016: the direct obstetric death of PEB (46.4%). Age of 20-35 (67.9%), elementary education (42.9%), IRT work (64.3%), Gravida> 3 (21.4%), Parity 1-3 (42.9%), No history of abortion (28.6%), How to enter by referral (75%), Type of financing BPJS (53.6%), Urban area (72.7%). The year 2017: the direct obstetric death of PEB (40%). Age 20-35 (28%), elementary education (40%), IRT (60%), Gravida> 3 (28%), Parity 1-3 (60%), Abortion history (20%), through referral (76%), Type of financing BPJS (72%), Urban area (78.6%). Maternal mortality cases in the District have spread patterns, as many as 1-2 deaths as village / . 75% comes from urban areas. Mothers coming from outside Tangerang District in 2016 (21.4%) and 2017 (44%). Conclusion: The case of maternal death has a diffuse pattern. Most cases enter through referrals, most of them domiciled in urban areas. Keywords: Special Analysis; Maternal Mortality; Referral; Geographic Information System
Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keberadaan Perokok dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Silo Bonto Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Lubis, Ira Putri Lan; Ferusgel, Agnes
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 2 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.881 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i2.5

Abstract

Latar belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan proses infeksi akut yang berlangsung selama ±14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan keberadaan perokok dalam rumah dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Silo Bonto Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan. Metode: Jenis penelitian menggunakan pendekatan rancangan cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 62 balita. Data dianalisis secara univariat dan bivariat yang menggunakan uji Chi-square. Hasil: Penelitian ini menunjukkan balita penderita ISPA sebanyak 35 balita (56,5%) dan yang tidak menderita ISPA 27 balita (43,5%). Dari beberapa variabel yang diteliti menunjukan adanya hubungan antara ventilasi (P=0,047; PR= 3,258 ; 95% CI 1,143-9,288), jenis lantai (P=0,004 ; PR= 6,042 ; 95% CI 1,891-19,300), kepadatan hunian (P=0,004 ; PR= 6,042 ; 95% CI 1,891-19,300)dan keluarga perokok (P=0,000 ;PR= 27,200 ; 95% CI 3,237-228,549) dengan kejadian ISPA. Kesimpulan: Adanya hubungan yang signifikan antara kondisi fisik rumah seperti ventilasi, jenis lantai, kepadatan hunian dan keberadaan perokok dalam rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi fisik rumahnya dengan standart kesehatan dan menghentikan kebiasaan merokok, serta penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan tentang syarat rumah sehat dan bahaya asap rokok kepada seluruh masyarakat agar balita terhindar dari penyakit ISPA. Background: Accute Respiratory Infection (ARI) is an acute infectious process that lasts for ± 14 days, caused by microorganisms and attacks one part or more of the airways starting from the nose (upper channel) to the alveoli (lower tract) including adnexal tissue such as sinuses, middle ear cavity and pleura. This study aimed to determine the relationship between the physical condition of the house and the presence of smokers in the home with the incidence of ARI in Silo Bonto Village, Silau Laut, Asahan.Method: A cross sectional design used simple random sampling technique with a total sample of 62 balita. Data were analyzed by univariate and bivariate using Chi-square test.Results: This study showed that there were 35 balita with ARI 56.5% and 27 balita those without ISPA 43.5%. We found association between ventilation (P=0,047; PR= 3,258 ; 95% CI 1,143-9,288), type of floor (P=0,004 ; PR= 6,042 ; 95% CI 1,891-19,300), occupancy density (P=0,002; PR= 7,030 ; 95% CI 2,188-22,585) and smoker's family (P=0,000 ;PR= 27,200 ; 95% CI 3,237-228,549) with ARI.Conclusion: A significant relationship was found between the physical condition of the house such as ventilation, type of floor, occupancy density and the presence of smokers in the home with the incidence of ARI in infants
Pengalaman Remaja Mengakses Konten Pornografi di SMP Perintis Depok Jawa Barat Novianti, evin; Zevriyanti, Popy; Tobing, Duma Lumban
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.6

Abstract

AbstrakLatar belakang : Pornografi masih menjadi trend dan issue yang populer dikalangan remaja karena kontennya yang mudah diakses seperti melalui internet. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengalaman remaja mengakses konten pornografi di SMP Perintis Depok Jawa Barat.Metode : Penelitian menggunakan tekhnik deskriptif analitik dengan pengambilan sampling yang digunakan Simple Random Sampling. Sampel sebanyak 125 responden.Hasil : Hasil peneltian menunjukkan pengalaman remaja mengakses konten pornografi antara lain : usia pertama kali 12-15 tahun (67.2%), bentuk pornografi foto (25.6%), media pornografi situs internet (36.8%), tempat pertama kali sekolah (36.8%), alasan mengakses rasa ingin tahu (54.4%), orang yang menemani teman sebaya (52.8%), perasaan saat melihat jijik (44.8%), perasaan setelah melihat menyesal (37.6%).Kesimpulan : Saran bagi siswa hendaknya bisa lebih banyak melakukan kegiatan positif disekolah seperti memperbanyak organisasi. Adolescent Experience of Accessing Pornographic Content in Depok West Java AbstractBackground: Pornography is still a trend and issue that is popular among teenagers because the content is easily accessible as through the internet. This study aims to find out the experience of teenagers accessing pornographic content in SMP Perintis Depok West Java. Method: This research uses descriptive-analytic research design with the sampling technique used Simple Random Sampling. Sample as many as 125 respondents.Results : The results of the study showed that teenagers accessed pornographic content, among others: age 12-15 years old (67.2%), pornographic images (25.6%), internet site pornography (36.8%), first place school (36.8%), accessing curiosity (54.4%), peers (52.8%), feelings of disgust (44.8%), feeling after seeing regrets (37.6%).Conclusion: Suggestions for students should be able to do more positive activities in school such as multiply the organization.
Intervensi Obesitas Berbasis Keluarga Sari, Intan Permata; Anggraini, Khairana; Kurniati, Vira; Nurcandra, Fajaria
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.19 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.7

Abstract

AbstrakLatar belakang: Obesitas merupakan salah satu masalah besar dalam bidang kesehatan. Pada tahun 2016, diperkirakan sekitar 41 juta jiwa anak yang berusia dibawah 5 tahun merupakan penderita berat badan lebih atau obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan beberapa intevensi obesitas berbasis keluarga berdasarkan beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan systematic review dengan menggunakan metode PRISMA. Sumber data penelitian berasal dari literatur yang diperoleh melalui internet dengan membuka situs web yaitu Science Direct, Proquest dan Google Scholar. Setelah memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi, digunakan 10 jurnal internasional sebagai acuan.Hasil: Intervensi obesitas berbasis keluarga dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain ialah dengan mengubah budaya makan yang kurang sehat, memperbaiki pola makan, melakukan aktifitas fisik, berperilaku sehat, memberikan motivasi untuk hidup sehat, segera melakukan pengobatan jika terjadi kasus obesitas dan memperhatikan social ekonomi dalam keluarga.Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, diketahui intervensi yang paling efektif dan sering dilakukan adalah dengan mengubah budaya hidup yang tidak sehat terkait dengan pola makan dan aktifitas fisik dalam lingkungan keluarga. Family Based Obesity Intervention AbstractBackground: Obesity is one of the big problems in the health sector. In 2016, an estimated 41 million people under the age of 5 were overweight or obese. This research aims to elaborate a number of family-based obesity interventions based on several existing studies.Method: This research is a systematic reviewed using the PRISMA method. The source of research data came from the literature obtained through the internet by opened websites namely Science Direct, Proquest and Google Scholar. After considering the inclusion and exclusion criteria, 10 international journals were used as a reference.Results: Obesity interventions carried out by families in various ways, among others by changing unhealthy eating culture, improving eating patterns, doing physical activities, behaving healthily, providing motivation for healthy living, immediately taking medication in case of obesity. and pay attention to social economy in the familyConclusion: Based on the results of the study, it is known that the most effective and frequent intervention is to change unhealthy living cultures related to diet and physical activity in the family environment.
Hubungan antara Kecukupan Energi dan Protein dengan Prevalensi Anemia pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Ciampea Bogor Sufyan, Dian Luthfiana; Oy, Sreymom; Mardiana, Selvi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.037 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.8

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Anemia adalah suatu kondisi rendahnya konsentrasi haemoglobin dibawah standar. Anemia pada wanita usia subur (WUS) dihubungkan dengan tingginya resiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) serta kematian ibu dan bayi. Asupan energi dan protein berhubungan langsung dengan status anemia, namun ketidakkonsistenan masih sering ditemukan, sehingga studi ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kecukupan energi dan protein dengan status anemia WUS (15 – 44 tahun).Metode: Studi ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 586 WUS di Kecamatan Ciampea, Bogor yang direkrut dengan metode multi cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner terstruktur dan data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS 20.Hasil: Hasil menyatakan ada hubungan antara kecukupan protein dengan kejadian anemia pada WUS (OR=0.52, p=0,01). Lebih lanjut, ditemukan bahwa tidak ada hunbungan yang bermakna antara kecukupan energi dengan kejadian anemia.Kesimpulan: Prevalensi anemia pada WUS di Kecamatan Ciampea, Bogor sebesar 32,9% yang berhubungan dengan kecukupan asupan protein. Wanita dengan konsumsi protein cukup lebih kecil resikonya untuk menderita anemia. Associations between Energy and Protein Adequacy with Prevalence of Anemia among Indonesian Women of Reproductive Age in Ciampea Sub-district Bogor AbstractBackground: Anemia is a condition of low hemoglobin concentration below a certain cut-off points. Anemia occurrence among women of reproductive age (WRA) is linked to a high risk of low birth weight, premature death, and maternal mortality. Energy and protein intake, classically related to the anemia, however, the inconsistency still exists, so that the objective of the current study is to assess the association of the energy and protein intake adequacy to anemia status of women of reproductive age (15 – 44 years old).Methods: The design of the study is cross-sectional that involved 586 WRA in Ciampea Sub-district, Bogor that is recruited by multi-cluster random sampling. A structured questionnaire was used for data collection. Data were analyzed using SPSS 20.Results: There is an association between protein intake association with anemia status of WRA (OR-0.52, p=0,01). Further, it has shown no significant association between energy intake adequacy with anemia status.Conclusion: Anemia prevalence among WRA in Ciampea Sub-district, Bogor was 32.9% that is associated with protein intake adequacy. Women with adequate protein intake were less likely to be anemic.
Perilaku Merokok di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Padang Arlinda, Sari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.237 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.9

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Remaja merupakan fase transisi dari anak-anak menuju dewasa, ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Mereka masih mencari identitas diri, cenderung mengikuti trend, masih labil, dan sangat mudah dipengaruhi oleh teman sebaya, termasuk pengaruh untuk merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, uang saku, akses mendapatkan rokok, media massa, keluarga, dan teman sebaya terhadap perilaku merokok di kalangan siswa sekolah menengah di kota Padang.Metode: Metode penelitian ini adalah survei cross-sectional dengan mewawancarai 220 siswa laki-laki di 5 (lima) SMA Negeri di Kota Padang yang dipilih secara multistage random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Regresi logistik berganda digunakan untuk menentukan hubungan tersebut.Hasil: penelitian menunjukkan 59,1% siswa laki-laki SMA di Padang merokok. Sebagian besar dari mereka memiliki pengetahuan tentang rokok (62.3%), dan terpapar iklan rokok di media massa (52,3%), memiliki teman sebaya perokok (60,5%), dan memiliki keluarga yang merokok (51,4%). Siswa yang memiliki teman sebaya perokok 10,1 kali lebih mungkin untuk memulai merokok (OR 10,1, 95% CI 5,5 - 19,5).Kesimpulan: Mengetahui bahwa remaja pertama kali merokok pada usia 7 tahun dan perilaku teman sebaya adalah faktor risiko paling besar untuk memulai merokok pada remaja, disarankan untuk dilakukan tindakan pencegahan, seperti konseling kesehatan sedini mungkin (dimulai di sekolah dasar atau menengah). Smoking Behavior among High School Students in Padang City AbstractBackground: Youth is a phase of transition from children to adults, marked by the acceleration of physical, mental, emotional, and social development. They are still looking for self-identity, tend to follow trends, are still unstable, and are very easily influenced by peers, including the influence of smoking. This study aims to determine the influence of knowledge, pocket money, access to cigarettes, mass media, family, and peers to smoking behaviour among high school students in the city of Padang.Method: The method of this study is a cross-sectional survey by interviewing 220 male students in 5 (five) Public High Schools in Padang City who were selected by multistage random sampling. Data was collected using a structured questionnaire that had been tested for validity and reliability. Multiple logistic regression is used to determine the relationship.Results: The study showed 59.1% of high school male students in Padang smoked. Most of them them have knowledge about smoking (62.3%) and are exposed to cigarette advertisements in the mass media (52.3%), have peers smokers (60.5%), and have families who smoke (51.4%) . Students who have peers smokers 10.1 times more likely to start smoking (OR 10.1, 95% CI 5.5 - 19.5).Conclusion: Knowing that adolescents first smoke at the age of 7 years and peer behavior is the biggest risk factor for starting smoking in adolescents, precautionary measures are recommended, such as health counseling as early as possible (starting in primary or secondary school).
Hubungan Pengetahuan dan Penerapan Pesan Gizi Seimbang pada Remaja dalam Pencegahan Anemia Gizi Besi Agustina, Agustina; Permatasari, Putri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 1 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 1, Februari 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.206 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i1.10

Abstract

Latar belakang: Anemia pada remaja putri merupakan salah satu permasalahan Kesehatan Masyarakat, yang memerlukan pencegahan dan penanggulangan sebaik mungkin, karena dapat menurunkan imunitas dan kualitas manusia pada generasi selanjutnya.Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian dan klasifikasi anemia, hubungan pengetahuan anemia gizi besi, pengetahuan gizi seimbang dan penerapan pesan gizi seimbang dengan anemia pada remaja putri dengan menggunakan metode kuantitatif, desain cross-cectional. Sampel siswi SMA Negeri 6 Depok berjumlah 394 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner, pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat Quick Check Hb. Pengukuran tinggi badan dengan microtoise serta berat badan dengan timbangan digital HN 289.Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi anemia 46.4%, klasifikasi anemia berat 8.6%, anemia sedang 20 % dan anemia ringan 17.8%. Pengetahuan anemia gizi besi kategori cukup 67.3%, pengetahuan gizi seimbang kategori cukup 51.3%. Penerapan pesan gizi seimbang yang belum sesuai PGS 64%, Ada hubungan signifikan pengetahuan gizi seimbang, penerapan pesan gizi seimbang dengan anemia gizi besi, (P < 0,05), tidak ada hubungan pengetahuan anemia dengan kejadian anemia gizi besi(P>0.05) Backgrounds: Anemia in adolescent girls is one of the problems of Public Health, which requires prevention and prevention as possible, because it can reduce immunity and human quality in the next generation.Methods: This study aims to determine the prevalence of anemia incidence and classification, the relationship of iron nutrition anemia knowledge, balanced nutrition knowledge and the application of balanced nutrition messages to anemia in young women using quantitative methods, cross-cectional design. Samples of students of Depok 6 Public High School numbered 394 people. Collecting data with questionnaires, examining hemoglobin levels with a Hb Quick Check tool. Measurement of height with microtoise and weight with digital scales of HN 289.Results: This study showed that the prevalence of anemia was 46.4%, classification of anemia was 8.6%, anemia was 20% and anemia was mild 17.8%. Knowledge of iron deficiency anemia was quite 67.3%, balanced nutrition knowledge was quite 51.3%. The application of balanced nutrition messages that are not yet in accordance with PGS 64%, There is a significant relationship between balanced nutrition knowledge, application of balanced nutrition messages to iron nutrition anemia, (P <0.05), no correlation between anemia knowledge and iron nutrition anemia (P> 0.05).

Page 1 of 15 | Total Record : 147