cover
Contact Name
JUNAIDIN
Contact Email
junaidinmuhaimin@gmail.com
Phone
+6282336472744
Journal Mail Official
ejournal.fitrah@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sukun Karara, Kota Bima, NTB 646818
Location
Kab. bima,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Fitrah: Jurnal Studi Pendidikan
ISSN : 20857365     EISSN : 27223027     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Fitrah: Jurnal Studi Pendidikan (P-ISSN 2085-7365 dan E-ISSN 2722-3027) adalah jurnal ilmiah, berkenaan dengan Studi Pendidikan sebagai domain studi yang diterbitkan dua kali oleh Institute for Research and Community Service (LP2M) STIT Sunan Giri Bima.
Articles 125 Documents
PENANAMAN NILAI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK DI LINGKUNGAN BEDA AGAMA Samsudin, Samsudin
Fitrah Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.516 KB)

Abstract

Penanaman Nilai Pendidikan Agama Pada Anak Dilingkungan   Beda Agama. yaitu proses  penanaman nilai Agama pada Anak, dan penentuan agama anak oleh orang tua, maka dengan adanya pernikahan beda agama  memberikan tantangan secara psikologi bagi anak terhadap pemilihan agama. Namun, dengan adanya lingkungan yang menganut agama yang berbeda maka akan menjadi kesulitan untuk fokus atau mengarahkan anak ke agama yang akan menjadi keyakinan anak-anaknya kedepan, dari persoalan ini maka peneliti menjoba mengkaji lebih dalam terkait adanya pernikahan beda agama dan sistem pendidika anak ke arah agama yang akan menjadi keyakinannnya . pertama; Proses yang di lakukan yaitu. Mengajarkan Membaca Al-Qur?an,  Mengajarkan Shalat, Mengenalkan Tauhid, Penanaman Syari?ah . Kedua; bahwa seorang dalam menentukan agamanya kadang ada paksaan dari kedua oranmg tua dan ada juga ditentukan oleh anaknya sendiri tergantung pilihan dan kenyamananya maka dengan  memberikan nilai positif bagi anak tentang pendidikan Islam  juga dinilai positif oleh masyarakat mayoritas, dengan gaya sosialisasi nilai keislaman yang di lakukan tanpa ada pengklaiman umat dan selalu membangun keharmonisan.    
PERKEMBANGAN MADRASAH SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM MASA ABBASIYAH DAN AWAL MUNCULNYA DI INDONESIA Suryani, Suryani
Fitrah Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.03 KB)

Abstract

Madrasah merupakan sebuah wadah pendidikan yang melalui masa proses yang panjang sebagai institusi pendidikan.  Munculnya madrasah sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi pasca lembaga pendidikan non formal pada masa-masa sebelumnya dikarenakan makin meluasnya daerah Islam serta berkembangnya ilmu pengetahuan yang mengakibatkan harus dipertimbangkanya lembaga-lembaga pendidikan tersebut sebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak lagi dianggap mampu dan memadai untuk keberlangsungan pendidikan Islam, terutama kepada mereka yang hendak melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi. Munculnya madrasah Nizhamiyah pada dasarnya merupakan reaksi terhadap berkembangnya paham Shi?ah pada waktu itu, yang dimulai sejak abad keempat. Paham ini nampak telah berkembang begitu pesat di banyak daerah Islam yang dipromotori oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir. Mengingat bahwa untuk melawan Shi?ah tidak cukup dengan kekuatan senjata, maka pemerintah pada masa itu membentengi masyarakat dari pengaruh Shi?ah melalui jalur pendidikan. Maka sejak itu madrasah mulai berkembang secara Institusi dan berotonomi dari berbagai wilayah dan mengembangkan secara menyeluruh sebagai institusi yang berdaulat pada kekuatan elit politik Islam sebagai pemurnian ajaran islam sejak dini dan terlembaga secara hukum.  
POLA GERAKAN DAN ARAH PENDIDIKAN KHILAFATUL MUSLIMIN DI BIMA Syukri Abubakar, Syukri Abubakar
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.917 KB)

Abstract

Khilafatul Muslimin (KM) lahir dilatar belakangi oleh kegelisahan pendirinya memperhatikan kondisi umat Islam yang kian hari kian terbelakang dan tertindas oleh hegemoni Barat dari segi politik, ekonomi dan sosial budaya. Oleh karenanya satu-satunya cara untuk mengembalikan kondisi umat Islam seperti masa lalu adalah dengan menegakkan kembali khilafah yang sudah lama tumbang. Penegakan khilafah ini bersifat wajib karena sudah dimaktubkan dalam al-Qur?an dan As-Sunnah.  Salah satu daerah yang dijadikan bascame KM adalah Bima yang terletak di ujung timur pulau Sumbawa. Mereka mendirikan sebuah madrasah sebagai pusat gerakan yang berfungsi sebagai tempat transfer of knowledge pada generasi muda KM. Untuk masyarakat umum, para ustadz KM gencar melakukan dakwah melalui media internet, FB dan Blog, menyampaikan khutbah bergilir di beberapa masjid, mengadakan diskusi keilmuan, dll. Ormas KM ini bila dikaitkan dengan teori gerakan sosial, dilihat dari latarbelakang berdirinya, termasuk dalam kategori teori deprivasi relatif (relative deprivation theory), karena para pendirinya merasa kecewa terhadap kondisi kaum muslimin yang semakin hari semakin terpuruk dan menjauh dari syari?at Islam. Jika dilihat dari tipologinya, KM termasuk dalam kategori gerakan sosial transnasional movement, tipe gerakan sosial yang bercita-cita untuk mengubah kondisi sosial tertentu yang tidak hanya ada dalam lingkungan mereka, akan tetapi perubahan di seluruh dunia. Tipe gerakan sosial ini sering disebut dengan gerakan sosial baru (GSB) atau New Sosial Movement (NSM). Sztompka mengkategorikan KM  sebagai gerakan konservatif, gerakan sayap kanan, yaitu gerakan yang berupaya untuk memperbaiki institusi, hukum, cara hidup, dan keyakinan yang telah mapan di masa lalu tetapi mengalami erosi dan dibuang dalam perjalanan sejarah.    
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN SOSIAL GURU KELAS DALAM PENDIDIKAN INKLUSI DI SDN BALIREJO YOGYAKARTA Jamiin, Jamiin
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.517 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik dan sosial guru kelas dalam pendidikan inklusi di SDN Balirejo Yogyakarta serta untuk mengetahui implementasi dan penilaian hasil belajar peserta didik bagi anak berkebutuhan khusus di SDN Balirejo Yogyakarta.  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas dan peserta didik di SDN Balirejo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis data yang digunakan dengan model kualitatif deskriptif sedangkan untuk menguji keabsahaan data, peneliti menggunakan dua metode yakni triangulasi sumber dan triangulasi metode. Secara umum hasil temuan riset ini menunjukkan bahwa guru kelas memiliki kemampuan dalam mengatasi anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan menempatkan posisi duduk saat belajar dan menjadikan mereka sebagai anak angkat sementara, serta mampu mengidentifiaksi 2 anak ABK yang sebelumnya belum diassessment. Adapun implementasi pendidikan inklusi di SDN Balirejo pelaksanaannya ada sedikit dibedakan dengan pendidikan pada umumnya, dimana aktivitas pembelajaran ditangani oleh guru kelas tanpa adanya pendampingan oleh guru pendamping khusus (GPK) yang memiliki kualifikasi akademik di bidang ke-ABK-an. Terkait penilaian hasil belajar peserta didik yang ABK, untuk perlu diketahui bahwa, peserta didik ABK tidak harus dilihat dari kemampuan kognitif, mereka memang terlihat masih jauh dengan peserta didik yang reguler. Namun dari segi keterampilan, peserta didik ABK memiliki kemampuan motorik dalam hal membatik. Dimana peserta didik ABK tersebut lebih terlihat disiplin, rajin dan teliti serta memiliki hasil karya yang jauh lebih baik dari peserta didik yang reguler. Selain itu, juga mampu melakukan kegiatan ekstrakurikuler lainnya seperti karate dan tari yang merupakan program unggulan di SDN Balirejo Yogyakarta.  
INTERAKSI PESERTA DIDIK DARI BERBAGAI ETNIS DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL KELAS VI DI SDN BALIREJO YOGYAARTA Zumratun, Zumratun
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.017 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Pendidikan Multikultural di SDN Balirejo dan untuk Menganalisis Interaksi Peserta Didik Dari Berbagai Etnis, Budaya Dan Agama Yang Berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas dan peserta didik di SDN Balirejo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis data yang digunakan dengan model kualitatif deskriptif sedangkan untuk menguji keabsahaan data, peneliti menggunakan dua metode yakni triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Implementasi pendidikan multikultural di SDN Balirejo  antara lain: a) guru membangun pengetahuan peserta didik melalui penanman ilmu-ilmu sosial, seperti PPKN, IPS serta Agama, b) memberikan contoh tentang keanekaragaman etnis, suku dan budaya, c) melakukan pembelajaran dengan model dan gaya mengajar yang bervariasi, d) membuat kegiatan yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga untuk dapat berinteraksi dengan baik dan kondusif, dan e) menanamkan sikap positif terhadap peserta didik agar memiliki prasangka yang baik tentang keragaman etnis, suku dan maupun budaya. Kedua, Interaksi peserta didik dari latar belakang etnis, budaya dan agama yang berbeda di SDN Balirejo  Yogyakarta adalah berlangsung dalam bentuk interaksi berupa hubungan kerja sama (asosiatif) dan konflik atau pertikaian (disosiatif) serta memiliki pola interaksi akulturasi, paternalisme, integrasi dan pluralisme.  
ETIKA GURU SEBAGAI PENDIDIKAN YANG MENDASAR BAGI SISWA Hermawansyah, Hermawansyah
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.822 KB)

Abstract

Dalam pendidikan, transformasi pengetahuan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja disetiap pertemuan, tidak hanya di tempat pendidikan formal namun pada tempat non formal sering terjadi pertukaran pendidikan itu secara tidak langsung. Namun kadang kala ada banyak pendidik atau guru tidak pernah menyadari bahwasannya pendidikan pertama itu adalah etika keseharian guru yang selalu Nampak dan ditemuai oleh peserta didik dilingkuangan sekolah baik dalam tutur kata, teguran, hukuman dan bahkan perilaku berkomunikasi sesama pendidikpun akan diperhatikan oleh para peserta didiknya. Sebab etika merupakan Pedoman dalam bersikap dan Berperilaku yang di dalamnya berisi Garis Besar Nilai Moral dan Norma yang mencerminkan lingkungan Sekolah yang edukatif, kreatif, santun dan bermartabat, untuk kepentingan bersama warga sekolah terutama siswa dan masyarakat lingkungan sekolah pada umumnya. Mengacu pada persoalan ini berarti pelajaran atau pendidikan yang paling pendasar bagi para siswa adalah etika seorang guru sebagai pelajaran yang paling utama yang akan menjadi tauladan atau ditiru mulai dari tutur kata, sapa salam dan bahkan pada hukuman dan teguran semuanya menjadi factor  nilai yang paling mendasar yang dapat merubah peserta moral peserta didik.  
PENERAPAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGGKUNGAN SOSIAL SEBAGAI WUJUD PENDIDIKAN Dra. Suryani, Dra. Suryani
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.402 KB)

Abstract

Gejala kemerosotan akhlak tersebut, dewasa ini bukan saja menimpa kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar tunas-tunas muda, orang tua, ahli didik dan mereka yang berkecimpung dalam bidang Agama dan sosial banyak mengeluhkan terhadap perilaku sebagian pelajar yang berperilaku nakal, keras kepala, mabuk-mabukan, tawuran, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup seperti di Eropa dan Amerika dan sebagainya Untuk menumbuhkan nilai-nilai keislaman pada lingkungan sosial, dalam kehidupan sosial perlu adanya program kegiatan keagamaan dilingkuangan sosial dengan mengintegrasikan nilai nilai Agama pada setiap kegiatan dan perilaku. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan Agama adalah satu upaya yang muneul sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomi antara Agama dan ilmu. Orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan Al-Qur'an pada anak-anaknya sejak kecil. Pengajaran Al-Qur'an mempunyai pengaruh yang besar dalam menanamkan iman (aqidah) yang kuat bagi anak. pengajaran Al-Qur'an pada anak merupakan dasar pendidikan Islam terutama yang harus diajarkan. Ketika anak masih berjalan pada fitrahnya selaku manusia suci tanpa dosa, merupakan lahan yang paling terbuka untuk mendapatkan cahaya hikmah yang terpendam dalam Al-Qur'an, sebelum hawa nafsu hilang..     Kata Kunci: Gerakan Sosial, Khilafatul Muslimin, Khilafah Islamiyah
KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS PENANAMAN AQIDAH Idhar, Idhar
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.003 KB)

Abstract

Keluarga merupakan lembaga institusi pendidik pertama, tidak hanya mendidik atau memperhatikan anak-anaknya tentang ilmu umum tetapi yang lebih penting adalah menanamkan pemahaman mereka akan ilmu agama bahkan lebih sepesifik juga membekalinya dengan penanaman pendidikan aqidah yang menjadi kewajiban sebagai orang tua. Tidak berlebihan ketika orang tua dikatakan sebagai sumber pendidikan aqidah anak pertama sebelum masuk sekolah formal. Pendidikan yang diselenggarakan dan diterima oleh seorang anak dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan aqidah ini secara agama sudah dimulai sebelum ia masuk kedunia ini. Artinya, pendidikan akidah sudah berlangsung jauh semasa manusia masih di alam absolut (ruh) yaitu alamnya yang paling awal yang tidak dapat dibatasi dengan waktu atau disebut masa azaly. Orang tua yang bertanggung jawab dalam mendidik anak di usia dini bisa dilihat dari kuatnya penanaman aqidah. Anak didik yang ditanamkan aqidah pada usia dini bisa dilihat secara dzahir yaitu identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan orang tua dalam menanamkan aqidah dan mendidik anak-anak diusia dini baik mulai dari dalam kandungan dengan menjaga pandangan, berdo?a sebelum berbuat intim dengan suami istri sampai memperhatikan sekolah formal anak didiknya. Karena pendidikan aqidah orang tua di usia dini lebih mengena daripada hanya mengandalkan penjelalasan materi di sekolah. Tujuan dari pendidikan ialah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang (Pasal 31 ayat 3) Dalam pasal ini dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia pada pelajar pada realitanya seperti jauh api dari panggang. Sistem pengajaran yang diberikan sekolah terhadap siswanya sebagian besar ialah hanya berorientasi kepada kecerdasan intelektual semata (intelegensia) sedangkan penanaman nilai-nilai aqidah  pada diri anak sangat kurang sekali. Dalam tulisan ini saya membahas tentang bahasan mengenai konseptualisasi pendidikan anak usia dini berbasis penanaman aqidah   Kata Kunci : Pendidikan Anak Usia Dini, Penanaman  Nilai-nilai Aqidah
PERAN GURU AQIDAH AKHLAQ DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA Tamjidillah, Tamjidillah
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.937 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengetahui peran guru aqidah akhlaq dalam mengatasi kenakalan siswa serta bagaimana penanganan yang dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam mengatasi kenakalan siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para guru dalam rangka penanganan terhadap kenakalan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.                 Hasil penelitian dari bentuk kenakalan siswa yang bervariasi pada suatu lembaga pendidikan adalah merupakan peran guru ketika berada di dalam kelas yaitu guru sebagai pendidik, pengajar dan penilai, sedangkan guru ketika beraada di luar kelas adalah membimbing, mengarahkan dan mengevaluasi untuk menciptakan peserta didik sesuai harapan pendidik.                 Tanggung jawab guru sebagai orang tua adalah ketika para siswa berada di lingkungan sekolah.  Tanggungjawab guru sebagai seorang pengajar ketika guru berada di dalam ruang kelas. Tanggungjawab guru sebagai seorang pendidik adalah ketika guru berada di dalam maupun diluar  kelas atau di lingkungan sekolah.     
KAJIAN FENOMENOLOGI TERHADAP INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN PADA ANAK-ANAK PARA MUALLAF Hermawansyah Hermawansyah
Fitrah Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v9i2.134

Abstract

Fenomena sosial kehidupan manusia selalu berubah kapan dan di mana saja sesuai dengan tujuan dan keyakinan hidup yang bermartabat dimata siapapun dan di mata allah. Namun Menjadi muallaf pun adalah sebuah pilihan hidup baik dalam keyakinan maupun dalam membangun kerukunan di tengah kehidupan sosialnya sehingga tentu tidak mudah bagi seseorang terutama bagi mereka yang tinggal dengan masyarakat bersosial tinggi dan membutuhkan proses pertimbangan yang amat mendalam. Namun fenomena yang menarik adalah seseorang rela meninggalkan keyakinannya pada agama sebelumnya dan memutuskan untuk berpindah keyakinan ke agama Islam karena pernikahan dan juga karana pemahaman Islam yang mereka tidak bisa menolak lagi kebenaran menurutnya,. Namun demikian juga betapa sulitnya mendidik anak-anaknya oleh muallaf kearah agama Islam sebagai agama baru yang di yakininya, yaitu, agama yang belum di pahami seutuhnya oleh orang tua bagi anak, sedangkan pergaulan sosialnya berada di awal globalisasi dan kecanduan budaya barat yangsemakin lama semakin menampilkan sosok yang menakutkan bagi para generasi muda kedepannya. Maka dalam hal ini menginternalisasikan nilai-nilai keislaman pada anak-anak muallaf merupakan hal sangat penting diperhatikan secara serius karena ini berkaitan dengan masa depan generasi muslim kedepannya, dengan bersungguh sungguh dalam menerapkan nilai-nilai serta mendalami ajaran agama Islam didalam lingkungan sosialnya. Sehingga orang maka akan terjadi sesuatu motivasi terdorong untuk mempelajari agama dengan membiasakan mengikuti ajakan anak-anaknya menuju masjid di saat waktu ibadah dan kegiatan yang bernilai-nilai islam lainnya

Page 4 of 13 | Total Record : 125