cover
Contact Name
Isma Masrofah
Contact Email
isma.masrofah@unsur.ac.id
Phone
+62263-283578
Journal Mail Official
jmtsi@unsur.ac.id
Editorial Address
Universitas Suryakancana, Gd. Fakultas Teknik Jl. Pasir Gede Raya, Cianjur 43216 Tel / fax : (0263) 283 578
Location
Kab. cianjur,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri
ISSN : 25810561     EISSN : 25810529     DOI : https://doi.org/10.35194/jmtsi.v4i1.844
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri (JMTSI) is a publication media for papers with the scope of industrial-engineering field and other relevant fields such as and not limited to: Industrial systems Manufacturing systems Systems Engineering & Ergonomics Industrial Management Supply Chain and Logistics
Articles 93 Documents
Model Area Explosion pada Storage Benzene di Industri Refenery Minyak Bumi (Studi Kasus : PT. PERTAMINA Refinery IV Cilacap) Arrazy Elba Ridha; Fuad Dwi Hanggara, S.T., M.T
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.2011

Abstract

PT. PERTAMINA Refinery IV in Indonesia tomanages various hazardous materials which have a very high risk at production process, storage, and during distribution. Benzene is that a among these materials can be fatal in the event of an accident such as fire or explosion. The analysis is the making of Pool Fire modeling using Aloha (Areal Location of Hazardous of Artmosphere) and Google Earth. ALOHA software is an application provided by the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) and the Environmental Protection Agency (EPA) that can assist in formulating gas dispersion and explosion calculations. In this study, an explosion calculation scenario will be carried out in which, the total zone affected by the explosion was as far as 802 meters and the total population of workers at risk were all in the Refinery Unit IV with a risk of death due to exposure to thermal radiation>10 kW/m2. PT. PERTAMINA Refinery IV di Indonesia mengelola berbagai bahan berbahaya yang memiliki risiko sangat tinggi pada proses produksi, penyimpanan, dan distribusi. Benzena merupakan salah satu bahan yang dapat berakibat fatal jika terjadi kecelakaan seperti kebakaran atau ledakan. Maka oleh itu tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis risiko radius ledakan yang terjadi secara kuantitatif beserta kriteria risikonya. Pada tahapan pembuatan model Pool Fire menggunakan ALOHA (Areal Location of Hazardous of Artmosphere) dan Google Earth. Software  ALOHA merupakan aplikasi yang disediakan oleh National Oceanic and Administration Atmospheric (NOAA) dan Environmental Protection Agency (EPA) yang dapat membantu dalam melakukan formulasi perhitungan dispersi gas dan ledakan. Pada penelitian ini akan dilakukan skenario perhitungan ledakan yang di mana total zona yang terkena ledakan sejauh 802 meter dan total populasi pekerja yang berisiko semuanya berada di Refinery Unit IV dengan risiko kematian akibat paparan radiasi termal >10 kW/m2.
Pemilihan Vendor Dengan Mengintegrasikan Metode ANP-TOPSIS dan Goal Programming Mohammad Cipto Sugiono
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.2346

Abstract

The selection of vendors and the allocation of building material purchases is an important activity that affects the sustainability of the project in progress. In the purchase of such materials should pay attention to many factors that are considered important so that the company get the right vendors to meet the needs of the project. This research aims to obtain the best criteria and weight vendors for the purchase of materials as well as the proper allocation of purchase based on the value of each criterion and the weight of the vendor owned. Through the completion model of the ANP, TOPSIS, and Goal Programming methods. From the results of the research and interviews there are 6 criteria with 15 Subcriteria to assess the vendor, including Quality, Performance History, Technical Capability, Financial Vendor, Management and organization, and Price. The results showed that, there were 6 criteria that were considered in the decision making, Among the Quality: 0.447025, Performance history: 0.154519, Technical ability: 0.079574, Financial Vendor: 0.042768, Management and Organization: 0.02231, and Price: 0.253804. Then for the results of the best vendors, for materials building 1 is Vendors PT. B, materials building 2 is PT. G, and the last material building 3 is PT. I. With the allocation of purchase of the building material 1 in the vendor PT. B as much as 3703 m3, the material Building 2 is in the vendor of PT. F amounting to 500 m3 and PT. G vendor of 1269 m3. And material Building 3 in vendor PT. I of 467 m3. Pemilihan vendor dan alokasi pembelian material bangunan merupakan suatu kegiatan penting yang mempengaruhi keberlanjutan proyek sedang berjalan. Pembelian bahan material harus memperhatikan banyak faktor yang dianggap penting agar perusahaan mendapatkan vendor yang tepat untuk memenuhi kebutuhan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bobot kriteria dan vendor terbaik untuk pembelian material sekaligus pengalokasian pembelian yang tepat berdasarkan nilai tiap kriteria dan bobot kriteria yang dimiliki vendor. Melalui model penyelesaian metode ANP, TOPSIS, dan Goal Programming. Data merupakan hasil ANP, di antaranya: penentuan kriteria dan sub-kriteria, inner dan outer dependence, matrik perbandingan, pengecekan rasio konsistensi, super matriks, dan bobot tiap sub-kriteria. Dengan penggunaan software super decision, pie chart, dan bar chart. Dari hasil penelitian dan wawancara terdapat 6 kriteria dengan 15 sub-kriteria untuk menilai vendor, yaitu Kualitas, Sejarah Performa, Kemampuan Teknis, Financial Vendor, Manajemen dan Organisasi, dan Harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat 6 kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemilihan, di antaranya Kualitas: 0.447025, Sejarah Performa: 0.154519, Kemampuan Teknis: 0.079574, Financial Vendor: 0.042768, Manajemen dan Organisasi: 0.02231, dan Harga: 0.253804. Kesimpulan untuk hasil vendor terbaik setelah pengolahan data diantaranya untuk material bangunan 1 yaitu PT B dengan alokasi pembelian material 3.703 m3, material bangunan 2 yaitu PT G dengan alokasi pembelian material 1.269 m3 dan PT F sebesar 500 m3, dan material bangunan 3 yaitu PT I dengan alokasi pembelian material 467 m3.
Perbandingan Savings Algorithm dengan Nearest Neighbour dalam Menyelesaikan Russian TSP Instances Ekra Sanggala; Muhammad Ardhya Bisma
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.3039

Abstract

Travelling Salesman Problem (TSP) is the problem for finding the shortest route starting from start node then visiting number of nodes exactly once and finally go back to start node. Several heuristics are popular for solving TSP, for example Savings Algorithm and Nearest Neighbour. Performance heuristics on solving TSP are diverse, so there is need of reference for choosing a heuristic. Comparing heuristics on solving instance can be a reference for choosing a heuristic. This paper will discuss about comparison Savings Algorithm and Nearest Neighbour on Solving Russian TSP Instances. For generating length of route, Savings Algorithm is better than Nearest Neighbour, while for generating CPU time, Nearest Neighbour is better than Savings Algorithm. Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan permasalahan penentuan rute terpendek yang diawali dari titik start untuk mengunjungi sekumpulan titik tepat sekali dan diakhiri dengan kembali ke titik start. Beberapa Heuristik yang cukup populer untuk menyelesaikan TSP antara lain Savings Algorithm dan  Nearest Neighbour. Kemampuan Heuristik dalam menyelesaikan TSP berbeda-beda, sehingga diperlukan sebuah acuan untuk menentukan Heuristik yang akan digunakan. Membandingkan Heuristik dalam menyelesaikan instance dapat menjadi acuan untuk pemilihan Heuristik. Pada paper ini akan dibahas mengenai perbandingan Savings Algorithm dan Nearest Neighbour dalam menyelesaikan Russian TSP Instances. Untuk panjang rute yang dihasilkan, maka Savings Algorithm lebih baik dibandingkan Nearest Neighbour, sedangkan untuk CPU Time  yang dihasilkan, maka Nearest Neighbour lebih baik dibandingkan Savings Algorithm.
Analisis Potensi Ekspor Hasil Olahan Bonggol Jati Di Kabupaten Madiun, Jawa Timur Yudha Adi Kusuma; Alim Citra Aria Bima
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.2132

Abstract

Forestry potential has a high contribution to export results in the Madiun Regency area. Support for forest landscapes that reach nearly 40% of their territory contributes to the Gross Domestic Product (GDP). The development potential that can be achieved is in the manufacture of home décor made from teak weevils. The Perhutani party chose teak weevils because they are abundant during the forest reforestation season and can be processed as one of the leading export products. Obstacles faced by SMEs include aspects of marketing, production, finance, and social relations. Some of the obstacles faced by SMEs were conducted in the form of research. The purpose of this study is to be able to overcome the problems faced by SMEs. The research method uses descriptive analysis with the help of questionnaires. The findings from the results of the study indicate that the factor of providing capital occupies the highest aspect of training needs, with a value achievement of 85%. Potensi kehutanan memiliki kontribusi tinggi dalam hasil ekspor di kawasan kabupaten Madiun. Dukungan bentangan hutan yang mencapai hampir 40 % dari wilayahnya memberikan kontribusi pada daerah terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Potensi pengembangan yang bisa dilakukan di antaranya pembuatan home decor berbahan bonggol jati. Pemilihan bonggol jati dikarenakan jumlahnya yang melimpah di saat musim reboisasi hutan oleh pihak PERHUTANI dan dapat diolah sebagai salah produk kerajinan unggulan ekspor. Kendala yang dihadapi pelaku UKM di antaranya aspek pemasaran, produksi, keuangan dan hubungan sosial. Beberapa kendala yang dihadapi UKM maka dilakukan kajian dalam bentuk penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi UKM. Metode penelitian menggunakan analisis diskriptif dengan bantuan kuesioner. Temuan dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor pemberian modal menduduki aspek tertinggi dalam kebutuhan pelatihan dengan capaian nilai sebesar 85 %.
Intervensi Ergonomi pada Pengrajin Tempe dengan Pendekatan REBA dan OWAS (Studi Kasus di PRIMKOPTI Jakarta Selatan) Desinta Rahayu Ningtyas; Rizka Amaliah
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.2148

Abstract

Tempe is traditional food from Indonesia, most of the Tempe industries in Indonesia are household scale. The characteristic of household industry is using manual tools with human power. Initial observation was made at one of Tempe production units, there were many activities with awkward postures such as manual hand lifting, bending, repetitive movements, and carrying heavy loads. Which their posture has potential for WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders). The purposes of the research are to identify the potential of WMSDs in Tempe worker, to evaluate work posture, and to make suggestion for improving work station or posture. The method used is direct observation to one of the PRIMKOPTI Tempe production unit in South Jakarta. The results of this research were identified complaints of pain with extreme degree found in back of the body 82%, waist 45%, pain in the upper right arm 64%, upper left arm, lower right arm, right hand 45%. Work posture with REBA values 3 and OWAS value 3 that were the soybean harvesting process, the epidermis sieving process, the filtering water disposal process, the second soybean washing process, and the soybean water disposal process. From these results, we propose the work station design such as design of working tool like drum which suitable with worker posture, soybean stirrer, and improve the work posture so as not to bent over. The conclusion of this research is that are potential complaints of WMSDs on Tempe worker because the tools are not in accordance with the worker’s body posture, redesign dan improve the worker’s posture.  Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia. Sebagian besar industri tempe di Indonesia berkskala rumah tangga, dimana masih banyak menggunakan peralatan manual dengan tenaga manusia. Pengamatan awal dilakukan pada salah satu unit produksi tempe, dimana banyak kegiatan dengan postur kerja awkward seperti angkat-angkut manual, membungkuk, gerakan berulang, dan membawa beban berat. Dimana postur tersebut berpotensi terjadinya WMSDs (Work Musculoskeletal Disorders). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi keluhan WMSDs pada pengrajin tempe, mengevaluasi postur kerja pengrajin tempe, dan membuat usulan perbaikan postur atau stasiun kerja. Metode yang digunakan adalah observasi langsung ke salah satu unit produksi tempe. Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasi keluhan sangat sakit terdapat pada bagian tubuh punggung 82%, pinggang 45%. Keluhan sakit terdapat pada bagian tubuh lengan kanan bagian atas 64%, lengan kiri bagian atas, lengan kanan bagian bawah, tangan kanan sebesar 45%. Postur kerja yang perlu tindakan segera dengan nilai REBA 3 dan nilai OWAS 3 yaitu pada kegiatan proses pengambilan kedelai, proses pengayakan kulit ari, proses pembuangan air penyaringan, proses pencucian kedelai kedua, dan proses pembuangan air pencucian kedelai. Dari hasil tersebut lalu dibuat usulan rancangan stasiun kerja berupa alat kerja seperti drum yang sesuai antropometri, pengaduk kedelai, dan perbaikan postur kerja agar tidak membungkuk. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat potensi keluhan WMSDs pada pengrajin tempe di PRIMKOPTI Jakarta Selatan dikarenakan alat yang belum sesuai dengan postur tubuh pekerja, perancangan ulang dapat memperbaiki postur tubuh pekerja.
Analisis Beban Kerja Mental dan kegagalan kognitif pada Tenaga Kependidikan (studi kasus: Tenaga Laboran Fakultas Teknik UNISBA) Anis Septiani; Nita Puspita Anugrawati Hidajat; Vera Septiawati
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i1.1713

Abstract

Improper workload design can have a negative effect on workers and ultimately have a direct impact on performance. Because the excessive load will affect the level of stress which results in a person's cognitive failure to be high. Practical activities in the laboratory have an important role in helping students and lecturers at the university to understand the science being studied. A laboratory assistant who is in charge of and responsible for the management of laboratories at the university so that practicum activities can take place properly. Therefore, it is necessary to conduct research on laboratory workers regarding the current level of workload and performance and the relationship between the two. The measurement results are then analyzed to get the ideal workload for laboratory workers and find out what affects performance. The method used is to provide a Cognitive Failure Questionnaire (CFQ) and Rating Scale Mental Effort (RSME). The number of respondents is 11 laboratory workers in the UNISBA Faculty of Engineering. Correlation testing on the results of the questionnaire was carried out using the Person Product Moment and Spearman Rank methods. The results obtained indicate that cognitive failure in laboratory work is influenced by the age of the laboratory assistant with a significance value of 0.024 <0.05 and a correlation coefficient of -0.672, it shows that the older the age, the lower the cognitive failure score. Then the last education level of the laboratory assistant with a significance value of 0.027 <0.05 and a correlation coefficient of 0.662 which shows the higher the level of laboratory education, the higher the cognitive failure score it produces as well. While the laboratory work experience affects the mental workload of the laboratory assistant with a significance value of 0.014 <0.05 and a correlation coefficient of -0.712 which shows that the longer the laboratory work experience the more effort for activities carried out daily produces a relatively small score.Perancangan beban kerja yang tidak baik dapat menimbulkan efek buruk pada pekerja hingga akhirnya berdampak langsung terhadap kinerja. Karena beban yang berlebih akan mempengaruhi tingkat stress yang mengakibatkan kegagalan kognitif seseorang menjadi tinggi. Kegiatan praktikum di laboratorium memiliki peran penting dalam membantu mahasiswa dan dosen pada universitas untuk memahami suatu ilmu yang sedang dipelajari. Seorang laboran yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan laboratorium pada universitas agar kegiatan praktikum dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap laboran mengenai tingkat beban kerja dan kinerja saat ini serta keterkaitan antar keduanya. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan beban kerja yang ideal bagi laboran dan mengetahui hal yang berpengaruh terhadap kinerja. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan kuesioner Cognitive Failure Questionnaire (CFQ) dan Rating Scale Mental Effort (RSME). Adapun jumlah responden adalah 11 tenaga laboran di lingkungan Fakultas Teknik UNISBA. Pengujian korelasi terhadap hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode Person Product Moment dan Spearman Rank. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kegagalan kognitif pada pekerjaan laboran dipengaruhi oleh usia laboran dengan nilai signifikansi 0,024 < 0,05 dan koefisien korelasi -0,672, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia maka skor kegagalan kognitif yang dihasilkan akan semakin rendah. Kemudian tingkat pendidikan terakhir laboran dengan nilai signifikansi 0,027 < 0,05 dan koefisien korelasi 0,662 yang menunjukkan semakin tinggi tingkat Pendidikan laboran maka skor kegagalan kognitif yang dihasilkannya akan semakin tinggi juga. Sedangkan pengalaman kerja laboran berpengaruh terhadap beban kerja mental laboran dengan nilai signifikansi 0,014 < 0,05 dan koefisien korelasi -0,712 yang menunjukkan bahwa semakin lama pengalam kerja laboran makan usaha untuk aktivitas yang dilakukan sehari-hari menghasilkan skor yang relatif kecil.
Analisis Risiko Postur Kerja dengan Metode Nordic Body Map, RULA dan REBA pada Proses Manual Material Handling Pabrik Kecap
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i2.2677

Abstract

Repetitive manual material handling and incorrect movements can result injury to workers. At the Kecap Segi Tiga Majalengka Company, several workers had complaints of low back pain, shoulder pain, leg pain, and others after work. This study focused on analyzing the work posture risks of two workers in the washing and labeling bottles section. The used method was the NBM questionnaire after work and observation. The data that has been collected then processed using the Nordic Body Map (NBM), RULA, and REBA methods. The three methods produce a score that indicating the high risk of injury of work posture. NBM method showed result that bottle-washing workers felt more pain with a value of 52 compared with labeling workers who have a value of 49. The RULA method produces a score of 7 for both jobs which means the way it included the process works in risky activities and needs work repair right now. While the REBA method found that the bottle washing process resulted in a total score of 11 (Very High), Action Level 4, and required immediate repairs and the installation of soy sauce bottle labels it resulted in a total value of 9 (High), Action Level 3, and needed immediate corrective action. Konsep Manual Material Handling yang ada di dalam suatu kegiatan usaha berpotensi menimbulkan cedera pada tubuh pekerja jika dilakukan secara repetitif dengan waktu lama. Pada Perusahaan Kecap Segi Tiga Majalengka, didapati beberapa pekerja memiliki keluhan seperti nyeri pinggang, nyeri pundak, sakit kaki, dan lain-lain setelah bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar risiko yang dihasilkan dari postur kerja kedua pekerja yang berada di bagian pencucian dan pemasangan label botol Perusahaan Kecap Segi Tiga Majalengka. Metode yang digunakan adalah dengan pengisian kuesioner Nordic Body Map ditambah metode observasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan metode Nordic Body Map (NBM), RULA, dan REBA. Ketiga metode tersebut menghasilkan nilai yang mengindikasikan bahwa postur kerja yang dimiliki berisiko tinggi menimbulkan cedera. Metode NBM menunjukkan bahwa pekerja pencucian botol cenderung lebih merasa sakit dengan nilai 52 dibandingkan dengan pekerja pemasangan label yang bernilai 49. Untuk metode RULA didapati bahwa kedua pekerjaan tersebut menghasilkan nilai yang sama yaitu 7 yang berarti cara kerja proses tersebut termasuk pada kegiatan yang berisiko dan memerlukan perbaikan kerja sekarang juga. Sedangkan metode REBA mendapati bahwa proses pencucian botol menghasilkan nilai total 11 (Sangat Tinggi), Action Level 4, dan memerlukan perbaikan saat itu juga dan untuk pemasangan label botol kecap menghasilkan nilai total 9 (Tinggi), Action Level 3, dan perlu tindakan perbaikan segera.
Evaluasi Usability pada Website Universitas Pancasila Menggunakan Metode Eye Tracking dan System Usability Scale
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i2.3425

Abstract

Website took an important role in online activities, especially in academic institution. Website in academic institution not only as an information media for students and lecturer but also show a professionalism of that academic institution. Website is a representation of academic institution in cyberspace. A website that functions properly is not enough, it is necessary to have other things that can be considered so that users who visit the website can feel comfortable, effective and efficient and the most important thing is that the website must be usable. To determine the usability level of website of Universitas Pancasila using eye tracking method and System Usability Scale (SUS). The result of eye tracking method for profile menu in website Universitas Pancasila that is structural organization, history of Universitas Pancasila, and the strategic goals of Universitas Pancasila successfully conveyed to respondent, on the contact menu of website Universitas Pancasila that is campus contact list and maps location of Universitas Pancasila successfully conveyed to the respondent, and in registration menu of website Universitas Pancasila that is general information for D3&S1 programmes and flow of registration was successfully conveyed to the respondent. As for the results of the assessment scores using the System Usability Scale, an analysis was obtained that the tests that had been carried out on the university profile menu, contacts, and registration on the Pancasila University website showed a score of 74.5833 which was on a grade scale C or good, where the results of these values it can be concluded that the three menus that are the object of usability testing are good.Website mengambil peranan penting dalam beraktivitas secara online, salah satunya dalam dunia Pendidikan. Website bagi perguruan tinggi tidak hanya sekadar wadah atau fasilitas umum yang bisa digunakan oleh mahasiswa dan dosen, namun dapat juga memberikan kesan profesionalisme bagi perguruan tinggi tersebut. Website bagi suatu perguruan tinggi merupakan representasi perguruan tinggi tersebut di dalam dunia maya. Website yang berfungsi dengan baik saja tidak cukup, maka perlu adanya hal lain yang dapat diperhatikan agar para pengguna yang mengunjungi website tersebut dapat merasakan kenyamanan, efektif dan efisien serta yang paling utama adalah website tersebut harus bersifat usable. Untuk mengetahui tingkat usability website Universitas Pancasila perlu dilakukan pengujian dan pengamatan menggunakan metode eye tracking dan System Usability Scale (SUS). Berdasarkan pengujian menggunakan metode eye tracking diperoleh hasil analisis yaitu pada menu profil Universitas bagian struktur organisasi, sejarah Universitas Pancasila dan sasaran strategis Universitas Pancasila berhasil tersampaikan kepada responden, pada menu kontak di bagian daftar kontak kampus 1 dan pada bagian maps atau peta letak Universitas Pancasila berhasil tersampaikan kepada responden, dan pada menu pendaftaran bagian menu persyaratan peserta pada informasi umum program D3&S1 dan alur pendaftaran berhasil tersampaikan kepada responden. Sedangkan untuk hasil skor penilaian menggunakan System Usability Scale, diperoleh analisis bahwa pengujian yang telah dilakukan terhadap menu profil universitas, kontak, dan pendaftaran pada website Universitas Pancasila menunjukkan hasil skor 74,5833 yang berada pada grade scale C atau good, di mana hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga menu yang menjadi objek pengujian usability sudah baik.
Analisis Potensi Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja pada Bagian Mesin Molding dengan Metode Hazard and Probability Study (HAZOP) di PT. XYZ
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i2.2644

Abstract

PT. XYZ is a company engaged in manufacturing elastomer switches with a molding machine as one of the machines in the production process at the company. Based on field observations, many workers are not prioritizing work safety by disobeying work procedures in the molding machine section, in which there are work activities that have the potential to cause work accidents, including operating molding machines, dry ice molding machines, moving molds, washing chemicals molds and repairing molds. Data analysis was carried out using descriptive data analysis techniques using the Hazard and Operabilty (HAZOP) method. Based on the results of observations and interviews with employees including operators, operator leaders and the Committee for Occupational Safety and Health, that there are a total of 44 potential or occupational hazard risks and are related to every job in the molding machine section, with a description of the high risk of 41% or 18 risk, moderate risk of 52% or 23 risk, and low risk of 7% or 3 risk. From the results of the identification of the risk assessment, it shows that there are still dangerous risks for workers with a high level of 41%, which means that control and corrective actions must be taken so that the work risk will not become a work accident in every activity or work on the molding machine.  PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing elastomer switch dengan mesin molding sebagai salah satu mesin dalam proses produksi di perusahaan tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak para pekerja yang kurang dalam mengutamakan keselamatan kerja dengan tidak menaati prosedur kerja di bagian mesin molding yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja meliputi kegiatan pengoperasian mesin molding, dry ice mesin molding, pemindahan mold, washing chemical mold dan repairing mold. Analisa data dilakukan dengan teknik analisa data secara deskriptif dengan metode Hazard and Operabilty (HAZOP). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap karyawan yang meliputi operator, leader operator dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, bahwa terdapat jumlah potensi atau risiko bahaya kerja terdapat 44 risiko dan berkaitan pada setiap pekerjaan di bagian mesin molding, dengan uraian yaitu, risiko tinggi sebesar 41% atau 18 risiko, risiko sedang sebesar 52% atau 23 risiko, dan risiko rendah sebesar 7% atau 3 risiko. Dari hasil identifikasi penilaian risiko tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat risiko-risiko membahayakan bagi para pekerja dengan level yang tinggi sebesar 41% yang berarti harus dilakukan tindakan pengendalian dan perbaikan agar risiko kerja tersebut tidak akan menjadi kecelakaan kerja di setiap kegiatan atau pekerjaan pada bagian mesin molding.
Optimalisasi Waktu Istirahat Berdasarkan Tingkat Beban Kerja Fisiologis (Studi Kasus: CV Eja Nursery, Kutai Kartanegara)
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v7i2.3245

Abstract

Work in rubber plantations is considered a physically demanding type of work. Several negative impacts can occur when the physical workload exceeds the physiological capacity of the workers. Chronically, this condition can lead to excessive fatigue. One approach to addressing this issue is through ergonomic evaluation. Ergonomic evaluation is conducted to ensure that the workload does not exceed the capabilities of the workers. Based on this background, it is necessary to conduct research on determining the workload of rubber farmers based on physiological criteria in order to determine the optimal rest time for workers. This is aimed at reducing work fatigue, which not only has a detrimental effect on the workers' health but also on work quality and performance. The method used in this research is by measuring the heart rate before, after, and during work every hour. From this heart rate data, calculations will be made for energy expenditure, oxygen consumption, and %CVL (cardiovascular load). The workload categories will be determined based on the calculations. Subsequently, the calculation for determining the optimal rest time for workers will be based on the workload level. The research shows that the workload experienced by rubber farmers in CV. Eja Nursery, Kutai Kartanegara Regency, can be classified as light to moderate. Before starting work, the average heart rate of the farmers is 75 bpm, while during work, it increases to an average of 101 bpm. After completing work, the average heart rate decreases to 97 bpm due to reduced work activity. The average oxygen consumption of rubber farmers is 0.9 liters per minute, which falls into the category of light workload. The energy expenditure ranges from low to moderate, with an average of 3.4 kcal/minute during work. Energy consumption is 1.7 kcal/minute. The average cardiovascular load experienced by the farmers is 25.6%, which falls into the category of light workload, indicating no significant burden. Based on the calculations of physiological workload, it can be concluded that the energy requirements of each rubber farmer are below the standard limit, indicating no physiological fatigue. The recommended rest time according to the ILO allowance standard is 25% of the work time.Pekerjaan di perkebunan karet termasuk jenis pekerjaan yang banyak membutuhkan tenaga fisik. Sejumlah dampak buruk dapat terjadi saat beban fisik suatu pekerjaan telah melampaui kapasitas fisiologis yang dimiliki pekerja. Keadaan seperti ini secara kronik dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan berlebihan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan evaluasi ergonomi. Evaluasi ergonomi dilakukan untuk memastikan bahwa beban kerja tidak melebihi batas kemampuan yang dimiliki seorang pekerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penentuan tingkat beban kerja petani karet berdasarkan kriteria fisiologis sehingga nantinya dapat ditentukan waktu istirahat yang optimal untuk pekerja. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kelelahan kerja yang tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan pekerja tapi juga pada kualitas dan performansi kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pengukuran denyut jantung pada saat sebelum, sesudah, dan saat melakukan pekerjaan setiap 1 jam sekali. Kemudian dari data denyut jantung ini akan dilakukan perhitungan konsumsi energi, konsumsi oksigen dan %CVL (cardiovascular load). Setelah itu, ditentukan tingkat kategori beban kerja berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan. Selanjutnya ditentukan perhitungan penentuan waktu istirahat pekerja yang optimal berdasarkan tingkat beban kerja tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat beban kerja yang dialami oleh petani karet di CV. Eja Nursery Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dikategorikan sebagai ringan hingga sedang. Sebelum memulai pekerjaan, rata-rata denyut jantung petani adalah 75 bpm, sedangkan saat mereka sedang bekerja, rata-rata denyut jantungnya naik menjadi 101 bpm. Setelah selesai bekerja, rata-rata denyut jantung turun menjadi 97 bpm karena aktivitas kerja menurun. Konsumsi oksigen rata-rata oleh petani karet adalah 0,9 liter per menit, yang termasuk dalam kategori beban kerja ringan. Rata-rata pengeluaran energi berkisar antara rendah hingga sedang, dengan rata-rata 3,4 kkal/menit saat bekerja. Konsumsi energi adalah sebesar 1,7 kkal/menit. Rata-rata beban kardiovaskular yang dialami oleh petani adalah 25,6%, yang termasuk dalam kategori beban kerja ringan, yang berarti tidak ada pembebanan yang signifikan. Dari perhitungan beban fisiologis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan energi setiap petani karet masih berada di bawah batas standar, sehingga tidak ada kelelahan fisiologis yang terjadi. Waktu istirahat yang disarankan sesuai standar kelonggaran ILO adalah 25% dari waktu kerja.

Page 9 of 10 | Total Record : 93