cover
Contact Name
Rasyid Ridha
Contact Email
rasyid7gal@gmail.com
Phone
+6285358792636
Journal Mail Official
jurnalscripta@gmail.com
Editorial Address
Faculty of Medicine Universitas Sumatera Utara, Jalan dr. T. Mansur No. 5, Kampus USU, Medan 20155, Indonesia
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
ISSN : 20888686     EISSN : 26860864     DOI : https://doi.org/10.32734/scripta.v1i2
Core Subject : Health,
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal is a journal aimed to provide a forum for publishing scientific articles in the field of medical or health science. The main focus of SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal is tropical medicine and oncology medicine also the rest of medical fields as the additional focus. To achieve its aim, SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal publishes research articles, review articles, and case reports especially manuscript with a regional or national data to raise the interest of the reader in tropical medicine or oncology medicine as the main focus and the rest of medical fields as the addition focus.
Articles 93 Documents
Cigarettes and Its Effects on Health Ridwan Balatif
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.1246

Abstract

Background: One of the biggest challenges in the world of health is the problem of smoking. In 2018, there was an increase in smokers at the age of 10-18 years by 9.1% compared to 2013, which was 7.2%. It is feared that the increasing number of smokers at a young age will increase the number of non-communicable diseases (NCD) at a young age. Methods: Writing this article uses the method of literature searching from various sources of information including e-books, websites and search engines. The e-books used contain cigarette information and its effects on health, the websites used are the website of the government and WHO to search for prevalence data and other information, and the search engines used are Google Scholar and Pubmed to search information on cigarette content research and its effects on health. Discussion: The content of cigarettes can cause various side effects in almost all organs of the body. Various studies have found that smoking is a risk factor for NCD. Conclusion: Cessation of smoking can save sufferers and also save people around smokers. When a smoker starts quitting smoking, the body will undergo the process of cleaning up toxic substances of cigarettes that have entered the body. Keywords: cigarette, literature searching, NCD     Latar Belakang: Salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan ialah masalah rokok. Pada tahun 2018, terjadi peningkatan perokok pada usia 10-18 tahun sebesar 9,1% dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 7,2%. Peningkatan jumlah perokok di usia muda ini dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah Penyakit Tidak Menular (PTM) di usia muda. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode pencarian literatur dari berbagai sumber informasi berupa e-book, website dan search engine. E-book yang dipakai memuat informasi rokok dan pengaruhnya kekesehatan, website yang dipakai adalah website pemerintah dan WHO untuk pencarian data prevalensi dan informasi lainnya, dan search engine yang dipakai adalah Google Scholar dan Pubmed untuk pencarian informasi penelitian kandungan rokok dan pengaruhnya kepada kesehatan. Pembahasan: Dari hasil pencarian, kandungan pada rokok dapat menimbulkan berbagai efek samping hampir di seluruh organ tubuh. Berbagai penelitian mendapatkan bahwa kebiasaan merokok merupakan faktor risiko terjadinya PTM. Kesimpulan: Penghentian kebiasaan merokok ini dapat menyelamatkan penderitanya dan juga menyelamatkan orang di sekitar perokok. Ketika seorang perokok mulai berhenti untuk merokok, maka tubuh akan melakukan proses pembersihan dari zat racun pada rokok yang sudah masuk ke dalam tubuh. Kata kunci: rokok, PTM, pencarian literatur
Relationship of Histopathology Grading with Molecular Subtypes of Breast Cancer Patients in Haji Adam Malik General Hospital 2016-2018 Muhammad Furqan; Pimpin Utama Pohan
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.3364

Abstract

Background: Breast cancer symptoms are often not felt clearly by patients, as a result many patients who come in an advanced stage. This will affect the prognosis and cure rate of the patient. There are several factors that influence the prognosis of breast cancer, including histopathological grade, and classic immunohistochemical markers such as estrogen receptors, progesterone receptors, and HER2. In addition, breast cancer can be 4 main molecular subtypes, namely Luminal A, Luminal B, HER2-Overexpression, and Triple Negative / Basal-Like. Objectives: This study aims to determine the relationship between histopathological grade with the molecular subtypes of breast cancer patients in Haji Adam Malik General Hospital in 2016-2018. Methods: This is analytical cross-sectional research using a consecutive-sampling technique. Data were obtained secondary from the medical records of breast cancer patients at Haji Adam Malik General Hospital in 2016-2018 and then analyzed with the chi-square test. From 1005 cases of breast cancer during the 2016-2018 period, 131 samples were taken in this study. Results: Of the 131 samples, the highest histopathological grade was grade 2 with 53 people  (40.5%), followed by 41 people (31.3%) with grade 3, and 37 people (28.2%) with grade 1. The most molecular subtypes were Luminal A with 38 people (29%), followed by 33 people (25.2%) with Luminal B, 31 people (23.7%) with HER-2 Overexpression, and 29 people (22.1%) with Triple Negative / Basal-like. From the analysis of the chi-square test obtained p value of 0.045. Conclusion: There is a relationship between histopathological grade with molecular subtypes of breast cancer patients. Keywords: breast cancer, histopathological grade, immunohistochemistry, molecular subtypes     Latar Belakang: Gejala-gejala kanker payudara sering tidak dirasakan dengan jelas oleh pasien, akibatnya banyak pasien yang datang dalam keadaan stadium lanjut. Hal ini akan mempengaruhi prognosis dan tingkat kesembuhan pasien. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prognosis dari kanker payudara, antara lain grading histopatologi, dan marker imunohistokimia klasik seperti reseptor estrogen, reseptor progesteron, dan HER2. Selain itu, kanker payudara dapat diklasifikasikan menjadi 4 subtipe molekuler utama, yaitu Luminal A, Luminal B, HER2-Overexpression, dan Triple Negative/Basal-Like. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara grading histopatologi dengan subtipe molekuler pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2016-2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive-sampling. Data diperoleh secara sekunder dari rekam medis pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2016-2018 dan kemudian dianalisis dengan uji chi-square. Dari 1005 kasus kanker payudara selama periode 2016-2018, diambil sampel pada penelitian ini sebanyak 131 buah rekam medis. Hasil: Dari 131 sampel, grading histopatologi terbanyak terdapat pada grade 2 dengan 53 orang (40,5%) , diikuti 41 orang (31,3%) dengan grade 3, dan 37 orang (28,2%) dengan grade 1. Subtipe molekuler terbanyak yaitu Luminal A dengan 38 orang (29%), diikuti 33 orang (25,2%) dengan Luminal B, 31 orang (23,7%) dengan HER-2 Overexpression, dan 29 orang (22,1%) dengan Triple Negative/Basal-like. Dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,045. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara grading histopatologi dengan subtipe molekuler pasien kanker payudara. Kata kunci: grading histopatologi, imunohistokimia, kanker payudara, subtipe molekuler
Correlation of Body Mass Index and Kellgren-Lawrence Degrees in Genu Osteoarthritis Vien Hardiyanti; Mariane Devi; I Made Buddy Setiawan; Herman P. L. Wungou
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.3369

Abstract

Background: Obesity is a major risk factor for osteoarthritis. Objectives: The aim of this study is to determine the correlation between body mass index with Kellgren-Lawrence degree in genu osteoarthritis patients. Methods: This study used cross-sectional design on 97 participants diagnosed with genu osteoarthritis in Siloam Hospital Kupang in the period January-December 2017. Measurement of height and weight was carried out for the calculation of Body Mass Index. Kellgren-Lawrence degrees were obtained with x-ray photos. Results: Most patients were women (69 patients, 71.7%), 50-59 years old (34 patients, 35.1%), with obesity (61 patients, 62.9%). Conclusion: There was a significant correlation between BMI and Kellgren-Lawrence degree in genu osteoarthritis (p = 0.000). Keywords: BMI, Kellgren-Lawrence, obesity, osteoarthritis genu     Latar Belakang: Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya osteoartritis pada lutut. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan korelasi indeks massa tubuh (IMT) dengan derajat Kellgren-Lawrence pada pasien penderita osteoartritis genu. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang dilakukan pada 97 responden yang didiagnosis dengan osteoartritis lutut di Rumah Sakit Siloam Kupang pada periode Januari-Desember 2017. Derajat Kellgren-Lawrence ditentukan berdasarkan foto x-ray konvensional. Hasil: Penderita osteoartritis terbanyak adalah perempuan (69 pasien, 71,7%), berusia antara 50-59 tahun (34 pasien, 35,1%), dan dengan IMT kategori obesitas (61 pasien, 62,9%). Kesimpulan: Terdapat korelasi signifikan antara IMT dan derajat Kellgren-Lawrence pada penderita osteoartritis genu. (p = 0,000). Kata kunci: IMT, Kellgren-Lawrence, obesitas, osteoartritis genu
Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja Hafizah Khairi Dafnaz; Elmeida Effendy
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.3372

Abstract

Background: Loneliness is a psychological problem that often arises in adolescents. One of the causes is unfulfilled emotional and social needs. The intensity of loneliness can vary, there can be immediately through a feeling of loneliness, but there are also those who constantly feel lonely. It can affect adolescents mentally, so it is often associated with psychological problems and somatic health. Objectives: This study aimed to know the relationship of loneliness with psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Methods: This study is an analytical study with a cross-sectional design, data that used is primary data from questionnaires. The sample was selected by using the stratified random sampling method from all questionnaire data. Results: In the Spearman correlation analysis, the p-value was 0.001 (p<0,005) which showed that there was a relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Bivariate analysis between loneliness and depression obtained correlation coefficient r=0.548, loneliness and anxiety r=0.515, loneliness and stress r=0.472 and loneliness and symptoms of somatic disorders r=0.528. Conclusion: There was a significant relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Keywords: loneliness, psychological problems, symptoms of somatic disorders     Latar Belakang: Kesepian menjadi salah satu masalah psikologis yang sering muncul pada remaja. Salah satu  penyebab timbulnya kesepian pada remaja adalah tidak terpenuhinya kebutuhan emosi dan sosial. Intensitas kesepian bisa berbeda-beda, ada yang dapat segera melalui perasaan kesepian, namun ada juga yang terus-menerus merasakan kesepian. Hal ini dapat mempengaruhi remaja secara mental, sehingga sering dikaitkan dengan masalah psikologis dan kesehatan somatis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional menggunakan data primer yang berasal dari kuisioner. Sampel penelitian dipilih dengan metode stratified random sampling dari seluruh data kuisioner yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil: Pada analisis korelasi Spearman didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Analisis bivariat kesepian dengan depresi didapatkan nilai koefisien korelasi r=0,548, kesepian dengan kecemasan r=0,515, kesepian dengan stres r=0,472 dan kesepian dengan gejala gangguan somatis r=0,528. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Kata kunci: gejala gangguan somatis, kesepian, masalah psikologis
Hubungan Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif di RS Universitas Sumatera Utara Ramadhani, Salsa Shafira; Hutagalung, Haflin Soraya
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.3373

Abstract

Background: Stroke is a major health problem worldwide, especially in Asia, which has more than 60% of the world’s population. Besides causing a health problem, stroke is also an economic and social burden in low and middle-income countries. Stroke may cause cognitive impairment, thus cognitive assessment in stroke survivors is important in addition to determine the treatment aimed at improving cognitive function following a stroke. Objectives: This study aims to determine the association between gender, age, and duration of education and cognitive impairment of post-stroke patients at Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Methods: This study is an analytical research study using a cross-sectional design with a total of 24 respondents selected by consecutive sampling. Data collection was done by using medical records and interviewing the MoCA-Ina questionnaire to respondents. Results: On the analysis of chi-square obtained, gender value p = 0.673 indicating there is no association between gender and cognitive impairment, age (p = 0.035) and duration of education (p = 0.013) indicating there is an association between age as well as the duration of education and cognitive impairment of post-ischemic stroke patients. Conclusion: There is an association between age as well as the duration of education and cognitive impairment, whereas gender does not show association with cognitive impairment in post-ischemic stroke patients. Keywords: cognitive function, ischemic stroke, MoCA-Ina, post ischemic stroke     Latar Belakang: Stroke merupakan masalah kesehatan utama di dunia terutama di Benua Asia dengan penduduk lebih dari 60% populasi dunia. Selain menimbulkan masalah kesehatan stroke juga menjadi beban ekonomi dan sosial di negara yang berpendapatan rendah dan menengah. Stroke dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif sehingga pemeriksaan fungsi kognitif pada pasien stroke merupakan hal yang penting untuk dapat menentukan penanganan selanjutnya yang bertujuan memperbaiki fungsi kognitif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, usia dan lama pendidikan dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke iskemik di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain penelitian potong lintang dengan sampel penelitian pasien pasca stroke iskemik di poliklinik saraf di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dipilih dengan metode consecutive sampling sebanyak 24 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan rekam medik serta wawancara menggunakan kuisioner MoCA-Ina kepada responden. Hasil: Pada analisis uji chi square didapatkan jenis kelamin (p = 0,673) tidak berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke, sedangkan usia (p = 0,035) dan lama pendidikan (p = 0,013) menunjukkan hubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke iskemik. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dan lama pendidikan dengan gangguan fungsi kognitif, sedangkan jenis kelamin tidak menunjukkan adanya hubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke iskemik. Kata kunci: fungsi kognitif, MoCA-Ina, pasca stroke iskemik, stroke iskemik
Pengaruh Terapi Antituberkulosis Fase Intensif Terhadap Status Gizi Penderita Tuberkulosis Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2018 Yuriza Fadila; Fathia Meirina
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2021): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i2.3374

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is one of the 10 main causes of death from infectious diseases. Indonesia is among the 3 countries with the highest TB incidence in the world. The proportion of pediatric TB patients in North Sumatra Province is 2%. Antituberculosis therapy is a treatment used in TB patients. Successful diagnosis and treatment can prevent millions of deaths each year. Low endurance and malnutrition are factors that influence the possibility of someone becoming a TB patient. This situation can disrupt growth in children. Child growth can be monitored through nutritional status assessments. Objectives: This study aims to determine the effect of intensive phase antituberculosis therapy on the nutritional status of children with tuberculosis in Haji Adam Malik General Hospital Medan in 2018. Methods: This study uses an observational analytic method using a retrospective cohort design, using secondary data derived from medical records at Haji Adam Malik General Hospital Medan in 2018. Data obtained will then be processed and analyzed by the Wilcoxon test using a data processing program. The Wilcoxon test had a significant result (p = 0.001). Results: The mean increase in nutritional status after being given antituberculosis therapy in the age group of children 0-1 years and >1-5 years is a good nutritional status. The mean weight gain after being given antituberculosis therapy in the age group of children 0-1 years was 7.81 kg and >1-5 years was 15.32 kg. The pattern of a child's weight gain after reaching antituberculosis during the intensive phase has increased. Conclusion: In this study, it was found that antituberculosis therapy affected the nutritional status of children with tuberculosis during the intensive phase. Keywords: antituberculosis therapy, child growth, childhood TB, infectious disease   Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian dari golongan penyakit infeksi. Indonesia termasuk 3 negara dengan angka kejadian TB tertinggi di dunia. Proporsi pasien TB anak di Provinsi Sumatera Utara sebesar 2%. Terapi OAT merupakan tatalaksana yang digunakan pada pasien TB. Diagnosis dan pengobatan yang berhasil dapat mencegah jutaan kematian setiap tahunnya. Daya tahan tubuh yang rendah dan malnutrisi merupakan faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB. Keadaan ini dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Pertumbuhan anak dapat dipantau melalui penilaian status gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi antituberkulosis fase intensif terhadap status gizi penderita tuberkulosis anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain kohort retrospektif, menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medik di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018. Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan uji Wilcoxon menggunakan program pengolahan data. Uji Wilcoxon memiliki hasil yang signifikan (p = 0,001). Hasil: Rerata peningkatan status gizi setelah diberikan terapi antituberkulosis pada kelompok usia anak 0-1 tahun dan > 1-5 tahun adalah berstatus gizi baik. Rerata peningkatan berat badan setelah diberikan terapi antituberkulosis pada kelompok usia anak 0-1 tahun adalah 7,81 kg dan > 1-5 tahun adalah 15,32 kg. Pola kenaikan berat badan anak setelah terapi antituberkulosis selama fase intensif mengalami peningkatan. Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan bahwa terapi antituberkulosis berpengaruh terhadap status gizi anak penderita tuberkulosis selama fase intensif. Kata Kunci: penyakit infeksi, pertumbuhan anak, TB anak, terapi OAT
Hubungan Kadar Hemoglobin Pada Ibu di Trimester III Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Pascapersalinan di RSUP Haji Adam Malik Medan Bella Fitriah Paramita; Khairani Sukatendel
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2021): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i2.3375

Abstract

Background: The maternal mortality rate in Indonesia in 2015 according to the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) is still high at 305 per 100,000 live births. The highest cause of maternal mortality since the last decade is due to bleeding which is 30.3% and postpartum hemorrhage is the most frequent obstetric bleeding. One of the risk factors is anemia in pregnancy. Objectives: This study aims to determine the relationship between hemoglobin levels in mothers in the third trimester of pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage in RSUD Haji Adam Malik Medan. Methods: This study was an analytical research study with a case-control design, using secondary data derived from medical records at RSUP Haji Adam Malik Medan in 2017 – 2018. The study sample was determined using a purposive sampling method of all medical record data that met the study criteria and then analyzed using the chi-square test. Results: From 36 mothers had postpartum hemorrhage (case group) was found that mothers who had experienced postpartum hemorrhage with anemia (Hb < 11 g/dl) in the third trimester of pregnancy as many as 30 people (83,3%) and which had normal Hb (Hb > 11 g/dl) in the third trimester of pregnancy as many as 6 people (16,7%). From the chi-square test had a significant result (p= 0.000; OR = 7.000). Conclusion: There is an association between hemoglobin levels in mothers in the third trimester of pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage. Keywords: hemoglobin levels, postpartum hemorrhage, vaginal delivery   Latar Belakang: Angka Kematian Ibu di Indoensia pada tahun 2015 masih tinggi yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu tertinggi sejak satu dekade terakhir adalah karena perdarahan yaitu sebesar 30,3% dan perdarahan pascapersalinan adalah perdarahan obstetri yang paling sering terjadi. Salah satu faktor penyebabnya adalah anemia pada ibu hamil. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin pada ibu di trimester III kehamilan dengan kejadian perdarahan pascapersalinan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control, menggunakan data sekunder yaitu rekam medik di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dari seluruh data rekam medik ibu dengan persalinan spontan pervaginam yang memenuhi kriteria penelitian lalu dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Dari 36 ibu dengan persalinan spontan pervaginam yang mengalami perdarahan pascapersalinan (data kasus) ditemukan bahwa ibu dengan persalinan spontan pervaginam yang mengalami perdarahan pascapersalinan dengan kadar Hb < 11 g/dl di trimester III kehamilannya sebanyak 30 orang (83,3%) dan yang dengan kadar Hb > 11 g/dl di trimester III kehamilannya sebanyak 6 orang (16,7%). Uji chi-square menunjukkan hasil yang signifikan (p = 0,000; = 7,000). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar hemoglobin pada ibu di trimester III kehamilan dengan kejadian perdarahan pascapersalinan. Kata Kunci: kadar hemoglobin, perdarahan pascapersalinan, persalinan spontan pervaginam
Hubungan Pengetahuan Anak tentang Cuci Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan Nurul Wahida Harahap; Karina Sugih Arto; Supriatmo; Dina Arwina Dalimunthe
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.3392

Abstract

Background: Diarrhea is a condition in which feces are discharged from the bowel in loose consistency or even liquid form, and the frequency is usually more often ( usually three times or more) in one day. Non-hygienic lifestyles, such as not washing hands before consuming food and after doing activities can cause negative impact to health, particularly the occurrence of diseases that related to poor sanitation, such as diarrhea. The prevalence are more common by 10 % in rural areas compared to 7.4% in urban areas. Incidence rate in diarrhea tends to be higher in group with lower education whom work as farmer, fisherman, or labor. Objectives: This study aims to analyze the relationship of childrend`s knowledge about hand washing and diarrhea occurence. Methods: This study is an  analytic study with a cross sectional design. The data is primary data that were collected directly from respondents through questionnaire. The respondents were chosen by stratified random sampling method. Results: From data of 35 respondents, the p-value 0.005 ( p <0.05), PR value 0.364 ( 0.177 – 0.749). Conclusion: There is a significant relationship between childrend`s knowledge about hand washing with diarrhea in Panobasan village. Keywords: children's knowledge, diarrhea, hand washing     Latar Belakang: Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Kebiasaan kurang higienis berupa tidak mencuci tangan sebelum makan atau tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, terutama munculnya penyakit yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah salah satunya yaitu diare. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, metode pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan cara stratified random sampling. Hasil: Dari 135 responden, hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare didapatkan hasil  dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05), dan nilai PR = 0,364 (0,177 – 0,749). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahauan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare di desa Panobasan. Kata kunci: cuci tangan, diare, pengetahuan anak
Pengaruh Merokok terhadap Kadar Asam Urat pada Pria Dewasa yang Mengonsumsi Tuak di Kelurahan Sigulang-gulang Kecamatan Siantar Utara Novri Angelina Tambunan; Malayana Rahmita Nasution
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2021): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i2.3404

Abstract

Background: Uric acid (UA) is a nitrogen compound (C5H4N4O3/2, 6, 8-trihydroxypurine) which is the final product of purine catabolism nucleoside adenosine and guanosine. Uric acid levels are influenced by age, purine intake, alcohol consumption, body mass index (BMI), physical activity, hypertension, heart disease, certain medications, and impaired renal function. Objectives: This study aims to determine the influence of smoking on uric acid levels in adult men who drink tuak. Methods: This study used an analytic method using a cross-sectional design. Data retrieval is performed only once for collecting primary data with measuring instruments in the form of a questionnaire and Autocheck to measure uric acid levels. The population in this study is all adult men in Sigulang–gulang, North Siantar. Consecutive sampling was used to determine the number of samples. The data obtained will then be processed and analyzed using SPSS software. Results: The results show that there are differences in uric acid levels in adult men who smoke and drink tuak compare to adult men who do not smoke and drink tuak with a significant p values (6,01±1,09 vs 7,31±1,20; p<0,001). Conclusion: This study concluded that there is an influence of smoking on uric acid levels in adult men who drink tuak. Keywords: smoking, tuak, uric acid   Latar Belakang: Asam Urat (AU) adalah senyawa nitrogenik (C5H4N4O3/2,6,8-trihidroksipurin) yang merupakan produk akhir katabolisme purin nukleosida adenosin dan guanosin. Kadar asam urat dipengaruhi oleh usia, asupan senyawa purin, konsumsi alkohol, indeks massa tubuh (IMT), aktivitas fisik, hipertensi, penyakit jantung, obat-obatan tertentu dan gangguan fungsi ginjal. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap kadar asam urat pada pria dewasa yang mengonsumsi tuak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode analitik dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan data dilakukan hanya satu kali untuk mengumpulkan data primer dengan alat ukur berupa kuesioner untuk mengetahui kebiasaan konsumsi tuak dan merokok dan Autocheck untuk mengukur kadar asam urat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pria dewasa di Kelurahan Sigulang-gulang, Kecamatan Siantar Utara. Penentuan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Data yang telah dikumpul akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan software SPSS. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kadar asam urat pada pria dewasa yang merokok dan mengonsumsi tuak dengan pria dewasa yang tidak merokok dan mengonsumsi tuak dengan nilai p bermakna (6,01±1,09 vs 7,31±1,20; p<0,001). Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh merokok terhadap kadar asam urat pada pria dewasa yang mengonsumsi tuak. Kata Kunci: asam urat, merokok, tuak
Hubungan Pemberian Kortikosteroid terhadap Kenaikan Berat Badan pada Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut Fase Induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan Isni Dhiyah Almira; Selvi Nafianti
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2021): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i2.3409

Abstract

Background: Glucocorticoid corticosteroids have vasoconstrictive, anti-proliferation, anti-inflammatory, and immunosuppressant effects through interactions with glucocorticoid receptors which have also been found in one type of leukemia, acute lymphoblastic leukemia (ALL). The most common side effect long-term use of high dose corticosteroids is increase in body weight resulting in obesity. It is one of the main problems in ALL patients, because it leads to persistent leukemia, increase of the risk of recurrence, and poor event-free survival. This has been associated with the use of glucocorticoids namely dexamethasone and prednisone in the induction phase chemotherapy process. Objectives: This study was intended to determine the association of corticosteroid administration to weight gain in children with ALL induction phase. Methods: The study was analytic-cross sectional. A total of 62 medical records of pediatric patients with ALL in Haji Adam Malik General Hospital Medan in 2015-2018. The data obtained were processed using the Wilcoxon statistical test, the Mann-Whitney test, and the Spearman-Correlation Rank test. Results: Wilcoxon test showed the effect of corticosteroid administration on body weight in the sample (p = 0.001). The Mann-Whitney test showed a difference in the influence of the use of prednisone and dexamethasone on sample body weight (p = 0.001), but it was not found regarding the nutritional status of the sample (p = 0.149). The Spearman-correlation test showed that there was no association of weight gain with the total corticosteroid dose given (p = 0.251). Conclusion: There is an association of corticosteroid administration to body weight in children with ALL induction phase. There are differences in the influence of the use of prednisone and dexamethasone on body weight, while there is no such difference on nutritional status in children with ALL induction phase. There is no association of weight gain based on the total corticosteroid dose given during the induction phase in children with ALL. Keywords: acute lymphoblastic leukemia, corticosteroid, induction phase chemotherapy, weight gain   Latar Belakang: Kortikosteroid golongan glukokortikoid memiliki efek vasokontriksi, anti-proliferasi, anti-inflamasi, dan imunosupresan melalui interaksinya dengan glucocorticoid receptor yang juga telah ditemukan pada salah satu jenis leukemia yaitu leukemia limfoblastik akut (LLA). Efek samping paling sering dari penggunaan kortikosteroid jangka panjang dengan dosis tinggi adalah peningkatan berat badan berlebih yang berakibat pada obesitas. Hal ini menjadi salah satu masalah utama pada pasien LLA, karena dapat menyebabkan leukemia persisten, meningkatkan risiko kekambuhan, dan event-free survival yang buruk. Hal tersebut telah dikaitkan dengan penggunaan glukokortikoid deksametason dan prednisone dalam proses kemoterapi LLA fase induksi. Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan pemberian kortikosteroid terhadap kenaikan berat badan pada anak penderita leukemia limfoblastik akut fase induksi. Metode: Penelitian yang dilakukan bersifat analitik-cross sectional. Dikumpulkan sebanyak 62 rekam medis pasien anak penderita LLA di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2015-2018. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji statistik Wilcoxon, uji Mann-Whitney, dan uji Rank Spearman-Correlation. Hasil: Uji Wilcoxon menunjukkan adanya pengaruh pemberian kortikosteroid terhadap berat badan pada sampel (p = 0,001). Uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan pengaruh penggunaan prednison dan deksametason terhadap berat badan sampel (p = 0,001), tetapi tidak terhadap status gizi sampel (p = 0,149). Uji Rank Spearman-Correlation menunjukkan tidak terdapat hubungan kenaikan berat badan terhadap total dosis kortikosteroid yang diberikan (p = 0,251). Kesimpulan: Terdapat hubungan pemberian kortikosteroid terhadap berat badan anak penderita LLA fase induksi. Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan prednison dan deksametason terhadap berat badan anak penderita LLA fase induksi, tetapi tidak terhadap status gizi. Tidak terdapat hubungan kenaikan berat badan berdasarkan total dosis kortikosteroid yang diberikan selama fase induksi pada anak penderita LLA. Kata kunci: kemoterapi fase induksi, kenaikan berat badan, kortikosteroid, leukemia limfoblastik akut

Page 2 of 10 | Total Record : 93