cover
Contact Name
I Gusti Agung Nyoman Dananjaya
Contact Email
guz.d4nan@gmail.com
Phone
+6281805541490
Journal Mail Official
guz.d4nan@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Jalan Kamboja No 17 Denpasar
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
DWIJENAGRO: JURNAL ILMIAH
Published by Universitas Dwijendra
ISSN : 19793901     EISSN : 27229815     DOI : -
Jurnal dwijenAGRO memuat ringkasan hasil penelitian, ulasan (review) mengenai perkembangan topik teoritik Ilmu Pertanian (Agribisnis) dan artikel ilmiah. Jurnal diterbitkan secara berkala (Mei & November) oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra.
Articles 185 Documents
INOVASI TEKNOLOGI PADA KOMODITAS PADI BAGI KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Mayadewi, Ni Nyoman Ari
dwijenAGRO Vol 2 No 2 (2011): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.128 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.2.2.276.%p

Abstract

Salah satu  isu sentral dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan teknologi pada usahatani padi termasuk pengembangan agribisnisnya.  Upaya untuk meningkatkan produksi padi dihadapkan pada ancaman utama, yaitu: (i) stagnansi dan pelandaian produktivitas akibat kendala teknologi dan input produksi, (ii) instabilitas produksi akibat serangan hama penyakit, tekaman iklim dan penurunan produktivitas akibat degradasi sumber daya lahan dan air serta penurunan kualitas lingkungan, dan (iii) penciutan lahan sawah beririgasi akibat dikonversi menjadi lahan nonpertanian,sehingga diperlukan adanya pertanian berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan peranan inovasi teknologi serta teknologi yang berkelanjutan dalam usahatani padi.Teknologi pertanian pada usahatani sawah seperti revolusi hijau memiliki peranan yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas padi yang diusahakan oleh para petani, yaitu melalui penerapan pupuk sintetis/anorganik/kimia berimbang, pengelolaan hama dan penyakit, serta pascapanen. Inovasi teknologi juga berperan  pada berkembangnya usaha atau kegiatan pada subsektor hulu sampai ke subsektor hilir. Namun peningkatan produktivitas dan keberhasilan lainnya, seperti kemampuan menyediakan pangan bagi penduduk yang meningkat secara pesat, ternyata memberikan masalah yang signifikan terhadap lingkungan, seperti degradasi lahan dan pencemaran lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Teknologi pertanian pada usahatani padi yang ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya pembangunan pertanian berkelanjutan adalah mencakup penanaman padi teknik SRI, pertanian organik dan Pengelolaan Hama Terpadu.Kata Kunci: Teknologi, usahatani padi, masalah lingkungan, pertanian berkelanjutan
SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN TEMBAKAU RAKYAT: KASUS SUBAK CENGCENGAN, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR Mudita, Ketut
dwijenAGRO Vol 2 No 2 (2011): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.444 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.2.2.277.%p

Abstract

There are four kinds of tobacco market channels in Subak of Cengcengan, Gianyar regency namely: (i) farmers-local traders-retailers-consumers; (ii) farmers-distributor -retailers-consumers; (iii) farmers-local traders-retailers-distributors-consumers; and (iv) farmers-retailers-consumers. Margin of market within first kind is Rp 8.583,33, and Rp 8,463.57, Rp 9,388.89,  Rp 5,000 within kind of the second, third and forth, respectively.The highest farmerâ??s share was found in the forth market channel, that is 85,71% and the lowest was in the third channel, that is 74,74%. This means that the most efficient is in the forth market channel.Key words: Tobacco, market channel, farmerâ??s share
AKSES INFORMASI PASAR, MODAL, DAN TEKNOLOGI OLEH PETANI DI DAERAH PERKOTAAN Dewi, Ida Ayu Listia
dwijenAGRO Vol 2 No 2 (2011): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.946 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.2.2.278.%p

Abstract

     The current condition of Indonesian agriculture shows that the income of those working in agricultural sector is lower than the income of those working in the other sectors.  Small scale farming, limited capital, being highly dependent on season, employing family members, highly low market, access to loan and technology feature our agriculture.  Small farmers with their various limitations have caused the agricultural condition in Indonesia to be getting worse.  One of their limitations is accessibility.  This will influence the process of making decision as to what commodities should be developed and what technology should be applied.  This will also indirectly contribute to the farmersâ?? welfare.     Access to information on transfer of technology, market, capital and other innovations is highly important and needed by farmers to improve their farming enterprises.  Good access to information will allow the farmers to improve their farming management so that their agribusiness will be better.     This studi aimed at identifying the degree of accessibility of the farmers at Subak Anggabaya to information on market, capital, and technology.  The location where the study was conducted was chosen purposively, that is, at Subak Anggabaya, Penatih Village, Denpasar City.  30 farmers were used as the respondents.  the data were obtained using simple random sampling technique.  It is a descriptive study.     The results showed that the degree of the accessibility to information on market and capital was still low, that is, 25% and 35%.  Their accessibility to technological information also showed low condition, that is, 36,9%.  Meaning that the farmersâ?? ability to obtain information on market, capital, and technology are still needed improving.  It was expected that those who were in charge of field agricultural extension would be able to give the information needed especially the information on market, capital, and technology.  It was expected that such information should be equally spread among the farmers.Keywords: access to information on market, access to information on capital, and access to information on technology. 
KEBIJAKAN ALTERNATIF PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADA SISTEM SUBAK Sedana, Gede
dwijenAGRO Vol 2 No 2 (2011): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.207 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.2.2.279.%p

Abstract

Tantangan subak ke depan adalah terwujudnya kelembagaan subak dengan kearifan lokalnya mampu menjadi organisasi yang dapat beradaptasi dengan tuntutan ekonomis anggotanya seiring dengan program-program pembangunan pertanian dan perdesaan. Orientasi ekonomis ini diperlukan untuk menghadapi era kesejagatan sehingga para petani anggota subak dapat meningkatkan pendapatannya dan sekaligus mampu mengantsipasi terjadinya alih fungsi lahan sawah yang tidak terkendaliTerdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang perlu dipertimbangkan dan dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan legislatif adalah menyangkut keberlanjutan penyelenggaraan pembangunan pertanian khususnya di lahan sawah. Di antaranya adalah sebagai berikut: (i) pembentukan atau pengembangan perusahaan daerah untuk membeli produk-produk dari usahatani sawah; (ii) penyediaan jasa asuransi pertanian; (iii) penyediaan kredit pertanian; (iv) penguatan kelembagaan subak sebagai badan hukum; dan (v) penetapan lahan sawah abadi. Kebijakan-kebijakan tersebut agar dapat dilaksanakan secara bersinergi sebagai satu kesatuan.
ANALISIS DAMPAK BUDAYA PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL TERHADAP MASYARAKAT SEKITARNTYA Windia, Wayan; Suamba, Ketut; Sudarta, Wayan; Adikampana, Made
dwijenAGRO Vol 2 No 2 (2011): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.404 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.2.2.280.%p

Abstract

Cultural impact in international airport development for the  surrounding community is very important to be analyzed. Those analyzation very useful for the new airport development, because we can anticipate the positive and negative impact of the international airport development. As for the result of the positive and negative impact of Ngurah Rai International Airport development are catagorizied into aspect of values (thinking pattern), social, and artifact.         
STRUKTUR PASAR DAN KERAGAAN TATANIAGA JERUK SIAM KINTAMANI Widyantara, Wayan; Rustini, Made
dwijenAGRO Vol 3 No 1 (2012): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.774 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.3.1.281.%p

Abstract

Konsumsi jeruk oleh penduduk Bali yang jumlahnya 3.890.575 jiwa akan memengkosumsi jeruk sebanyak 31.526 ton/th. Dengan produksi jeruk sebanyak 99.150 ton/th, maka terjadi surplus produksi jeruk. Untuk itu perlu dicarikan solusi agar harga tidak jatuh pada musim panen, yang dapat berakibat kepada turunya penerimaan petani jeruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur pasar dan keragaan pasar jeruk dalam tataniaga jeruk siamkintamani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar jeruk siam kintamani bestruktur monopoli, dengan derajat monopoli tertinggi terjadi pada pedagang pengumpul. Dalam keragaan pasar nampak bahwa pedagang besar/antar pulau mempunyai share keuntungan paling besar 54,47% (lebih dari 50%). Kata kunci : Struktur pasar, keragaan pasar, monopoli ,  keuntungan, jeruk siam kintamani.
KEKUATAN-KEKUATAN YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL DI MASYARAKAT Sumada, Made
dwijenAGRO Vol 3 No 1 (2012): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.749 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.3.1.282.%p

Abstract

            Pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah sering kali memberikan hasil yang kurang memuaskan karena adanya beberapa hambatan. Kondisi ini perlu diatasi dengan pendekatan-pendekatan tertentu kepada masyarakat sebagai penerima program pemerintah. Berkenaan dengan hal ini, agen-agen pembaharu harus mempertimbangkan dan mengidentifikasi factor-faktor yang memperngaruhi difusi inovasi. Terdapat tiga kekuatan besar yaitu kekuatan pendorong, kekuatan bertahan dan kekuatan pengganggu. Pendekatan alternatif yang perlu diimplementasikan adalah partisipatif dalam bentuk proses persuasi. Proses ini diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan dan menumbuhkan rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab.Kata kunci: pemberdayaan, partisipasi, difusi, and persuasi
PERILAKU PETANI TERHADAP TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN KAKAO: KASUS DI SUBAK-ABIAN ASAGAN, KECAMATAN SELEMADEG TIMUR, KABUPATEN TABANAN Goya Suwastawa, I Nyoman
dwijenAGRO Vol 3 No 1 (2012): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.06 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.3.1.283.%p

Abstract

Salah satu komoditas andalan pada sektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomis adalah kakao. Kualitas kakao yang dihasilkan di Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia yang dihasilkan di Ghana dan Pantai Gading apabila dilakukan fermentasi secara baik. Kondisi alam seperi cuaca yang tidak menentu, pengembangan kakao Indonesia termasuk di Bali masih menghadapi masalah yang kompleks seperti rendahnya produktivitas dan kualitas buah dan biji kakao yang dihasilkan oleh para petani. Sentra tanaman kakao di Bali adalah di kabupaten Tabanan termasuk di Subak-abian Asagan, Kecamatan selemadeg Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap petani dan pengetahuan mengenai teknik pemeliharaan tanaman kakao, mengetahui intensitas interaksi petani dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan menggambarkan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pemeliharaan tanaman kakao di Subak-abian Asagan. Sampel yang diambil adalah sebanyak 50 petani dari total populasi 79 oranng dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan adalah data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif.           Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sikap petani tergolong setuju terhadap teknik pemeliharaan kakao dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 78,50  % dari skor maksimal. Rata-rata tingkat pengetahuan petani mengenai teknik pemeliharaan kakao adalah termasuk pada kategori tinggi, yaitu dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 72,00 % dari skor maksimal. Rata-rata tingkat intensitas interaksi petani dengan PPL mengenai teknik pemeliharaan kakao di Subak-abian Asagan adalah tergolong tinggi, yaitu dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 70,00 %. Beberapa faktor penghambat dalam penerapan teknik pemeliharaan tanaman kakao di Subak-abian Asagan adalah: (i) terbatasnya modal usahatani; (ii) tanaman yang relatif tua; dan (iii) serangan hama dan penyakit.Kata kunci: Kakao, sikap, pengetahuan, interaksi dna teknik pemeliharaan tanaman kakao
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PENGETAHUAN PETANI TERHADAP PENGENDALIAH HAMA PBK: KASUS DI SUBAK-ABIAN ASAGAN, KECAMATAN SELEMADEG TIMUR, KABUPATEN TABANAN Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 3 No 1 (2012): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.056 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.3.1.284.%p

Abstract

Di Provinsi Bali, kakao merupakan salah satu komoditas utama yang diandalkan pada subsektor perkebunan. Peningkatan harga biji kakao di pasar internasional tidak sepenuhnya bisa dinikmati oleh petani kakao di Indonesia, karena petani menghadapi masalah hama penggerek buah kakao (PBK), sehingga produktivitas kebun mereka umumnya turun, selain masih rendahnya kualitas biji kakao. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petani terhadap pengendalian hama Penggerek Buah Kakao di Subak-abian Asagan, Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur; dan hubungan antara pengetahuan dengan sikap petani mengenai pengendalian hama Penggerek Buah Kakao. Sebanyak 50 petani (dari 79 petani) diambil sebagai sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik kuesioner, wawancara, observasi serta dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan statistika (Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sikap petani terhadap pengendalian hama PBK adalah  setuju dengan rata-rata pencapaian sckor 80,20  % dari skor maksimal. Rata-rata tingkat pengetahuan petani adalah tinggi, dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 70,00 % dari skor maksimal. Terdapat hubungan yang nyata antara sikap dengan tingkat pengetahuan petani mengenai pengendalian hama PBK yang diperoleh dari hasil analisis Chi Square, dimana besarnya nilai x2 hitung adalah 8,001 dan lebih besar dari pada nilai x2 tabel (5 %) yang besarnya 3,841.Disarankan bahwa agar didorong terimplementasikannya pngendalian hama PBK di tingkat petani melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai aspek ekonomis penggunaan teknologi pengendalian hama PBK sehingga dapat ditunjukkan adanya manfaat ekonomis/tingkat keuntungan bagi petani setelah menerapkan teknologi tersebut.Kata kunci: Sikap, pengetahuan pengendalian hama penggerek buah kakao
MEMPERKUAT MODAL SOSIAL DALAM PENGELOLAAN HUTAN Susantini, Putu
dwijenAGRO Vol 3 No 1 (2012): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.162 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.3.1.285.%p

Abstract

Pengelolaan hutan harus diarahkan pada upaya mencegah erosi dan memlihara fungsi hutan itu sendiri. Pemerintah dan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan memiliki tanggung jawab untuk kegiatan tersebut. Untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan, pemerintah disarankan untuk memperkuat modal sosial masyarakat lokal. Modal sosial   akan memberikan nilai ekonomis guna memotivasi dan memfasilitasi masyarakat secara individual maupun kelompok untuk memiliki akses pada sumber daya finansial, informasi dan lain sebagainya. Kondisi ini dapat dilakukan dengan cara pendekatan partisipatif pada masyarakat local sehingga mereka mampu untuk membuat perencanaan, mengambil keputusan dan mengelola sumberdaya local melalui usaha bersama.Kata-kata kunci: Pengelolaan hutan, modal social, partisipasi dan usaha bersama

Page 3 of 19 | Total Record : 185