cover
Contact Name
Cecep Aminudin
Contact Email
cecep.aminudin@ecotas.org
Phone
+622220-453602
Journal Mail Official
ecotas@ecotas.org
Editorial Address
Cigadung Green Land A9 Bandung 40191 INDONESIA
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains
Published by ECOTAS
ISSN : -     EISSN : 27209717     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains (EMS) adalah inisiatif ECOTAS untuk diseminasi artikel ilmiah secara elektronik. Jurnal diharapkan dapat menjadi sarana penyebarluasan pengetahuan, gagasan, pemikiran dan hasil penelitian mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan upaya untuk menciptakan hubungan dan saling keberadaan yang harmonis antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya. Jurnal memfasilitasi diskusi mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia di dalamnya secara multidisiplin dan terbuka untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan dan interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya termasuk lingkungan buatan manusia sendiri serta bagaimana selayaknya manusia berperilaku dalam kedudukannya. Jurnal menerima naskah yang ditulis dalam Bahasa Indonesia yang dapat dipahami oleh pembaca yang luas dari berbagai disiplin ilmu baik ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora yang bertalian dengan hubungan manusia dengan ekosistemnya yang berkaitan erat dengan kesejahteraan dan keberlanjutan kehidupan di bumi. Jurnal diupayakan terbit secara rutin dalam periode dua kali setahun untuk mempublikasikan artikel yang ditelaah oleh rekan sejawat (peer review). Jurnal menerapkan kebijakan akses terbuka dengan lisensi Creative Commons Atribusi-Non Komersial 4.0 Internasional di mana isi jurnal yang diterbitkan secara elektronik bebas untuk diakses tanpa biaya segera setelah jurnal atau artikel diterbitkan. Pengguna berhak untuk membaca, mengunduh, menggandakan, mendistribusikan, mencetak, mencari atau membuat tautan terhadap naskah lengkap dan menggunakannya untuk tujuan yang tidak melanggar hukum.
Articles 41 Documents
Ekosistem Mangrove dan Mitigasi Pemanasan Global Anisa Fitria
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 1 (2021): Jan-Jun 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i1.20

Abstract

Pemanasan global berdampak pada kehidupan di dunia dan dirasakan oleh seluruh makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah peningkatan emisi karbon dioksida. Ekosistem Mangrove memiliki fungsi seperti hutan lainnya yaitu menyerap karbon dan juga berperan penting dalam mitigasi pemanasan global. Penelitian ini dilakukan untuk mengulas dan mengetahui pentingnya ekosistem mangrove dalam mitigasi pemanasan global. Metode penelitian yang digunakan studi literatur atau kajian pustaka dengan mengkaji beberapa artikel terkait. Studi literatur digunakan sebagai metode pengumpulan data dengan melakukan penggabungan beberapa data penelitian yang tercantum dalam artikel ilmiah yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan untuk mendapatkan suatu pemecahan masalah. Penelitian relevan dikumpulkan oleh penulis kemudian dikaji lebih dalam untuk membahas kembali peran ekosistem bagi mitigasi pemanasan global. Hasilnya Ekosistem mangrove memiliki potensi mitigasi yang sangat besar untuk mengatasi solusi untuk bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global.
Mitigasi Alami Pengasaman Laut Mochammad Rafli Noer Haiqal; Balqis Wahyu Utami; Luthfiah Achmad; Ade Suryanda
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 2 (2021): Jul-Des 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i2.23

Abstract

Peningkatan karbon dioksida (CO2) yang ada di atmosfer telah menggangu keadaan laut dengan meningkatkan keasamannya sebesar 30 %. Secara global, pH lautan telah turun dari 8,2 ke 8,1, dan bisa turun 0,4 unit lagi pada akhir abad ini. Apabila produksi CO2 yang berlebih terus terjadi, tidak menutup kemungkinan keadaan laut akan semakin memburuk. Tumbuhan di lautan, seperti lamun dan bakau hingga alga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pH lautan. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komponen tersebut, kami bertujuan untuk mensintesis pengetahuan yang tersedia dalam tinjauan global mengenai peranan lamun, bakau, dan alga. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode studi literatur dengan mengkaji beberapa artikel terkait. Kami menemukan bahwa lamun mangrove dan alga dapat meningkatkan kemampuan laut untuk mengembalikan keadaan pH kembali normal. Sehingga lamun, mangrove, dan alga dapat mengurangi tingkat keasaman laut.
Peranan Kearifan Lokal Sistem Sasi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut Indonesia Nurfani Indah Putri; Ni Luh Chandrika; Gia Laras Pangestu; Ade Suryanda
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 1 (2021): Jan-Jun 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i1.24

Abstract

Indonesia sebagai pemilik keanekagaraman hayati terbesar memiliki pula berbagai kearifan lokal yang didalamnya tersimpan jutaan makna. Sasi merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang berasal dari Maluku. Bentuk kearifan lokal ini yaitu upaya untuk melestarikan sumber daya alam darat maupun laut serta dapat membantu upaya konservasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sasi sebagai sistem dalam pengelolaan sumber daya laut berbasis kearifan lokal di wilayah pesisir Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi literatur, yaitu membaca, mempelajari, mengkaji, serta menganalisis terkait dengan literatur yang berhubungan dengan peranan sasi sebagai kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sasi sebagai kearifan lokal masyarakat adat Maluku adalah modal dan model pengelolaan serta perlindungan lingkungan di tingkat regional, khususnya Maluku dan nasional, di mana penggunaan sumber daya alam harus harmonis dan seimbang fungsi lingkungannya.
Permasalahan Hidrologi di Daerah Aliran Sungai Kampar: Suatu Telaah Multi Perspektif Mohd Yunus
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 1 (2021): Jan-Jun 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i1.25

Abstract

Persepsi para pihak merupakan elemen kunci untuk mewujudkan pengelolaan DAS Kampar yang berkelanjutan. Kajian ini memiliki tujuan mengidentifikasi permasalahan hidrologi berdasarkan persepsi para pihak dan mengidentifikasi kesenjangan antara persepsi tersebut. Kajian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2018 - April 2019 di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, meliputi proses editing data, kategorisasi, dan penafsiran data. Permasalahan hidrologi yang selama ini sering terjadi menurut masyarakat adalah pencemaran, banjir, erosi, abrasi, kekeruhan, dan pendangkalan. Faktor penyebab permasalahan hidrologi meliputi penggunaan pelet dari keramba jaring apung (KJA), limbah kelapa sawit, dan pembukaan lahan yang masif, penebangan liar di bagian hulu dan penambangan batu sungai. Persepsi umum dari pemerintah menegaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, kualitas air Sungai Kampar semakin memburuk. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, meliputi maraknya penebangan hutan, pembangunan yang bersifat parsial dan sektoral, belum tersedianya perencanaan pengembangan sumber-sumber air yang menyeluruh dan terpadu yang mencakup aspek pemanfaatan, pengelolaan, serta pengendalian dan pelestarian. Secara umum, persepsi para pihak memiliki persamaan. Walaupun begitu, masih terdapat beberapa perbedaan.
Peran BUMDes dalam Pengelolaan Sampah dengan Insinerator dan Komposter di Desa Sumbergondo, Kota Batu Rafi Alfiansyah
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 1 (2021): Jan-Jun 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i1.28

Abstract

Masalah sampah menjadi sebuah isu yang begitu penting, karena memberikan dampak terhadap lingkungan, sehingga perlu diperhatikan bagi seluruh elemen yaitu Pemerintah maupun rakyat. Desa Sumbergondo, Kota Batu pernah menghadapi persoalan serius akan sampah. Volume sampah yang diproduksi tidak sebanding dengan sarana dan prasana dalam pengelolaan sampah, sehingga sampah dibuang secara sembarangan dan menumpuk pada satu tempat sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, kesehatan dan kenyamanan. Namun BUMDes, sekitar tahun 2019 menciptakan alat peengelolaan sampah yaitu insinerator dan komposter dengan penggunaan Dana Desa. Tujuan dilaksanakan penelitian ini (1) menjelaskan terkait peran BUMDes terkait manajemen sampah di Desa Sumbergondo (2) memahami serta melihat akibat yang dirasakan warga Desa Sumbergondo sesudah ditemukan alat incenerator dan komposter dalam pengelolaan sampah di Desa Sumbergondo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik untuk pengumpulan datanya mengunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil temuan penelitian berupa BUMDes memiliki peran penting dalam suksesnya pengelolaan sampah di Desa Sumbergondo, melalui program bank sampah dan alat insinerator dan komposter yang diciptakan BUMDes bisa mengatasi permasalahan sampah di desanya.
Persepsi Mahasiswa Terhadap Program Diet Plastik di DKI Jakarta Sebagai Upaya Penyelamatan Ekosistem Laut Aulia'fi Jalatami; Tiara Putri; Ade Suryanda
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 2 (2021): Jul-Des 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i2.31

Abstract

The sea is considered a waste disposal place because of its large volume of water and the ability to dilute all kinds of foreign substances. The community has ignored marine pollution for many years and gradually causes pollution effects from waste disposal. More and more waste is being dumped into the sea and has a high concentration. If waste disposal into the sea is carried out sustainably, it is feared that it will cause global impacts from marine pollution. The purpose of this study was to determine student perceptions of the plastic diet program as an effort to save marine ecosystems. This study uses a qualitative descriptive method, with the distribution of questionnaires, with respondents being a student in DKI Jakarta. From the research results obtained from 31 samples, the perception of students studying in DKI Jakarta towards the plastic diet as an effort to save the marine ecosystem is very positive and supports the movement. This finding is evidenced by the student's knowledge of the importance of maintaining marine ecosystems, the dangers of plastic waste, and efforts to make the plastic diet program successful in DKI Jakarta.
Kajian Sosial Ekonomi Sengketa Lingkungan Berbasis Ekosistem Widya Andharie Rahasthera
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 1 (2021): Jan-Jun 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i1.43

Abstract

The decline in environmental quality is often related to public complaints about the impact of the decline in quality. The impact of environmental degradation that causes an influence on the socio-economic life of the community often causes conflict. This article aims to explain the concept of an ecosystem approach as part of a more comprehensive and holistic analysis of environmental conflicts. Analysis and mapping of stakeholders in the ecosystem approach is an important part of mapping conflict in the socio-economic aspects to get a complete picture so that it can help efforts to resolve the conflicts by taking into account the local context.
My Green School Karya Loynpo Thakur S. Powdyel Mansurni Abadi
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 3 No 1 (2022): Jan-Jun 2022
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v3i1.44

Abstract

Bhutan is a country that is quite successful in protecting its ecological ecosystem; this is supported by culture and education, which emphasizes students' love of the environment. Even the socio-economic paradigm of the country, which is located between India and China, is the National Happiness Index (GNH) which emphasizing on balance between material and spiritual achievements. There are 33 indicators of happiness which are divided into 9 main aspects of value ranging from psychology, health, time use, education, culture, governance, community creative power, ecological awareness and diversity, and living standards. In the Indonesian context, very few studies discuss how Bhutan balances its spiritual, ecological, and material development. Therefore, this study will examine Loynpo Thakur S Powdyel's book entitled "My Green School,"(2021). The purpose of this book review is to increase the wealth of knowledge about alternative development discourses that are ecologically based, especially from the example of the country of Bhutan, which we rarely discuss.
Interaksi Hukum dan Sains dalam Siklus Kebijakan Baku Mutu Udara Ambien Cecep Aminudin; Refial Fadly; Hermawan
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 2 (2021): Jul-Des 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i2.47

Abstract

Environmental standards such as the Ambient Air Quality Standard (AAQS) is the core of environmental law especially that uses a command and control approach. Scientific considerations are very important in determining the AAQS although they are not the only thing considered. This article aims to elaborate further the interaction of law and science in the AAQS policy cycle. There are opportunities for the interaction of law and science throughout the AAQS policy cycle that can contribute to better environmental policy and law. Effective science and law communication is one of the essentials factor for a more fruitful interaction.
Pengaruh Luas Kebakaran Hutan dan Lahan Terhadap Tingkat Pencemar Udara PM10 Dwi Maharani; Dewi Arafa Azra; Sarah Aprilia; Uzzi Ziqma; Resa Septiani Pontoh
Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains Vol 2 No 2 (2021): Jul-Des 2021
Publisher : ECOTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55448/ems.v2i2.14

Abstract

Land and forest fires that took place in the Indonesian Province will produce some substances that can pollute the air. The air pollution is monitored by the Air Pollution Standard Index or ISPU which consist of a concentration value of 5 kinds of substances as parameters, such as particulate (PM10), carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), nitrogen dioxide (NO2), and ozone (O3). The causes of land and forest fires vary, it could be due to nature and humans. Forest fires caused by nature can occur due to a prolonged dry season, while those caused by humans can occur due to the burning of forests to open land for new plantations. Land and forest fires can also be detected, as mentioned above, using the air pollution standard index (ISPU). This research examines the effect of forest and land fires on the level of air pollution, which focused on examining the particulate (PM10). The method used is simple linear regression, which is an equation that can describe the relationship between dependent variables and independent variables. The results of simple linear regression analysis are Y=26,605+8,99E-5X, and with a confidence level of 95%, the area of Forest and Land Fires (Ha) Province in Indonesia in 2019 (X) has a significant effect on the average particulate matter (PM10) of Province in Indonesia in 2019 (Y).