cover
Contact Name
Ni Wayan Swarniti
Contact Email
jurnalaccarya@gmail.com
Phone
+6285739637227
Journal Mail Official
jurnalaccarya@gmail.com
Editorial Address
Jalan Kamboja No.17, Dangin Puri Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali - Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Widya Accarya
Published by Universitas Dwijendra
ISSN : 20850018     EISSN : 27228339     DOI : -
Core Subject : Education,
Widya Accarya, 2085-0018 (Print ISSN), 2722-8339 (Electronic ISSN) is the Journal of Education who published research articles and of theoretical articles in education which published by Faculty of Teacher Training and Pedagogy, Dwijendra University. The journal is published twice a year every April and October published by Faculty of Teacher Training and Pedagogy. This journal encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: • Education • Language Teaching and Learning • Classroom Action Research • Morphology • Syntax • Phonology • Semantic • Pragmatic • Discourse Analysis • Translation • Comparative Linguistics History • Applied Linguistic
Articles 179 Documents
RASINALISASI PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PENYEMPURNAAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN Sila, I Made
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.741 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.18.%p

Abstract

Perubahan era globalisasi, agaknya menjadi ciri khas yang berjalan paling konsisten. Manusia modern menantang, mencipta, sekaligus berpotensi diterpa oleh arus perubahan. Perubahan peradaban ini menuntut pertaruhan dan respon manusia yang kuat agar siap menghadapi tekanan internal dan eksternal, serta menunjukkan eksistensi diri dalam alur peradaban. Dalam menghadapi dinamika dan perubahan tersebut maka guru dan kurikulum sebagai suatu intrumen input dalam pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Perubahan kurikulum harus diikuti dengan meningkatan kompetensi guru, sebab sebarapa bagusnya kurikulum tanpa guru yang kompeten niscaya tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Karena demikian  rasional pengembangam kurikulum harus diikuti oleh perubahan pola pikir guru  dalam pembelajaran .            Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini, supaya guru  memahami rasionalisasi perubahan kurikulum dan mampu serta  mau berubah pola pikir  mengikuti perkembangan  ilmu pengetahuan dan dinamika kebutuhan masyarakat.Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut diharapkan bangsa Indonesia mampu menghadapai tantangan internal dan eksternal, serta pada tahun 2045 mampu membangun generasi emas Indonesia. Indonesia memiliki bonus demografi, secara positif apabila penduduk yang banyak memiliki kompetensi  maka akan menjadi modal dasar pembangunan namun apabila tidak justru akan menjadi beban pembangunan. Karena demikian perubahan kurikulum bukan suatu yang dipaksakan namun tantangan dan dinamika mengharuskan kita melakukan perubahan untuk bisa eksis dalam persaingan tersebut Kata Kunci: Rasinalisasi, Kurikulum dan Pembelajaran
MENGELOLA KETRAMPILAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Sutika, I Made
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.359 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.22.%p

Abstract

Usaha meningkatkan motivasi belajar siswa adalah mengkaji tentang efektivitas komunikasi non verbal. Tulisan ini diharapkan dapat mengetahui secara jelas  dalam mengelola ketrampilan variabel komunikasi non verbal terhadap motivasi belajar siswa.            Meningkatnya motivasi belajar siswa merupakan varibel yang sangat menentukan dalam mengelola ketrampilan  komunikasi non verbal dalam proses pembelajaran.Variabel komunikasi non verbal dioprasionalkan melalui indikator-indikator isyarat tangan, gerakan kepala, postur tubuh dan posisi kaki,ekspresi wajah, tatapan muka, sentuhan, parabahasa, penampilan fisik, orientasi ruang dan jarak pribadi, konsep waktu dan diam. Sedangkan variabel motivasi belajar dioprasionalkan melalui indikator-indikator, pikiran, perasaan, kesiapan mental, tingkah laku, kebutuhan, tujuan, evaluasi diri, jati diri, kesadaran dan harapan            Dengan demikian penerapan komunikasi non verbal dalam proses pembelajaran sangat penting dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa akan menentukan intensitas tanggapan terhadap pesan yang dikomunikasikan. Seberapa tingkat penerimaan siswa dengan pesan yang disampaikan tergantung pada seberapa tingkat kesesuaian pesan tersebut dengan motivasinya. Dengan demikian komunikasi non verbal hendaknya diperhitungkan secara efektif agar motivasi belajar siswa semakin kuat, sehingga hubungan stimulus dan respon juga semakin kuatKata Kunci: Keterampilan, Komunikasi Verbal
CITRA GURU PROFESIONAL KAITANNYA DENGAN KUALITAS PENDIDIKAN Mahendra, Putu Ronny
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.465 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.29.%p

Abstract

           Pendidikan adalah salah satu usaha setiap warga bangsa dalam menyambut kehidupan masa depan yang lebih baik dan bertkualitas. Pendidikan merupakan satu investasi yang dapat memberikan salah satu jaminan kesejahteraann masyarakat suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia semakin menemukan suatu kemajuan dari hasil yang diberikan melalui perbaikan kualitas manusia Indonesia itu sendiri, meskipun tantangan ke depan dalam pelaksanaan pendidikan masih menjadi suatu tanggung jawab pemerintah dan segenap warga Indonesia.            Guru adalah salah satu hal yang menjadi komponen dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, di samping menyangkut anggaran/pendanaan, sarana-prasarana penunjang, kurikulum, serta kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan kalangan stakeholders pendidikan. Oleh karena itu, guru juga memberikan pengaruh dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan kewajiban dan hak yang dimiliki oleh seorang guru diharapkan mampu menjalankan tugas-tugasnya di dalam pendidikan dengan baik, dengan tetap memegang teguh kode etiknya dan citra sebagai seorang pahlawan bangsa dalam pendidikan demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Kata Kunci: Profesional dan Pendidikan
PERANAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PEMBELAJARAN Sujana, I Gede
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.599 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.33.%p

Abstract

Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya karakter bangsa Indonesia pada saat ini, salah satu diantaranya adalah faktor pendidikan. Kita tentu sadar bahwa pendidikan merupakan mekanisme institusional yang akan mengakselerasi pembinaan karakter bangsa. Dunia pendidikan dinilai hanya mampu melahirkan lulusan manusia dengan tingkat intelektualitas yang memadai. Banyak dari lulusan sekolah yang memiliki nilai tinggi, berotak cerdas, brilian, serta mampu menyelesaikan berbagai soal mata pelajaran dengan sangat cepat dan tepat. Sayangnya, tidak sedikit pula diantara mereka yang cerdas itu tidak memiliki perilaku cerdas dan sikap yang brilian, serta kurang mempunyai mental kepribadian yang baik, sebagaimana nilai akademik yang telah diperoleh di bangku-bangku sekolah.Kata Kunci: Pendidikan Karakter dan Pembelajaran
ANALISIS STILISTIKA DALAM PUPUH-PUPUH KARYA SASTRA TRADISIONAL BALI Wisnu Parta, Ida Bagus Made
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.684 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.35.%p

Abstract

Geguritan merupakan sebuah puisi naratif, karena dilihat dari segi bentuk adalah puisi sedangkan dari segi isinya adalah bercerita (naratif). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keindahan stilistika yang ada pada setiap pupuh-pupuh karya sastra tradisional Bali. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan menjadikan naskah Geguritan Maniguna sebagai objek penelitian. Geguritan Maniguna merupakan sebuah karya sastra tradisional Bali yang dibangun oleh pupuh-pupuh dalam bentuk yang variatif dan terikat oleh aturan yang disebut pada lingsa pupuh. Pupuh-pupuh yang digunakan dalam Geguritan Maniguna, meliputi: Pupuh Dangdanggula, Pupuh Durma, Pupuh Semarandana, Pupuh Pupuh Pangkur, dan Pupuh Sinom. Gaya bahasa yang ditemukan pada Geguritan Maniguna adalah gaya bahasa perbandingan, seperti: perumpamaan, personifikasi, antitesis. Gaya bahasa pertentangan, seperti: hiperbola, litotes, oksimoron. Gaya bahasa pertautan, seperti: eufemisme, eponim, antonomasia.Kata Kunci: Pupuh, Geguritan dan Stilistika
LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAGI GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 Rindawan, I Ketut
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.858 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.36.%p

Abstract

Sejak dicanangkannya  Kurikulum  2013  sebagai perubahan kurikulum sebelumnya (KTSP)  sampai saat ini menjadi wacana  baik di dunia pendidikan maupun masyarakat umum,  yang pada intinya  banyak kalangan menginginkan pemerintah  supaya Kurikulum  2013 ditinjau kembali  dengan  berbagai alasan.Apabila  semua pihak memahami  bahwa  dalam sebuah  siklus keberhasilan  di dunia pendidikan yang berdampak terjadi perubahan  secara komprehensif  pada masyarakat  bai itu perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tindak, apalagi dalam mengahadapi  tuntutan  persaingan tenaga kerja  di era globalisasi,  akhirnya menuntut pihak penyelenggara  pendidikan (Pemerintah)  dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional  untuk meninjau kurikulum  sesuai dengan tuntutan perubahan  yang terjadi di masyarakat kita maupun dunia. Perubahan kurikulum sudah tentu menimbulkan pro dan kontra  dimasyarakat ,  yang paling  didepan sebagai ujung tombak  dalam  mengimplementasikan kurikulum 29013  adalah guru mengalami kebingungan  karena  belum  memahami secara utuh  kurikulum 2013 itu sendiri.  Berdasarkan hal tersebut  akan dikaji apa  yang  menjadi landasan hukum  bila  guru  menyususn  perencanaan pembelajaran , dan apa yang menjadi pedoman  bagi guru  dalam menyususn  perencanaa n  pembelajaran   dalam mengimplementasikan kurikulum  2013.Sebagai landasan hukum  bagi guru menyusun  perencanaan pembelajaran  dalam mengimplementasikan  kurikulum  2013  adalah UU no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas,  Peraturan pemerintah No 32  tentang perubahan PP No 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan,  dan  permen  Mendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, serta  Permen Mendikbud No 81A   tentang Implementasi  Kurikulum  2013, bergitu pula  Permen Mendikbud yang lain  yang mengatur  setiap jenjeng pendidikan.  Sedangkan  pedoman  guru dalam menyusun  Perencanaan pembelajaran  sesuai dengan kurikulum  2013  adalah mengacu pada  standar pendidikan  terutama Standar Kompetensi Lulusan (SKL)  seperti yang diatur dalam pasal 31 UU No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas.Kata Kunci : Landasan Hukum, Pembelajaran, dan Kurikulum 2013
PERUBAHAN PARADIGMA GURU DALAM MENYONGSONG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 2 No 1 (2013): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/wa.2.1.223.%p

Abstract

Pandangan sebagian besar orang selama ini tentang tugas dan profesi guru terkesan tidak menjanjikan, karena guru sering dianggap sebagai pahiawan tanpa tanda jasa. Namun sikap itu menjadi berubah setelah terbitnya peraturan perundang-undangan yang menyebabkan tugas guru menjadi tenaga profesional dengan mendapat tunjangan profesi. Tunjangan profesi diberikan pada guru yang sudah lulus sertifikasi dan diharapkan guru menjadi tenaga professional. Pemerintah terus berusaha melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru, dengan meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru. Sehingga guru mampu mengembangkan kariernya dan guru â??pertama sampai guru utama, kebijakan ini perlu disikapi dengan positif oleh guru. Perubahan yang paling mendasar yang perlu dilakukan oleh seorang guru dengan keluarnya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah perubahan paradigma guru itu sendiri. Bahwa tunjangan profesi diberikan pada guru frofesional, yang mampu meningkatkan kualitas pembelajar dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Perubahan paradigma guru dalam pembelajaran dan pembalajaran yang berpusat pada guru ( Teacher centered learning) menjadi pembelajaran berpusat pada siswa ( student centered learning) - Dengan keluarnya peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 16 tahun 2009, tentang penilaian kinerja guru, maka kenaikan pangkat dan jabatan guru berdasarkan hasil penilaian kinerja dan perolehan angka kredit. Maka apabila guru memenuhi syarat berdasarkan hasil penilaian dan perolehan angka kredit tersebut guru bisa menduduki jabatan dan pangkat setingkat lebih tinggi dan jabatan sebelumnya. Ada tiga hal yang wajib dilaksanakan oleh guru agar bisa menunjukan kenerja yang baik yaitu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru melalui pendidikan dan pelatihan, melakukan inovasi pembelajaran dan melaksanakan penelitian.
VISI PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PERADABAN MENUJU KAMPUS SEBAGAI PUSAT PEMBANGUNAN BUDAYA SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 5 No 1 (2016): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.706 KB) | DOI: 10.46650/wa.5.1.226.%p

Abstract

Sejatinya hidup manusia adalah selalu berpikir, bersikap, dan berbuat untuk menuju kehidupan yang lebih baik dalam rangka memperbaiki kehidupan ini menuju moksha (Mokshartam Jagadita). Namun, kehidupan yang dihadapi oleh masusia selalu akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hidup adalah kompetisi selalu akan terjadi perlombaan antara pendidikan dan keruntuhan, dimana nilai dan etika yang dihasilkan oleh pendidikan selalu akan tergerus oleh perubahan zaman. Karena demikian alangkah mulianya visi yang kita miliki untuk membangun peradaban, menuju masyarakat ilmiah yang berbudaya, sehingga kita memiliki jati diri dan dapat meminimal mungkin dampak negatif dari aruh perubahan dan globalisasi. Kata kunci : visi pendidikan tinggi, peradaban dan budaya
PENEGAKAN HUKUM KEJAHATAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA SUJANA, I GEDE
Widya Accarya Vol 4 No 1 (2015): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1629.691 KB) | DOI: 10.46650/wa.4.1.227.%p

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga yang sering dikenal dengan KDRT (domestic violence) dewas sangat memprihatmnkan. Padahal sudah ditetapkan aturan hukum yang mengatur tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yakni Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004. Ada beberapa perlindungan hukum yang diatur dalam Undang-Undang Penghapusan KDRT. Sanksinya berupa ancaman hukuman pidana penjara, denda yang dapat diputuskan oleh hakim, dan pidana tambahan yang dapat dijatuhkan oleh hakim yang mengadili perkara KDRT, serta Penetapan Perlindungan Sementara yang dapat ditetapkan oleh pengadilan sejak sebelum persidangan dimulai. Penetapan putusan pengadilan mi diharapkan dapat menjadi suatu bentuk perlindungan hukum bagi hak-hak korban serta merespons kebutuhan untuk mencegah berlanjutnya ancaman tindak KDRT. Kata Kunci : Penegakan Hukum Pidana, Kekerasan Dalam Rumah Tangga
ASUPUNDUNG DAN LANGKAH KARANG HULU DALAM PERKAWINAN ADAT BALI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 RINDAWAN, I KETUT
Widya Accarya Vol 4 No 1 (2015): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2244.347 KB) | DOI: 10.46650/wa.4.1.228.%p

Abstract

Perkawinan menurut Agama Hindu adalah merupakan tugas suci menurut tutur dalam ceritera Sang Jagat Karu yaitu menebus dosa-dosa leluhurnya/ orang tua dengan melahirkan seorang putra, sang putra inilah yang akan menyelamatkan arwah leleuhurnya dan neraka. Dengan demikian dan perkawinan itu tujuan yang sangat penting adalah melahirkan keturunan yang sangat baik yang disebut denga Su-putra, ml berarti pula bahwa bagi generasi muda Hindu kalau sudah waktunya perkawinan itu adalah suatu kewajiaban yang harus dilaksanakan. Perkawinan Asupundung dan Langkah karang hulu (Perkawian beda kasta/wangsa/soroh) dalam hukum adat Bali masih diatur dalam peraturan adat Bali! Awig-Awig walaupun dalam kondisi samar-samar. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ditegaskan bahwa perkawinan itu dasarnya adalah cinta-sama cinta tidak dibatasi oleh adanya perbedaan Kasta/wangsa/soroh itu. Kata Kunci: Asupundung dan Lan gkah Kara Hulu, Hukum Adat Bali, Undang-Undang Nomorl Tahunl974

Page 1 of 18 | Total Record : 179