cover
Contact Name
Johannis Siahaya
Contact Email
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Phone
+6281322661998
Journal Mail Official
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Editorial Address
Ds. Daratan 2, Sendang Arum, Kec. Minggir, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta 55562
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL TERUNA BHAKTI
ISSN : 2622514X     EISSN : 26225085     DOI : 10.47131
Jurnal Teruna Bhakti merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Agam Kristen Teruna Bhakti, Yogyakarta, dengan Scope: Teologi Sistematika, Teologi Biblika, Pendidikan Agama Kristen, Kepemimpnan Kristen, Teologi Praktika.
Articles 126 Documents
Pemimpin yang Melayani Menurut Kisah Para Rasul 6-13 Dwi Winarto
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 1 (2019): Agustus 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.478 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i1.11

Abstract

This paper discussed seven characteristics of leadership that are learned from the characters in Acts 6-13. The method used in this literature research is descriptive and interpretation of the texts in Acts 6-13 relating to Christian leadership. The conclusion obtained is that the characteristics of Christian leadership who serve, namely: have a heart sensitivity (Acts 6: 3-5), attachment to God (Acts 6: 3,5; 6:10; 7:55), have the right motivation for ministry (Acts 8: 38-40), caring for the church (Acts 9:32), able to work together (Acts 11: 23-26), faithful to his calling (Acts 12: 2). Abstrak Makalah ini membahas tujuh karakteristik kepemimpinan yang dipelajari dari tokoh-tokoh yang ada di Kisah Para Rasul 6-13. Metode yang digunakan dalam penelitian literatur ini adalah deskriptif dan interpretasi teks pada Kisah Para Rasul 6-13 yang berkaitan dengan kepemimpnan Kristen. Kesimpulan yang diperoleh adalah karakteristik kepemimpinan Kristen yang melayani, yakni: memiliki kepekaan hati (Kis. 6:3-5), keterpautan kepada Tuhan (Kis. 6:3,5; 6:10; 7:55), memiliki motivasi yang benar terhadap pelayanan (Kis. 8:38-40), kepedulian pada jemaat (Kis. 9:32), mampu bekerjasama (Kis. 11:23-26), setia terhadap panggilannya (Kis. 12:2).
Kepemimpinan Kristen dalam Pluralitas Indonesia Johannis Siahaya
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.155 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.8

Abstract

Leadership is an activity that involves the leaders of where, when, and what he does. In many areas, leadership is a crucial activity advance and retreat of an organization or institution. The same thing happened with the Christian leadership, which is an activity Christian leaders wherever located. In the context of Indonesia's leadership in plural, it takes a complete leader and integrity. A visionary leader, biblical means to have the basics of leadership according to the Bible, which is the word of God which is the handle of a Christian leader. Abstrak Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan para pemimpin dimana, kapan, dan apa yang dikerjakannya. Dalam berbagai bidang, kepemimpinan adalah suatu kegiatan yang sangat menentukan maju dan mundurnya sebuah organisasi atau lembaga. Hal yang sama juga terjadi dengan kepemimpinan Kristen, yang adalah sebuah kegiatan para pemimpin Kristen dimanapun berada. Dalam konteks kepemimpinan di Indonesia yang pluralis, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang lengkap dan berintegritas. Seorang pemimpin yang visoner, alkitabiah artinya memiliki dasar-dasar kepemimpinan yang sesuai dengan Alkitab, yang adalah firman Tuhan yang adalah pegangan seorang pemimpin Kristen.
Strategi Membangun Karakter Peduli Sesama di Kalangan Mahasiswa Teologi Berdasarkan Filipi 2:1-8 Nurnilam Sarumaha; Novie Deisy Pasuhuk
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.513 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i2.38

Abstract

One attitude of the Christian faith is caring for others, as a reflection of caring character for oneself. However, the lives of students of Theological College (STT) cannot fully practice caring attitudes towards others. This research is qualitative research with a descriptive analysis method about the concept of caring for others according to Philippians 2: 1-8 that is applied in the lives of STT Pelita Bangsa students, Jakarta. The concept and understanding of caring attitudes were explored hermeneutically from the Philippian text, then synchronized with the situation of the students through observation and in-depth interviews. Research results in the form of recommendations, such as the need for models or examples from leaders; a kind of clear and written rules must be made; procurement of special room for counseling room. Abstrak Salah satu sikap iman Kristen adalah mempedulikan orang lain, sebagai refleksi karakter peduli terhadap diri sendiri. Namun demikian, kehidupan mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) tidak sepenuhnya dapat mempraktikkan sikap kepedulian terhadap sesama tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif tentang konsep peduli terhadap sesama menurut Filipi 2:1-8 yang diterapkan dalam kehidupan mahasiswa STT Pelita Bangsa, Jakarta. Konsep dan pemahaman tentang sikap peduli digali secara hermeneutis dari teks Filipi, lalu disinkronisasi dengan keadaan para mahasiswa melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian berupa rekomendasi, seperti: perlu adanya model atau keteladanan dari para pemimpin; perlu dibuatkan semacam peraturan-peraturan yang jelas dan tertulis; pengadaan ruang khusus untuk ruangan konseling.
Kepemimpinan Kristen Berdasarkan 1 Timotius 3:1-7 Ezra Tari; Ermin Alperiana Mosooli; Elsye Evasolina Tulaka
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 1 (2019): Agustus 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.545 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i1.22

Abstract

This article examines Christian leadership with integrity based on 1 Timothy 3: 1-7. This study departs from the condition of the leaders, both church leaders and leaders in general. Some leaders are no longer a figure or role model for their own families, people they lead and even society in general. With that problem, the authors describe the leader who is an example for everyone. The method used is a qualitative method. Based on the study conducted by the author, there are two important things that need to be learned, namely Leadership Model is without blemish, husband of one wife, can hold back, polite, wise, likes to give a ride, and inspires many people including the servants in Church. Furthermore, the leader has a good name inside and outside the congregation. This is evident from the activities of the leader himself. Therefore, this paper is a study of Christian leadership that highlights all aspects of the life of Christian leaders not only in the Church but in society. Abstrak Artikel ini mengkaji tentang kepemimpinan Kristen yang berintegritas berdasarkan 1 Timotius 3:1-7. Kajian ini berangkat dari kondisi para pemimpin, baik pemimpin gereja maupun pemimpin pada umumnya. Beberapa pemimpin tidak lagi menjadi figur atau teladan bagi keluarganya sendiri, orang yang dipimpinnya bahkan masyarakat pada umumnya. Dengan persoalan itu maka, penulis memaparkan tentang pemimpin yang menjadi teladan bagi semua orang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis, maka ada dua hal penting yang perlu dipelajari, yakni Keteladanan pemimpin itu tidak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, sopan, bijaksana, suka memberi tumpangan, dan menginspirasi banyak orang termasuk para pelayan-pelayan di Gereja. Selanjutanya, pemimpin itu memiliki nama baik di dalam dan di luar jemaat. Hal ini nampak dari aktiftas pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan studi kepemimpinan Kristen yang menyoroti seluruh aspek kehidupan pemimpin Kristen bukan hanya di dalam Gereja tetapi dalam masyarakat.
Mengembangkan Pendidikan Agama Inklusif sebagai Solusi Pengelolaan Keragaman di Indonesia Yance Z Rumahuru
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.971 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.13

Abstract

This article discusses the importance of inclusive religious education as an instrument for building and developing a model of contextual religious education in Indonesia. This discussion aims to provide alternative thinking to correct the reality of exclusive religious practices that are thought to be influenced by ways of learning religion in schools that have not been able to change and shape Naradidik's inclusive attitude. From the results of various literature studies, it was found that in addition to the widely commented education politics and religious education system, religious education built on an exclusive paradigm has helped shape attitudes of hatred and intolerance among narrators, which can be used as fertile ground for the growth of radicalism and extremism. It was found that inclusive religious education that pays attention to efforts to build awareness of differences can be an effective model that transforms religious education in the context of this pluralistic society in Indonesia. Inclusive religious education is also a medium of religious learning that can shape the moderate attitude of students. In this regard inclusive religious education can be used as a solution for strengthening attitudes towards other groups outside of their own groups and managing diversity in Indonesia. Abstrak Artikel ini mendiskusikan pentingnya pendidikan agama inklusif sebagai instrumen untuk membangun dan mengembangkan satu model pendidikan agama kontekstual di Indonesia. Pembahasan ini bertujuan memberi pemikiran alternatif untuk mengoreksi realitas praktik keagamaan eksklusif yang diduga turut dipengaruhi oleh cara pembelajaran agama di sekolah yang belum mampu mengubah dan membentuk sikap inklusif naradidik. Dari hasil kajian berbagai literatur ditemuai bahwa selain politik pendidikan dan sistem pendidikan agama di Indonesia yang banyak dikomentari, pendidikan agama yang dibangun dalam paradigma eksklusif telah turut membentuk sikap kebencian dan intoleransi di kalangan naradidik, yang dapat dijadikan lahan subur tumbuhnya gerakan radikalisme dan ekstrimisme. Ditemui bahwa pendidikan agama inklusif yang memberi perhatian pada upaya membangun penyadaran terhadap perbedaan dapat dijadikan model efektif yang mentransformasi pendidikan keagamaan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang majemuk ini. Pendidikan agama inklusif sekaligus menjadi media pembelajaran agama yang dapat membentuk sikap moderat nara didik. Dalam kaitan ini pendidikan agama inklusif dapat dijadikan salah satu solusi bagi penguatan sikap penerimaan terhadap kelompok lain di luar kelompok sendiri dan pengelolaan keragaman di Indonesia.
Bukti Keilahian Yesus Menurut Injil Kalis Stevanus
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.549 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i2.49

Abstract

Jesus' divinity is at the core of the Christian faith. This principle is often doubted by many people and groups. This paper aimed to show strong and convincing shreds of evidence of the divinity of Jesus according to the preaching of the four Gospels; Matthew, Mark, Luke, and John. The writing method used is a biblical analysis of Jesus' capture as God by basing on texts in the four Gospels. The findings showed that there are many texts in the four Gospels that indicated the divinity of Jesus. Abstrak Keilahian Yesus merupakan inti dari iman Kristen. Prinsip ini seringkali diragukan oleh banyak kalangan. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan tentang keilahian Yesus menurut pemberitaan keempat Injil; Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Metode penulisan yang digunakan adalah analisis biblikal terhadap uangkapan Yesus sebagai Allah dengan mendasarkan pada teks di dalam keempat Injil. Hasil temuan memperlihatkan ada banyak teks dari keempat Injil yang mengindikasikan keilahian Yesus.
Pentingnya Penerapan Kurikulum Berbasis Penguatan Pendidikan Karakter bagi Terciptanya Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 Ramses Simanjuntak
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.842 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.17

Abstract

Indonesia is a country that is so big, rich in natural resources and has cultural traditions that have been deeply rooted since time immemorial. In the age of 73 years, there have been many advancements that have been made by this country, be it progress in the fields of economics, education, welfare, health and the progress of other facilities / infrastructure. Indeed, it is undeniable that there are still many unreached and underdeveloped areas that we see, but we believe that someday all regions will feel evenly distributed social justice, where poverty, underdevelopment and ignorance will not be seen in all regions of our beloved country this. As citizens of the Republic of Indonesia, who live on this beloved earth, all elements of society should support every government program to improve the quality of Indonesian people by improving character education, so that it becomes a complete curriculum for the creation of a strong and future generation based on Pancasila. Abstrak: Indonesia adalah negara yang begitu besar, kaya akan sumber daya alam dan memiliki adat budaya yang mengakar kuat sejak dahulu kala. Dalam usianya yang sudah menginjak 73 tahun banyak kemajuan yang telah dirasakaan oleh negeri ini, baik itu kemajuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesejahteraan, kesehatan dan kemajuan sarana/prasarana lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau dan tertinggal yang kita lihat, tapi kita percaya bahwa suatu hari nanti semua daerah akan merasakan keadilan sosial yang merata, dimana tidak akan terlihat lagi kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan di seluruh wilayah negeri tercinta ini. Sebagai warga negara Republik Indonesia, yang tinggal di bumi pertiwi tercinta ini, sudah seharusnyalah semua elemen masyarakat mendukung setiap program pemerintah untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia dengan cara meningkatkan pendidikan karakter, sehingga menjadi satu kurikulum yang utuh bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang kuat dan berazaskan Pancasila.
Peranan Perempuan Menurut Perjanjian Baru bagi Perkembangan Kepemimpinan Perempuan di dalam Gereja Nunuk Rinukti
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.267 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.9

Abstract

A woman is more often become second-class citizens in terms of leadership. Although age has become the time of emancipation, however, in some sectors of life, a women have not got the right place and in accordance with nature. This also happens in church life. Many of the rules and procedures that the church does not provide flexibility for women to lead. There are many reasons, such as reasons for prohibiting the biblical text, up to a certain cultural reasons, including certain church culture that has not provided the opportunity for women to lead. Therefore, in this Tulsan authors highlight the role of women in the New Testament for the development of women's leadership in the church. Abstrak Perempuan atau wanita lebih sering menjadi warga kelas dua dalam hal kepemimpinan. Walaupun zaman ini telah menjadi zaman emansipasi, namun demikian di beberapa sector kehidupan, perempuan atau wanita belum mendapat tempat yang pas dan sesuai dengan kodratnya. Hal ini juga terjadi di dalam kehidupan bergereja. Banyak peraturan dan tata gereja yang tidak memberikan keleluasan bagi perempuan untuk memimpin. Ada banyak alas an, seperti alas an teks Alkitab yang melarang, sampai alas an budaya tertentu, termasuk budaya gereja tertentu yang belum memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memimpin. Oleh karena itu, dalam Tulsan ini penulis menyoroti peranan perempuan dalam Perjanjian Baru demi perkembangan kepemimpinan perempuan di dalam gereja.
Dampak Sosial Politik terhadap Perkembangan Ekonomi Umat Allah Zaman Perjanjian Lama Karel Siahaya
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 1 (2019): Agustus 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.249 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i1.28

Abstract

This is a study of the Old Testament about the economic development of the Old Testament Israelites which was influenced by several things such as social politics. The purpose of this discussion is to show the social, potent and even geographical influences on the economic development of the people. By using descriptive methods, the conclusion obtained from this study is, political power will have an impact on the economic development of the people in it. Likewise, with social, there is a development of social structures based on the economy. Abstrak Ini adalah sebuah kajian Perjanjian Lama tentang perkembangan ekonomi umat Israel zaman Perjanjian Lama yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sosial politik. Tujuan pembahasan ini adalah untuk menunjukkan pengaruh sosial, potik, bahkan geografi terhadap perkembangna ekonomi umat. Dengan menggunakan metode deskriptif, kesimpulan yang diperoleh dari kajian ini adalah, kekuasaan politik akan memberikan dampak bagi perkembangan ekonomi umat di dalamnya. Demikian juga dengan sosial, terjadi perkembangan struktur sosial berdasarkan ekonomi.
Tinjauan Komparatif Eksklusivisme Yahudi dengan Pemahaman Keselamatan Orang Kristen Nominal Berdasarkan Yohanes 8: 37-47 Munatar Kause
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.143 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.6

Abstract

Leadership is an activity that involves the leaders of where, when, and what he does. In many areas, leadership is a crucial activity advance and retreat of an organization or institution. The same thing happened with the Christian leadership, which is an activity Christian leaders wherever located. In the context of Indonesia's leadership in plural, it takes a complete leader and integrity. A visionary leader, biblical means to have the basics of leadership according to the Bible, which is the word of God which is the handle of a Christian leader. Abstrak Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan para pemimpin dimana, kapan, dan apa yang dikerjakannya. Dalam berbagai bidang, kepemimpinan adalah suatu kegiatan yang sangat menentukan maju dan mundurnya sebuah organisasi atau lembaga. Hal yang sama juga terjadi dengan kepemimpinan Kristen, yang adalah sebuah kegiatan para pemimpin Kristen dimanapun berada. Dalam konteks kepemimpinan di Indonesia yang pluralis, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang lengkap dan berintegritas. Seorang pemimpin yang visoner, alkitabiah artinya memiliki dasar-dasar kepemimpinan yang sesuai dengan Alkitab, yang adalah firman Tuhan yang adalah pegangan seorang pemimpin Kristen.

Page 1 of 13 | Total Record : 126