cover
Contact Name
Adi Putra
Contact Email
jurnal.luxnos20@gmail.com
Phone
+6221-5513572
Journal Mail Official
jurnal.luxnos20@gmail.com
Editorial Address
Kawasan Office Park Karawaci M 8-9, Jalan Imam Bonjol Karawaci, Tangerang Banten
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Luxnos : Jurnal Sekolah Tinggi Teologi Pelita Dunia
ISSN : 25277561     EISSN : 27223809     DOI : https://doi.org/10.47304/jl.v6i1
Jurnal Luxnos adalah Jurnal Teologi yang mempublikasikan hasil penelitian dalam lingkup penelitian Teologi Biblika, Teologi Sistematika, Etika Kristen, Misiologi, Musik Gereja hingga Pendidikan Kristen.
Articles 88 Documents
Pembelajaran PAK di Era Digital: Sikap Inklusivisme Di Tengah Kemajemukan Esti Regina Boiliu
JURNAL LUXNOS Vol. 7 No. 1 (2021): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2021
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v7i1.66

Abstract

Artikel ini berisi pembahasan tentang peran Pendidikan Agama Kristen dalam masyarakat majemuk. Dalam realita kehidupan manusia, masih banyak persoalan yang muncul dengan berbagai konflik yang terjadi yang seringkali dikaitkan dengan masalah suku, ras dan agama khususnya dan ini merupakan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat majemuk. Oleh kerena itu, Pendidikan agama Kristen di tengah-tengah masyarakat memiliki tugas untuk melaksanakan amanat agung sebagaimana yang telah diperintahkan Tuhan dalam Alkitab. Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui peserta didik dan juga Pendidikan Agama Kristen dapat hadir menjadi alat pembentuk dan pemersatu bangsa di tengah masyarakat majemuk yang berbeda agama, suku, ras, golongan, dan lain sebagainya. Selain itu, kehadiran Pendidikan agama Kristen dapat berperan serta untuk meningkatkan kualitas kehidupam masyarakat Indonesia. Pendidikan Agama Kristen harus terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman yaitu dengan cara memampukan manusia agar sadar terhadap perbedaan dan keberagaman, memiliki kemampuan untuk hidup bertoleransi, sadar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif, inovatif, serta memiliki solidaritas tinggi. Selain itu juga, masyarakat Indonesia diharapkan untuk memiliki kepekaan terhadap konteks pendidikan nasional, pergumulan bangsa dan menjawab kebutuhan orang percaya.
Menelaah Persoalan Kemiskinan Melalui Narasi Persembahan Janda Miskin (Markus 12:41-44) Yane Octavia Rismawati Wainarisi
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.71

Abstract

Abstract: This article discusses the study of the problem of poverty based on the narrative of the offering of the poor widow in Mark 12: 41-44. By using qualitative methods or more precisely literature review, the authors conclude that there needs to be an encounter with them beforehand so that through encounters with poor people, both writers and we can also gain a deeper understanding of God's heart, not only for ourselves, for the poor and the weak, but also for everyone around the world. However, because poor people are the most vulnerable people to be treated unfairly, it is necessary to formulate solidarity with the poor in order to realize the Kingdom of God in the world. Abstrak: Artikel ini membahas tentang telaah persoalan kemiskinan yang didasarkan pada narasi persembahan janda miskin dalam Markus 12: 41-44. Dengan menggunakan metode kualitatif atau lebih tepatnya kajian pustaka, maka penulis menyimpulkan bahwa perlu ada perjumpaan terlebih dahulu dengan mereka agar melalui perjumpaan dengan orang-orang miskin, baik penulis dan kita juga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tentang hati Allah, tidak hanya bagi kita sendiri, bagi orang-orang miskin dan lemah, namun juga bagi setiap orang diseluruh dunia. Namun karena orang-orang miskin merupakan orang-orang yang paling rentan untuk mendapat perlakukan tidak adil, maka perlu suatu formulasi solidaritas terhadap kaum miskin demi mewujudkan Kerajaan Allah di dunia.
Kedudukan Alkitab Bagi Kurikulum Di Era Revolusi Industri 4.0 Bagi Orang Dewasa Ottovianus Otto
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.72

Abstract

Abstract: This paper aims to see how the Bible stands for the curriculum in the era of the industrial revolution 4.0 called the Internet of Think (IoT). Internet of Think (IoT) is a technology that allows each instrument to be connected to one another virtually, so that it can support the performance of the human workforce. Therefore, with the development of the 4.0 industrial revolution, this paper will explain how the authority of the Bible and the relevance of the Bible, the benefits of God's words based on II Timothy 3:16 (teaching, reproving mistakes, correcting behavior and educating people in truth) and the position of the Bible for curriculum in the era of the industrial revolution 4.0. Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana kedudukan Alkitab bagi kurikulum di era revolusi industri 4.0 yang disebut Internet of Think (IoT). Internet of Think (IoT) merupakan teknologi yang memungkinkan setiap instrumen terkoneksi satu sama lain secara virtual, sehingga mampu mendukung kinerja tenaga kerja manusia. Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan revolusi industri 4.0 maka, tulisan ini akan menjelaskan bagaimana otoritas Alkitab dan relevansi Alkitab, manfaat perkataan Allah berdasarkan II Timotius 3:16 (mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran) dan kedudukan Alkitab bagi kurikulum di era revolusi industri 4.0.
Kajian Teologis Terhadap Markus 10:17-27 Mariduk Tambun; Adi Putra
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.73

Abstract

Abstract: This research is about theological studies on Mark 10: 17-27. The research was conducted to find out about the concept of the Kingdom of God contained in it. That is why researchers used a qualitative approach with literature review to examine this topic. As a conclusion from this research, several things are obtained, namely: it is found that the strong theological message in this passage is about the concept of the Kingdom of God. The concept of the Kingdom of God has become central to the mission and ministry of Jesus while on this earth. That is why the Canonical Gospels also make it a major theological issue in their gospel account. That is why in this passage, Jesus linked God's Kingdom with eternal life. Because the kingdom of God is about the salvation of sinful humans. The concept of the Kingdom of God in Mark 10: 17-27 is understood in three main topics, namely: The Kingdom of God means salvation, the Kingdom of God is not obtained through good deeds, and the kingdom of God concerns the suggestion that we love God more than humans. Abstrak: Penelitian ini tentang kajian teologis terhadap Markus 10:17-27. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang konsep Kerajaan Allah yang termaktub di dalamnya. Itulah sebabnya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian pustaka untuk meneliti topik ini. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini diperoleh beberapa hal yakni: dijumpai bahwa pesan teologis yang kuat dalam perikop ini adalah tentang konsep Kerajaan Allah. Konsep Kerajaan Allah memang menjadi sentral dalam misi dan pelayanan Yesus selama di bumi ini. Itulah sebabnya, Injil Kanonik pun menjadikannya sebagai isu teologis utama dalam catatan injil mereka. Itulah sebabnya dalam perikop ini, Yesus menghubungkan Kerajaan Allah dengan hidup kekal. Karena kerajaan Allah adalah menyangkut tentang keselamatan manusia yang berdosa. Konsep Kerajaan Allah dalam Markus 10:17-27 dipahami dalam tiga topik utama, yakni: Kerajaan Allah berarti tentang keselamatan, Kerajaan Allah diperoleh bukan melalui perbuatan baik, dan kerajaan Allah menyangkut tentang anjuran supaya kita lebih mengasihi Allah dari pada manusia.
Didikan Allah Kepada Bangsa Israel Menurut Kitab Hakim-Hakim Yosia Belo
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.74

Abstract

Abstract: The Book of Judges is a book that is paradoxical. Because in it there are several historical stories of the Israelites starting from the most famous and also the ones that are not well known. The book of Judges contains many interesting things, but also maybe a lot more disgusting things that the Israelites had done at that time, such as idolatry, adultery, civil war, mixed marriage, and so on. The teaching is simple, but difficult to understand, because in the book of Judges it shows the darkest sins of mankind, but in it the light of God's grace can be seen clearly. Based on the description above, teaching that comes from God is very necessary. It was useful to lead the Israelites on the right path or to bring the Israelites back to their God, who had freed them from slavery in Egypt and also gave them the land of Canaan as an inheritance. This article is an analysis and literature study, which describes some of the ways that God used to educate the Israelites who were corrupted by sin to become Israelites who obeyed God's Law. Abstrak: Kitab Hakim-hakim adalah kitab yang bersifat paradoks. Oleh karena di dalamnya terdapat beberapa cerita sejarah bangsa Israel mulai dari yang paling terkenal serta yang juga yang tidak terkenal. Kitab Hakim-hakim mengandung banyak hal menarik, akan tetapi juga mungkin lebih banyak hal yang menjijikkan yang pernah dilakukan oleh bangsa Israel pada zaman itu, seperti penyembahan berhala, perzinahan, perang saudara, kawin campur, dan sebagainya. Pengajarannya sederhana, akan tetapi sulit untuk dimengerti, karena dalam kitab Hakim-hakim ini memperlihatkan dosa manusia yang paling hitam pekat, tetapi di dalamnya cahaya rahkmat Allah dapat dilihat dengan jelas. Berdasarkan uraian di atas, maka pengajaran yang bersumber dari pada Allah sangat diperlukan. Berguna untuk membawa bangsa Israel kepada jalan yang benar atau membawa kembali bangsa Israel kepada Allah mereka, yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir serta juga memberikan tanah Kanaan kepada mereka sebagai milik pusaka. Artikel ini adalah sebuah analisis dan studi pustaka, yang memaparkan beberapa cara yang Allah gunakan untuk mendidik bangsa Israel yang telah rusak karena dosa menjadi bangsa Israel yang taat terhadap Taurat Tuhan.
Kepemimpinan Transformasional Di Era Post Modern Wasis Suseno
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.75

Abstract

Abstract: The modern Post era we are currently facing has the character of: attacking the special, universal, total, and absolute status of truth as understood in modernism. Single and universal truths are not recognized. There are only true truths for every society or community. Then truth is understood as fragmented into equal truths without a single normative accout beyond it. There is no tradition or ideology that stands on other traditions or other ideologies. What one believes to be true is no longer a single truth but part of truth pluralism. Therefor a leader understands the leadership of transformation in the post moderent era, apostle Paul explains, there are three levels of Transformational in the life of Believers, namely: 1) Position Transformation; 2) Behavior Transformation; 3) Community Transformation. If we can describe, the leadership of transformation in post-modern era, must have three real roles in leadership, 1. Spiritual Formation, 2. Theological Proficiency, 3. Practical & Ministry Proficieny. These three skills will be discussed in this paper. Abstrak: Era Pos modern yang kita hadapi saat ini bersifat: menyerang status kebenaran yang khusus, universal, total, dan absolut sebagaimana dipahami dalam modernisme. Kebenaran tunggal dan universal tidak diakui. Hanya ada kebenaran sejati untuk setiap masyarakat atau komunitas. Kemudian kebenaran dipahami sebagai terfragmentasi menjadi kebenaran yang setara tanpa satu pernyataan normatif di luarnya. Tidak ada tradisi atau ideologi yang berdiri di atas tradisi atau ideologi lain. Apa yang diyakini sebagai kebenaran bukan lagi kebenaran tunggal melainkan bagian dari pluralisme kebenaran. Untuk itu seorang pemimpin memahami transformasi kepemimpinan di era post moderent, Rasul Paulus menjelaskan, ada tiga tingkatan Transformasi dalam kehidupan Orang Beriman, yaitu: 1) Transformasi Jabatan; 2) Transformasi Perilaku; 3) Transformasi Komunitas. Jika bisa kita gambarkan, kepemimpinan transformasi di era postmodern, harus memiliki tiga peran nyata dalam kepemimpinan, 1. Formasi Spiritual, 2. Kecakapan Teologis, 3. Practical & Ministry Proficieny. Ketiga keterampilan tersebut akan dibahas dalam makalah ini.
Keluarga Sebagai Komunitas Utama Dalam Membentuk Kepribadian Anak Novida Dwici Yuanri Manik
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.76

Abstract

Abstract: Family is the most important thing for every human being, where the family became a major educational institution that given by God for every person in the world. The family plays a very important for the growth and changesof behavior in human life from childhood to adulthood. Therefore, we need a good family’s care so that people can have a good behavior too. Likewise, the Christian families. It is an important thing for Christian families to pay attention for parenting to their children, especially when they start to enter their teens. Adolescence is the period where a man has begun to want to show his identity, therefore parenting pattern can determine behavioral changes in young Christians. When, the parenting of Christian families well done, the result is the behavior of Christian teens will experience a positive growth and forming a good adolescent behavior that can be a blessing to everyone. Abstrak: Keluarga adalah hal terpenting bagi setiap manusia, dimana keluarga menjadi institusi pendidikan utama yang diberikan oleh Tuhan untuk setiap orang di dunia. Keluarga memegang peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perubahan tingkah laku dalam kehidupan manusia dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Oleh karena itu, diperlukan pengasuhan keluarga yang baik agar masyarakat dapat berperilaku baik pula. Begitu pula dengan keluarga Kristen. Penting bagi keluarga Kristen untuk memperhatikan pola asuh kepada anak-anak mereka, terutama ketika mereka mulai memasuki usia remaja. Masa remaja merupakan masa dimana seorang pria mulai ingin menunjukkan jati dirinya, oleh karena itu pola asuh dapat menentukan perubahan perilaku pada anak muda Kristen. Apabila pola asuh keluarga kristiani terlaksana dengan baik, hasilnya perilaku remaja kristen akan mengalami pertumbuhan yang positif dan membentuk tingkah laku remaja yang baik yang dapat menjadi berkat bagi semua orang.
Misi Yesus Ke Samaria: Analisis Yohanes 4:31-38 Yusuf L.M.
JURNAL LUXNOS Vol. 5 No. 1 (2019): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2019
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v5i1.77

Abstract

Abstract: The conversation between Jesus and the Samaritan woman was one that provoked a reaction from the disciples. After the conversation, the disciples immediately responded to the attitude of Jesus serving the Samaritan woman. However, it must be understood that this conversation was the starting point for the emergence of mass conversions in Samaria. The simple approach adopted by Jesus has brought about a sincere conversion of ethnic Samaritans who are often considered pagan by Conservative Jews. Abstrak: Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria merupakan salah satu dialog yang menimbulkan reaksi para murid. Pasca percakapan tersebut langsung menimbulkan responss cepat para murid atas sikap Yesus yang melayani perempuan Samaria. Namun perlu dipahami bahwa justru percakapan tersebut menjadi titik awal munculnya pertobatan massal di Samaria. Pendekatan sederhana yang dipakai oleh Yesus telah membawa pertobatan yang sungguh-sungguh dari etnis Samaria yang sering dianggap kafir oleh orang Yahudi Konservatif.
Peranan Pemimpin Gereja Dalam Memperlengkapi Jemaat Bagi Pertumbuhan Gereja Yunus Selan
JURNAL LUXNOS Vol. 4 No. 1 (2018): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2018
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v4i1.121

Abstract

Abstract: This study discusses the Role of Church Leaders in Equipping the Congregation for Church Growth. Researchers used qualitative methods, researchers found the conclusion that the role of church leaders is very significant for the growth of congregation faith. Abstrak: Penelitian ini membahas tentang Peranan Pemimpin Gereja Memperlengkapi Jemaat Bagi Pertumbuhan Gereja. Peneliti menggunakan metode kualitatif, peneliti menemukan kesimpulan bahwa peran pemimpin gereja sangat signifikan bagi pertumbuhan iman jemaat.
Tinjauan Teologis Tentang Gereja Dan Pertumbuhannya Berdasarkan Kitab Kisah Para Rasul Gunar Sahari
JURNAL LUXNOS Vol. 4 No. 1 (2018): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2018
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v4i1.122

Abstract

Abstract: This study discusses the Theological Review of the Church and Its Growth Based on the Book of Acts. Researchers used qualitative methods to study this topic. After conducting the research, the researchers concluded that the Acts of the Apostles provided an excellent picture of church growth to serve as the biblical basis for studies of church growth today. Abstrak: Penelitian ini membahas tentang Tinjauan Teologis Gereja dan Pertumbuhannya Berdasarkan Kitab Kisah Para Rasul. Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk mengkaji topik ini. Setelah melakukan penelitian, maka peneliti memperoleh kesimpulan bahwa Kisah Para Rasul memberikan gambaran pertumbuhan gereja yang sangat baik untuk dijadikan dasar Alkitab untuk studi-studi pertumbuhan gereja masa kini.