cover
Contact Name
Thomas S. Iswahyudi
Contact Email
tom_wahyudi@staff.ubaya.ac.id
Phone
+6231-2981344
Journal Mail Official
rahmanfibri@staff.ubaya.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kalirungkut - Surabaya 60293 Gedung Perpustakaan Lt. 4
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Published by Universitas Surabaya
ISSN : -     EISSN : 27156419     DOI : https://doi.org/10.24123/kesdok
Core Subject : Health, Agriculture,
The term Keluwih comes from keluwih leaf which is one of the symbols of the University of Surabaya. In this symbol, keluwih leaf means high ideals of knowledge (Linuwih). Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (Keluwih: Journal of Health and Medicine) is an online, open access, and peer-reviewed journal. JKKd is published twice a year (December, June; First published in December 2019). This journal aims to disseminate the results of original research, case report, and critical reviews in the fields of health and medicine. This focus and scopes include, but are not limited to a pharmacy, medicine, public health, and health biotechnology fields.
Articles 50 Documents
Potensi Ekstrak Bawang Hitam sebagai Tabir Surya terhadap Paparan Sinar Ultraviolet Putu Srinata Dampati; Elvina Veronica
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 1 (2020): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i1.3020

Abstract

Abstract—Skin cancer is in the third rank in Indonesia. One of the causes of skin cancer is excessive exposure to ultraviolet rays from the sun. Ultraviolet radiation forms Reactive Oxygen Species that disrupts the regulation of the cell-matrix and causes photoaging and the burden of gene mutations that cause carcinogenesis. Black garlic is fermented garlic with a certain duration, temperature, and humidity. Black garlic has higher levels of antioxidants than garlic. Aimsresearch to determine the potential of black garlic extract as a sunscreen against ultraviolet rays. Literature study using literature review articles and research articles from international and national journals within the last ten years. Result research show black garlic extract protects the skin from ultraviolet radiation, acts as a photoprotector, prevents photoaging by stimulating fibroblast orders and prevents collagen I degradation, and prevents carcinogenesis. Black Garlic extract has a potency become sunscreen against ultraviolet exposure due to its antioxidant content. Further research is needed on the dosage and side effects. Keywords: antioxidants, black garlic, reactive oxgyen species, ultraviolet Abstrak— Kanker kulit menduduki peringkat tiga kanker terbanyak di Indonesia. Salah satu penyebab kanker kulit adalah paparan sinar ultraviolet matahari yang berlebih. Radiasi sinar ultraviolet membentuk reactive oxygen species yang mengganggu regulasi matriks sel dan menimbulkan photoaging serta memicu mutasi gen yang menyebabkan karsinogenesis. Bawang hitam merupakan bawang putih yang difermentasi dengan waktu, suhu, dan kelembapan tertentu. Bawang hitam mengandung antioksidan yang lebih tinggi dari bawang putih. Tujuan penelitian mengetahui potensi ekstrak bawang hitam sebagai tabir surya terhadap paparan sinar ultraviolet.Studi pustaka menggunakan artikel literature review dan artikel penelitian di jurnal internasional dan nasional dalam 10 tahun terakhir. Hasil: Ekstrak bawang hitam kaya akan antioksidan yang dapat melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet, berperan sebagai fotoprotektor, mencegah photoaging dengan menstimulasi pembentukan fibroblas dan mencegah degradasi kolagen I, dan mencegah karsinogenesis. Ekstrak bawang putih berpotensi sebagai tabir surya terhadap paparan sinar ultraviolet karena kandungan antioksidannya. Perlu penelitian lebih lanjut tentang dosis dan efek samping yang ditimbulkan. Kata kunci: antioksidan, bawang hitam, reactive oxgyen species, ultraviolet
Persepsi Apoteker terhadap Apoteker Online di Wilayah Surabaya Timur: Pharmacists' Perceptions of Online Pharmacy in the East Surabaya Area Amelia Lorensia; Emiliana Lamur
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i2.3051

Abstract

Abstract—Indonesia currently does not have regulations regarding the sale of drugs through online media, including online pharmacies. However, face to face with pharmacists and patients is very important, because through online media there are no requirements or restrictions that regulate so as to guarantee safety to the public and avoid misuse of drugs sold through online media. This study used a cross-sectional design with a purposive sampling method. Collecting data in this study through interviews using a questionnaire to determine pharmacists' perceptions of online pharmacies in Indonesia. In this study. The number of respondents involved was 100 pharmacists. Most of the respondents' perceptions gave positive perceptions, both on the quality assurance of medicines and pharmaceutical services. Respondents also agreed on the advantages of purchasing via online, such as easy access, saving time, and completeness of information. However, respondents also agreed that there were drawbacks from online purchases such as the risk of authenticity of drugs, limited information, and drug misuse. Pharmacists view online pharmacies as opportunities for drug sales but also at risk of drug abuse if they are not regulated by government regulations. Keywords: pharmacist perception, online pharmacy Abstrak— Indonesia saat ini belum memiliki regulasi terkait dengan penjualan obat melalui media online, termasuk apotek online. Namun tatap muka apoteker dan pasien sangat penting dilakukan, karena melalui media online tanpa ada persyaratan atau pembatasan yang mengatur sehingga untuk memberikan jaminan keselamatan kepada masyarakat dan menghindari penyalahgunaan obat yang dijual melalui media online. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi apoteker terhadap apotek online di Indonesia. Pada penelitian ini sampel difokuskan dengan metode non-random sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden yang terlibat adalah 100 orang apoteker. Persepsi responden sebagaian besar memberikan persepsi positif, baik pada jaminan kualitas mutu obat dan pelayanan kefarmasian. Responden juga menyetujui adanya keuntungan pembelian via online, seperti kemudahan akses, hemat waktu, dan kelengkapan informasi. Namun responden juga menyetujui adanya kekurangan dari pembelian online seperti risiko keaslian obat, keterbatasan informasi, dan penyalahgunaan obat. Apoteker memandang apotek online sebagai peluang dalam penjualan obat namun juga berisiko penyalahgunaan obat bila tidak diatur dalam regulasi pemerintah. Kata kunci: persepsi apoteker, apotek online
Anosmia pada COVID-19: Studi Neurobiologi Dwi Martha Nur Aditya
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 1 (2020): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i1.3098

Abstract

Abstract— A few months ago there was Covid-19 virus outbreak by SARS-CoV-19 virus which has clinical manifestations, one of which is Anosmia. Anosmia cause patient was experienced smell’s decreasing which causes psychological problems that loss of comfort and appetite. This condition may also cause imunity’s decreasing in patient. Anosmia in Covid-19 patients could be temporary, if the body's immune system is maintained in good condition, one of the factors is continuing provide healthy and nutritious food intake, even though in tasteless conditions. Therefore, this article can be used as an educational material for the public, how to understand the neurobiological conditions of anosmia in Covid-19, further to avoid depressed due to loss of taste which could be lead to loss appetite. Keywords: Covid-19, Anosmia, Neurobiology Abstrak— Beberapa bulan lalu telah terjadi penyebaran wabah virus Covid-19 oleh SARS-CoV-19 virus yang memiliki manifestasi klinis salah satunya adalah Anosmia. Kondisi anosmia menyebabkan kondisi pasien mengalami penurunan daya penciuman yang menyebabkan gangguan psikologis berupa kehilangan rasa nyaman dan kehilangan napsu makan. Kondisi ini sudah barang tentu akan menyebabkan penurunan daya imunitas pasien. Anosmia pada pasien Covid-19 bersifat sementara, apabila daya imunitas tubuh tetap dijaga dalam keadaan baik, salah satu faktornya adalah tetap memberikan asupan makan sehat dan bergizi, meskipun dalam kondisi tasteless. Oleh karena itu, dengan adanya artikel ini dapat digunakan sebagai bahan edukasi kepada khalayak, bagaimana memahami kondisi anosmia pada Covid-19 secara neurobiologi, sehingga dapat menghindarkan rasa depresi karena kehilangan rasa akan makaman yang dapat menyebabkan turunnya napsu makan. Kata kunci: Covid-19, Anosmia, Neurobiologi
Promosi Kesehatan dan Kebijakan Physical Distancing Terhadap Perilaku Pencegahan COVID-19: Health Promotion and Physical Distancing Policies on Prevention of Covid-19 Achmad Lukman Hakim
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i2.3985

Abstract

Abstract—Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a contagious disease caused by a coronavirus where the virus attacks the respiratory tract and can infect humans and animals. Therefore, preventive measures against breaking the chain of transmission of this infectious disease must be carried out as quickly as possible in breaking the chain of transmission of COVID-19. The research objective was to determine the relationship between health promotion through social media and physical distancing policies on behavioral prevention of COVID-19 in urban communities. The research method is quantitative with cross sectional research design. The population in this research is all urban people who live in the DKI Jakarta area. The sampling technique used accidental sampling of 100 respondents. The data used are primary data through distributing questionnaires and secondary data derived from Jakarta's COVID-19 monitoring data. Data analysis was performed univariate and bivariate with the Pearson product moment correlation test. The results showed the relationship between health promotion through social media (with p-value = 0.001 and r = 0.315) and physical distancing policies (with p-value = 0,000 and r = 0.973) on COVID-19 prevention behavior in urban communities. It is hoped that the government will not hesitate in carrying out policies in reducing the spread of COVID-19 and promoting coordination with various related parties. Keywords: health promotion, physical distancing policies, social media Abstrak— Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus dimana virus tersebut menyerang saluran pernafasan dan dapat menginfeksi manusia dan hewan. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan terhadap memutus rantai penularan penyakit menular tersebut wajib dilakukan secepat mungkin dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara promosi kesehatan melalui media social dan kebijakan physical distancing terhadap perilaku pencegahan perilaku COVID-19 pada masyarakat perkotaan. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat perkotaan yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 100 responden. Data yang digunakan data primer melalui penyebaran kuesioner dan data sekunder yang berasal dari data pemantauan COVID-19 DKI Jakarta. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji korelasi pearson product moment. Hasil penelitian menujukkan hubungan promosi kesehatan melalui media sosial (dengan p-value=0,001 dan r=0,315) dan kebijakan physical distancing (dengan p-value=0,000 dan r=0,973) terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada masyarakat perkotaan. Diharapkan pemerintah tidak ragu dalam menjalankan kebijakan dalam menekan penyebaran COVID-19 serta mengedepankan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Kata kunci: kebijakan physical distancing, media sosial, promosi kesehatan
Pengaruh Latihan Fisik terhadap Perbaikan Resistensi Insulin Devitya Angielevi Sukarno
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i2.4033

Abstract

Abstract--Insulin resistance underlies the pathogenesis of chronic disease, such as diabetes mellitus which has high morbidity and mortality rate. Insulin resistance is a pathological condition when cells fail to respond normally to the insulin hormone, because of insulin signaling pathway disruption. Bound between insulin and insulin’s receptor cannot phosphorylate tyrosine and fail to activate insulin receptor substrate-1 (IRS-1). This failure decrease Glucose transporter-4 (GLUT-4) expression on the skeletal muscle’s cell membrane, that leads to decrease glucose influx and increase blood glucose level. A routine physical training which does according to adequate training dose, will activate adenosin 5’monophosphate-activated protein kinase (AMPK) and lead to the translocation of GLUT-4 vesicles without insulin and insulin’s receptor bonding.GLUT-4 expression on the skeletal muscle’s cell membrane which is stimulated by muscle contraction will increase glucose influx and decrease blood glucose level. Keywords: insulin resistance; physical training; insulin signaling pathway Abstrak--Resistensi insulin merupakan penyebab yang mendasari terjadinya penyakit kronis seperti diabetes melitus yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tinggi.Resistensi insulin merupakan keadaan patologis dimana terjadi kegagalan respon seluler terhadap hormon insulin akibat gangguan pada jalur sinyal insulin.Ikatan insulin pada reseptornya tidak dapat menyebabkan fosforilasi tirosin sehingga tidak dapat mengaktivasi insulin receptor substrate-1 (IRS-1). Kegagalan aktivasi tersebut akan menyebabkan penurunan ekspresi Glucose transporter-4 (GLUT-4) pada membran sel otot rangka sehingga ambilan glukosa oleh sel menurun dan glukosa darah meningkat. Latihan fisik yang dilakukan secara rutin, teratur dan sesuai dengan dosis latihan yang tepat dapat mengaktivasi adenosin 5’monophosphate-activated protein kinase (AMPK), sehingga menyebabkan translokasi vesikel berisi GLUT-4, tanpa melalui ikatan insulin dengan reseptornya. Ekspresi GLUT-4 pada membran sel yang dirangsang oleh kontraksi otot akan meningkatkan ambilan glukosa dan menurunkan glukosa darah. Kata kunci: resistensi insulin; latihan fisik; jalur sinyal insulin
Perilaku Pengendalian Bahaya Kecelakaan Kerja di Rumah Tangga Pada Masyarakat Kota Samarinda Muhammad Sultan
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i2.4098

Abstract

Abstract—The potential hazards and risks in the household consist of many physical, chemical, biological, ergonomic and psychological factors. This study aims to obtain information about the accident hazard factors and efforts to control the occupational accident hazard in the household. This study uses a descriptive qualitative design with selected informants as many as 7 families. Information collection was carried out in November 2020 in Teluk Lerong Ulu Village, Samarinda City. The technique of collecting information is in-depth interviews using interview guidelines and qualitative data analysis. The results of the study obtained information that various hazard factors or risks of workplace accidents in the household include electric short circuit, danger factors from insects and venomous animals, unsafe use of kitchen knives, dangers posed when cleaning the house, and ergonomic hazards due to moving goods or objects. These hazard factors cause various complaints and accidents such as allergies, itching and skin diseases, respiratory problems, MSDS complaints, fatigue and eye health problems due to poor lighting, burns, scratches or injuries from sharp objects, pinched, crushed and crushed by falling objects. Efforts to control the danger of accidents are carried out by residents of the house such as being careful when doing activities in the kitchen, using an ironing board when ironing clothes, using stairs when doing work to reach objects in high places, storing or placing dangerous objects out of reach of children, and other precautions. Keywords: control of hazard, household, work accident Abstrak—Potensi bahaya dan risiko di rumah tangga begitu banyak terdiri dari bahaya faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai faktor bahaya kecelakaan dan upaya pengendalian bahaya kecelakaan kerja tersebut di rumah tangga. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif dengan informan yang dipilih sebanyak 7 kepala keluarga. Pengumpulan informasi dilakukan pada bulan November 2020 di Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Teknik pengumpulan informasi adalah wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara dan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa berbagai faktor bahaya atau risiko kecelakaan kerja di rumah tangga antara lain korsleting listrik, faktor bahaya dari serangga dan binatang berbisa, penggunaan pisau dapur yang tidak aman, bahaya yang ditimbulkan saat membersihkan rumah, dan bahaya ergonomis akibat memindahkan barang atau benda. Faktor bahaya tersebut menimbulkan berbagai keluhan dan kecelakaan seperti alergi gatal dan penyakit kulit, gangguan pernapasan, keluhan MSDS, kelelahan dan gangguan kesehatan mata akibat penerangan yang buruk, luka bakar, tergores atau terluka akibat benda tajam, terjepit, tertimpa dan tertindih benda jatuh. Upaya pengendalian bahaya kecelakaan tersebut perlu dilakukan oleh penghuni rumah seperti berhati-hati saat beraktivitas di bagian dapur, menggunakan meja setrika saat menyetrika pakaian, menggunakan tangga saat melakukan pekerjaan menjangkau benda di tempat tinggi, menyimpan atau menempatkan benda berbahaya dari jangkauan anak-anak, dan tindakan pencegahan lainnya. Kata kunci: kecelakaan kerja, pengendalian bahaya, rumah tangga
Peranan Resveratrol terhadap Progresivitas Uterine Fibroid Made Indira Dianti Sanjiwani; I Made Widianantara
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i2.4189

Abstract

Abstract--Insulin resistance underlies the pathogenesis of chronic disease, such as diabetes mellitus which has high morbidity and mortality rate. Insulin resistance is a pathological condition when cells fail to respond normally to the insulin hormone, because of insulin signaling pathway disruption. Bound between insulin and insulin’s receptor cannot phosphorylate tyrosine and fail to activate insulin receptor substrate-1 (IRS-1). This failure decrease Glucose transporter-4 (GLUT-4) expression on the skeletal muscle’s cell membrane, that leads to decrease glucose influx and increase blood glucose level. A routine physical training which does according to adequate training dose, will activate adenosin 5’monophosphate-activated protein kinase (AMPK) and lead to the translocation of GLUT-4 vesicles without insulin and insulin’s receptor bonding.GLUT-4 expression on the skeletal muscle’s cell membrane which is stimulated by muscle contraction will increase glucose influx and decrease blood glucose level. Keywords:insulin resistance; physical training; insulin signaling pathway Abstrak--Resistensi insulin merupakan penyebab yang mendasari terjadinya penyakit kronis seperti diabetes melitus yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tinggi.Resistensi insulin merupakan keadaan patologis dimana terjadi kegagalan respon seluler terhadap hormon insulin akibat gangguan pada jalur sinyal insulin.Ikatan insulin pada reseptornya tidak dapat menyebabkan fosforilasi tirosin sehingga tidak dapat mengaktivasi insulin receptor substrate-1 (IRS-1). Kegagalan aktivasi tersebut akan menyebabkan penurunan ekspresi Glucose transporter-4 (GLUT-4) pada membran sel otot rangka sehingga ambilan glukosa oleh sel menurun dan glukosa darah meningkat. Latihan fisik yang dilakukan secara rutin, teratur dan sesuai dengan dosis latihan yang tepat dapat mengaktivasi adenosin 5’monophosphate-activated protein kinase (AMPK), sehingga menyebabkan translokasi vesikel berisi GLUT-4, tanpa melalui ikatan insulin dengan reseptornya. Ekspresi GLUT-4 pada membran sel yang dirangsang oleh kontraksi otot akan meningkatkan ambilan glukosa dan menurunkan glukosa darah. Kata kunci: resistensi insulin; latihan fisik; jalur sinyal insulin
Hyperglycemia Induced by COVID-19 with and without Present Diabetes: A Systematic Review Gembong Satria Mahardhika
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i2.4431

Abstract

Abstract—COVID-19 is a major emerging disease that affects any certain condition. However, a recent report suggests the occurrence of hyperglycemia without any present diabetes in COVID-19 patients. This study aimed to systematically review recent evidence on hyperglycemia in COVID-19 patients. Literature research was done using four search engines, consist of Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, and ProQuest, and limited to English manuscript only and published from February 2020 to September 2020. SARS-CoV-2 could damage the pancreas by causing the destruction of the β-cell structure that leads to impairment of glucose metabolism and worsen pre-existing diabetes or determine the appearance of hyperglycemia in non-diabetes. Inflammation also plays a major important role in hyperglycemia related to COVID-19. Hyperglycemia increased the vulnerability of the lung, by promoting and facilitating the entry of the SARS-CoV-2 into the host cells, and decreasing lung function. Moreover, the mortality and morbidity rate conceivable increased due to hyperglycemia. The presence of high glucose levels is linked with the progression of COVID-19 severity. Thus, the glucose level should be concerned, either in a patient with present diabetes or without any presence of diabetes. Examination and monitoring of glucose levels might be a useful tool to prevent the seriousness of COVID-19 Keywords: diabetes mellitus, SARS-CoV-2, high glucose level, pulmonary infection Abstrak—COVID-19 adalah penyakit yang muncul yang mempengaruhi kondisi tertentu.Namun, sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan terjadinya hiperglikemia tanpa adanya diabetes pada pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis bukti terbaru tentang hiperglikemia pada pasien COVID-19. Penelitian literatur dilakukan dengan menggunakan empat mesin pencari, yaitu Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest, dan terbatas hanya pada manuskrip berbahasa Inggris dan diterbitkan dari Februari 2020 hingga September 2020. SARS-CoV-2 dapat merusak pankreas dengan menyebabkan kerusakan pada pankreas. struktur sel β yang menyebabkan gangguan metabolisme glukosa dan memperburuk diabetes yang sudah ada sebelumnya atau menentukan munculnya hiperglikemia pada kelompok non-diabetes. Peradangan juga memainkan peran penting utama dalam hiperglikemia terkait COVID-19. Hiperglikemia meningkatkan kerentanan paru-paru, dengan mendorong dan memfasilitasi masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel inang, dan menurunkan fungsi paru-paru. Selain itu, angka mortalitas dan morbiditas yang diperkirakan meningkat karena hiperglikemia. Adanya kadar glukosa yang tinggi dikaitkan dengan perkembangan keparahan COVID-19. Dengan demikian, kadar glukosa harus diperhatikan, baik pada pasien dengan diabetes saat ini atau tanpa adanya diabetes. Pemeriksaan dan pemantauan kadar glukosa mungkin menjadi alat yang berguna untuk mencegah derajat keparahan COVID-19. Kata kunci: diabetes mellitus, SARS-CoV-2, peningkatan kadar glukosa, infeksi paru
Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pneumonia RS “X’’ Di Malang Wirda Anggraini
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 3 No. 1 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V3i1.2887

Abstract

Abstract—Pneumonia was an inflammation that occurs in the lungs accompanied by exudation and consolidation of microorganisms. In Indonesia, the prevalence of pneumonia continues to increase. Treatment of pneumonia uses antibiotic therapy. The use of antibiotics needs to be controlled by evaluating the quality of antibiotic use to prevent negative effects that can occur on patients, such as antibiotic resistance. The purpose of this study was to determine the rationality of antibiotic use in pneumonia patients. This study did with an observational method with a cross-sectional design. The study was conducted in August-September 2019. Qualitative evaluations did with Gyssen method. The results of 35 medical record samples that fulfill the criteria showed that 13,24% of cases category 0; 10,29% of cases category I; 0% of cases category II C; 20,59% of cases in category II B; 2,94% of cases category II A; 0% of cases category III B; 0% of cases category III A; 0% of cases category IV D; 11,76% of cases category IV C; 2,94% of cases category IV B; 38,24% of cases category IV A; 0% of cases category V; 0% of cases category VI. Rational cases (category 0) were 13,24% and irrational cases (categories I-IV) were 86,76%.Keywords: antibiotic, evaluation, gyssen, pneumonia Abstrak—Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada paru-paru yang disertai dengan adanya eksudasi dan konsolidasi mikroorganisme. Di Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia terus mengalami peningkatan. Pengobatan pneumonia menggunakan terapi antibiotik dan terapi suportif. Penggunaan antibiotik perlu dikendalikan dengan evaluasi kualitas penggunaan antibiotik untuk mencegah dampak negatif yang bisa terjadi pada pasien, salah satunya resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2019. Evaluasi kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode gyssen. Hasil evaluasi 35 sampel rekam medis yang memenuhi kriteria menunjukkan bahwa 13,24% kasus kategori 0; 10,29% kasus kategori I; 0% kasus kategori II C; 20,59% kasus kategori II B; 2,94% kasus kategori II A; 0% kasus kategori III B; 0% kategori III A; 0% kasus kategori IV D; 11,76% kasus yang masuk kategori IV C; 2,94% kasus kategori IV B; 38,24% kategori IV A; 0% kategori V; 0% kasus kategori VI. Kasus yang rasional (kategori 0) sebanyak 13,24% dan kasus yang tidak rasional (kategori I-IV) sebanyak 86,76%.Kata kunci: antibiotik, evaluasi, gyssen, pneumonia
Studi Efektivitas Vaksin Influenza: Updated Review Abednego Kristande Gwiharto; Cecep Suhandi; Cheryl Alodya; Rano K. Sinurya
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 3 No. 1 (2021): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V3i1.4063

Abstract

Abstract—Influenza is caused by a rapidly mutating virus that consists of 2 types, namely, type A with the H1N1 and H3N2 genotypes and type B. Influenza caused global mortality with 250,000-500,000 death in 2009. The effectiveness of vaccines also changes regarding the mutation of influenza viruses, however, the development and utilization of influenza vaccines should be supported by the economic status of a country. Up to now, many countries have not prioritized the utilization of influenza vaccines. The target of influenza vaccination in children and adults (> 60 years old). The purpose of this review was to determine the effectiveness of influenza vaccines from various countries and categorize them based on their income. This review used Medline, Elsevier, and BMC Public Health as the database with the keywords "Effectiveness" and "Influenza vaccine". Then, the articles are selected based on inclusion and exclusion criteria. Based on the initial search 784 articles match the keywords, and only 13 articles met the criteria. These articles are classified based on the center of the study to classify based on their national income; 5 studies in high-income countries, 5 studies in upper-middle-income countries, 3 studies in lower-middle-income countries, and 1 study in low-income countries. The results showed that the administration of influenza vaccine in high-income and upper-middle-income countries is quite effective for type A H1N1 genotypes, whereas H3N2 is less effective. In the lower-middle-income countries, the utilization of vaccines with type A H3N2 genotype was effective, however, in the low-income countries, the effectiveness of vaccines has not been justified due to the limited study of the type of influenza and the administration of influenza vaccines in those countries. Keywords: effectiveness, high-income countries, influenza vaccine, low-income countries, middle-income countries Abstrak—Influenza disebabkan virus yang cepat bermutasi yang terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe A dengan genotip H1N1 dan H3N2 dan tipe B. Influenza menjadi penyebab kematian 250.00 – 500.000 dari populasi dunia pada tahun 2009. Keefektivan vaksin juga berubah dengan bermutasinya virus influenza namun dalam perkembangan vaksin dan penggunaan vaksin harus didukung oleh kondisi ekonomi suatu negara. Sampai saat ini banyak negara yang belum memprioritaskan penggunaan vaksin influenza. Target vaksin influenza merupakan anak – anak dan dewasa dengan umur >60 tahun. Tujuan dari review ini adalah mengetahui keefektivan vaksin influenza dari berbagai negara berdasarkan pendapatannya. Artikel review ini menggunakan database dari Medline, Elsevier, dan BMC Public Health dengan kata kunci “Effectiveness” dan “Influenza vaccine”. Artikel yang diperoleh kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil penelusuran diperoleh sebanyak 784 artikel yang sesuai dengan kata kunci, kemudian artikel diseleksi kembali sehingga diperoleh 13 artikel yang masuk ke dalam kriteria review. Selanjutnya artikel tersebut diklasifikasikan berdasarkan lokasi studi sehingga diperoleh 5 studi pada negara high income, 5 studi pada negara upper-middle income, 3 studi pada negara lower-middle income, dan 1 studi pada negara low income. Hasil telaah menunjukkan bahwa pemberian vaksin influenza di negara dengan High income dan upper-middle income dinilai efektif untuk tipe A genotip H1N1, sedangkan untuk genotip H3N2 kurang efektif. Di negara lower-middle income, penggunaan vaksin pada tipe A genotip H3N2 sudah efektif, namun pada negara dengan low income belum dapat dinyatakan keefektivan dikarenakan belum terdapat hasil penelitian terkait tipe influenza dan penggunaan vaksin influenza di negara tersebut. Kata kunci: efektivitas, high-income countries, low-income countries, middle-income countries, vaksin influenza