cover
Contact Name
Ali Akbar
Contact Email
aliakbar.kaligrafi@gmail.com
Phone
+622187798807
Journal Mail Official
jurnalsuhuf@gmail.com
Editorial Address
https://jurnalsuhuf.kemenag.go.id/suhuf/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
SUHUF: Jurnal Pengkajian Al-Qur'an dan Budaya
ISSN : 19796544     EISSN : 25486942     DOI : https://doi.org/10.22548/shf.v12i2.481
FOCUS: SUHUF aims to increase understanding of the Quran through the publication of academic articles and research results. SCOPE: SUHUF publishes studies on the mushaf, translation, interpretation, rasm, qiraah, and other Quranic sciences, and pays special attention to the study of the Quran in the context of Indonesia and Southeast Asia.
Articles 233 Documents
Beberapa Karakteristik Mushaf Kuno dari Situs Giri Gajah Syaifudin Syaifuddin; Muhammad Musadad
SUHUF Vol 8 No 1 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i1.1

Abstract

Before the arrival of the printing machine in Indonesia in the early 20th, the multiplication of the Qur'an was carried out through the copying in manual process at various places. As a result of the traditional process of copying, the frequent errors occurred that cause differences between one manuscript to another. Some studies that have been done show that such differences are generally occurred in the aspects of rasm,(style of writing), punctuation, paper material, as well as the illuminations which were influenced by the culture of certain areas. This paper examines the five ancient manuscripts originating from the site of Girigajah. It is through a philological and codicological approaches that some unique and distinctive characters of the Manuscripts of Girigajah are known. The results show that the Manuscripts from the site of Girigajah which come from the 18th century to 19th AD, still use the form called 'rasm imlai', the vowel punctuation, the recitation formula (Tajwid) and the waqaf (the sign to stop) which is fairly complete, as well as beautiful illumination, a combination of local style and the influence of Middle Eastern style.
Fenomena Alih Bahasa Al-Qur'an: Kritik atas Koreksi Muhammad Thalib Terhadap Terjemah Kemenag RI Muhammad Rum, Istianah
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.2

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang problematika penerjemahan al-Qur’an ke dalam Bahasa Indonesia, khususnya dalam karya Muhammad Thalib, Amir Majelis Mujahidin Indonesia, yang berjudul Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Quran Kemenag RI Tinjauan Aqidah, Syari’ah, Mu’amalah, Iqtishadiyah. Karya ini lahir dari kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara h}arfiyah  yang dilakukan oleh Dewan Penerjemah Depag RI (sekarang disebut dengan Kemenag RI), yang dianggapnya mengandung beberapa kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut telah menyuburkan aliran sesat, liberalisme, radikalisme, terorisme, serta berpotensi melegalkan perzinahan. Adapun pokok masalah yang penulis angkat adalah: pertama, apa kerangka dasar pedoman Muhammad Thalib dalam mengeroksi terjemah al-Qur’an Tim Kemenag RI dalam karyanya yang berjudul Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI?; kedua, sejauh mana prosentase rujukan terjemah yang digunakan sang penerjemah?; ketiga, bagaimana kesesuaian terjemah Muhammad Thalib dalam buku koreksi tersebut dengan kitab tafsir rujukan yang digunakan dan analisa kebahasaan, dibandingkan dengan terjemah Kemenag RI? Penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research) dan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, prinsip dasar pedoman Thalib dalam mengoreksi QTK, sejauh penelusuran penulis, kritik tersebut berkisar pada empat pola sebagai berikut: 1) formulasi bahasa; 2) problem makna; 3) kritik sumber; 4) problem penafsiran. Keempat pola ini terkadang secara bersama-sama terdapat dalam satu koreksi terjemah ayat dalam QTK, dan tidak jarang juga dalam satu koreksi terjemah ayat hanya memuat satu pola saja. Kedua, dari prosentase yang ada terlihat kecenderungan penerjemah. Ketiga, terjemah tafsiriyah Muhammad Thalib dalam buku koreksi terjemahnya tidak sesuai dengan sebagian besar kitab-kitab tafsir rujukannya. Karena Muhammad Thalib tidak mengakomodir sebagian besar penafsiran-penafsiran yang ada dan lebih sering terpaku kepada beberapa penafsiran saja.Kata kunci: bahasa, terjemah, tafsiriyah, Muhammad Thalib.
Mushaf Al-Qur'an Kuno di Bali Sudrajat, Enang
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.3

Abstract

Bali adalah sebuah propinsi dari Negara Republik Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Prtopinsi ini, terkenal sampai manca negara, bahkan saking terkenalnya sampai mengalahkan negaranya karena keindahan alamnya. Sehingga daeah ini menjadi tujuan utama para wisatawan asing ketika berkunjung ke Iondonesia.Namun mungkin banyak orang yang tidak menyangka, khususnya umat Islam kalau di Bali ini ternyata terdapat banyak naskah Islam termasuk Manuskrif Mushaf Kuno. Naskah naskah ini tersebar di beberapa tempat, dimana tempat-tempat tersebut merupakan perkampungan masyarakat Bugis (beragama Islam). Mereka menyimpan naskah-naskah tersebut sebagai peninggalan nenek moyangnya ketika berlayar dari Sulawesi karena tidak kuat menghadapi penjajah Belanda ketika itu dengan membawa naskah-naskat tersebut.
Diskursus Ulumul-Qur'an tentang Ilmu dabth dan rasm Usmani; Kritik Atas Artikel Karakteristik Diakritik Mushaf Magribi, Arab Saudi dan Indonesia Madzkur, Zaenal Arifin
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.4

Abstract

Artikel ini dimaksudkan untuk me-rivew beberapa konsep dalam disiplin ilmu ¬ab¯ dan Rasm U£m±ni. Pada artikel sebelumnya dengan judul; Karakteristik Diakritik Mushaf Magribi, Arab Saudi dan Indonesia (studi Perbandingan) yang ditulis oleh Achmad Faizur Rosyad (selanjutnya penulis kedua sebut dalam artikel ini sebagai penulis pertama) terdapat beberapa teori yang hemat penulis tidak memiliki ‘landasan akademis’ terhadap disiplin keilmuan pada literatur terkait. Kajian ini sebisa mungkin akan merujuk pada sumber-sumber otoritatif dalam disiplin ilmu terkait dalam perspektif studi Ulumul-Qur’an masuk pada kajian ilmu rasm dan ilmu Dhabt. Keyword: Rasm Usmani, Tanda Diakritik dan Mushaf Al-Qur’an
Eksistensi Qiraat Al-Qur’an (Studi Kritis Atas Pemikiran Ignaz Goldziher) Rozi, Mohamad Fathur
SUHUF Vol 9 No 1 (2016)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v9i1.5

Abstract

Tulisan ini khusus membicarakan tentang pemikiran Ignaz Goldziher tentang qirā’āt. Dalam pandangan Goldziher qirā’āt yang berkambang pada masa sekarang adalah karya manusia pada masa lalu yang disebabkan tidak adanya tanda resmi pada al-Quran pada masa awal. Sehingga rekayasa terstruktural tentang qirā’āt tersebut berimplikasi atas adanya ragam qirā’āt al-Quran. Hal demikian dalam pandangan Goldziher disinyalir sebagai bentuk inkonsistensi bentuk qirā’āt. Sehingga qirā’āt al-Quran tidak lagi shahih seperti yang diyakini oleh mayoritas muslim. Sinyalir ketidak shahihan qirā’āt al-Quran tersebut karena tercampurna qirā’āt yang beragama. Hasil penelitian Goldziher tersebut mendapatkan kritik dari beberapa paka qirā’āt, karena dianggap terlalu berlebihan. Selain itu, Goldziher dianggap kurang memahami ilmu qirā’āt.Dalam menjawab keraguan Goldziher penulis menggunakan teori Linguistik, yaitu menganalisis setiap kalimat dari ragam qirā’āt. Analisis tersebut terfokus pada bentuk kalimat dan makna yang terkadung dalam kalimat yang mempunyai ragam qirā’āt. Dalam ilmu linguistis setiap kalimat mempunyai bentuk yang beragam tetapi tidak menghindari kalimat tersebut mempunyai makna yang sama, tetapi bisa juga mempunyai subtansi sama.Menganalisis dengan teori tersebut akan mendapatkan beberapa kesimpulan. Pertama, lafadz yang beragama dalam qirā’āt al-Quran tidak berarti mempunyai makna yang berbeda, tetapi tetap pada satu makna hanya lafadnya berbeda. Kedua, adanya perbedaan lafadz dan makna dalam qirā’āt tidak menggugurkan subtasi makna al-Quran, tetapi satu masing-masing saling menguatkan.Key Word: Eksistensi, Qirā’āt, Kritis, Ignaz Goldziher.
Beberapa Aspek Penggunaan Rasm dan Tanda Tajwid pada Mushaf Kuno Lingga Mustopa, Mustopa
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.6

Abstract

Tulisan ini bertujuan menggambarkan mushaf Al-Qur’an kuno Kepulauan Lingga koleksi Museum Linggam Cahaya dari kodikologinya. Bagian penting lainnya yang dijelaskan adalah tentang penggunaan rasm, tanda tajwid dan tanda waqaf. Dari aspek penggunaan rasm terlihat bahwa mushaf-mushaf kuno ini lebih bayak menggunakan rasm imla`i disbanding rasm usmani. Penggunaan tanda tajwid dengan menggunakan lambang tertentu terdapat pada beberapa mushaf, sedangkan yang lainnya tidak. Demikian halnya tanda  waqaf. Seluruh gambaran tersebut diperoleh melalui metode deskriptif analitis, dan komparasi. Dari situ diperoleh gambaran yang relatif objektif tentang kecenderungan, konsistensi, dan penggunaantanda baca, tajwid, dan waqaf pada masing-masing mushaf kuno yang dikaji.Kata Kunci: Al-Qur’an Kuno, Rasm Usmani, Tanda Tajwid, Tanda Waqaf
Terjemah Puitis Al-Qur'an di Jawa Barat: Terjemah Al-Qur'an Berbentuk Puisi Guguritan dan Pupujian Sunda Jajang A Rohmana
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.7

Abstract

Kajian ini bertujuan menganalisis puisi guguritan dan pupujian Sunda yang digunakan sebagai pola terjemah Al-Qur'an. Keduanya merupakan puisi lokal yang dijadikan lirik tembang atau nyanyian. Guguritan dinyanyikan dengan diiringi kacapi-suling. Sedang pupujian atau nadoman merupakan nyanyian puji-pujian di pesantren dan mesjid-mesjid saat menunggu waktu shalat. Terdapat sedikitnya dua karya guguritan dan tiga karya pupujian Al-Qur'an. Dengan menggunakan kajian interteks dan analisis terjemah, kajian ini menunjukkan bahwa terjemah puitis guguritan dan pupujian lebih kompleks dibanding terjemah puitis lain, karena sangat terikat oleh aturan metrum sehingga cenderung mengarah pada terjemah tafsiriyah. Terjemahnya tidak terlalu taat pada bahasa sumber, karena mengutamakan kaidah puisi dan pencapaian makna. Kajian ini signifikan tidak saja menunjukkan resepsi orang Sunda terhadap Al-Qur'an dan sastra Arab, tetapi juga memperlihatkan komitmen orang Sunda terhadap Islam dan sastra Sunda. Sebuah upaya bagaimana orang Sunda menegosiasikan ekspresi estetiknya tentang kitab suci dengan menyerap sekaligus mempengaruhi sastra Islam ke dalam atau melalui sastra Sunda. Kata Kunci: terjemah, Al-Qur'an, guguritan, pupujian, Sunda
Resistensi Terhadap Hermeneutika dalam Kajian Al-Qur'an di Indonesia(Pemetaan Varian dan Kepentingan) Maimun, Achmad
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.8

Abstract

Resistensi terhadap hermeneutika belum mendapatkan banyak perhatian. Padahal ini penting sebagai bahan evaluasi untuk mematangkannya upaya pencarian metode yang lebih baik dalam memahami al-Qur’an. Kenyataannya, para penolak hermeneutika tidak seragam dalam beberapa aspeknya. Variasi tersebut terlihat dari argumen, aktor, latar dan kepentingannya. Dari kajian ini ditemukan bahwa argumentasi penolakannya terbagi menjadi tiga: argumen ideologis, teologis, epistemologis. Dalam berbagai argumen yang diberikan tampak para pemikirnya memberikan penekanan yang berbeda, walaupun tidak jarang penolakan itu melakukan generalisasi berlebihan. Jika dilihat dari kapasitas penggagasnya: santri, akademisi dan aktivis Islam. Jika dilihat dari latarnya mencakup pesantren dan perguruan tinggi Islam dan umum, dalam dan luar negeri. Berdasar kepentingan yang ada di baliknya, penolak hermeneutika mengusung beragam kepentingan: (1) puritan-fundamentalis, yaitu kepentingan perlawanan atas Barat dan penegasan identitas Islam sekaligus perlindungan kemurnian Islam dan unsur luar yang dapat mencemari; (2) tradisionalis, yakni  kepentingan melindungi otiritas tradisional atas syariah sebagai penjamin otentisitas melalui isna>d; (3) saintifik, yaitu kepentigan untuk netral dan objektif terhadap hermeneutika sehingga bisa memperkaya wawasan untuk pengembangan pemikiran Islam secara proporsional tanpa melabrak batasan baku dan merusak iman.Kata Kunci: Resistensi Hermeneutika, Puritan-Fundamentalis, Tradisionalis, Saintifik.
Telaah Rasm dan Qiraat pada Al-Qur'an Kuno Bonjol dan Payakumbuh Syatri, Jonni
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.9

Abstract

Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk mengkaji mushaf Al-Qur'an kuno yang berasal dari Bonjol dan Payakumbuh. Ada enam naskah yang menjadi objek kajian. Fokus yang akan dibahas adalah bagaimana penggunaan qiraah dan rasm pada setiap naskah. setlah dikaji, penulis menemukan bahwa lima naskah menggunakan qiraah Imam ‘Āṣim riwayat Hafs dalam menyalin teks utamanya, dan satu naskah yang menggunakan qiraah Imam Nāfi‘ riwayat Qālūn. Di samping itu, terdapat tiga naskah yang memberikan informasi ragam bacaan pada lafal-lafal tertentu. Sedangkan dalam penggunaan rasm, lima naskah menggunakan rasm campuran antara imlā’iy dan ‘usmāniy. Hanya satu yang murni menggunakan rasm al-‘usmāniy.Kata kunci: mushaf Al-Qur'an kuno, rasm, qiraah.
Menstrual Taboo dan Kontrol Sosial Perempuan Menurut Muhammad ‘Izzah Darwazah (Studi Intertekstualitas Terhadap Al-Qur’an dan Bibel) Lestari, Lenni
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.10

Abstract

Menstrual taboo adalah istilah yang digunakan dalam kajian antropologi terkait dengan pengaruh menstruasi bagi perempuan dalam kehidupan sosial. Darah menstruasi dianggap darah yang tabu. Berdasarkan tradisi Yahudi, perempuan yang sedang menstruasi harus diasingkan ke tempat yang lain. Ia dilarang berinteraksi dengan keluarganya dan menyentuh masakan apapun. Kronologi turunnya ayat tentang menstruasi juga berhubungan dengan tradisi Yahudi ini. terlebih, saat ini menstrual taboo memberikan pengaruh yang cukup besar di beberapa negara, seperti India, Amerika dan beberapa provinsi di Indonesia. Salah satu mufassir yang memfokuskan kajiannya pada hubungan antara al-Qur’an dan Bibel adalah Muhammad ‘Izzah Darwazah. Dalam tafsirnya, Darwazah menjelaskan tentang menstrual taboo dalam perspektif al-Qur’an dan Bibel. Artikel ini akan membahas tentang menstrual taboo menurut Darwazah. Selain itu, artikel ini juga akan menjelaskan tentang pengaruh menstrual taboo terhadap relasi antara laki-laki dan perempuan serta berusaha menangkap respon Darwazah terhadap permasalahan ini.Kata kunci: Menstrual taboo, al-Qur’an, Bibel, Darwazah, Gender.

Page 1 of 24 | Total Record : 233