cover
Contact Name
Muhammad Shidiq
Contact Email
shidiqmuhammad17393@gmail.com
Phone
+6281222979930
Journal Mail Official
jurnalatrat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, kode pos: 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Atrat: Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23391642     EISSN : 27227200     DOI : http://dx.doi.org/10.26742
Atrat is a Journal of Visual Arts containing scientific papers which includes Fine Art and Design, publisher by Jurusan Seni Rupa STSI Bandung (p-ISSN 2339-1642 & e-issn 2722-7200). Jurnal Atrat also embodies the results of various forms of scientific research as well as the creation of artworks, which can become new knowledge published in scientific articles, so it is worthy to be read and understood by readers. Atrat aims to give land to Artists, Designers, Art Students, Teachers/ Lecturers, and Fine Arts Society to exchange insights.
Articles 244 Documents
PERANCANGAN MUSEUM MOTOR INDONESIA DENGAN PENDEKATAN EXPERIENCE Miftha Hurrahman Dahlan; Titian Sarihati
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v7i2.923

Abstract

Indonesia is one of the countries with the third largest motorcycle users in the world from BPS (Central Statistics Agency) data of motorcycle users in 2017 reaching 113 million motorcycle units. In direct proportion to this, motorcycle enthusiasts in Indonesia can also be seen quite a lot from the increase in visitors each year at motorcycle events on a national and international scale. This phenomenon should be supported by supporting facilities such as transportation museums that can provide knowledge, education, recreation and become a means for motorcycle enthusiasts, custom builders, collectors and the general public who want to find out information about the history of the development of motorcycles in Indonesia. With the existence of the museum can be a place that can facilitate motorcycle enthusiasts and become a means of education about the history of the development of motorcycles in Indonesia.Keywords: Motor Museum, Motorcycles, Informative, Education, Facility________________________________________________________________ Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna sepeda motor terbesar ketiga di dunia dari data BPS (Badan Pusat Statistik) pengguna sepeda motor di tahun 2017 mencapai 113 juta unit sepeda motor. Berbanding lurus dengan hal tersebut, Penggemar sepeda motor di Indonesia juga cukup banyak dapat dilihat dari meningkatnya pengunjung ditiap tahunnya pada event-event sepeda motor dalam skala nasional dan international. Fenomena tersebut seharusnya dapat didukung dengan fasilitas penunjang seperti museum transportasi yang dapat memberikan pengetahuan, Edukasi, Rekreasi dan menjadi sarana bagi penggemar sepeda motor, Custom builder, Kolektor dan masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi tentang sejarah perkembangan sepeda motor di Indonesia. Dengan adanya museum dapat menjadi wadah yang dapat memfasilitasi penggemar sepeda motor dan menjadi sarana edukasi tentang sejarah perkembangan sepeda motor di Indonesia.Kata Kunci: Museum Motor, Sepeda motor, Informatif, Edukasi, Fasilitas
POSTER ANTI NARKOBA MELALUI KARAKTER TOKOH WAYANG DALAM GAYA SENI PSIKEDELIK Mochammad Rio Dewanto; Widodo Widodo; Savitri Savitri
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.355

Abstract

There is a need for an innovation in poster designs as media of information against narcotics in society by adopting traditional art, especially wayang. Wayang, acknowledged by UNESCO on November 7th, 2003 could be combined with psychedelic art that started to rise in 1950s to 1970s in order to give new color to wayang art as well as to attract society to pay attention to the information conveyed. Its combination is based on people’s enthusiasm that almost forget their traditional art as a result of cultural globalisation.Keywords: Narcotics, Wayang, Psychedelic________________________________________________________________Diperlukan sebuah inovasi baru terkait media informasi poster anti narkoba dimasyarakat dengan mengangkat seni budaya tradisional, khususnya wayang. Wayang, yang telah disahkan oleh UNESCO pada 7 November 2003 dapat dikombinasikan dengan gaya seni psikedelik yang masuk dan berkembang sejak tahun 1950-an hingga 1970-an untuk memberikan warna baru pada kesenian wayang serta menjadi daya tarik masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Penerapan pengkombinasian ini didasarkan pada antusias masyarakat yang hampir melupakan kesenian tradisional karena dampak dari globalisasi budaya.Kata Kunci: Narkoba, Wayang, Gaya Seni Psikedelik
PERUBAHAN BENTUK RUPA PADA KESENIAN BUROK CIREBON GRUP KESENIAN KRISNA JAYA MUDA (KJM) Desi Tera Nurhasanah; Agus Cahyana; M. Zaini Alif
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1097

Abstract

This essay is motivated to know the occurrence of a change in the form in Burok Cirebon in one of the art group in Cirebon Regency namely the art group Krisna Jaya Muda (KJM) led by Mr. Slamet as the artist Burok. The purpose of this research is to know what factors make the art of Burok Cirebon change especially in terms of form. Method used is the method of analysis description in the form of qualitative research using an anthropological and aesthetic approach. The results of this research are that as the times evolve, the Art of Genjring Burok also changes, adjusting to the tastes of the people so that can survive and be able to compete in the entertainment world that is developing amidst increasingly modern societies. So there are some parts that experience changes in the form and manner of presenting  Art Burok. The occurrence of changes in the art of Burok Cirebon is influenced by several factors that is external factors and internal factors.Keywords: Burok, Cirebon, Krisna Jaya Muda (KJM), Cirebon Burok Art________________________________________________________________ Paparan ini dilatarbelakangi untuk mengetahui terjadinya perubahan bentuk rupa Burok Cirebon pada salah satu Grup Kesenian yang ada di Kabupaten Cirebon yaitu Grup Kesenian Krisna Jaya Muda (KJM) yang diketuai oleh Bapak Slamet selaku seniman Burok. Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan Kesenian Burok Cirebon berubah terutama dalam segi  perupaannya. Metode yang digunakan yakni metode deskripsi analisis dalam bentuk penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologi dan estetika. Hasil dari penelitan ini yakni seiring berkembangnya zaman, Kesenian Genjring Burok ikut berubah, menyesuaikan dengan selera masyarakatnya agar tetap bisa bertahan dan mampu bersaing di dunia hiburan yang berkembang di masyarakat yang semakin modern. Sehingga ada beberapa bagian yang mengalami perubahan dalam bentuk rupa dan cara penyajian Kesenian Burok. Terjadinya perubahan dalam Kesenian Burok Cirebon dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor eksternal dan faktor internal.Kata Kunci: Burok, Cirebon, Krisna Jaya Muda (KJM), Seni Burok Cirebon
FAKTOR CUTENESS DALAM FENOMENA KETERTARIKAN BONEKA BERUANG DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG) Sistha Ayu Pribadi; Hafiz Aziz Ahmad; Iman Sudjudi
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 3, No 3 (2015): DIALEKTIKA RUPA DALAM KEBUDAYAAN KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v3i3.371

Abstract

Stuffed bear hasbecome popular culture in Indonesia and this is confusing. Stuffed bear character is inspired by the big and wild American Black Bear that was usually a hunted animal in the United States. Bear is not a familiar animal for Indonesian people, and can only be seen in zoo. This phenomenon motivated researchersto find cuteness factors of stuffed bear that became visual appeal to consumers.Prior to the main research, author did preliminary research by collecting selling records from stores and data from questioners given to stuffed bear collectors to show that stuffed bears have been popular and become a phenomenon in Indonesia. Cuteness factors identified by feature of baby schema of stuffed bear.This research showed that consumers’ interest to stuffed bear is driven by visual display such as the big size for comfort hug, cute shape like baby and brown color tone that is warm and strong. Keywords: Bear Stuffed, Cuteness, Baby Schema___________________________________________________________________Boneka beruang telah menjadi budaya populer yang cukup membingungkan ketika kita menelusuri mengapa boneka ini dapat menjadi fenomena di Indonesia. Berdasarkan asal-usulnya, karakter beruang inspirasi boneka ini berasal dari jenis beruang hitam Amerika yang buas dan besar.Beruang bukan hewan yang akrab bagi masyarakat Indonesia dan hanya bisa dilihat di kebun binatang. Fenomena ini yang mendorong penulis melakukan penelitian untuk menemukan faktor-faktor cutenessapa saja yang menjadi daya tarik konsumen terhadap boneka beruang. Sebelum penelitian utama, dilakukan penelitian pendahuluan dengan mengumpulkan data penjualan dan kuesioner kepemilikan boneka beruang kepada responden untuk menunjukkan bahwa boneka beruang populer dan menjadi fenomena di Indonesia. Identifikasi faktor-faktor yang menjadi daya tarik boneka beruang secara visual, dilakukan analisis terhadap faktor cuteness melalui pendekatan fitur skema bayi terhadap boneka beruang. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tampilan visual yang mempengaruhi ketertarikan konsumen pada boneka beruang adalah ukuran besar karena nyaman dipeluk, bentuk yang lucu seperti bayi, dan tone warna coklat yang hangat dan kuat.Kata Kunci: Boneka Beruang, Cuteness, Skema Bayi
INTERPRETASI SPIRITUALITAS PADA KARYA SENI PATUNG AMRIZAL SALAYAN Didit Endriawan; Donny Trihanondo
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v3i1.387

Abstract

The spirituality experienced from one person to another person is vary from person to person. Spirituality has two meaning, the personal spirituality and religious spirituality. The first one is the experience of one's personal spirituality that have an impact on his personal consciousness and/or influence attitudes and behavior, without concerningthe beliefs of that person. While religious experience is spirituality that experience of someone who has a relationship with the religion that he embraced so that these experiences have an impact on his attitudes and behavior.To a certain point artist spiritual experience has a special meaning in his life. The experience can be an inspiration to the artists represented into anartwork. One Indonesian artists whose works are laden with spiritual values are Amrizal Salayan, and AD Pirous. Salayan Amrizal track record as one of the Indonesian artists is without doubt. His works in every exhibition presents many contemplative visual form, for example, his work entitled “Manusia Daun Pisang”, “Ia Ada dengan Ketiadaannya”, and others.With an aesthetic approach to Islam and Art Language, in this study, the discussion focused on the works Amrizal Salayan, AD. Pirous and others to study about spiritual values contained in their works.Keywords: Spirituality, Artworks, Artists in Indonesia, Islamic Aesthetics, Art Language__________________________________________________________________ Pengalaman spiritualitas antara satu orang dengan orang lain tentunya berbeda-beda. Spiritualitas memiliki dua pemahaman yaitu spiritualitas personal dan spiritualitas religius. Spiritualitas personal yaitu pengalaman seseorang yang berdampak pada kesadaran pribadinya sehingga mempengaruhi sikap dan perilakunya, terlepas dari agama apapun terhadap orang tersebut. Sedangkan spiritualitas religius yaitu pengalaman seseorang yang memiliki hubungan dengan agama yang dia anut sehingga pengalaman tersebut berdampak pada sikap dan perilakunya. Bagi seorang seniman tertentu pengalaman spiritual memiliki arti khusus dalam kehidupannya. Pengalaman tersebut mampu menjadi inspirasi sehingga seniman tersebut merepresentasikannya menjadi sebuah karya seni. Salah satu seniman Indonesia yang karya-karyanya sarat dengan nilai-nilai spiritual adalah Amrizal Salayan. Rekam jejak Amrizal Salayan sebagai salah satu seniman Indonesia tidak diragukan lagi. Karya-karyanya dalam setiap pameran banyak menghadirkan wujud visual yang kontemplatif, contohnya karyanya yang berjudul “Manusia Daun Pisang”, “Ia Ada dengan Ketiadaannya”, dan lain-lainnya. Dengan pendekatan estetika Islam dan Bahasa Rupa, pada penelitiannya ini, pembahasannya fokus pada karya-karya Amrizal Salayan untuk dikaji soal nilai-nilai spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Kata Kunci: Spiritualitas, Karya Seni Rupa, Seniman Indonesia, Estetika Islam, Bahasa Rupa
IMLEK, IDENTITAS DAN MULTIKULTURALISME DI YOGYAKARTA Sudono Sudono; Suhartono Suhartono; G. R. Lono Lastoro Simatupang
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v1i1.403

Abstract

Setelah kerusuhan Mei 1998 yang diikuti dengan lengsernya presiden Soeharto, etnis Tionghoa dapat bernafas lega dari tekanan diskriminasi dari pemerintahan Orde Baru. Selama tiga dekade, mereka tidak diperbolehkan menjalankan  kegiatan-kegiatan baik kegiatan keagamaan maupun budaya. Kini, pemerintah telah menjadikan hari raya Imlek sebagai hari raya nasional walaupun masih ada pro-kontra tentang Imlek sebagai hari raya keagamaan atau sekedar tradisi dan budaya. Di Yogyakarta, etnis Tionghoa dengan dukungan Pemerintah Daerah merayakan Imlek secara meriah selama kurang lebih lima hari yang dikemas dalam event Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Ada beberapa muatan dalam event tersebut antara lain yaitu pernyataan simbol identitas, pengembangan kepariwisataan dan multikulturalisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa event tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan wisata dan praktik multikulturalisme untuk membangun hubungan lintas etnis dan budaya yang lebih baik. Penelitian menggunakan metode studi literatur, pengamatan terlibat, dan wawancara.Kata Kunci: Imlek, Identitas, Multikulturalisme, Yogyakarta
PENERAPAN ERGONOMI DALAM PERANCANGAN FURNITUR MATA KULIAH DF IV DESAIN INTERIOR DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Bambang Kartono Kurniawan; Ade Fajarwati; Oktavianus Nangnoy
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 1 (2018): APLIKASI, STRATEGI, DAN ORIENTASI SENI DALAM RUPA, MEDIA, DAN WACANA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v6i1.576

Abstract

PENGOLAHAN TEKNIK SURFACE TEXTILE DESIGN DENGAN INSPIRASI STRUKTUR HIV PADA BUSANA DEMI COUTURE Alvin Mei Triyas Wahyuni; Aldi Hendrawan
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 3 (2018): IMPLEMENTASI MEDIA DAN TEKNIK DALAM KARYA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v6i3.596

Abstract

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) is a syndrome or collection of symptoms formed by retroviruses. HIV/ AIDS is part of the compiler called the structure or morphology of HIV. Each component if observed using a microscope forms a circle shape. Among the bad views on people with HIV, the authors see the aesthetic potential in the HIV structure. The HIV’s elements contained balance, unity, rhythm, and proportion which has an aesthetic potential to be developed into textile products. The author raised the phenomenon as a design idea in developing and becoming one of the inspirational motives found in the morphology or structure of HIV. The structure will be processed using surface textile design techniques by using digital printing, heat settings (steam), puff paint, beading, stitching and patchwork collages that composed for fashion products called demi couture.Keywords: HIV, Psychology of HIV, HIV Structure, Surface Textile Design Technique, Demi Couture _______________________________________________________________ Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sindrom atau kumpulan gejala yang dibentuk oleh retrovirus. HIV/ AIDS adalah bagian dari penyusun yang disebut dengan struktur atau morfologi HIV. Setiap komponen jika di terjemahan menggunakan mikroskop yang membentuk struktur tersebut adalah bentuk lingkaran. Diantara pandangan buruk pada penderita ODHA, penulis melihat adanya potensi estetika pada struktur HIV. Dia memiliki unsur keseimbangan, kesatuan, ritme, dan proporsi untuk dikembangkan menjadi produk tekstil. Penulis mengangkat fenomena tersebut sebagai ide desain dalam mengembangkan dan menjadi salah satu inspirasi motif yang terdapat pada morfologi HIV. Struktur tersebut akan diolah dengan menggunakan teknik surface textile design dengan teknik digital printing, heat setting (steam), puff paint, beading, dan stitching yang dikomposisikan untuk produk busana yang disebut demi couture.Kata Kunci: HIV, Psikologi HIV, Struktur HIV, Teknik Surface Textile Design, Demi Couture
DESAIN CALONGCONG SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA KERAJINAN TRADISIONAL Muhamad Zaini Alif; Savitri Savitri; Nia Emilda
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v6i2.703

Abstract

Calongcong is one form of traditional craft owned by the people of Bolang Village, Cibuluh Village, Tanjungsiang Sub-District, Subang Regency, which is made from the main material of bamboo woven in an animal-like shape. This Calongcong craft is used as a toy tool for traditional Calongcong games that are usually felt when the village is clean or called “Ngamunikeun Lembur”. An explanation of “Ngamunikeun Lembur” is found in the text “Siksa Kanda Ng Karesian”. This study used a qualitative approach with experimental methods that aimed to provide a description of the Calongcong design as an effort to preserve the culture of traditional crafts.Keywords: Calongcong Design, Culture, Traditional Crafts________________________________________________________________ Calongcong merupakan  salah satu bentuk kerajinan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Bolang Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang yang terbuat dari material utama bambu yang dianyam dengan bentuk menyerupai binatang. Kerajinan Calongcong ini dijadikan sebagai alat mainan bagi permainan tradisional Calongcong yang biasanya diasakan ketika kegiatan bersih desa atau yang disebut dengan Ngamunikeun Lembur. Penjelasan tentang Ngamunikeun Lembur terdapat dalam naskah Siksa Kanda Ng Karesian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang desain Calongcong sebagai upaya pelestarian budaya kerajinan tradisional.Kata Kunci: Desain Calongcong, Budaya, Kerajinan Tradisional
POTENSI PENGEMBANGAN DESAIN JAS PRIA DENGAN TEKNIK PATTERN MANIPULATION Putria Zaza Swadesi; Faradillah Nursari
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v7i2.610

Abstract

Pattern drafting technique is necessary to enrich variation of suit designs in Indonesia. However, the majority of Indonesian suit-makers still use conventional techniques resulting in lack of modification. Thus, the modification of male suit design must be improved by exploring pattern drafting. The study is qualitative in nature by carrying out literature review, observation, interview and pattern drafting exploration related to the making process of male suit modification in Indonesia. Creating inspiration board containing a collection of male suit designs made by international designers does the development of male suit design variety. Furthermore, the variation of male suit design is realized by experimenting on pattern drafting starting from an application of basic pattern and pattern drafting to create a prototype with scale ratio of 1:2. The result of this study is a male suit with modification on suit basic pattern with scale ratio of 1:2. It is expected to be a reference of suit modification pattern in Indonesia. Keywords: Men’s Wear, Suit, Pattern Drafting________________________________________________________________ Di Indonesia untuk memperoleh variasi desain busana jas diperlukan teknik pecah pola. Namun mayoritas pembuatan busana jas di Indonesia masih menggunakan teknik yang konvensional sehingga jas dihasilkan kurang memiliki modifikasi. Berdasarkan pemaparan tersebut maka diperlukan pengembangan modifikasi desain busana jas pria dengan eksplorasi pattern manipulation. Kajian ini bersifat kualitatif dengan melakukan kajian literatur, observasi, wawancara dan eksplorasi pattern manipulation terhadap proses pembuatan modifikasi busana jas pria di Indonesia. Pengembangan variasi desain busana jas pria dilakukan dengan pembuatan inspirasi board yang memuat kumpulan-kumpulan variasi busana jas dari desainer luar. Lebih lanjut variasi desain busana jas pria direalisasikan dengan eksperimen pattern manipulation yang dimulai dengan penerapan pola dasar dan pecah pola untuk menghasilkan prototipe skala 1:2. Hasil dari penelitian ini berupa busana jas pria dengan modifikasi bentuk pada pakem-pakem jas secara umum dengan skala 1:2. Diharapkan eksperimen ini dapat menjadi referensi pola busana jas modifikasi di Indonesia. Kata Kunci: Busana Pria, Jas, Pattern Manipulation

Page 4 of 25 | Total Record : 244


Filter by Year

2013 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 11, No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 10, No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10, No 1 (2022): TEKNIK DAN TEKNOLOGI MEDIA KARYA VISUAL Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA Vol 9, No 1 (2021): KARYA RUPA DALAM PERSPEKTIF MAKNA, FUNGSI, DAN IMPLEMENTASI Vol 8, No 3 (2020): MOTIF, MAKNA, DAN MEDIA DALAM TEKNIK KARYA RUPA Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI Vol 7, No 3 (2019): IMPLEMENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER Vol 7, No 1 (2019): IDENTITAS BUDAYA VISUAL: APRESIASI DAN EKSPLORASI Vol 6, No 3 (2018): IMPLEMENTASI MEDIA DAN TEKNIK DALAM KARYA RUPA Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA Vol 6, No 1 (2018): APLIKASI, STRATEGI, DAN ORIENTASI SENI DALAM RUPA, MEDIA, DAN WACANA Vol 5, No 3 (2017): EKSPLORASI RAGAM HIAS DAN BUSANA KONTEMPORER Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA Vol 4, No 3 (2016): KEARIFAN LOKAL DALAM TRANSFORMASI VISUAL Vol 3, No 3 (2015): DIALEKTIKA RUPA DALAM KEBUDAYAAN KONTEMPORER Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL Vol 1, No 3 (2013): REPRESENTASI POTENSI DAN ESTETIKA SENI RUPA Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA More Issue