cover
Contact Name
Hadi Yasin
Contact Email
jurnaltahdzib@uia.ac.id
Phone
+628179473557
Journal Mail Official
jurnaltahdzib@uia.ac.id
Editorial Address
Gedung Alawiyah Lt. 6, Jalan Raya Jatiwaringin No. 12 Pondok Gede, Jakarta, Indonesia, 17411
Location
Kota bekasi,
Jawa barat
INDONESIA
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : -     EISSN : 27212521     DOI : https://doi.org/10.34005/tahdzib.v3i1
Core Subject : Education, Social,
FOCUS. Jurnal Tahdzib Al-Akhalq is focused on publishing the original research articles, review articles from contributors, and the current issues related to Education, Ethic (akhlaq), and communication. The main objective of Jurnal Tahdzib Al-Akhalq is to provide a platform for the international scholars, academicians, and researchers to share the contemporary thoughts in the fields of Jurnal Tahdzib Al-Akhalq, communication, broadcasting, and journalism. SCOPE. Jurnal Tahdzib Al-Akhalq publishes research papers in the all the fields of Education, Ethic (akhlaq, communication, broadcasting, and journalism such as, Histroy of Education, Education in middle ages, Tafsir and hadits Education, Media Digital of Education, Online Canal Of Education, and other related studies of Islamic Study.
Articles 82 Documents
SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ETIKA Rahman Yasin
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2018): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v1i2.454

Abstract

Etika Yunani maupun dalam diskursus tentang etika modern secara substansial memiliki persamaan, di mana etika memberikan arahan agar manusia dapat hidup dengan baik dan bermakna berdasarkan nilai-nilai kebaikan. Agar manusia hidup baik maka yang perlu ditempuh ialah dengan menggunakan etika kebijaksanaan. Etika kebijaksanaan inilah yang memunculkan orang-orang bijaksana, karena orang-orang bijaksana memahami kehidupan atas kosmos dan realitas. Plato mengatakan, negara dan pemerintahan haruslah di bawah kendali orang-orang bijaksana. Karena orang-orang bijaksana tidak hanya menggunakan rasionalitasnya tetapi juga akal budi untuk memahami realitas. Dalam kehidupan sosial tidak semua individu memiliki kualitas dan kapasitas kepribadian yang pantas dijadikan sebagai rujukan atas suatu perintah. Dalam dunia organisasi sosial maupun organisasi pemerintahan sekalipun tidak semua individu dapat tampil dengan baik memberikan instruksi tertentu kepada bawahannya dengan mengatasnamakan organisasi. Pembahasan mengenai etika selalu menekankan dimensi integritas seseorang, apakah dapat dipercaya atau tidak. Sebaik apapun sistem, namun di bawah kendali orang yang tidak pantas menjalankannya maka tidak akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Greek ethics and modern ethics have substantial similarities, in which ethics provides direction so that humans can live well and meaningfully based on the values ​​of goodness. In order for humans to live well, what needs to be done is to use ethical wisdom. It is this wisdom ethic that gives rise to wise people, because wise people understand life over the cosmos and reality. Plato said, the state and government must be under the control of wise people. Because wise people use not only their rationality but also reason to understand reality. In social life, not all individuals have the qualities and capacities of personalities that deserve to be used as a reference for an order. In the world of social organizations and governmental organizations, not all individuals can perform well giving certain instructions to their subordinates on behalf of the organization. Discussion on ethics always emphasizes the dimension of one's integrity, whether it can be trusted or not. No matter how good the system, but under the control of people who do not deserve to run it will not produce the desired changes.
PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN ANAK YATIM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Khairan M Arif
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2018): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v1i2.455

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk memberikan gaiden kepada semua pihak yang terlibat dalam Pendidikan dan Pembinaan anak yatim yang merupakan tanggungjawab besar dan mulia di sisi Allah swt. Oleh karenanya semua pihak yang terlibat dalam proyek pembinaan anak yatim ini, harus mengetahui Hukum memelihara anak yatim dan Kedudukan anak yatim dalam Islam. Penelitian ini juga memberikan strategi dan pola asuh yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah kepada Anak Yatim, sehingga mereka menjadi generasi harapan umat karena banyak pemimpin dunia pada masa kecil mereka adalah anak yatim. Penelitian ini menggunakan metode Deskripsi dan Liberary Reseach yang memfokuskan penelitian dan kajian kepustakaan dan literasi, khususnya Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pendekatan analisis ilmiah, historis dan pengamatan terhadap pola pembinaan anak yatim selama ini. Hasil penelitian ini, selain memberikan penguatan hukum dan kedudukan anak yatim yang begitu penting dan mulia, juga memberikan strategi efektif dalam mendidik dan membina anak yatim menjadi orang-orang suskses diantaranya: Strategi memuliakan dan memelihara anak yatim dalam bentuk perumahan hingga remaja, Strategi mengelola harta anak yatim sampai mereka mampu, Strategi Pendidikan dan Membina anak yatim sampai mereka berilmu dan Strategi membina mereka untuk mampu membangun keluarga mandiri.
Wanita Ideal Untuk Dinikahi Badrah Uyuni; Fadllurrohman Fadllurrohman
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.467

Abstract

Humans are created in pairs, they absolutely cannot be alone and live without the others. Marriage is a natural necessity for every human being that will bring harmony and happiness, a righteous woman (solehah woman) is a dream for every male, he has to know the criterias of unworthy and ideal womans before the marriage contract (‘aqd nikah) is held. It aims to create a permanent relationship between a husband and wife which can arrive the essence of marriage accordance with the purpose of marriage in Islam.
Profesionalitas Guru Islami Farhat Abdullah
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.468

Abstract

Profesionalitas guru adalah guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan mengevaluasi diri sendiri dalam hal pengetahuan, pengalaman dalam kehidupan dan aktifitas di sekolah. Guru lslami harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian sosial memiliki nilai religius. Guru lslami harus berkeinginan untuk mewariskan nilai-nilai lslami baik di dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pewarisan nilai-nilai lslami hanya dapat dilaksanakan oleh profesionalitas guru lslami dengan mendidik diri, generasi muda dan masyarakat agar beriman dan tunduk kepada Allah SWT serta selalu mengingat-Nya.
METODE PENDIDIKAN DALAM ISLAM Sutiono Sutiono
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.469

Abstract

Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik/murid untuk menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat murid/peserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan itu. Inilah yang harus dipahami oleh seorang pendidik sehingga pengajaran (proses pembelajaran) akan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada artikel ini dinahas bagaimana Ibnu Khaldun memberikan tahapan- tahapan dalam mempelajari suatu ilmu. Yaitu ilmu diberikan secara sederhana, lalu mengulang kembali pelajaran dan diadakan diskusi, dan mengulang dari awal sampai akhir termasuk seluruh masalah ilmu yang sulit dikaji sampai hal-hal yang kecil dalam ilmu tersebut. Jadi mengajarkan pengetahuan kepada murid hanyalah akan bermanfaat apabila dilakukan secara berangsur-angsur, setapak demi setapak dan sedikit demi sedikit.
Personal Journal of Applied Linguistics Tenses Mistakes of the 10th Grade Students in Writing Recount Rohimah Rohimah
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.470

Abstract

Recount is one of topic taught for the 10th grade students of senior high school include at Senior High School 1 South Tangerang City. And it is certain that the same topic will be taught again at the next level namely at 11th and 12th either just to repeat or to examine the student English knowledge or skill. Thus the students should be capable of recount in order to pass this topic well to achieve passing grade score. However, there are half of the class couldn’t get passing grades in writing recount text. Hence the writer was interested to do mini research to get reality why a half of the class didn’t pass on test of writing recount. Then the writer did the research to 18 participants. The research is by assigning 18 participants to write their activities or experiences that they did during holiday when the 12th grade students were doing the final examination with clear instruction and theme. The result was that most of participants have done many mistakes in using verbs, one of the language features that is along with the recount text is. In writing recount there are still many participants which use present verbs to tell the past activities and experiences. There are two past forms to concern in writing recount, they are linking verbs and action verbs. Linking verbs comprises was, were, saw, heard, etc; while action verbs are like went, looked, ran, sat, visited, sang, etc. Therefore this case must be an important note for every English language teacher in teaching recount. This is very important in order to avoid the mistakes in tenses of the use of both linking verbs and action verbs for the students when they are tasked to a project in composing recount text.
PERENCANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Marliza Oktapiani
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.471

Abstract

Semua pengalaman yang telah direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh dari dalam maupun luar lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu merupakan kurikulum. Manajemen dalam perencanaan kurikulum dapat diartikan sebagai keahlian atau kemampuan merencanakan dan mengorganisasi kurikulum. Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-fungsi manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman untuk mempersiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang diperoleh dari dalam maupun luar lembaga pendidikan, maka kurikulum hendaknya melalui fungsi perencanaan yang matang serta sistematis danterpadu, pengorganisasian yang baik, diimplementasikan di lapangan, dan diawasi pelaksanaannya. Untuk mengembangkan suatu rencana seseorang harus mengacu ke masa depan. Perencanaan ini memberikan pengaruh dalam menentukan pengeluaran biaya atau keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir, menyusun atau menetapkan prioritas dan urutan strategi, menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru, serta mengembangkan kebijakan-kebijakan. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan yang merupakan suatu awal dari kegiatan pengembangan kurikulum yang sangat penting.
BAHAYA KEGONCANGAN JIWA DAN BAGAIMANA MENGATASINYA Dahrun Sajadi
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.472

Abstract

Para ahli psikologi mengemukakan bahwa di dalam jiwa manusia terdapat potensi emosionalitas, aktivitas dan fungsi sekunder. Emosionalitas bersumber dari hati (qalb), aktivitas bersumber dari kemauan (hawa dan iradah). Keduanya merupakan “inti jiwa”. Adapun yang dimaksud fungsi sekunder adalah akal-pikiran, yang merupakan “kulit jiwa”. Ketiga potensi ini memiliki daya yang tidak sama. Karena itu, manusia tampil dengan aneka tipe yang berbeda-beda. Kegoncangan jiwa bisa timbul karena faktor intern dari individu yang bersangkutan; bisa karena tekanan dari lingkungan tempat hidup seseorang, seperti kepadatan penduduk, kondisi rumah yang tidak nyaman, lingkungan kerja yang disharmonis, lingkungan keluarga yang penuh konflik, atau tetangga yang tidak akur/rukun; bisa juga karena faktor lain yang membawa krisis kehidupan, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang paling dicintai/diandalkan, mengalami kebangkrutan atau menurunnya penghasilan, dan sebagainya. Orang yang tergoncang jiwanya karena stres, dapat mengalami dua kemungkinan. Pertama, dampak tekanan muncul ke luar menjadi penyakit fisik (psychosomatic). Kedua, dampak tekanan membeku di dalam jiwa dan menjadi penyakit jiwa (psychosis). Dampak yang pertama terjadi bila unsur rohani orang yang bersangkutan memiliki energi yang kuat, sehingga tekanan (stress) yang menerpa tidak menggoyahkan jiwanya, tetapi meluap keluar dalam bentuk penyakit seperti eksim, maag, sesak nafas, hipertensi dan lain-lain. Dampak yang kedua terjadi bila energi badan dan rohani kecil, sehingga tekanan (stress) dapat menimbulkan kelainan jiwa seperti hysteria, neurasthenia dan amnesia. Menurut firman Allah dalam al-Qur’an, bagi orang yang imannya lemah, stress itu akan menimbulkan distress. Tapi orang yang imannya kuat akan mampu berdiri tegar dengan sabar (yakni berusaha semaksimal mungkin dengan kakuatan potensi dan sumber daya yang ada dalam dirinya) dan yakin akan datangnya pertolongan Allah.
Ayat -Ayat Akhlak Dalam Al-Quran Hadi Yasin
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 2 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i2.509

Abstract

Tulisan ini hendak mengungkap seputar ayat-ayat akhlak dalam Al-Quran, serta uraian perbedaanya dengan moral dan etika. Diskursus seputar ayat-ayat hukum dalam al quran, diperkirakan sudah muncul semenjak abad kedua hijriyah, setelah itu khazanah ilmu pengetahuan dan pendalaman terhadap ayat-ayat al-quran terus berkembang. Para ulama fikih telah banyak berbicara tentang tafsir ayat-ayat ahkam, untuk mengungkap isi kandungan dan hukum-hukum dalam al-quran, dan begitu seterusnya, hingga lahirnya para ulama periode kekinian seperti: Syaikh Ramadhan Al-Booty, Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradhawy, dan Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaily, dalam karyanya Tafsir Al-Munir. Kini, pembahasan para ulama banyak yang hendak mengungkap sisi-sisi penting seputar akhlak dalam al Quran. Di dalam Al-Quran banyak ayat-ayat tersebut mengajarkan tentang akhlak. Pokok-pokok ajaran Islam sesungguhnya terdiri dari tiga hal penting yang ketiganya menjadi indikator utama keislaman seseorang, yaitu masalah akidah, Syariah dan Ihsan yaitu media komunikasi dan hiasan saat berkomunikasi dengan Allah selaku al-Khaliq (komunikasi vertikal) dan terhadap sesama makhluk baik manusia maupun makhluk-makhluk yang lain. Kemuliaan Peradaban haruslah dibangun dengan adab dan akhlak yang mulia, tidak cukup hanya dengan membangun infrastruktur. Kalau mental dan akhlak suatu bangsa bejat dan hancur, percayalah, bangsa dan negara itu berada di ambang kehancuran. Syaikh Musthafa Al-Ghilayini menulis dalam Idzatun Nasyi’in, menggubah sebuah syair;إنما الأمم الأخلاق ما بقيت # فإن همو ذهبت أخلاثهم ذاهبواMaju dan mundurnya suatu bangsa, Tegak dan runtuhnya suatu negara, tergantung kepada akhlaknya, apabila akhlak suatu bangsa baik, maka baik-lah bangsa dan negara itu, tapi apabila akhlak suatu bangsa jelek dan bobrok, maka hancur-lah bangsa dan negara itu. (Musthafa Al-Ghilayini, Idzatun Nasyi’in).
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ISLAM Dahrun Sajadi
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 2 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i2.510

Abstract

Akhir-akhir ini semakin disadari betapa penting pendidikan karakter atau dalam Islam disebut dengan pendidikan akhlaq mulia (akhlaq karimah). Kecerdasan intelektual tanpa dibarengi karakter atau akhlaq yang mulia tidak akan ada gunanya. Karakter atau akhlaq adalah sesuatu yang sangat mendasar dan saling melengkapi. Manusia yang tidak berkarakter atau tidak berakhlaq mulia disebut sebagai manusia tak beradab dan tidak memiliki harga atau nilai. Karakter atau akhlaq mulia itu harus dibangun. Sedangkan membangun akhlaq mulia adalah melalui pendidikan, baik pendidikan di rumah (keluarga), di sekolah, maupun di masyarakat. Untuk membentuk karakter atau akhlaq mulia doperlukan pendidikan karakter dan pendidikan agama. Pendidikan sangat menentukan terhadap pembentukan watak, kepribadian, karakter dan budi pekerti manusia. Pendidikanlah yang paling bertanggung jawab atas fenomena kejahatan, tindak kriminal, perbuatan asusila, korupsi, penggunaan narkoba dan keburukankeburukan lainnya. Terjadinya berbagai penyelewengan dan kejahatan menandakan rendahnya karakter warga secara umum. Menyadari hal itu, perlulah diseriuskan program pendidikan karakter untuk meningkatkan kualitas individu dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai pendidikan karakter dalam Islam.