cover
Contact Name
Ernaka Heri Putra Suharyanto
Contact Email
jpi.dalwa@gmail .com
Phone
+628155511968
Journal Mail Official
jurnaljpidalwa@gmail.com
Editorial Address
Jl . Raya Raci No. 51 PO Box 8 Bangil Pasuruan Jawa Timur
Location
Kab. pasuruan,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : 25810065     EISSN : 2654265X     DOI : https://doi.org/10.38073/jpi
The journal focuses scope on specializes in Indonesian Islamic education in particular, and Southeast Asian Islamic education in general, and is intended to communicate original research and current issues on the subject. We invite scientists, scholars, researchers, as well as professionals in the field of Islamic Education in Southeast Asia to publish their researches in our Journal. The journal publishes medium quality empirical and theoretical research covering all aspects of Islamic Education in Indonesia and Southeast Asia.
Articles 68 Documents
Peran Orang Tua Terhadap Anak Perspektif Pendidikan Islam Lutfi Rachman
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umunya setiap orang merasa mengerti tentang apa pendidikan itu. Akan tetapi apabila kepadanya ditanya lebih jauh mengenai arti yang esensial, mengenai dasar dan tujuan serta mengenai persoalan lain tentang pendidikan itu baru ia menyadari bahwa pengetahuannya tentang itu hanya samat-samar saja.Persoalan mengenai pendidikan itu demikian luas dan dalam sehingga para ilmuwan memandangnya sebagai suatu bidang kajian khusus, sebagai suatu disiplin ilmu sendiri yang untuk pengkajiannya dan pendalamannya diperlukan suatu studi yang khusus pula. Karena pengertian pendidikan itu sendiri dapat kita temukan dari berbagai definisi. Tergantung dari sudut pandang mana kita akan mengkajinya, akan tetapi pada umumnya tiada yang berbeda pendapat bahwa pendidikan itu pada dasarnya merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang di lakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkatkan pengetahuannya.Oleh karena itu peranan orang tua dalam membimbing anak-anaknya sangatlah penting.Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau tidak bahagia. Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak-anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan bathinnya. Dengan demikian orang tua lebih mudah untuk mengawasi anaknya, langkah yang harus dilakukan adalah dengan menemaninya belajar, sehingga membantu kesulitan belajar sang anak, sehingga terciptalah hubungan yang harmonis antara orang tua dan anaknya. Dan orang tua hendaknya selalu memperhatiakan dan mengontrol akan perkembangan anaknya, dan memeperhatikan siapa teman bermainnya, serta memberikan motivasi belajar kepada anaknya, untuk bisa hidup mandiri.
Pendekatan dalam Proses Pembelajaran Perspektif Imam al-Ghazali: Kajian Kitab Ayyuhā al-Walad fī Nasīhati al-Muta‘allimīn wa Maw‘izatihim Liya’lamū wa Yumayyizū ‘Ilman Nāfi‘an min Gayrihi Imaduddin Imaduddin
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imam al-Ghazali mengatakan, tanda-tanda bahwa Allah meninggalkan hambanya adalah apabila ia berbuat sesuatu yang tidak berguna. Dan barang siapa yang menghabiskan umurnya tanpa dipergunakan untuk beribadah kepada Allah, maka pantaslah ia mengalami kesedihan yang lama. Serta barang siapa yang umurnya lebih dari empat puluh tahun tahun sedangkan amal kejelekannya lebih besar dari amal kebaikannya, maka orang tersebut bersiap-siaplah menuju neraka. Dan, parahnya lagi, manusia yang paling menderita siksaan Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang pintar namun ilmunya tidak bermanfaat. Begitu pentingnya pendekatan dalam pembelajaran, agar seseorang berhasil dalam proses pembelajar serta ilmu yang dimiliki tidak sia-sia dan bisa berguna serta bermanfaat baik untuk dirinya dan juga untuk orang lain.
Akhlak Tasawuf Sebagai Alternatif Dalam Memecahkan Problematika Masyarakat Modern Bahru Rozi
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era globalisasi di abad 21 yang tahapannya sudah dimulai pada masa sekarang ini, ternyata telah memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia pendidikan dan masyarakat secara umum. Berbagai aspek yang berkaitan dengan pendidikan, mulai dari materi pelajaran, guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan dan pola hubungan antara guru dan murid perlu ditata ulang untuk disesuaikan dengan tuntutan zaman. Hal ini perlu dilakukan jika dunia pendidikan ingin tetap bertahan secara fungsional dalam memandu perjalanan umat manusia. Begitu juga dengan usaha dari masyarakat, baik secara mandiri maupun kerjasama dengan beberapa pihak, berusaha untuk meminimalisasi dampak negatif akibat dari kecanggihan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Dunia pendidikan dan seluruh elemen masyarakat di masa sekarang benar-benar dihadapkan pada tantangan yang cukup berat yang penanganannya memerlukan keterlibatan berbagai pihak yang terkait. Dibutuhkan sebuah alternatif dan upaya terobosan yang perlu dikembangkan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu alternatifnya adalah dengan mengamalkan ajaran akhlak tasawuf ke semua lapisan dan golongan masyarakat, baik masyarakat pendidikan maupun masyarakat secara umum. Ajaran akhlak tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh bidang studi yang diajarkan di dunia pendidikan ataupun di kehidupan keseharian bermasyarakat. Menurut para ahli pendidikan, pada saat ini, hampir di seluruh dunia, timbul kesadaran betapa urgennya nilai etika dalam pengembangan sains dan kehidupan masyarakat modern.
Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Belajar Dan Filosofinya Telaah Kritis Terhadap Kitab “Al-Fikr at-Tarbawy al-Muqaran. Karya Wajihah Tsabit Al-‘Any Masnun Masnun
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Islam baru mampu menghasilkan lulusan yang berjiwa konsumen, hanya memposisikan mereka sebagai penonton terhadap permainan orang lain. Sistem pendidikannya disebutkan Paulo Freire sebagai the banking concept of education (pendidikan ala bank), bukan problem posing education (pendidikan yang kritis). Akibatnya sistem pendidikan yang dipraktekkan belum mampu menghasilkan lulusan yang memiliki karakter sebagai peneliti, penggali, penggagas dan penemu ilmu pengetahuan dan teknologi. Statement di atas tidak seluruhnya benar karena sistem pendidikan yang baik harus bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi masyarakat. Dalam Islam Ibnu Khaldun membagi ilmu itu menjadi dua macam yaitu ilmu yang berdasarkan wahyu dan ilmu yang berdasarkan akal. Belajar Ilmu yang berdasarkan wahyu butuh kehati-hatian agar tidak tersesat karena bahayanya dunia akherat sehingga mempelajarinya harus punya guru ( Mursyid). Sedangkan ilmu yang berdasarkan akal kalau keliru bahayanya hanya dirasakan di dunia, sehingga siswa bisa diberi keleluasaan utk belajar sendiri, mencari sendiri, mengembangkan sendiri, sebagaimana dikehendaki sistem pendidikan era sekarang.
Tradisi Akademis Mahasiswa Akhmad Sahrandi
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan iklim kultur tradisi ilmiah mahasiswa harus mendapat perhatian yang serius diantaranya mengadakan seminar ilmiah, mengaktifkan kegiatan meneliti dan menulis di kalangan mahasiswa, pengadaan sarana dan prasarana penunjang akademik di kampus seperti perpustakaan, internet, laboratorium, lingkungan yang teduh untuk berdiskusi dan kebijakan kampus yang mampu memotivasi mahasiswa dalam berprestasi, kebijakan itu bisa di media, aktif meneliti dan beberapa prestasi lainnya, berupa penghargaan terhadap mahasiswa yang aktif menulis. Sebagai calon ahli, mahasiswa dilatih melakukan peranan sebagai manusia penganalisis melalui aktifitas kurikuler sesuai dengan Tri Dharma Perguruan tinggi. Peranan ini tercermin dalam struktur kelembagaan dan alat-alat kelengkapan pendidikan tinggi, hubungan dosen dan mahasiswa yang mantap, manejemen administrasi pengajaran yang berkualitas serta kemampuan tenaga pembimbing dan penyuluh yang tersedia.
Pendidikan Pada Proses Reproduksi Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Sains Suryanto Suryanto
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan fakta ilmiah yang terpancar dari Al-Quran dan Hadist 1.400 tahun yang lalu, para ilmuwan muslim telah mantap dan meyakini fakta diciptakan manusia dari sperma dan sel telur. Sementara para ilmuan barat masih berada dalam bayang-bayang kesesatan mitos dan khurafat selama kurang lebih 10 abad. Bahkan mereka terjerumus kepada persepsi primitif mereka dengan teori Darwinnya dan pandangan-pandangan yang lainnya. Dan sebagian mereka baru sempurna pandangan mereka pada dekade-dekade abad ke 20 ini. Penciptaan alam jagat raya beserta isinya ini, hakekatnya pembelajaran yang sangat luar biasa bagi umat manusia. Disamping hal tersebut untuk menunjukkan kemaha besaran Allah SWT sekaligus bagian untuk kita mengambil sebuah pembelajaran dari apa yang telah diciptakanNYA. Proses reproduksi manusia itu setidaknya dimulai dengan bertemunya sperma dan ovum terlebih dahulu, kemudian berlanjut pada pembentukan ‘alaqoh dan mudghoh, pembentukan tulang dan otot, daging sampailah dengan pase kelahiran manusia itu sendiri. Setelah lahir kedunia, manusia mempunyai kewajiban untuk menjadi khalifah yang baik. Manusia yang memiliki potensi yang dapat di didik dan mendidik pada hakekatnya sudah Allah lengkapi dengan fitrah, yakni berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk yang mulia sehingga menjadi pribadi yang dapat memberikan kepada lingkungan dan alam sekitarnya.
Pendidikan Multikultular Dan Pendidikan Inklusi Gender Mahbub Junaidi
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Istilah “Pendidikan Multikultural” suatu usaha sistematik dan berjenjang, memasukkan isu-isu seperti gender, hubungan antar agama, kelompok kepentingan, kebudayaan dan subkultur, serta bentuk-bentuk lain dari keragaman. Pada akhir nya pendidikan multi kultural adalah suatu cara untuk mengajarkan keragaman (Teaching Diversity). Pendidikan multi kultural menghendaki rasionalisasi etnis, intelektual, sosial dan pragmatis secara inter-relatif: yaitu mengajarkan ideal-ideal inklusivisme, pluralisme, dan saling menghargai semua orang. Dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan. Pendidikan Inklusi Gender. Gender adalah sifat behavioral, kultural, dan psikologis yang biasanya dikaitkan dengan jenis kelamin tertentu. Pendidikan inklusi ialah program pendidikan yang mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, termasuk di dalamnya siswa yang berkelainan. Pendidikan inklusi tidak hanya membicarakan anak berkelainan, tetapi membicarakan semua siswa yang belajar di mana mereka masing-masing mempunyai kebutuhan belejar yang berbeda-beda. dalam pendidikan inklusi gender, perempuan dan laki-laki sama dalam mendapatkan hak pendidikan dan tidak bisa dibeda-dedakan.Pendidikan inklusi gender dalam Islam tidak dibeda-bedakan dengan alasan apapun, selama perempuan tidak keluar dari kodratnya. Dengan demikian, Pendidikan Multikultural dan Pendidikan Inklusi Gender mempunyai korelasi tujuan, menjunjung tinggi exsistensi dan urgrensi pendidikan tidak membeda-bedakat kodrat, kelamin, sifat, bentuk etnis, budaya dan tanpa ada yang menafikan karena itu natural (Sunatullah).
Pendidik Dalam Prespektif Islam Ismail Ismail
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidik sangat berperan besar dalam menentukan nilai atau hasil dari pendidikan. Dalam Islam pendidikan dilihat sebagai media yang penting bahkan sentral dalam membentuk individu muslim, yang sejalan dengan tujuan dari Islam itu sendiri. Karena itu Islam memiliki mekanisme mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, tentunya pengajaran ini juga dilihat sebagai bentuk ibadah. Karena profesi mengajar sebagai pendidik adalah ibadah, maka dalam proses mendidik dibutuh sikap yang baik dan ikhlas. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam memiliki kreteria tertentu, paling tidak memiliki kapasitas Ilmu yang memadai, bertakwa dan berahlak mulya.
Perbandingan Filsafat Pendidikan Barat Dan Islam Mukarromah Mukarromah
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam dunia pendidikan tidak akan lepas dari kajian filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan suatu bidang studi yang banyak mendapatkan perhatian dari kalangan ilmuwan. Hal ini dikarenakan filsafat pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mampu menyelesaikan masalah yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Pada faktanya, konsep filsafat pendidikan tidak hanya diambil dari Barat, namun Islam juga memiliki konsep filsafat pendidikan. Baik Filsafat Pendidikan Barat maupun filsafat pendidikan Islam, keduanya memiliki andil sebagai acuan pelaksanaan di dunia pendidikan. Tentunya keduannya memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dibandingkan dan ditelaah lebih dalam. Dalam perbandingan kedua filsafat tersebut, dapat diambil implikasinya dalam dunia pendidikan.
Efektifitas Metode SFAE Dengan Bantuan Media Kliping Ditinjau Dari Perubahan Sikap Kewirausahaan Santri ‘Inayatul Maula
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode SFAE dengan media kliping memiliki peran penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, terutama dalam menentukan sikap kewirausahaan siswa. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisisperbedaanyang signifikan sikap kewirausahaan sebelum dan setelah penerapan metode SFAEdengan media kliping. 2) Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan sikap kewirausahaan pada kelompok yang menggunakan metode SFAE dengan media kliping dan kelompok konvensional.Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experiment untuk menjawab pertanyaan diatas. Dalam hal ini, siswa sebagai instrument utama. Data penelitian ini adalah sikap kewirausahaan yang dihasilkan oleh pengajar dan siswa selama proses pembelajaran. Dalam mengumpulkan data melalui silabus, RPP, lembar observasi penerapan metode SFAE dengan media kliping, media kliping, angket kewirausahaan, dan lembar observasi sikap kewirausahaan. Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif, uji prasyarat analisis data, dan analisis statistik inferensial, uji t diterapkan untuk mengecek keabsahan data. Terdapat perbedaan yang signifikan sikap kewirausahaan sebelum dan setelah penerapan metode SFAE dengan media kliping, hal ini berarti sikap kewirausahaan siswa meningkat pada kelompok eksperimen. Terdapat perbedaanyang signifikan sikap kewirausahaan pada kelompok yang menggunakan metode SFAE dengan media kliping dan kelompok konvensional, hal ini berarti sikap kewirausahaan kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol, dengan perbedaan peningkatan 7.0811 kelompok eksperimen dan 1.6316 kelompok konvensional. Bagi guru pengajar kewirausahaan, dapat meningkatkan sikap kewirausahaan siswa dengan menggunakan metode SFAE dengan bantuan media kliping. Bagi Darullughah Wadda’wah Bangil, pembelajaran menggunakan metode SFAE dengan bantuan media kliping dapat dijadikan refrensi dalam prose belajar mengajar.