cover
Contact Name
I Komang Astana Widi
Contact Email
jurnal_flywheel@scholar.itn.ac.id
Phone
+6282233465678
Journal Mail Official
jurnal_flywheel@scholar.itn.ac.id
Editorial Address
Jln. Raya Karanglo Km.2 Malang 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JURNAL FLYWHEEL
ISSN : 19795858     EISSN : 27457435     DOI : https://doi.org/10.36040/flywheel
Jurnal Flywheel merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Teknik Mesin S1 Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang sebagai sarana diseminasi dan publikasi artikel hasil penelitian di bidang teknik mesin yang bukan hanya mencakup mesin semata namun terdapat bidang-bidang lain yang memiliki keterkaitan dengan mesin misalnya bidang otomotif, desain dan simulasi serta perhitungan biaya mesin. Artikel yang diajukan untuk diterbitkan pada Jurnal Flywheel merupakan naskah asli dan belum pernah dipublikasikan secara tertulis pada majalah atau jurnal ilmiah dimanapun.
Articles 161 Documents
MENGOPTIMALKAN EFISIENSI MESIN PELEMBUT SEBAGAI PENGOLAH AWAL PROSES DAUR ULANG SAMPAH RUMAH TANGGA BERKAPASITAS 3 m³ PER JAM Sutriyono
JURNAL FLYWHEEL Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v1i2.113

Abstract

Hambatan utama dari proses daur ulang sampah rumah tangga, terletak pada pengolahan awal yang meliputi pemisahan dan penghancuran, agar sampah tereduksi menjadi butiran butiran kecil yang homogen. Mesin pelembut, dirancang sebagai pengolah awal yang dapat untuk mereduksi ukuran sampah menjadi potongan-potongan kecil yang homogen. Masalahnya : Bagaimana mengoptimalkan efisiensi mesin pelembut sampah agar berhasil guna sebagai pengolah awal. Efisiensi mesin pelembut diukur dari perbandingan antara volume sampah yang diumpan dengan volume potongan yang dihasilkan tiap jam. Percobaannya dilakukan dua tahap yaitu tahap rancang bangun yang terdiri dari mesin pencacah, pemilah dan pelembut dan uji coba kinerja mesin dengan urutan proses sesuai fungsinya sebagai pengolah awal. Pada percobaan tahap satu bertujuan untuk mengetahui keseimbangan masing masing mesin tanpa beban, dengan variasi putaran rendah, menengah dan maksimal. Di ulang 10 kali dengan waktu 3 jam. Percobaan tahap dua dilakukan untuk mengetahui perbandingan besarnya volume sampah yang diumpan dengan volume keluaran, dengan variasi volume sampah dan ukuran butiran sampah yang dihasilkan dari satu kesatuan proses pengolahan awal. Percobaan tahap satu menunjukan hasil bahwa keseimbanganpemasangan mesin stabil dan kuat. Karena pada proses uji coba tanpa beban tidak terjadi gangguan dan berdasarkan catatan data pengamatan yang meliputi putaran, daya, dan torsi sesuai dengan karakter masing masing mesin. Percobaan tahap dua, hasil yang didapatkan bahwa mesin pencacah dan pelembut efisiensinya lebih besar jika potongan butiran sampah lebih kasar. Rata-rata efisiensi 80% sampai dengan 86 %, dan untuk mesin pemilah mampu memisahkan 55% sampah organik, 27 % campuran dan 18 % anorganik. Kesimpulan hasil percobaan dari mesin pelembut, bahwa efisiensi mesin lebih baik jika kisi kisi pemotong yang digunakan lebih kasar ukurannya, karena perbandingan volume umpan dan keluaran prosentasenya lebih besar pada putaran menengah 1800 rpm
PROSES NITRIDING UNTUK PENINGKATAN SIFAT MEKANIK PERMUKAAN MATERIALDIES Rahardjo , Teguh
JURNAL FLYWHEEL Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v1i2.114

Abstract

Suatu material atau logam yang diaplikasikan untuk cetakan lampu dimana pada saat pengecoran mengalami perubahan bentuk seperti melengkung, aus dan mudah korosi sebagai akibat panas (berkisar 1000 – 1300 0C), selain itu juga menyebabkan waktu penggunaan cetakan menjadi singkat (1000 Jam). Salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut diatas maka dilakukan proses nitriding yang bertujuan untuk mengetahui perilaku dan dampak dari material Dies Lampu setelah proses Nitriding terhadap kekerasan, untuk mengetahui karakteristik permukaan dari Dies Lampu setelah proses Nitriding dan untuk mengetahui perbedaan antara material dies lampu sebelum dan setelah diproses nitriding ditinjau dari segi sifat mekanik. Metode nitriding yang dilakukan adalah gas nitriding dalam Fluidised bed dengan media gas oksigen (O2), Nitrogen (N2) dan Amonia (NH3) dengan perbandingan 86 % N2 dan 14 % NH3. dengan variasi waktu proses nitriding yaitu 8 Jam, 10 Jam, dan 12 Jam. Dampak dari proses nitriding yang dilakukan pada material cetakan lampu yang dibentuk berupa spesimen adalah dapat meningkatkan kekerasan permukaan. Karakteristik permukaan setelah proses nitriding adalah terbentuknya kulit atau lapisan nitrida sifat tahan korosi, ketahanan lelah, ketahanan aus abrasive dan adhesive, kekuatan menahan beban, kekerasan yang tinggi dan aplikasi temperatur tinggi yang baik.Kualitas dari material cetakan lampu yang diproses nitriding lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum proses nitriding apabila dilihat dari sifat meknik yang dimiliki. Material cetakan lampu dapat diproses nitriding karena mengandung element / unsur paduan yaitu: C=0,24 (%), Mn=0,61%, P=0,011%, Al=0,018%, V=0,01%, Cr=3,44% , dan Mo=0,49%.
ANALISA PENGARUH PEMBERIAN CAIRAN PENDINGIN (ETHYL ALCOHOL) PENGUCURAN LANGSUNG DAN PENGABUTAN (SPRAY) TERHADAP UMUR DAN KEAUSAN PAHAT HSS PADA PROSES MILLING VERTICALBAJA ST42 DENGAN VARIASI KECEPATAN POTONG Soegiarto, Totok; Setyawan, Andy
JURNAL FLYWHEEL Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v1i2.116

Abstract

A tool life is an important data in planning a machining process. In this research, an experiment was done to study life and wear of HSS cutting tool used in milling process of an steel which has a strength tensile was 42 Kg/mm2. Conditions of research were used examination without cutting coolant method, sparayed cutting coolant method , and direct gushed method of cutting coolant. Cutting speed was varied with other cutting variables (federate and depth of cut) was set fixed. In this research used Ethyl Alcohol as cutting coolant. Graphical method was used in the analysis to determine exponential (n) and a constant of Taylor Tool Life (CT.).
ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT Edy Susanto, Eko; Ahmad R, Faizin
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i1.140

Abstract

Main Bearing atau bantalan luncur berfungsi untuk menumpu beban dari poros, karena selalu menerima beban gesekan maka tidak menutup kemungkinan terjadinya keausan, disinilah awal mula terjadinya kerusakan material bantalan, kerusakan bisa berupa keausan atau keretakan dan sebagainya. Dengan faktor pertimbangan ini maka perlu adanya pengkajian lanjut tentang sebab kegagalannya, apa karena faktor internal atau faktor eksternal, seperti pengaruh bahan bantalan, pengoperasian , lingkungan atau pembebanan serta mengetahui seberapa besar nilai keausan dan kerusakannya. Kerusakan yang terjadi disebabkan keausan, cacat permukaan berbentuk lubang-lubang kawah dan penyebab kerusakan terjadi pada pengoperasian yang tidak benar, pembebanan kejut dan perawatan.
PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR Subardi, Anang; Kurniawan Widianto, Slamet
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i1.141

Abstract

Radiator kendaraan yang berfungsi untuk pendinginan air pendingin mesin maka penggunaan bahan paduan tembaga dan timah atau perunggu berkembang sangat pesat karena sifat paduan tersebut sesuai untuk bahan komponen radiator. Langkah selanjutnya bagaimana cara mengolah limbah tembaga dan timah ini agar mampu menjadi bahan baku pembuatan pipa-pipa pendingin pada radiator. Adapun penyediaanbahan ini dilakukan pada proses pengecorannya untuk memperoleh bahan yang memenuhi standar dibuat pipa yang digunakan pada radiator. Pemilihan perbandingan kandungan timah 4 % untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kekuatannya, sesuai refrensi paduan tembaga-timah. Setelah paduan tembaga-timah pada crusible furnace melebur seluruhnya, selanjutnya dilakukan penuangan kedalam cetakan logam unytuk membuat spesimen benda uji dan waktu tuang disusun 6, 5, 4 dan 3 detik kemudian didinginkan sampai temperatur kamar. Spesimen yang diperoleh dari hasil penuangan tersebut dilakukan pengujian tarik dan pengujian impak untuk memperoleh kekuatan yang optimal jika digunakan untuk pipa-pipa pada radiator. Kekuatan tarik paling tinggi terjadi pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 5 detik rata-rata mencapai 35,66 (kgf/mm2), jika dibandingkan dengan paduan tembaga-timah pada waktu penuangan 4 detik mencapai 20,08 (kgf/mm2), pada waktu penuangan 3 detik mencapai 18,99 (kgf/mm2), dan pada pipa radiator mencapai 26,48 (kgf/mm2). Dimana harga impack tertinggi tedapat pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 5 detik yang mencapai rata-rata 0,4557 joule/mm2, dibandingkan dengan waktu penuangan 4 detik mencapai 0,3209 joule/mm2, pada waktu penuangan 3 detik mencapai 0,3105 joule/mm2, dan pada pipa radiator mencapai 0,4030 joule/mm2. Pada struktur mikro paduan tembaga-timah waktu tuang 5 detik terlihat bentuk butir yang semakin rapat dan mengecil jika dibandingkan dengan hasil struktur mikro pada pipa radiator di pasaran, dengan demikian sifat mekanis yang dimilikinya akan meningkat.
PERBEDAAN LAJU ALIRAN PANAS YANG DISERAP AIR DALAM PEMANAS AIR BERTENAGA SURYA DITINJAU DARI PERBEDAAN LAJU ALIRAN AIR DALAM PIPA KOLEKTOR PANAS Sumanto
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v2i1.143

Abstract

Energi saat ini merupakan kebutuhan utama untuk menggerakkan kehidupan industri di negara-negara maju. Kebutuhan energi terbesar masih dipenuhi oleh energi konvensional yang berupa minyak bumi, sedangkan energi fosil ini jumlahnya terbatas, cepat habis dan tidak dapat diperbaharui. Energi matahari merupakan energialternstif yang dapat menggantikan peran dari energi fosil. Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, Korea dan negara-negara Eropa telah memanfaatkan energi matahari secara maksimal seperti untuk pembangkit listrik tenaga surya dan untuk menggerakkan kendaraan. Tetapi penggunaan energi matahari di Indonesia masih tergolong sangat rendah, sebab baru dimanfaatkan untuk menjemur pakaian, menjemur produk yang memerlukan proses pengeringan, menjemur hasil pertanian dan sebagainya. Salah satu pemanfaatan energi matahari di Indonesia yang dapat dikembangkan adalah pemanas air. Pemanas air dengan energi matahari ini memanfaatkan prinsip perpindahan kalor yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Kalor dari matahari diradiasikan ke penyerap (absorber), kemudian di koduksikan ke dalam air yang mengalir di dalamnya dan terakhir di konveksikan dalam air itu sendiri. Teknologi pemanas air dengan tenaga matahari telah banyak dikembangkan termasuk di Indonesia. Air menyerap panas (kalor) terjadi pada bagian pengumpul panas (heat collector) dari alat pemanas air bertenaga matahari. Aliran air dalam pipa pada kolektor panas tentu mempengaruhi panas yang diserap oleh air yang mengalir dalam pipa tersebut. Air sebanyak 40 liter disirkulasikan dalam pemanas ini dengan menggunakan sebuah pompa air. Bagian input dan output pada pipa dipasang thermometer untuk mengukur temperatur air yang masuk dan keluar pipa penyerap panas. Untuk mengatur laju aliran air digunakan sebuah kran. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 3,5937 > Ftabel(4;25;0,05 )= 2.7587 sehingga disimpulan ada perbedaan antara laju aliran panas yang diterima oleh air yang disebabkan oleh perbedaan laju aliran air dalam pipa absorber padapemanas air bertenaga matahari.
ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto; Sulaksono, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i1.144

Abstract

Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460, Fe: 0.455, Mn: 0.143, Ni: 1.763, Si: 8.989, Zn:0.139, Mg:1.390. Kekerasannya mencapai 98 BHN dan impak 0,16joule/mm2. Pembuatan handle rem dengan cara meleburkan piston-piston bekas dengan crusible furnace dan kemudian dilakukan pengecoran pada cetakan logam yang dipanaskan lebih dahulu 150 0C, 200 0C dan 250 0C untuk mendapatkan pembekuan yang serentak pada coran. Dengan demikian akan diperoleh hasil coran yang baik. Pengamatan pada patahan hasil pengujian impak diperoleh data bahwa hasil pengecoran dari limbah piston bekas tersebut ternyata termasuk patah getas dan ini diperkuat data impak yang rendah. Berdasarkan pengamatan pengujian foto mikro terdapat pororsitas didalam benda coran dengan demikian akan mengurangi kekuatan handle rem. Karena handle rem digunakan untuk menahan gaya yang ringan maka dari hasil pengujian handle rem tersebut masih mampu menahan beban, maka pembuatan handle rem dari bahan limbah piston dapat diguankan .
PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN Setyawati, Harimbi; Andjar Sari, Sanny; Wahyuni , Nani
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i1.148

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional, sehingga banyak dilakukan penelitian untuk menemukan alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Penelitian ini membahas tentang penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif pengganti Biodiesel, dimana minyak nabati memiliki titik nyala yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan Biodiesel. Sehingga minyak nabati tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menurunkan titik nyala minyak nabati tersebut. parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi NaOH (0,3%, 0,5%, 0,7%, 0,9%, 1,1 % berat) dan variasisuhu operasi (40, 45, 50, 55, 60 oC) pada proses Transesterifikasi. Analisis yang dilakukan adalah angka cetane dan flash point untuk mengetahui apakah biodiesel tersebut telah memenuhi spesifikasi biodiesel sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa transesterifikasi minyak biji kapuk, biodiesel terbaik dihasilkan pada volume katalis NaOH sebanyak 0,9 gram dan suhu operasi 60 menit.
ANALISA PERBANDINGAN JENIS BALL BEARING TERHADAP KEAUSAN PADA DINDING DIAMETER LUAR DAN DALAM Subardi , Anang
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i2.327

Abstract

Bearing adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman. Bearing harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik maka prestasi seluruh sistem pada mesin akan menurun atau tidak dapat bekerja dengan semestinya. Pembahasan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai nilai keausan yang terjadi pada ball bearing dibagian dinding diameter dalam. Pada pengujian tidak menggunakan pelumasan dengan maksud untuk mempercepat proses terjadinya keausan sehingga didapatkan nilai keausan yang jelas. Dengan melakukan pengujian dibagian dinding diameter dalam diharapkan akan didapatkan data yang akurat mengenai keausan yang terjadi pada bearing
ANALISA KERUSAKAN PATAH CAMSHAFT PADA MESIN KENDARAAN BERMOTOR Sugiyanto; Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i2.328

Abstract

Penggunaan baja salah satunya adalah dibidang proses produksi, seperti pembuatan poros nok atau camshaft, proses pembentukan, dan konstruksi lainnya. Pemilihan material camshaft tergantung dari penggunaan atau aplikasi yang akan dibebankan pada konstruksi camshaft tersebut. Pemilihan material yang tepat sangat menunjang hasil yang baik, secara umum baja yang sesuai adalah baja dengan unsur bajakarbon sedang. Bentuk patahan camshaft berbentuk patah getas. Pernyataan tersebut dipekuat oleh bentuk penampang patahan yang rata dan mendatar. Patahan yang rata dan mendatar disebabkan karena pergeseran atara sruktur logam. Bagian luar poros pada daerah yang tidak mendapat perlakuan pemesinan, kekerasannya 41,5 HRc lebih rendah dibandingkan dengan kekerasan pada daerah poros yang berhubungan dengan bantalan 44HRc. Kekerasan pada daerah patahan kalau diukur dari daerah yang medekati lingkaran luar poros lebih keras dibandingkan dengan inti poros dan rata-rata kekerasan daerah patah sebesar 38 HRc. Pada poros yang patah atau rusak penyebaran kekerasan tidak merata. Pada daerah patahan camshaft setelah diukur kekerasannya ternyata semakin kedaerah inti poros kekerasannya semakin kecil. Dengan demikian ketangguhan camshaft tidak mampu mengatasi momen puntir yang terjadi akibat pemberhentian secara mendadak karena adanya kesalahan pada sistem penggerak, akibatnya camshaft patah.

Page 2 of 17 | Total Record : 161