cover
Contact Name
Nurbaiti
Contact Email
jurnal.tunasmedika@gmail.com
Phone
+62811243530
Journal Mail Official
jurnal.tunasmedika@gmail.com
Editorial Address
Jl. Terusan Pemuda no 1 A
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
ISSN : 20896042     EISSN : 25797514     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Tunas Medika : Jurnal Kedokteran & Kesehatan adalah jurnal Ilmiah yang memuat naskah publikasi Ilmiah di bidang Kedokteran dan Kesehatan yang meliputi bidang Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Biomedis serta Pendidikan Kedokteran.Tunas Medika : Jurnal Kedokteran & Kesehatan merupakan memuat publikasi ilmiah Dosen, Mahasiswa dan peneliti lainnya di bidang Kedokteran dan Kesehatan dan diharapkan daptat memperkaya khazanah Pendidikan dan pengetahuan Indonesia
Articles 171 Documents
Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa) terhadap pertumbuhan Escherchia Coli Shofa Nur Fauzah; Iip Alifatu Zulfah
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 1, No 3 (2014): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Diare Karena infeksi di Negara berkembang menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Indonesia terdapat 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri datang ke rumah sakit. Penyebab salah satunya adalah Escherchia Coli yang sudah banyak mencemari air sungai. Banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotic dan memperhatikan efek samping yang ditimbulknnya, banyak orang beralih ke pengobatan tradisional yaitu dengan curcuma domestica yang berdasarkan penelitian memiliki efek terhdap mikroba, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh curcuma domestica terhadap bakteri E. Coli. Metode : Penelitian ini adalah penelitian True Exsperiment dengan rancangan Post Test Only Control Group Design dengan menggunakan lima kelompok bakteri Escherichia coli dengan kosentrasi curcuma domestica 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, dan satu cawan sebagai kontrol positif serta satu cawan sebagai kontrol negative yang dilakukan di C selama 1 bulan. Hasil : Hasil pengujian menunjukkan perbedaan bermakna terjadi pada seluruh kelompok uji. Hal ini berarti bahwa penggunaan ekstrak kunyit dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli. Simpulan : Konsentrasi ekstrak kunyit yang mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri Escherishia coli adalah 12,5%, 25%, dan 50% dikarenakan memiliki kandungan aktif kurkumin dan minyak atsiri. Diharapkan kedepannya ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan diare karena E coli.Diarhea et causa infection in developing country causing mortality every year. 2.812 case of dearhea in Indonesia can faund at hospital. E.coli is one of the bacteria can cause diarhea and contaminate water in river nowadays. Many bacteria resitent to antibiotics and because of side effect the medicine, many people change to herbal medicine. Previous research showed that curcuma domestica has antimicroba effect, so objective research is to know influence of curcuma domestica to E coli. True Exsperimental with Post Test Only Control Group design with five group of E.coli in differences concentrate of curcumin used to analize the research objective. One of theese groups is used for positive and negative controll. This research held at Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon on a month. The results show there is a meaningfull differences in all intervention group. These are curcuma can inhibit Ecoli growth. The concentrations of curcumin which can influence E. coli are 12,5%, 25%, and 50% becaused of have curcumin and atsiri oil.Hopefully next the curcuma domestica can used for alternative of diarhea et causa E.coli therapy.
Deskripsi Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi UTB (Ujian Tengah Blok) Dan UAB (Ujian Akhir Blok) di Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon Hanna Maulyndah; Vivi Medianawati; Uswatun Khasanah; Berlian Mayasari
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKecemasan merupakan keadaan emosional tidak menyenangkan, berupa respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata. Kondisi ini disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak diketahui. Salah satu tanda fisiologis berupa denyut jantung bertambah cepat sehingga menyebabkan rasa terancam dan takut. Kecemasan merupakan suatu respon yang dipicu oleh persepsi seseorang terhadap segala sesuatu yang dianggap sebagai ancaman atau stresor.  Ujian merupakan salah satu stresor yang sering dialami oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi Ujian tengah Blok (UTB) dan Ujian Akhir Blok (UAB) di Fakultas Kedokteran Unswagati. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Stratified Random Sampling. Besar sampel sebanyak 144 responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner skala kecemasan ujian pada mahasiswa yang menghadapi UTB dan UAB. Analisis data dilakukan menggunalan program SPSS untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat kecemasan mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menyatakan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UTB berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 84 % dan kecemasan berat sebanyak 16 %. Tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UAB berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 73,6 % dan kecemasan berat sebanyak 26,4 % dan mayoritas gejala yang mempengaruhi adalah aspek kognitif. Hasil ini menunjukan bahwa Tingkat Kecemasan mahasiswa fakultas kedokteran dalam menghadapi UAB lebih berat dibandingkan dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UTB. Kata Kunci: Kecemasan, UTB, UAB, Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Pengembangan Layanan Diagnosis Genomics di Bidang Kesehatan Reproduksi Herry Nurhendriyana; Gara Samara Brajadenta
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu kedokteran telah berkembang pesat khususnya pada bidang genetika. Berbagai aplikasi teknik genetik telah banyak dikembangkan dan diaplikasikan untuk memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan genetik, hingga muncullah istilah genomic medicine yang berfokus pada perkembangan ilmu genetik modern terkait dengan diagnosis, monitoring, dan terapi pada berbagai macam penyakit genetik. Salah satu pemanfaatan genomic medicine adalah layanan diagnosis genomics di bidang kesehatan reproduksi. Pengembangan layanan diagnosis genomics merupakan bagian yang penting dalam upaya layanan di bidang kesehatan reproduksi. Kata kunci: Diagnosis genomics, genomic medicine, kesehatan reproduksi. Medical science has developed rapidly, especially in the field of genetics. Various applications of genetic techniques have been developed and applied to solve various problems related to genetics. Nowadays, the term genomic medicine emerges which focuses on the development of modern genetic science related to diagnosis, monitoring, and therapy in various genetic diseases. One of the uses of genomic medicine is genomics diagnosis services in the field of reproductive health. The development of genomics diagnosis services is an important part of the service effort in the field of reproductive health. Keywords: Genomics diagnosis, genomic medicine, reproductive health
FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007 Ignatius Hapsoro Wirandoko; Shofa Nur Fauzah; Bambang Wibisono; Imam Syakhruddin
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 1 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Di Kota Semarang, prevalensi gizi kurang tertinggi terjadi di Kecamatan Pedurungan. Prevalensi anak usia 2-5 tahun yang tergolong sangat kurus dan kurus di kecamatan tersebut masing-masing sebanyak 8,24% dan 11,11%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan. Metoda : Penelitian ini menggunakan metode survai cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun yang berjumlah 776 anak yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan. Pengambilan sampel yang berjumlah 73 anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Multi Stage Sampling yang terdiri dari dua tahap yaitu Purposive dan Proportional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, wawancara terstruktur dan recall konsumsi makanan 3x24 jam kepada ibu. Status gizi anak diukur dengan skor z indeks BB/TB. Variabel determinan yang dianalisis adalah: tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, pendapatan perkapita, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, serta kejadian diare dan ISPA. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman, serta Regresi linear berganda. Hasil : Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,297; p = 0,011), pengetahuan gizi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,288; p = 0,013). Tidak ada hubungan status ekonomi  (ρ= 0,033; p= 0,783), tingkat kecukupan energi (ρ=0,134; p= 0,258), tingkat kecukupan protein (r=0,134; p= 0,260), kejadian diare dan ISPA dalam dua minggu terakhir dengan status gizi anak. Hasil uji multivariat menunjukkan tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein merupakan determinan terpenting terhadap status gizi anak. Simpulan : Determinan status gizi anak usia 2-5 tahun adalah tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein anak.
Hubungan antara Frekuensi Pemberian ASI dan Ambulasi Dini Ibu Nifas dengan Involusi Uterus (Studi di Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon) Reni Gustine; Asyifa Tsulus Sandi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Kecepatan proses involusi diantaranya dipengaruhi oleh frekuensi pemberian ASI dan ambulasi dini. Salah satu komplikasi nifas adalah proses involusi yang tidak berjalan dengan baik (subinvolusi) yang dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi. Hal tersebut merupakan 28% masalah penyebab kematian ibu postpartum dan angka kematian bayi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat analitik observasional dengan rancangan cross sectional, yang didahului dengan studi kuantitatif. Sampel adalah ibu nifas, sebanyak 66 orang, diambil dengan cara consecutive  sampling. Tinggi fundus uterus diukur dengan pitacentimeter atau pelvimeter dan frekuensi pemberian ASI dan ambulasi dini dari kuesioner. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil : Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI ( p value = 0,76, Korelasi Spearman= -0,220) dan orang yang tidak ambulasi dini  memiliki resiko 6 kali terkena subinvolusi dibandingkan yang melakukan ambulasi dini . Simpulan : Semakin sering frekuensi pemberian frekuensi ASI naik maka ukuran uterus makin mengecil. Ambulasi dini bermanfaat untuk proses  fisiologis involusi uterus pada ibu nifas.Kata Kunci: Nifas, Frekuensi Pemberian ASI, Ambulasi dini.. ABSTRACTBackground: Speed the process of involution which is influenced by the frequency of breast-feeding and early ambulation. Complication is puerperium involution process that does not well (subinvolution) which can cause bleeding and Infection. That is cause of the problem 28% of postpartum maternal deat and infant mortality rate. Methods: This study used a observational analytic method, the cross-sectional design, which is preceded by a quntitative study. Samples were puerperal women, as many as 100 people, taken by total sampling. High fundus measured with tape centimeters or pelvimetry and frequency of breast-feeding and early ambulation of the questionnaire. The hypothesis was tested using correlation test. Result : The result of research obtained that there is corerrelation between frequency of breatfeeding (P value = 0, 76) and  those people who do not early ambulation risk 6 times greter risk sub involution than early ambulation. Conclusion : More often frequency of breastfeeding incrreases, the uterine size smaller. Early ambulation helpful for physiological processes in uterine involution puerperal women.Keywords: Puerperium, breastfeeding frequency, early ambulation
Framingham Score dan Jakarta Cardivascular Score untuk Menentukan Kejadian Cardiovaskuler Event Pekerja Rumah Sakit Pertamina Cirebon Agus Kusnandang
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang Stroke menjadi penyebab banyak disabilitas hingga kematian di seluruh dunia. Stroke dapat dicegah dengan menghidari faktor resikonya melalui perbaikan pola hidup sikap maupun pengobatan. Identifikasi serta penanggulangan faktor resiko stroke dapat mencegah terjadinya recurent stroke. Riset kesehatan dasar 2013 prevalensi stroke di Indonesia terjadi pada dekade 4 dan 5 . Rumah Sakit Pertamina Cirebon melaksanakan pemeriksaan kesehatan  pada penerimaan pegawai dan wajib medical cek up guna  menurunkan resiko  kesehatan (Health Risk assesment).Tujuan penelitian ini adalah menilai resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler  dengan metoda Framingham score dan Jakarta Cardiovascular score dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Jenis penelitian ini obsevasi restropektif dari data medical cek up pekerja Rumah Sakit Pertamina Cirebon  tahun 2018 yang berjumlah 93 orang.Metode Penilitan menggunakan nilai dari Framinghan score dan Jakarta Cardiovascular score.Hasil  penilitian dari 93 responden , dengan metoda Framingham score di dapat  74 responden (76,3%) resiko rendah, 12 responden (12,3%) resiko sedang dan  7 responden (7,5 %) resiko tinggi.  Sedangkan nilai dari metoda Jakarta Cardiovascular score  74 responden (76,3%) resiko rendah, 11 responden (11,8%)  resiko sedang dan 8 responden (8,6%) resiko tinggi.Kesimpulan Resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler pada pekerja Rumah saki pertamina cirebon rendah dihitung dengan Framinghan score maupun Jakarta cardiovascular score. Kata kunci: resiko cardiovaskuler,framingham score, jakarta cardio vascular  score
Perbedaan Tekanan Darah pada Perokok dan Bukan Perokok setelah Futsal (Studi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon) Yandri Naldi; Imran Gani
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 4 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri dan merupakan faktor penting pada sistem sirkulasi sebagai transfort oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Pada rokok ada dua zat yang mempengaruhi tekanan darah nikotin dan karbon monoksida, dan lathan futsal termasuk aktifitas fisik berat yang dapat mempengaruhi tekanan darah Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini aalah metode eksperimental semu dengan disain random control trial Hasil : Ada perbedaan tekanan darah antara perokok dan bukan perokok setelah futsal Sistol  p value 0,004<0,05 dan diastol p value 0,002<0,05 hasil uji analisis t independentKata kunci: Tekanan darah, Rokok, futsal Background: Blood pressure is the pressure form the arterial blood wall and it's an important factor in the circulatory system as oxygen transfort and nutrients to Whole bodyy tissues. In cigarettes, there are two substances that affect blood pressure the substances are nicotine and carbon monoxide, and for the practice futsal including heavy physical activity that can affect blood pressure  Method: This study is used quasi-experimental design method with randomized controlled trials design Result: There was a difference in blood pressure between smokers and nonsmokers after futsal. it found a systole  resulted p value 0.004<0.05 and the diastole p value 0,002 <0,05 with independent t test analsisKeywords: blood pressure, smoking, futsal
Hubungan antara Jumlah Faktor Risiko Konvensional dengan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri pada Pasien Penyakit Arteri Koroner di Rumah Sakit Jantung Hasna Medika Cirebon Hikmah Fitriani; Irwan Meidi Lubis; Muhammad Taufikqul Hakim
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 1 (2018): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang menurun, dimana penyebab yang mendasarinya adalah penyakit arteri koroner (PAK), memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang normal. Pasien PAK dengan multiple risk factor cenderung memiliki angka kematian yang tinggi. Tujuan: Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara jumlah faktor risiko konvensional dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada pasien PAK. Metode: Desain penelitian ini adalah observasional analitik, yaitu dengan mengumpulkan data rekam medik pasien PAK untuk mengetahui data fraksi ejeksi ventrikel kiri hasil pemeriksaan ekokardiografi dan melakukan wawancara singkat kepada pasien PAK tersebut. Data yang terkumpul di sajikan secara deskriptif, dan analisis  menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Penelitian ini didapatkan 180 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi untuk dianalisis. Rerata usia responden 56,45 ± 10,61 tahun. Hasil analisis hubungan antara jumlah faktor risiko dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri pasien PAK didapatkan hubungan yang tidak bermakna dengan korelasi yang sangat lemah (p = 0,381; r = 0,066). Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah faktor risiko konvensional dengan fraksi ejeksi ventrikel kiriKata Kunci: faktor risiko konvensional, fraksi ejeksi ventrikel kiri ABSTRACTBackground: Heart failure with reduced ejection fraction in patient with coronary heart disease has poor prognosis. Patient with coronary artery disease who has multiple risk factor tend to have increase mortality rate. This study aims to find the correlation between number of conventional risk factor with left ventricular ejection fraction in patient with coronary artery disease. Objective: To study the correlation between the number of conventional risk factor with left ventricular ejection fraction in patient with coronary artery disease (CAD). Methods: This was an analytic observational study, by collecting data from medical record patient with CAD to assess left ventricular ejection fraction from echocardiografi assessment and collect data from patient directly. Collected data is presented by descriptive, and analize with correlation of Spearman analysis.. Results: 180 participant has collected met with inclution criteria for analize. The mean of age is 56,45 ± 10,614 years. Analysis reveals there was no significant correlation between number of conventional risk factor with left ventricular ejection fraction in patient with CAD with very weak correlation (p = 0,381; 0,066). Conclusion: There was no relationship between number of conventional risk factor with left ventricular ejection fraction in patient with Coronary Artery DiseaseKey Word: conventional risk factor, left ventricular ejection fraction
Penggunaan Zat Warna “Rhodamin B” pada Terasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Produsen Terasi di Cirebon Hikmah Fitriani; Fitri Ariyanti
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 3, No 3 (2016): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Beberapa jenis bahan-bahan makanan yang telah diuji Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) mengandung zat berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat contohnyaRhodamin B, methanyl yellow, dan amaranth. Makanan yang di temukan mengandung Rhodamin B di antaranya makanan ringan, kerupuk dan terasi. Untuk mengetahui kemungkinan adanya zat pewarna Rhodamin B, mengetahui tingkat pengetahuan produsen terasi tentang zat pewarna Rhodamin B, dan mengetahui sikapprodusen terasiterhadap penggunaan zat pewarna Rhodamin B. Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitan secara valid dan reliable. Adapun cara pengumpulan data dengan wawancara dan studi dokumentasi. Hasil pemeriksaan kandungan zat pewarna Rhodamin B pada terasi Produksi Cirebon didapatkan hasil negatif. Hasil wawancara tentang pengetahuan produsen 75% termasuk kategori baik. Sikap produsen terasi 100% tidak mendukung penggunaan zat pewarna Rhodamin B. Tidak terdapat kandungan Zat Pewarna Rhodamin B pada terasi Produksi Cirebon, mayoritas Produsen terasi (75%) mempunyai pengetahuan yang Baik tentang Zat Pewarna Rhodamin B dan yang 25 % dengan pengetahuan sedang, dan seluruh produsen (100%) tidak mendukung dengan penggunaan Zat Pewarna Rhodamin B pada terasi produksinya. Kata kunci: Penggunaan zat warna, Rhodamin B, terasi, pengetahuan, sikap  AbstractIntroduction: Some types of food ingredients that have been tested by the food and drug inspection agency (BPOM) contain harmful substances such as textile dyes, paper and paint for example Rhodamine B, Methanyl Yellow, and Amaranth. The food that was found to contain Rhodamine B including snacks, crackers, and shrimp paste.To identify the possibility of Rhodamine B dye, the knowledge level condiment prodution of Rhodamine B dye, and  identify the attitude producerof the shrimp paste that is containing the Rhodamine B dye.This researchdo with descriptive methods to get the information needed in order to achieve the research objectives are valid and reliable. The technique of collecting data by interview and documentation study.The result of the examination content of the Rhodamine B dye on shrimp paste production Cirebon result is negative. Interview result about knowledge of producers 75% good category. Attitude producers of the shrimp paste do not support the use color substance Rhodamine B.There is not content of the rhodamine B dye of shrimp paste in production Cirebon, the majority producer of shrimp paste  (75%)Good to have knowledge about substance Rhodamine B dye, and 25 % with moderate knowledge, and all producers     ( 100 % ) do not support the use ofRhodamine B dye substances in shrimp paste production.Keywords:The use of the color substance, Rhodamine B, shrimp paste, knowledge, attitude
Penegakan Hukum Pidana Terhadap Donor Transplantasi Organ Tubuh Manusia Yang Bersifat Komersil Dikaitkan Dengan Hak Seseorang Atas Tubuhnya (The Right of Self-Determination) Bambang Wibisono
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Transplantasi organ tubuh manusia merupakan salah satu alternatif pengobatan yang berkembang pesat dalam dunia kedokteran, maka dapat terjadi komersialisasi organ tubuh. Hal ini sudah dilarang dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan termasuk sanksi pidananya. Larangan penawaran organ tubuh dalam kenyataannya masih ditemukan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaturan dan penegakan hukum pidana terhadap komersialisai organ tubuh manusia dalam transplantasi sebagai salah satu upaya kesehatan. Metode: Penelitian dilakukan secara yuridis normatif, dengan metode spesifikasi deskriptif analisis dan analisis kualitatif. Hasil: Diketahui bahwa dalam peraturan hukum Pidana di Indonesia tidak diatur secara spesifik mengenai Transplantasi Organ, akan tetapi hanya mengatur tentang tindakan yang mengarah pada larangan jual beli organ. Aturan transplantasi organ sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang pada dasarnya bahwa secara hukum tindakan transplantasi organ dilakukan bukan untuk tujuan komerisal atau mendapat keuntungan tetapi hanya untuk tujuan kemanusiaan. Simpulan: Dalam penegakan hukum pidana terhadap donor transplantasi organ tubuh manusia setidak-tidaknya harus dibuktikan dulu mengenai unsur hukum pidana yaitu: pertama unsur subjektif yaitu kesengajaan; dan kedua unsur objektif yaitu orang yang melakukan perbuatannya dalam hal ini perbuatan atau tindakan transplantasi organ yang dengan maksud komersialisasi. Jika unsur tersebut tidak terpenuhi maka penegakan hukum pidana tidak bisa dilakukan, kecuali apabila unsur tersebut terbukti melanggar suatu tindak pidana yang dilarang oleh undang-undang yang berlaku.Kata kunci: Hukum Pidana, Transplantasi, Hak Seseorang Atas Tubuhnya (The Right of Self-Determination). ABSTRACT Introduction:  Transplantation of human organs is one alternative treatment that developed rapidly. On the basis of the right to determine against his body, encouraged by among others the availability of organs is very limited compared to the needs, including also to surrender parts of his body to others. Soit can happen the commercialization of organs, but this is have been banned in the act of health law number 36 of 2009. Nevertheless had you in reality found symptom of a person offering a body organ that can lead to the allegation that the transacation or commercialization of the body organ has actually occurred. Objective: To know the regulation and enforcement of criminal law against commercialization of human organs in transplantation as one of the health efforts. Methods: This research is conducted by normative juridical, with qualitative method and directed to the analysis and menggunakan secondary data that is data obtained from library materials. Results: Based on the result of the research, it can be concluded that in the Criminal Law regulation in Indonesia not specifically regulated on Organ Transplantation, but only regulate actions that lead to the prohibition of buying and selling organs. While transplantation rules are regulated in the act of health law number 36 of 2009, it is basically for legal transplantation should only be done for humanitarian purposes and should not be done for commercial purposes. This arrangement fits very well with the purpose of organ transplantation which is very specific for humanitarian purposes. Conclusions: In the criminal law enforcement of donor transplantation of human body organs must at least be proved first about the elements: first the subjective element is by intent; and the two objective elements are everyone and commits acts with a commercial purpose in the execution of organ transplants or body tissues or blood transfusions. If such element is not fulfilled then enforcement of criminal law can not be done, unless the element is proven to violate a criminal act that is prohibited by applicable law.Keywords: Criminal Law, Transplantation, Right of Self-Determination.

Page 1 of 18 | Total Record : 171