cover
Contact Name
Chairunisa Ayu Saputri
Contact Email
jurnalmedfarm@gmail.com
Phone
+6287859041641
Journal Mail Official
jurnalmedfarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Batoro Katong No. 32 Ponorogo
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Medfarm: Jurnal Farmasi dan Kesehatan
ISSN : 23548487     EISSN : 27159957     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal MEDFARM merupakan terbitan dari lembaga jurnal dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Akademi Analis Farmasi dan Makanan Sunan Giri Ponorogo. Topik atau pembahasan dari Jurnal MEDFARM lebih terfokus pada bidang Farmasi, Obat Tradisional, Makanan, Minuman dan Kesehatan
Articles 63 Documents
UJI MUTU JENANG KETAN DENGAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT DAN TEKNIK PENGOLAHAN TERHADAP KETAHANAN PRODUK SELAMA DUA PULUH LIMA HARI Ulfa Nur Maa’idah
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.10

Abstract

Latar Belakang : Olahan jenang ketan yang beredar di pasaran belum menggunakan takaran bahan pengawet sesuai dengan peraturan BPOM No. No.36 Tahun 2013. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan berbagai uji coba guna menemukan teknik pengolahan jenang ketan yang tepat. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan, yang sebelumnya telah melakukan berbagai teknik pembuatan jenang ketan. Kemudian dipilih satu percobaan yang menghasilkan produk jenang ketan yang bertahan selama duapuluh lima hari berdasarkan pengamatan secara organoleptis. Tujuan : Untuk membuktikan bahwa teknik pembuatan jenang ketan dinyatakan layak, bukan hanya dari segi pengamatan organoleptis, namun juga di kuatkan dari hasil penelitian ALT dan AKK produk jenang ketan tersebut. Variasi pengamatan dari penelitian ini, terdiri dari dua cara teknik pengolahan yaitu dengan cara dikukus pada hari keenam dan cara tidak dikukus. Penelitian ini memadukan antara pemilihan teknik pengolahan pencampuran bahan-bahan pembuatan jenang ketan dan tambahan pengawet natrium benzoat sebesar 500 mg/kg bahan pada jenang ketan sehingga produk mampu bertahan selama duapuluh lima hari. Metode : Sampel yang digunakan olahan jenang ketan dengan takaran pengawet natrium benzoat 650mg diambil secara propotiorne stratified random sampling. Hasil : Kesimpulan dari penelitian ini bahwa uji organoleptis jenang ketan dapat bertahan selama duapuluh lima hari. Hasil uji ALT tidak memenuhi persyaratan dan hasil uji AKK memenuhi persyaratan sesuai dengan PERKA BPOM Nomor HK 00.06.1.52.4011 Tahun 2009. Simpulan dan saran : Hasil uji dari produk jenang ketan, yang sebelumnya melalui uji coba teknik pembuatan jenang ketan dengan penambahan pengawet Natrium Benzoat (500mg/kg bahan) berdasarkan PERKA BPOM Nomor HK. 00.06.1.52.4011 Tahun 2009, dapat dinyatakan sebagai teknik yang cukup baik dengan ketahanan produk hingga 25 hari berdasarkan hasil dari uji organoleptis, uji ALT dan uji AKK. Dapat dinyatakan bahwa pengawet Natrium Banzoat dengan takaran 500mg/kg bahan, efektif sebagai pengawet pada jenang ketan, asalkan di olah dengan teknik yang tepat dalam proses pembuatannya.
FORMULASI DAN KARAKTERISASI HIDROGEL EKSTRAK DAUN DADAP SEREP (Erythrina folium) DALAM BENTUK PLESTER SEBAGAI PENURUN DEMAM Wahyuni Wahyuni; Ulfa Nur Maa’idah
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.11

Abstract

Latar belakang: Demam merupakan keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 37.5oC, demam juga dapat menjadi manifestasi klinis awal dari suatu infeksi tertentu. Usaha-usaha mengatasi demam diawali dengan pengobatan sendiri yaitu dengan pengobatan simptomatis. Tanaman dadap serep merupakan tanaman yang meneliti banyak khasiat sebagai obat tradisional, namun tanaman ini hanya dapat kita jumpai diwilayah tertentu. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ekstrak daun dadap serep (Erythrina folium) dapat menurunkan suhu demam ketika diformulasikan dalam bentuk hidrogel. Metode: Populasi pada penelitian ini adalah hidrogel ekstrak daun dadap serep. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tiga formula hidrogel ekstrak daun dadap serep dengan komposisi setiap 30 g sediaan mengandung ekstrak daun dadap serep F1 untuk 2,5 g; F2 untuk 5 g, dan F3 untuk 10 g. Dari ketiga formula ini dianalisa sifat fisik hidrogel untuk melihat karakterisasi dari hidrogel yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji homogenitas dan uji penurunan suhu pada hewan uji mencit. Hasil: Hasil penelitian dari ketiga formula hidrogel ekstrak daun dadap serep yaitu F1, F2 dan F3 memiliki karakterisasi yang sama yaitu bentuk semi solid, bau khas dan warna hijau, pH hidrogel yaitu 6,0-6,5, viskositas 170.000-236.000 cP dan homogen. Pada uji penurunan suhu dengan hewan uji mencit efektif pada formula F2 dan F3 yaitu hidrogel ekstrak daun dadap serep dengan komposisi setiap 30 g sediaan mengandung ekstrak daun dadap serep 5 g dan 10 g. Simpulan dan saran: Formulasi hidrogel ekstrak memiliki karakterisasi yang berbeda-beda. Dari ketiga formulasi hidrogel ekstrak daun dadap serep yang dapat menurunkan suhu efektif adalah F2 dan F3
PENETAPAN KADAR ETANOL PADA ARAK JOWO YANG BEREDAR DI WILAYAH PONOROGO PADA BULAN JANUARI–MARET 2019 DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS Yaya Sulthon Aziz
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.12

Abstract

Latar belakang: Terdapat beberapa kasus terkait penyalahgunaan minuman keras Arak Jowo di Kabupaten Ponorogo. Saat ini banyak masyarakat sekitar yang menyalahgunakan dengan mengoplos minuman keras dengan berbagai macam jenis minuman lainnya, hingga memakan korban jiwa. Tujuan: untuk mengetahui kadar etanol pada arak jowo. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan random sampling di Polres Ponorogo. Metode: Penetapan kadar etanol dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Gas dengan hasil optimasi yaitu suhu awal 50oC kemudian ditahan 5 menit dan ditingkatkan suhu sebanyak 200oC dengan waktu final 25 menit, suhu injektor yang digunakan 260oC dan suhu detektor 300oC. Senyawa yang digunakan sebagai standart internal adalah n-propanol. Hasil: Pada sampel arak jowo yang diperoleh dari Polres Ponorogo mengandung etanol dengan hasil penetapan kadar etanol dari sampling sejumlah 3 botol diperoleh kadar sebanyak 42,84%, 38,77% dan 35,31%. Simpulan dan saran: Pada arak jowo mengandung etanol yang cukup besar. Perlu dilakukan penetapan kadar untuk senyawa lain yang terdapat pada Arak Jowo yang beredar di Kabupaten Ponorogo sehingga dapat diketahui prosentase kadarnya.
PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) BAKTERI Escherichia coli PADA ES BATU BALOK DAN ES BATU KRISTAL Iklila Zahra
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.13

Abstract

Latar belakang: Es batu banyak digunakan oleh masyarakat. Es batu yang ada di pasaran belum tentu aman untuk dikonsumsi yang kualitasnya rendah dan terdapat banyak bakteri salah satunya yaitu bakteri Escherichia coli.Bakteri Escherichia coli ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, mual dan muntah.Maka dari itu, perlu dilakukan pemeriksaan kualitas es batu berdasarkan segi mikrobiologi. Tujuan: untuk melihat nilai Angka Lempeng Total dan Most Probable Number bakteri Escherichia coli pada es batu balok dan es batu kristal sesuai dengan SNI 7388:2009. Metode: Sampel Es Batu berasal dari Ponorogo diambil menggunakan metode Purposive sampling . uji kualitatif berupa ALT dan kuantitatif berupa MPN. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan hasil Angka Lempeng Total pada sampel Es Batu Balok adalah 4511,67 koloni/ml dan pada sampel es Batu Kristal adalah 3378,33 koloni/ml. Dari hasil tersebut Angka Lempeng Total untuk sampel Es Batu balok dan Es Batu Kristal memenuhi syarat. Most Probabel Number bakteri Escherichia coli pada es batu balok adalah 31 koloni/gdan es batu kristal adalah 7 koloni/g. Dari hasil tersebut Most Probable Number pada sampel tidak memenuhi syarat berdasarkan SNI 7388:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan yaitu ALT 1 x 10-4 koloni/g dan MPN <3/g. Simpulan dan saran: Es batu yang beredar di Ponorogo sebagian besar belum memenuhi persyaratan dan diharapkan untuk pembuat lebih memperhatikan bahan dan proses pembuatan es batu, serta untuk konsumen lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi.
UJI CEMARAN MIKROBA PADA INFUS SESUDAH PAKAI DENGAN METODE ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA KAPANG KHAMIR (AKK) DI RUMAH SAKIT “Y” DI PONOROGO “ Charlis Palupi
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i1.14

Abstract

Latar belakangInfus sesudah pakai adalahsisa infus yang telah dipakai oleh pasien dengan cara memasukkan suatu cairan atau obat ke dalam tubuh melalui rute intravena dengan laju konstan selama periode waktu tertentu. Selain itu pengelolaan infus sesudah pakai yang kurang tepat dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan pasien dan pegawai lainnya. Tujuan: Untuk mengetahui adanya cemaran mikroba dan jumlah cemaran mikroba pada infus sesudah pakai di rumah sakit “Y” di Ponorogo. Metode: Sampel infus bekas pakai yang diambil di rumah sakit “Y” di Ponorogo secara purposive sampling. Pengujian mikroba menggunakan Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir (AKK) sedangkan Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik Standart Deviasi.Hasil Berdasarkan hasil penelitian, Nilai Angka Lempeng Total pada infus sesudah pakai adalah 2,25 x 102koloni/ml atau 225 koloni/ml dan Nilai Angka Kapang Khamir 1,5 x 101koloni/ml atau 15 koloni/ml. Simpulan dan saran : Infus sesudah pakai yang digunakan pada penelitian ini mengalami pencemaran mikroba dan jamur dan diharapkan harus lebih diperhatikan cara penanganan limbah medis lebih lanjut agar tidak membahayakan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit.
UJI MUTU COOKIES DENGAN BAHAN TAMBAHAN TEPUNG KULIT PISANG RAJA (Musa Sapientum) MELIPUTI UJI ORGANOLEPTIK, PROTEIN, KARBOHIDRAT, KADAR AIR, KADAR ABU Endang Ernawaningtyas; Azahra Wigenti Yulinar
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i2.15

Abstract

Latar belakang: Kulit pisang memiliki nilai gizi dan nutrisi yang belum diketahui oleh masyarakat, sehingga diperlukan cara untuk menginovasi kulit pisang agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu inovasi dalam pengolahan kulit pisang adalah dengan cara mengolahnya menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat produk pangan seperti cookies. Tujuan: untuk mengetahui cara membuat cookies dengan bahan tambahan tepung kulit pisang raja dan apakah cookies dengan bahan tambahan tepung kulit pisang raja memenuhi syarat mutu SNI 01-2973-1992. Metode: diuji mutu yang meliputi uji organoleptik, uji kadar air dengan metode pemanasan biasa (gravimetric), uji kadar abu dengan menggunakan metode pengabuan kering (furnace), uji karbohidrat dengan menggunakan metode luff schoorl, dan uji protein dengan menggunakan metode kjeldahl. Hasil: Hasil dari analisa mutu organoleptik pada cookies berwarna coklat muda, beraroma pisang, berbentuk bulat telur, rasa manis dan ada rasa pisang, hasil kadar air 1.25%, hasil kadar abu 1,13%, hasil kadar karbohidrat 7,31%, dan hasil kadar protein 2,35%. Dapat disimpulkan bahwa sampel cookies memenuhi syarat mutu SNI yang telah ditetapkan. Simpulan dan saran: Semua uji memenuhi syarat kecuali pada uji Protein, dimana lebih kecil dari persyaratan. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai uji mutu yang meliputi uji kalori, lemak, serat kasar logam berbahaya dan cemaran mikroba
PERBANDINGAN UJI MUTU TABLET HISAP VITAMIN C MEREK “X” DENGAN DUA VARIAN RASA DI SALAH SATU APOTEK DI KECAMATAN PONOROGO Chairunisa Ayu Saputri; Puput Sulistiyaningrum
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i2.16

Abstract

Latar belakang: Tablet hisap vitamin C merupakan obat yang beredar di apotek maupun di toko-toko. Banyak masyarakat yang mengkonsumsi tablet hisap vitamin C karena memiliki fungsi sebagai pertahanan tubuh. Perbedaan rasa pada tablet hisap vitamin C juga perlu diketahui mutunya dengan baik. Tujuan: mengetahui ada tidaknya perbedaan varian rasa memberikan pengaruh terhadap mutu sediaan tablet hisap vitamin C ditinjau dari analisa kimia dan analisa fisik berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan Farmakope Indonesia. Metode: teknik purposive sampling. Parameter pengujian mutu tablet hisap yang dilakukan yaitu uji keseragaman bobot, uji friabilitas/keregasan/kerapuhan tablet, uji kekerasan tablet, uji keseragaman ukuran, uji keragaman bobot, dan kadar zat aktif. Pada uji penetapan kadar zat aktif dengan metode Iodimetri. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistic Independent T Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa uji mutu sampel rasa lemon dan strawberry ditinjau dari enam parameter memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Hasil uji mutu masing-masing memenuhi syarat dan uji kadar diperoleh nilai T hitung 0,584 pada equal variances assumed dan T tabel 2,306 memiliki nilai signifikan 0,575 artinya lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan kadar vitamin C pada dua varian rasa.. Simpulan dan saran: Hasil analisa kimia dan fisika dengan dua variasi rasa tidak memberikan perbedaan mutu tablet. Diharapkan lebih teliti dalam memilih obat dan memperhatikan cara penyimpanannya
UJI MUTU TEPUNG BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF BERDASARKAN KADAR AIR DAN KADAR ABU SERTA CEMARAN MIKROBA Devita Yudhayanti; Mila Restiani
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i2.17

Abstract

Latar belakang: Durian (Durio zibethinus murr) adalah salah satu buah yang sangat populer di Indonesia. Biji durian mentah dapat diolah dalam bentuk tepung dan dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sebagai sumber karbohidrat, karena dalam biji durian terdapat karbohidrat sebanyak 43,6 gram per 100 gram. Tujuan: untuk membuat tepung biji durian dan dilakukan uji untuk mengetahui organoleptik, kadar air, kadar abu dan cemaran mikroba berdasarkan Standar Nasional Indonesia No. 3751 tahun 2009 diantaranya organoleptik, kadar air ≤ 14,5%, kadar abu ≤ 0,70%, ALT ≤ 106 dan AKK ≤ 104. Metode: kadar air dengan metode gravimetri, kadar abu dengan metode gravimetri, uji cemaran mikroba dengan metode ALT sebanyak 25-250 koloni/gram yang dihitung dan AKK sebanyak 10-150 koloni/gram yang dihitung. Hasil:. P1 memiliki hasil uji organoleptik bentuk serbuk, bau khas, warna coklat, kadar air 8,594%, kadar abu 3,693%, ALT 135 x 102 koloni/gram, AKK 0 koloni/gram. P2 memiliki hasil uji organoleptik bentuk serbuk, bau khas, warna coklat terang, kadar air 8,598%, kadar abu 3,473%, ALT 9,5 x 101 koloni/gram, AKK 28 x 102 koloni/gram. P3 memiliki hasil uji organoleptik bentuk serbuk, bau khas, warna coklat, kadar air 6,782%, kadar abu 3,527%, ALT 194 x 101 koloni/gram, AKK 11 x 101 koloni/gram. Hasil uji kadar air <14,5%, hasil uji ALT < 106 dan hasil uji < 104, sedangkan hasil kadar abu > 0,70%. Simpulan dan saran: Dari hasil pengujian mutu dapat dinyatakan bahwa tepung biji durian memenuhi persyaratan mutu dari Standar Nasional Indonesia No. 3751 tahun 2009 kecuali kadar abu.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK CACING DAN KAPSUL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Thyposa, Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI AGAR Linda Widyaningsih; Rilijian Ayu Nugrahani
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i2.18

Abstract

Latar belakang: Salah satu jenis cacing tanah yang sering digunakan dalam pengobatan adalah Lumbricus rubellus.Yang mengandung protein cukup tinggi dan menghasilkan zat pengendali bakteri bernama Lumbricin I. Lumbricin I mempunyai aktifitas antimikroba berspektrum luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan: menguji ada atau tidaknya kemampuan zat antibakteri dari ekstrak cacing dan kapsul cacing tanah (Lumbricus rubellus) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella Thyposa, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Metode: dengan metode difusi agar menggunakan silinder dari berbagai konsentrasi. Adapun hasil penelitian diameter zona hambat di sekeliling silinder akan diolah menggunakan statistik ANOVA satu jalan (One Way ANOVA) dengan penyelesaian SPSS. Hasil: Dengan perlakuan sampel berbeda dengan tanpa perebusan dan tanpa disuspensikan dengan NaCl 0,97 % ekstrak cacing dan kapsul cacing tanah (Lumbricus rubellus) tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa, Eschericia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Simpulan dan saran: Dengan perlakuan sampel berbeda dengan tanpa perebusan dan tanpa disuspensikan dengan NaCl 0,97 % ekstrak cacing dan kapsul cacing tanah (Lumbricus rubellus) tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa, Eschericia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar
UJI MUTU TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) DENGAN TEKNIK PEMBUATAN METODE KERING DAN METODE BASAH Erna Agung Rakhmawati; Siti Musdholifah
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2019): MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v8i2.19

Abstract

Latar belakang: Nangka (Artocarpus heterophyllus L) adalah salah satu jenis buah yang banyak ditanam didaerah tropis seperti Indonesia. Selama ini, bagian buah nangka yang umun dikonsumsi adalah nangka muda, nangka masak, dan bijinya. Biji nangka dapat diolah dalam bentuk tepung dan dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sebagai sumber karbohidrat, karena dalam biji nangka terdapat karbohidrat sebanyak 36,7 gram per 100 gram. Tujuan: bertujuan untuk pembuatan tepung biji nangka dengan metode kering dan metode basah dilakukan uji untuk mengetahui organoleptik, kadar air, kadar abu dan cemaran mikroba berdasarkan Standar Nasional Indonesia No. 3751 tahun 2009. Metode: metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kadar air dengan metode gravimetric, kadar abu dengan metode pengabuan kering (secara langsung), uji cemaran mikroba dengan metode ALT dan metode AKK. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 300 gram dan untuk kadar air dan kadar abu dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil: Dari hasil pengujian mutu dapat dinyatakan bahwa tepung biji nangka memenuhi persyaratan mutu dari Standar Nasional Indonesia No. 3751 tahun 2009 kecuali kadar abu. Produk tepung biji nangka pada metode kering memiliki hasil uji organoleptik bentuk serbuk, bau khas tepung , warna putih kecoklatan, kadar air 7,5%, kadar abu 1,11%, ALT 15,5 × 103 koloni/gram, AKK 70 × 102 koloni/gram. Merode basah memiliki hasil uji organoleptik bentuk serbuk, bau khas tepung, warna putih kekuningan, kadar air 8,4%, kadar abu 1,45%, ALT 19 × 101 koloni/gram, AKK 34 × 103 koloni/gram. Simpulan dan saran: hasil Uji tepung nangka sebagian besar memenuhi persyaratan, kecuali pada kadar aby. Karena melebihi persyaratan. Diharapkan dapat dilakukan uji mutu lainnya