cover
Contact Name
habibi
Contact Email
habibi
Phone
+6281915959777
Journal Mail Official
dharmasastra2009@gmail.com
Editorial Address
Jln Pancaka No 7B Mataram
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
jurnal hukum agama hindu widya kerta
ISSN : -     EISSN : 1530261     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta (E-ISSN: 2622-3821) is a scientific journal containing original works from lecturers, researchers, students and other concerned parties who have not been published or are not on the publication in the form of articles on the research and conceptual ideas on the subject of Hindu law. This journal publishes twice in a year on May and November, which spreads throughout Indonesia in open acces. Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta focuses on various recent issues, topics, and legal aspects in Hindu Law, including (but not limited to): 1.Hindu Family Law 2.Hindu Economic Law 3.Hindu Civic Law 4.Hindu and Gender Discourse 5. Adat Law
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 18 Documents
LEGAL BUDAYA MASYARAKAT HINDU DESA ADAT WANGAYA GEDE MENCEGAH DEFORESTASI Wibawa, I Putu Sastra
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preventive measures to prevent deforestation are made through the establishment of the rule of law and enforcement. However, this is not considered effective enough in maintaining the forest. Required improvement of legal culture of the community, especially about the legal awareness of Hindu communities around the forest area of Mount Batukaru in the management and protection. Protection of forest sustainability is inadequate. There is only the role of law enforcement and good rule of law, but also requires the role of a good legal culture so that the law can be effective to implement. This research is qualitative with approach of socio-legal research with descriptive analysis.
KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM PERSFEKTIF HUKUM HINDU Aditi, I Gusti Ayu
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Theoretically every act against a person, especially a woman, resulting in physical, sexual, psychological and / or abandonment of the physical, sexual, psychological and / or neglect of a household including the threat of unlawful conduct, coercion or deprivation of liberty within the household sphere is an act of domestic violence stairs. Negative labeling by the community that considers women and children to be weak creatures, therefore he is not able to live independently, must be governed, led, well educated. While strong men, lead, organize, and educate women. If violence occurs against ordinary women, but vice versa if the victim of a man's violence becomes extraordinary action. How to
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PEMBERHENTIAN PRESIDEN MENURUT KONTITUSI HABIBI, HABIBI
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research purposed to examing and analiyzing what are weaknes and strength of impeacgment presiden according to UUD republic Indonesia 1945 about UUD beore amandemen. Methode of research based on the kind of normative law. The approach thad use to this research are :statute approach, historitical approach, comparative approach.The strenght of impeachment presiden according to UUD republic of indonesia 1945 is existance arrangement that eleares so that there is lawa of assuarance, because impeachment presiden have to courf of constitution isntitute mean while the weakness in UUD republic of indonesia 1945 in impeachment presiden consit of arbiraines of unliteral about meaning in setion 7A concerning the reason stopage of presiden and also issue that appear how low sternght that made by court of constitution so thar presiden or vie presiden can be responsible of criminal conduct when evidence to do law of uwlatin that accussed by DPR. Possiblity can be money politic to process impeachment at DPR or MPR that done by presiden or vice presiden.
Penguatan Integritas Bimas Hindu Dengan Parisada Dalam Pembinaan Umat sebagai Wujud Kerja Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Nuasa, I Ketut
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A Hindu integrity Guidance Division with Parisada as a tangible good work culture, will have an impact on Hindus who constitute the community auxiliaries. To improve the work culture takes time to change, then there is need for reform-reform that starts from the attitude and behavior as the leader of the institution Hindus. Likewise, each of the leaders of institutions of the people, both Hindu and Parisada Sector Guidance has have the duties and functions of each.Duties and functions of Sector Guidance Hindu Parisada in fostering, namely 1) carry out the services and guidance of Hindu society, 2) carry out the functions of the elaboration and implementation of technical policy in the guidance of the Hindu community, 3) will be maintained the integrity of the Hindu community to accommodate local cultural wisdom, and 4) the realization of the Hindu community that qualified and capable srada and bhakti modern actualized.
Integrasi Kearifan Lokal pada Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik di sekolah Dasar Sueca, I Nyoman
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengingat negara Indonesia sebagai negara dengan beragam budaya memiliki pekerjaan yang besar, diantaranya adalah meregenerasikan warisan nilai-nilai budaya bangsa kepada generasi mendatang.Nilai-nilai budaya bangsa secara spesifik berasal dari kearifan lokal masing-masing daerah yang terbingkai dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.Indonesia sebagai bangsa multikultural yang kaya akan berbagai kearifan lokal. Kearifan lokal setiap daerah memiliki spesifik dan pendekatan yang berbeda. Beberapa kearifan lokal sangat tepat dikenalkan dan ditanamkan melalui pendidikan. Pendidikan dengan tujuan dan kompetensi yang jelas untuk setiap mata pelajaran dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai kearifan lokal, yang sesuai agar tujuan pembelajaran mudah dicapai serta kearifan lokal dapat terus diwariskan kepada generasi berikutnya.Integarasi kearipan lokal dalam pendidikan sangat penting dalam membangun budaya kehidupan. Membangun budaya kehidupan bagi peserta didik yang berperan penting adalah guru, dimana guru memberikan pengaruh sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan karakter disekolah-sekolah, dan dirumah dapat dilakukan oleh kedua orang tuanya, bahkan sangat menentukan berhasil atau tidaknya peserta didik dalam mengemban pribadi secara utuh.
PERAN REGULASI DALAM MEREKONTRUKSI PURI UKIR KAWI CAKRANEGARA TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPARIWISATAAN DAERAH ARTA, I PUTU SUGIH
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regulation is needed by the community to ensure fairness in achieving common goals. Starting from the Act until the Regional Regulation becomes a reference in implementing activities for the common good. Regarding the reconstruction of a place that has a historical value required guarantees for the process goes well certainly requires the principle of justice based on legal footing.Puri Ukir Kawi Cakranegara built by AA Gde Ngurah Karangasem in the past, has been known to exist based on information records Capt.W.Cool in his expedition in Lombok in 1894. Condition, now almost partially destroyed by colonialism invaders need serious attention to be restored.In addition to having the value of local wisdom Puri Ukir Kawi Cakranegara can bring in foreign exchange from the tourism sector. To that end, the local government immediately took steps to reconstruct and revitalize the existence of the castle.
KEABSAHAN KETERIKATAN SUBJEK HUKUM DALAM PERJANJIAN JASA PENGANGKUTAN BERBASIS APLIKASI ONLINE Bagiartha W, I Putu Pasek
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inovasi dibidang teknologi pengangkutan berupa penggunaan aplikasi pemesanan layanan jasa secara online berkontribusi terhadap perubahan bentuk masyarakat yang mulai beralih dari pola pemesanan jasa pengangkutan secara konvensional kearah pola online. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai keabsahan keterikatan subjek hukum yang terlibat dalam perjanjian pengangkutan tersebut. Dari hasil penelitian, secara normatif perjanjian pengangkutan dengan pemesanan layanan jasa secara online merupakan konsekuensi dari keberadaan hak memilih konsumen yang dalam konteks perjanjian masuk dalam kategori perjanjian innominaat, dengan sifat bertimbal balik dan dibuat tertulis. Sedangkan dari segi pengaturan syarat sah perjanjian dapat dikategorikan telah terpenuhi sehingga berlaku asas pacta sunt servanda, seperti pemenuhan syarat kesepakatan yang mengacu pada teori momentum terjadinya kesepakatan; syarat kecakapan bertindak yang mengatur tentang batasan usia dan pemberlakuan teori tanggung jawab berdasarkan pengawasan, syarat prestasi berupa timbal balik kewajiban pengantaran dan pembayaran tarif upah; serta syarat kausa yang halal berupa pengaturan ketentuan yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Adapun pelanggaran terhadap ketentuan syarat sah perjanjian akan mengakibatkan wanprestasi yang terbagi dalam bentuk ingkar janji, prestasi tidak sempurna, terlambat, dan pelanggaran terhadap ketentuan perjanjian. Konsekuensi dari wanprestasi ini mengakibatkan penjatuhan sanksi secara keperdataan berupa ganti rugi dan kompensasi hingga sanksi administratif berupa suspend dan putus kontrak
PERKAWINAN POLIGAMI DAN PENGARUH PSIKOLOGIS TERHADAP ISTRI, ANAK PADA KELUARGA HINDU DI KOTA MATARAM Aditi, I Gusti Ayu
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena timbulnya perkawinan poligami ini banyak terjadi pada masyarakat yang dominan menganut sistem patrilinial. Masalah: 1) Apakah yang menjadi faktor dominan penyebab perkawinan poligami pada masyarakat Hindu Di Kota Mataram; 2) Bagaimanakah hubungan sosial keluarga dalam perkawinan Poligami pada masyarakat Hindu Di Kota Mataram; 3) Bagaimanakah dampak psikologis terhadap istri dan anak akibat perkawinan Poligami pada masyarakat Hindu Di Kota Mataram. Secara teoritis dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dijadikan referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Secara praktis dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pemerintah dalam memberikan izin permohonan poligami dan dapat dijadikan masukan bagi para suami atau laki-laki yang ingin melakukan poligami.Perkawinan menurut Hindu maupun dalam Undang Undang Perkawinan pada prinsipnya menganut azas monogami yaitu seorang suami menikahi seorang perempuan saja. Perempuan Hindu sebagai istri mempunyai kedudukan hukum di dalam lingkungan keluarga suaminya. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini teori tindakan dan teori interaksi yang mana metodologi penelitian dilakukan analisa secara normatif empiris kualitatif yaitu suatu analisa yang didasarkan pada teori ilmu pengetahuan.Berdasarkan hasil analisa diharapkan dapat memperoleh gambaran dan pemahaman yang akurat mengenai: 1) Faktor dominan penyebab perkawinan poligami pada masyarakat Hindu Di Kota Mataram yaitu karena faktor rasa empati, ekonomi dan kebutuhan akan perlindungan; 2) Hubungan sosial keluarga dalam perkawinan Poligami pada masyarakat Hindu Di Kota Mataram sering terjadi konflik karena merasa diperlakukan tidak adil; dan 3) Dampak psikologis terhadap istri dan anak akibat perkawinan Poligami pada masyarakat Hindu Di Kota Mataram, yaitu istri merasa tidak bahagia karena hilangnya kontak batin dan perasaan inferior karena merasa harga diri direndahkan. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu kaum perempuan yang sudah memiliki keluarga bersikap terbuka, jujur dan berkomunikasi secara intens akan mampu mengantisipasi poligami dalam pernikahannya.
POLITIK HUKUM HUBUNGAN INKUSIF ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM BINGKAI NEGARA PERSATUAN INDONESIA Wibawa, I Putu Sastra; Partyani, I Ketut Caturyani Maharni
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keragaman agama, di satu sisi memberikan kontribusi positif untuk pembangunan bangsa. Namun di sisi lain keragaman agama dapat juga berpotensi sumber konflik. Kerukunan antar umat beragama di Indonesia masih banyak menyisakan masalah. Banyaknya konflik yang melibatkan agama sebagai pemicunya menuntut adanya perhatian yang serius untuk mengambil langkah-langkah yang antisipatif, terutama dari segi yuridis. Langkah antisipatif secara yuridis dimana diperlukan peran negara untuk membentuk kebijakan hukum yang mengatur hubungan antar umat beragama di Indonesia demi tercapainya kedamaian kehidupan umat beragama di Indonesia. Politik hukum kerukunan antar umat beragama yang dibentuk oleh pemerintah di Indonesia tidak akan mampu ditegakkan dengan baik dalam implementasinya jika tidak adanya campur tangan langsung oleh masyarakat. Masyarakat tidak boleh berhenti membicarakan dan mengupayakan pemeliharaan hubungan inklusif antar umat beragama untuk mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia yang dilandasi toleransi dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
PELAKSANAAN GUGATAN SEDERHANA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KREDIT DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A MATARAM Agustawan, Komang Juli; Suarna, I Nyoman; Sujana, I Made Putu
Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Hukum Agama Hindu Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang pelaksanaan gugatan sederhana dalam penyelesaian sengketa kredit di Pengadilan Negeri Kelas 1a Mataram, mengangkat permasalahan mengenai bagaimana pelaksanaan gugatan sederhana; kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan gugatan sederhana; serta upaya hukum yang dapat dilakukan para pihak.Metode penelitian dilakukan secara normatif-empiris dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute aprroach), pendekatan kualitatif dan pendekatan kasus (case approach). Data yang diperoleh melalui metode observasi partisipan, wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan tiga tahapan yaitu: tahap reduksi, display, dan verifikasi data, untuk selanjutnya data tersebut diinterpretasikan dengan memberikan makna sehingga didapatkan suatu kesimpulan.Hasil dari penelitian ini memberikan pembahasan yaitu: (1) pelaksanaan gugatan sederhana mengacu pada ketentuan Pasal 5 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 mulai dari pemeriksaan, tahapan penyelesaian dan batas waktu penyelesaian. Gugatan sederhana diperiksa dan diputus oleh hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan. Tahapan penyelesaian gugatan sederhana meliputi pendaftaran, pemeriksaan kelengkapan, penetapan hakim dan panitera pengganti, pemeriksaan pendahuluaan, penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak, pemeriksaan sidang dan perdamaian, pembuktian dan putusan; (2) kendala yang dihadapi dalam penyelesaian gugatan sederhana meliputi kurang koperatifnya para pihak dalam persidangan, kekuatan hukum penetapan hakim, masih belum meratanya informasi yang diketahui masyarakat terkait dengan keberadaan peraturan mahkamah agung yang digunakan sebagai pertimbangan hukum, singkatnya waktu penyelesaian dan nominal gugatan; dan (3) upaya hukum yang ditempuh hanya terbatas pada upaya hukum keberatan.

Page 1 of 2 | Total Record : 18