cover
Contact Name
Secretariat of Jurnal Gizi dan Pangan
Contact Email
jgizipangan@gmail.com
Phone
+62251-8621363
Journal Mail Official
jgizipangan@gmail.com
Editorial Address
Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB University, Bogor 16680, Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Pangan
ISSN : 19781059     EISSN : 24070920     DOI : 10.25182/jgp
Core Subject : Health,
Jurnal Gizi dan Pangan (Journal of Nutrition and Food) merupakan jurnal ilmiah yang memuat berbagai artikel hasil penelitian dan review (atas undangan) tentang gizi dan pangan, yang terkait dengan aspek biokimia, gizi klinik, gizi masyarakat, pangan fungsional, dan sosial ekonomi serta regulasi dan informasi gizi dan pangan. Jurnal ini merupakan publikasi resmi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia yang telah terbit sejak tahun 2006. Penerbitan jurnal ini dilakukan secara teratur setahun 3 kali (bulan Maret, Juli, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 441 Documents
PERTUMBUHAN BAYI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU PENERIMA KONSELING MENYUSUI DAN MAKANAN TAMBAHAN TORBANGUN Tetty Herta Doloksaribu; Hidayat Syarief; Rizal Damanik; Sri Anna Marliyati
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.653 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe aim of the study was to analyze the effects of torbangun flour-based functional supplementary food for breastfeeding mothers who received breastfeeding counseling on infant’s growth and exclusive breastfeeding practice The subjects were 20 pregnant women in their third trimester and were monitored until delivery and were given supplementary food for 30 days. Single blind randomized controlled trial was used to group subjects into intervention group (n=10) that was given supplementary food containing torbangun flour, and control group (n=10) with no torbangun flour. All subjects were given breastfeeding counseling two times before delivery and three times during supplementary food was given. The study showed that breastfeeding counseling significantly increased the knowledge and attitude of respondents on exclusive breastfeeding. In the intervention group, the average score of knowledge increased from 59.1±22.4 to 94.1±6.9 (p<0.05), while the attitude increased from 65.8±11.4 to 94.1±8.8 (p<0.05). In control group, the average score of knowledge increased from 75.0±11.8 to 94.4±7.2 (p<0.05), while the attitude increased from 75.0±14.4 to 94.4±11.0 (p<0.05). Supplementary food containing torbangun flour significantly caused shorter time in regaining infant’s birth weight. The average time was 5.1±1.4 days for intervention group, while the control group was 7.0±2.4 days (p<0.05). The success rate of exclusive breastfeeding practice in the intervention group was 90%, while in the control group was 80%.Keywords: exclusive breastfeeding, supplementary food, torbangunABSTRAKTujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh pemberian makanan tambahan fungsional berbasis tepung torbangun pada ibu yang mendapat konseling menyusui terhadap pertumbuhan bayi dan pemberian ASI eksklusif. Subjek penelitian adalah 20 orang ibu hamil pada trimester ketiga yang diikuti hingga melahirkan dan diberikan makanan tambahan selama 30 hari. Desain single blind randomized controlled trial digunakan untuk menentukan produk makanan tambahan yang diberikan kepada ibu yaitu kelompok intervensi (n=10) mendapat produk yang mengandung tepung torbangun dan kelompok kontrol (n=10) mendapat produk tanpa tepung torbangun. Seluruh subjek diberikan konseling menyusui dengan frekuensi dua kali sebelum ibu melahirkan dan tiga kali selama pemberian makanan tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling menyusui signifikan meningkatkan skor pengetahuan dan sikap responden tentang ASI eksklusif. Kelompok intervensi, rata-rata skor pengetahuan dari 59,1±22,4 menjadi 94,1±6,9, skor sikap dari 65,8±11,4 menjadi 94,1±8,8 (p<0,05). Kelompok kontrol, rata-rata skor pengetahuan dari 75,0±11,8 menjadi 94,4±7,2, skor sikap dari 75,0±14,4 menjadi 94,4±11,0 (p<0,05). Pemberian makanan tambahan yang mengandung tepung torbangun berpengaruh signifikan terhadap waktu yang lebih singkat untuk mencapai kembali berat badan lahir bayi yaitu 5,1±1,4 hari untuk kelompok intervensi sedangkan kelompok kontrol 7,0±2,4 hari (p<0,05). Selama waktu pemberian makanan tambahan, keberhasilan praktek pemberian ASI eksklusif pada kelompok intervensi adalah 90% sedangkan kelompok kontrol adalah 80%.Kata kunci: ASI eksklusif, makanan tambahan, torbangun
PERBAIKAN STATUS GIZI ANAK BALITA DENGAN INTERVENSI BISKUIT BERBASIS BLONDO, IKAN GABUS (Channa striata), DAN BERAS MERAH (Oryza nivara) Slamet Widodo; Hadi Riyadi; Ikeu Tanziha; Made Astawan
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.538 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe objective of this study was to analyze the influence of blondo, snakehead fish flour and brown rice flour-based biscuit on the improvement of the nutritional status of anthropometric and serum albumin in malnourished children aged 3-5 years old. The design of this study was Randomized Controlled Trial (RCT) with single blind pre-post study. The total subjects were 50 underfive children and divided into two groups. They were given the biscuits for 90 days. Before intervention, the body weight and serum albumin level of subjects were measured. The analysis method were paired t-test. The result showed that the difference between baseline and endline in control group for energy was 20.8±3.9 kcal, treatment group was 45.6±8.6 kcal, endline in control group for protein was 9.5±1 g, and treatment group was 16.6±2.4 g. The changing of weight in the control group from 11.7±0.8 kg increase to 13.3±1.1 kg, the weight of treatment group from 11.7±0.7 kg increase to 13.6±1.0 kg. The increasing of albumin level in the control group was 0.3±0.1 g/dL, and treatment group was 1.0±0.2 g/dL. The increase of weight for age and albumin level after consuming nutritious biscuits can increase and normalize the nutritional status of the malnourished children. It is concluded that intervention of the formulated biscuits for 90 days could increase the nutritional status (weight for age and weight for height) and the serum albumin level in the 3-5 years old malnourished children.Keywords: albumin, biscuit, blondo, brown rice flour, malnutrition, snakehead fish flourABSTRAKTujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh biskuit berbasis blondo, ikan gabus (Channa striata), dan beras merah (Oryza nivara) terhadap perbaikan status gizi antropometri dan serum albumin anak gizi kurang usia 3-5 tahun. Desain penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) Single Blind Pre-post Study. Jumlah subjek 50 balita terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan diberikan biskuit selama 90 hari. Sebelum dan setelah intervensi dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan kadar serum albumin. Metode analisis menggunakan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan perubahan asupan energi antara awal dan akhir masa perlakuan pada kelompok kontrol adalah energi 20,8+3,9 kkal, kelompok perlakuan 45,6+8,6 kkal, perbedaan asupan protein kelompok kontrol 9,5+1 g dan kelompok perlakuan 16,6+2,4 g. Perubahan berat badan kelompok kontrol 11,7+0,8 kg menjadi 13,3+1,1 kg, kelompok perlakuan 11,7+0,7 kg menjadi 13,6+1,0 kg. Peningkatan albumin kelompok kontrol 0,3+0,1 g/dL, kelompok perlakuan 1,0+0,2 g/dL. Peningkatan berat badan dan albumin setelah mengonsumsi biskuit mampu memperbaiki status gizi anak gizi kurang menjadi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intervensi formula biskuit selama 90 hari dapat meningkatkan status gizi BB/U, BB/TB, dan kadar serum albumin anak gizi kurang usia 3-5 tahun.Kata kunci: albumin, biskuit, blondo, gizi kurang, tepung beras merah, tepung ikan gabus
POLA KONSUMSI, STATUS KESEHATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN BALITA Engkun Rohimah; Lilik Kustiyah; Neti Hernawati
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.512 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThis study was aimed to analyze relationship between patterns of consumption and health status with nutritional status and development of children under five years. The design of this study was cross sectional. Subject in this study were 63 children under five years. Food consumption data was collected using Food Frequency Questionnaire (FFQ) and child development data using Bina Keluarga Balita instruments. The results showed severe wasting and wasting existed in the under three years children but not in preschool. Under three years children had an average growth rate greater than preschool. There is a significant relationship between maternal employment and health caregiving pattern with nutritional status (WHZ) (p=0.015), income with nutritional status (HAZ) (p=0.009), and disease history within a month with nutritional status (WAZ) (p=0.022). Mothers should pay more attention to children’s health caregiving pattern and provide sufficient time for the children.Keywords: consumption, development, health, nutritional statusABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola konsumsi dan status kesehatan dengan status gizi dan perkembangan balita. Desain penelitian adalah cross sectional dengan subjek sebanyak 63 balita. Data pola konsumsi diambil menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan data perkembangan balita diambil menggunakan instrumen Bina Keluarga Balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi sangat kurus dan kurus masih ada pada usia batita tetapi tidak ada di usia prasekolah. Sebagian besar subjek yang berusia batita memiliki rata-rata nilai perkembangan lebih besar dibandingkan subjek yang berusia prasekolah. Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dan pola asuh kesehatan dengan status gizi (BB/TB) (p=0,015), pendapatan per kapita dengan status gizi (TB/U) (p=0,009), dan riwayat penyakit sebulan dengan status gizi (BB/U) (p=0,022). Ibu sebaiknya lebih memperhatikan pola asuh kesehatan anak dan menyediakan waktu yang cukup untuk anak.Kata kunci: kesehatan, konsumsi, perkembangan, status gizi
CHILD FEEDING PATTERN DURING TRANSITIONAL PERIOD (6-8 MONTHS) IN JONGGAT SUB DISTRICT, CENTRAL LOMBOK, WEST NUSA TENGGARA Karina Rahmadia Ekawidyani; Lindawati Wibowo; Lina Rospita; Luh Ade Wiradnyani; Manjilala Manjilala; Sitha Dwita Putriani; Ragil Marini
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.361 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe objective of this study was to assess child feeding knowledge and practice in transitional period (6-8 months), mother’s information exposure and the functioning of the health system in delivering complementary feeding programs. A cross sectional study was done to 175 children aged 6-8 months at 12 villages in Jonggat Sub-district, Lombok. Structured interview to the mothers, 24 hour recalls, and in-depth interview to the cadres of Integrated Health Posts were used throughout the study. Most mothers had poor knowledge and practice on child feeding (68.0% and 75.4%, respectively). Almost all children had received complementary food (98.9%), but only less than a half children were introduced to complementary food at the appropriate age i.e. 6 months (45.7%). Only few children had good dietary diversity i.e. ≥ 4 food type in the previous day (6.9%). More than half of the mothers (52%) were exposed to information related to child feeding practice. The sources of information mostly were from health officers, cadres, mother and child health book and printed media (e.g. newspaper and magazine). The local health staff and cadres had basic knowledge on child feeding programs but the practice was not adequate. Mother’s knowledge and practice on child feeding within the transitional period in Jonggat sub-district was poor. The health system was not functioning well in delivering complementary feeding programs.Keywords: cadres, child feeding pattern, complementary feeding programsABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan dan praktek pengasuhan makan pada anak selama masa transisi (6-8 bulan), sumber informasi ibu, dan keberhasilan sistem kesehatan dalam program MP-ASI. Cross sectional study dilakukan dengan subjek 175 anak usia 6-8 bulan di 12 desa di Kecamatan Jonggat, Lombok. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur kepada ibu, food recall, dan wawancara mendalam kepada kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan (68,0%) dan praktek (75,4%) pengasuhan makan anak yang rendah. Hampir seluruh anak sudah menerima MP-ASI (98,9%), tetapi kurang dari separuh anak menerima MP-ASI pada umur yang sesuai yaitu enam bulan (45,7%). Hanya sedikit anak (6,9%) yang memiliki skor keanekaragaman pangan baik, yaitu makan >4 jenis pangan pada hari kemarin. Sebesar 52% ibu sudah terpapar dengan informasi mengenai praktek pengasuhan makan anak. Sumber informasi paling banyak berasal dari petugas kesehatan, kader, buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan media cetak. Petugas kesehatan setempat dan kader memiliki pengetahuan dasar mengenai program MP-ASI tetapi prakteknya masih kurang baik. Pengetahuan ibu dan praktek pengasuhan makan anak pada masa transisi di Kecamatan Jonggat masih kurang. Sistem kesehatan tidak berfungsi dengan baik dalam melaksanakan program MP-ASI.Kata kunci: kader, pola asuh makan anak, program MP-ASI
PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN PENERAPAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA GIZI PUTRA Nida Nadia Rifsyina; Dodik Briawan
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.424 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe aim of this study was to examine the knowledge, perception, implementation of weight-loss diet pratices and nutritional status on the male undergraduate students of nutritional science. Design of this study was a cross sectional study with 98 subjects. Result showed that 73.3% subjects had normal nutritional status, 54.0% subjects had moderate knowledge, and 55.1% subjects had positive perception. There were 9.1% of the subjects who practiced weight-loss diet. There was a significant correlation between knowledge and perception of Obsessive Corbuzier Diet (OCD) and perception of blood type diet, also between dietary practice and nutritional status (p<0.05).Keywords: knowledge, nutritional status, perceptions, weight loss dietABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengkaji pengetahuan, persepsi penerapan diet penurunan berat badan dan status gizi pada mahasiwa gizi putra. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study, dengan subjek sebanyak 98 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki status gizi dengan kategori normal sebanyak 73,3%, subjek memiliki pengetahuan mengenai diet penurunan berat badan dengan kategori sedang sebanyak 54,0% dan subjek memiliki persepsi yang positif mengenai diet penurunan berat badan yaitu sebanyak 55,1%. Terdapat subjek yang melakukan diet penurunan berat badan sebanyak 9,1%. Uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan persepsi Obsessive Corbuzier Diet (OCD) dan persepsi terhadap diet golongan darah, serta antara praktek diet dan status gizi (p<0,05).Kata kunci: diet penurunan berat badan, pengetahuan, persepsi, status gizi
STATUS MIKRONUTRIEN REMAJA PUTRI DENGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Lestaria Octavia; Elvina Karyadi; Bachti Alisjabana; Maria Widjaja
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.433 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe objective of this study was to assess the micronutrient and nutritional status among female adolescents having low birth weight history and normal birth weight history. Research design for this particular research was nested cohort in community level. Subjects was chosen by simple randomization, based on data collected by Frontiers for Health Foundation and Padjajaran University, Bandung. The measurement of micronutrients status (Hb, retinol plasma, and urinary iodine excretion), anthropometric, history of disease, semi quantitative food frequency questionnaire was collected to make comparison between female young adolescent with low birth weight and normal birth weight history. The prevalence of iron deficiency anemia (IDA), vitamin A deficiency (VAD), and iodine deficiency among all subjects were 9.9%, 12.9%, and 40.7%, respectively. The mean concentration of blood hemoglobin, plasma retinol and iodine excretion were not significantly different between low birth weight (LBW) and normal birth weight (NBW) group. Nutritional status, disease during the last three months, current nutritional status, food intake and onset of menstruation were not significantly different between group. In conclusion, micronutrient status, nutritional status, food intake and morbidity status in female adolescents with LBW and NBW history were not different.Keywords: iodine, iron, low birth weight, normal birth weight, vitamin AABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengukur status mikronutrien dan gizi remaja putri yang memiliki riwayat berat badan lahir rendah dan berat badan normal. Desain penelitian ini adalah nested cohort retrospective untuk tingkat komunitas. Subjek penelitian dipilih berdasarkan randomisasi sederhana, berdasarkan data cohort yang dikumpulkan oleh Yayasan Frontriers for Health dan Universitas Padjajaran, Bandung. Pengukuran status mikronutrien (Hb, plasma retinol, dan kadar iodium dari ekskresi urin), pengukuran antropometri, riwayat penyakit yang diderita dan pengumpulan data mengenai asupan makanan dilakukan perbandingan antara remaja putri yang memiliki berat badan normal dan berat badan lahir rendah. Prevalensi anemia kekurangan zat besi, kekurangan vitamin A dan kadar iodium dari ekskresi urin pada semua subjek adalah 9,9%, 12,9%, dan 40,7%, secara berurutan. Konsentrasi rata-rata dari hemoglobin darah, plasma retinol dan kadar iodium dari ekskresi urin tidak berbeda secara nyata antara remaja putri dengan berat badan lahir rendah dan berat badan normal. Status gizi, penyakit yang diderita selama tiga bulan terakhir, asupan makanan, dan usia mulai mengalami menstruasi tidak berbeda secara nyata antara remaja putri dengan berat badan normal dan berat badan rendah. Status mikronutrien, status gizi, asupan makanan, dan status morbiditas pada remaja putri dengan berat badan lahir rendah dan berat badan normal tidak terdapat perbedaan yang nyata.Kata kunci: BBLN, BBLR, iodium, vitamin A, zat besi
GAYA HIDUP, KONSUMSI PANGAN, DAN HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA ANGGOTA POSBINDU Ruth Ayu Wulandari; Siti Madanijah
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.341 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the relationship of life style and food consumption to blood pressure among elderly in Posbindu Al-Wusto in Bogor District. The study design was cross-sectional study. Subjects were consisted of eight men and 31 women from Posbindu Al-Wusto in Bogor District. The result showed most subject had hypertension (64.1%). There was no significant relationship between life style (smoking, coffee consumption, and exercise) with blood pressure (p>0.05). There was significantly negative relationship between hypertension preventive food (broccoli and sunflower seeds) and hypertension triggering food (crackers and salted fish) with systolic blood pressure (p<0.05). There was significantly positive food high blood pressure induce (boiled fish) with systolic blood pressure (p<0.05).Keywords: blood pressure, elderly, food consumption, life styleABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan konsumsi pangan dengan tekanan darah pada lansia di Posbindu Al-Wusto Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Subjek terdiri atas delapan orang laki-laki dan 31 orang perempuan dari Posbindu Al-Wusto Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek (64,1%) mempunyai hipertensi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup (merokok, konsumsi kopi, dan olahraga) dengan tekanan darah (p>0,05). Terdapat hubungan signifikan negatif antara pangan pencegah (brokoli dan biji bunga matahari) dan pangan pemicu (crackers dan ikan asin) dengan tekanan darah sistolik (p<0,05). Terdapat hubungan signifikan positif antara pangan pemicu (ikan pindang) dengan tekanan darah sistolik (p<0,05).Kata kunci: gaya hidup, konsumsi pangan, lansia, tekanan darah
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI IBU TERKAIT IODIUM DAN PEMILIHAN JENIS GARAM RUMAH TANGGA DI WILAYAH PEGUNUNGAN CIANJUR Leily Amalia; Inke Indah Permatasari; Ali Khomsan; Hadi Riyadi; Tin Herawati; Reisi Nurdiani
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.809 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThis study was aimed to analyze levels of knowledge, attitude, and practice on nutrition related to iodine, and iodine source consumption pattern, and household’s usage of iodized salt among mothers in mountainous area of Cianjur District. Design of this study was a cross-sectional, conducted during May-July 2012 at three sub-districts of Cianjur which were categorized as IDD (Iodine Deficiency Disorders) endemic areas. The subjects were 153 household mothers, living in the study area. The data were collected by interview using pre-tested questionnaires. Data on iodine content of salt was analyzed at Laboratory of Balai GAKI, Magelang. The result shows that subjects were mostly categorized as poor (73.2%), namely their income/cap/month was lower than poverty line of rural West Java. Nutritional knowledge related to iodine of subjects was categorized as moderate (score 64.2). Nutritional attitude related to iodine of subjects indicated the negative attitude (score <75), and the nutritional practice was categorized as poor (score 58.3). Type of iodine food source which frequently consumed by households were salted fish and egg. The salt consumed by households was wholely iodized salt, but only 11.1% of them complied with the iodized salt standard (>30 ppm).Keywords: attitude, iodine, knowledge, practiceABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis tingkat pengetahuan, sikap, dan praktek gizi ibu terkait iodium, serta pola konsumsi pangan sumber iodium dan penggunaan garam beriodium pada ibu rumahtangga di wilayah pegunungan Cianjur. Desain penelitian ini merupakan cross sectional, dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012 di tiga kecamatan yang tergolong endemik GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) di Kabupaten Cianjur. Subjek adalah ibu rumahtangga sebanyak 153 orang. Data dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner yang telah diujicobakan sebelumnya. Data kandungan iodium pada garam diperoleh berdasarkan analisis di laboratorium Balai GAKI, Magelang. Hasil penelitian menunjukkan subjek umumnya tergolong miskin (73,2%) karena pendapatan/kapita/bulan lebih rendah dari Garis Kemiskinan Jawa Barat untuk wilayah perdesaan. Pengetahuan gizi ibu terkait iodium tergolong sedang (skor 64,2). Sikap gizi ibu terkait iodium menunjukkan sikap yang negatif (skor <75) dan praktek gizi ibu terkait iodium tergolong rendah (skor 58,3). Jenis pangan sumber iodium yang sering dikonsumsi subjek adalah ikan asin dan telur. Garam yang dikonsumsi subjek semuanya sudah mengandung iodium, tetapi hanya 11,1% yang mengandung iodium dalam jumlah mencukupi (>30 ppm).Kata kunci: iodium, pengetahuan, praktek, sikap
PEMANFAATAN PREBIOTIK XYLOOLIGOSAKARIDA (XOS) DALAM PENGOLAHAN COOKIES FUNGSIONAL UNTUK KESEHATAN SALURAN PENCERNAAN PENYANDANG AUTIS Cahyuning Isnaini; Sri Anna Marliyati
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.667 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThis research was aimed to study the formulation of cookies enriched with prebiotics Xylooligosaccharides (XOS) as functional food for the health of the autism digestive tract. This research used complete randomized design. Selected formula was determined by the ability to grow lactic acid bacteria, fiber, and organoleptic test results. The main materials used were kepok bananas, corn flour, and prebiotic XOS which were safe for the gluten free casein free diet (GFCF). Selected cookies using the main ingredient in the form of banana flour by 67 g and 33 g of corn flour with the addition of 5% XOS prebiotic ingredients. Serving size of the selected prebiotic cookies was 50 g. Selected prebiotic cookies were able to meet 15.4% of energy needs, 2.3% of protein needs, 19.1% of fat needs, and 36.5% of carbohydrate needs. Selected prebiotic cookies could meet the claim of ‘contains fiber’.Keywords: autism, cookies, GFCF diet, prebioticsABSTRAKPenelitian ini bertujuan mempelajari formulasi pengolahan cookies yang diperkaya dengan prebiotik Xylooligosakarida (XOS) sebagai pangan fungsional untuk kesehatan saluran pencernaan penyandang autis. Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Formula terpilih ditentukan berdasarkan kemampuan menumbuhkan bakteri asam laktat, kandungan serat, dan hasil uji organoleptik.Bahan utama yang digunakan adalah pisang kepok, tepung jagung, dan tepung prebiotik XOS yang aman untuk diet gluten free casein free (GFCF). Formula cookies prebiotik terpilih menggunakan bahan utama berupa tepung pisang sebesar 67 g dan tepung jagung 33 g dengan penambahan prebiotik XOS sebesar 5% adonan. Takaran saji cookies prebiotik terpilih adalah sebesar 50 g. Cookies prebiotik terpilih per takaran sajinya mampu memenuhi sebesar 15,4% kebutuhan energi, 2,3% kebutuhan protein, 19,1% kebutuhan lemak, dan 36,5% kebutuhan karbohidrat untuk anak usia 5-7 tahun. Cookies terpilih dapat memenuhi klaim ‘mengandung serat’.Kata kunci: autis, cookies, diet GFCF, prebiotik
PENAMBAHAN PEGAGAN (Centella asiatica) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIKO-KIMIA COOKIES SAGU Imelda Saputri; Evy Damayanthi
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.445 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThe objective of this research was to study antioxidant activity in pegagan sago cookies with various concentrations of pegagan powder. This research was conducted in two stages which was preliminary and main research. Preliminary research included making of pegagan powder, cookies formula, and organoleptic test. Primary research included formulation and making cookies with various concentrations of pegagan powder, physico-chemical properties observations, antioxidant activity and organoleptic test. The method used in this research was Complete Randomized Design with the factor was pegagan powder concentration. Pegagan powder concentration used in this research were 0%, 5.5%, 6.5%, and 7.5%. The determination of selected products made by considering the results of organoleptic test, antioxidant activity, and total amount of phenol. The selected cookies was the 7.5% cookies which had antioxidant activity as much as 15.2% and equivalent to 140 mg of vitamin C and 905.4 mg phenols in 100 g of cookies. The result of variance analysis showed that addition of pegagan with various concentrations did not significantly affect the antioxidant activity and total phenol of cookies (p<0.05).Keywords: antioxidant, cookies, pegagan, sago, total phenolABSTRAKTujuan penelitian adalah mempelajari aktivitas antioksidan cookies sagu pegagan dengan berbagai konsentrasi serbuk pegagan. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan mencakup pembuatan serbuk pegagan, formula cookies dan uji organoleptik. Penelitian utama terdiri atas formulasi dan pembuatan cookies dengan berbagai konsentrasi serbuk pegagan, pengamatan sifat fisiko-kimia, aktivitas antioksidan, dan uji organoleptik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan faktor konsentrasi serbuk pegagan pada pembuatan cookies dengan empat taraf yaitu 0%, 5,5%, 6,5%, dan 7,5%. Penentuan produk terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan hasil uji organoleptik, aktivitas antioksidan, dan total fenol cookies. Cookies sagu pegagan yang terpilih adalah cookies 7,5% yang memiliki aktivitas antioksidan sebanyak 15,2% dan kekuatannya setara dengan 140 mg vitamin C/100 g cookies serta mengandung 905,4 mg total fenol dalam 100 g cookies. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan pegagan dengan berbagai konsentrasi tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan dan total fenol cookies (p>0,05).Kata kunci: antioksidan, cookies, pegagan, sagu, total fenol

Page 1 of 45 | Total Record : 441