cover
Contact Name
Slamet Riyadi
Contact Email
slametriyadi_pro@yahoo.com
Phone
+6282287147873
Journal Mail Official
slametriyadi_pro@yahoo.com
Editorial Address
Jl Medan - Tj. Morawa, Km 13, Gang Darmo, Desa Bangun Sari Kec Tanjung Morawa - Kab. Deli Serdang - Sumatera Utara
Location
Kab. deli serdang,
Sumatera utara
INDONESIA
Waraqat : Jurnal Ilmu_Ilmu Keislaman
ISSN : 25025856     EISSN : 26559196     DOI : https://doi.org/10.51590/waraqat.v5i2.125
Core Subject : Religion, Education,
WARAQAT: Journal of Islamic Studies is a refereed publication devoted to research articles, reports, and book reviews concerned with the Islamic Studies. This journal dedicated to enhancing and disseminating scholarly work in the field of Islamic Studies WARAQAT: Journal of Islamic Studies publishes articles in Islamic Studies, especially studies on Alquran, hadis, theology, philosophy, Islamic law, education, and history.
Articles 137 Documents
POLITIK PENDIDIKAN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW. Mursal Aziz
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 1 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i1.52

Abstract

Hubungan antara politik dan pendidikan di dalam Islam tidak dapat dipisahkan. Perkembangan kegiatan-kegiatan kependidikan banyak dipengaruhi oleh para pemimpin (penguasa) dan mereka memerlukan dukungan institusiinstitusi pendidikan untuk mensukseskan kepemimpinannya. Politik pendidikan merupakan strategi pendidikan yang dirancang dalam upaya menciptakan kualitas sumberdaya manusia (human sources) yang unggul dan berkuwalitas. Pendidikan Islam berupaya membangun masyarakat yang sesuai dengan cita-cita ideologi Islam yang sesuai dengan Alquran dan hadis. Hal inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Pola pendidikan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sejarah sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi dalam melaksanaan proses pendidikan Islam.
PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU TERHADAP PENCEGAHAN PRILAKU SEKS BEBAS SISWA PAB 8 SAINTIS TAHUN 2016 Joko Susanto,
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 1 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i1.53

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi antar personal guru terhadap pencegahan prilaku seks bebas siswa PAB 8 Saintis Tahun 2016. Hipotesa yang diangkat dalam penelitian ini adalah Terdapat pengaruh komunikasi antar personal guru terhadap pencegahan prilaku seks bebas siswa PAB 8 Saintis Tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta PAB 8 Saintis. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode korelasional, dengan populasi seluruh siswa kelas IX yang berjumlah 104 orang dan diambil sampel sebanyak 40 siswa berdasarkan rumus N = N/N.d 2 + 1. (n = Jumlah sampel.N = Jumlah populasi.d2 = Presisi yang ditetapka 10 % dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 %). Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa komunikasi antar personal guru dengan siswa memberikanpengaruh terhadap pencegahan perilaku seks bebas siswa sebesar 23,6 % sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain.Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini membuktikan terdapat hubungan anatara komunikasi personal guru dengan siswa dalam mencegah perilaku seks bebas siswa di SMA PAB 8 Saeintis. Jika komunikasi guru tersebut ditingkatkan maka akan berpengaruh positif terhadap siswa, sehingga perilaku menyimpang tersebut semakin dapat ditekan dan turun. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi perilaku seks bebas siswa antara lain keluraga, teman bermain, pendidikan agama dan lain sebagainya yang masih membutuhkan penelitian selanjutnya
KAJIAN TENTANG HADIS HASAN Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.55

Abstract

Hadis hasan terbagi dua, yaitu hasan lizatihi dan hasan ligairihi. Hadis hasan lizatihi ialah hadis yang sanadnya bersambung-sambung, melalui perawi yang siqah-siqah, dabit-dabit meskipun salah satu mereka kurang sempurna, serta terhindar dari kecacatan. Hasan ligairihi ialah hadis yang secara pribadi kualitasnya daif tetapi menjadi hasan ligairihi karena dukungan riwayat lain. Imam at-Tirmizi menggunakan beberapa istilah terkait hadis hasan, antara lain: hasan sahih, hasan garib, sahih garib dan hasan sahih garib. Terdapat beberapa istilah umum yang berlaku untuk hadis hasan dan sahih, seperti: salih, hasan alisnad, jayyid, qawiyy, ruwatuhu siqat, sahih al-isnad, hadisun sahih, hadis hasan dan lain sebagainya. Ibn Hajar mengelompokkan ungkapan-ungkapan jarh ta`dil kepada dua belas tingkatan. Tingkatan keempat dari ungkapan ta`dilnya menunjukkan nilai hasan. Ulama telah menyepakati tentang bolehnya mengamalkan hadis hasan dan dijadikan sebagai hujjah baik dalam akidah maupun hukum. Sunan al-arba`ah ditambah Sunan ad-Daruqutni, kitab Musnad Ahmad dan Musnad Abi Ya`la merupakan referensi hadis-hadis hasan. Kitab-kitab tersebut meskipun tidak disusun secara khusus untuk hadis hasan, tetapi isinya didominasi oleh hadis-hadis hasan.
DEIKSIS PERSONA DALAM AL-QURAN SURAT AL-KAHFI Ilham Tumanggor
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.56

Abstract

Tujuan tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan wujud dan acuan deiksis persona dalam teks Al-Quran surah Al-Kahfi. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskritif–kualitatif. Data tulisan ini adalah kata dan frasa yang berkaitan dengan deiksis. Sumberdata yang digunakan adalah Al-Quran surat Al-Kahfi. Berdasarkan hasil analisis ditemukan penggunaan deiksis persona yang mencakup mencakup tiga macam, yaitu persona pertama (P1) yang disebut dengan al-mutakallim ( المتكلم ), persona kedua (P2) atau al-mukhāthabالمخاطب) ), dan persona ketiga (P3) atau al-ghoib ( الغائب ). Penggunaan deiksis persona pertama (al-mutakallim) yang mengacu kepada yang berbicara ditemukan sebanyak 46 data; terdapat 3 (tiga) data persona pertama tunggal bentuk bebas dan terikat sebanyak 16 data, serta 1 data persona pertama jamak bentuk bebas dan 26data bentuk terikat persona pertama jamak. Pada pronomina persona kedua yang mengacu kepada lawan bicara/mitra tutur ditemukan sebanyak 40 data yang seluruhnya persona kedua bentuk terikat, sedangkan dalam bentuk bebas (، أنت، أنتماأنتم ) tidak ditemukan penggunaannya. Penggunaan pronomina persona ketiga yang mengacu kepada orang/sesuatu yang dibicarakan ditemukan sebanyak 135 data. Semua jenis pronomina persona ketiga baik bentuk bebas maupun terikat ditemukan penggunaanya dalam surat Al-Kahfi kecuali pronomina persona ketigadual bentuk bebas ( .(هما
AFIKSASI VERBA MADI DALAM ḤADĪŚ ARBA’ĪN NAWAWIYYAH Muhammad Syarif Muda Hasibuan
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembubuhan afiks pada verba madi dan morfofonemiknya. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis dan menginterpretasinya. Kekualitatifan penelitian ini berkaitan dengan data penelitian yang tidak berupa angka-angka, tapi berupa kata atau frasa. Berdasarkan hasil analisis ditemukan afiksasi pada verba madi dalam ḥadīś arba‟īn nawawiyyah berupa sufiks. Pembubuhan sufiks pada verba madi menunjukkan bilangan, jenis dan pelaku. Ditemukan bahwa Pembubuhan afiks yang sama pada jenis verba yang berbeda konsonan bentuk dasarnya menyebabkan perbedaan pada proses morfofonemiknya. Proses morfofonemik pada afiksasi verba madi sangat dipengaruhi jenis konsonan kedua dan ketiganya. Afiks yang ditemukan berupa sufiks {-u} yang menunjukkan persona ketiga berbentuk jamak maskulin, {-ta} yang menunjukkan persona kedua tunggal maskulin, {-tu} yang menunjukkan persona pertama tunggal maskulin, {-na} yang menunjukkan persona pertama dual dan jamak maskulin dan {-tum} yang menunjukkan persona kedua jamak maskulin. Morfofonemik yang terjadi berupa penghilangan fonem, penghilangan konsonan bentuk dasar, perubahan dan penambahan fonem.
ANALISIS MAKNA LEKSIKAL HARF JAR DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-FURQAN Candra Gunawan
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.58

Abstract

surat Al-Furqan terdapat banyak harf jar dan peneliti berharap setelah ditemukannya makna leksikal harf jar yang terdapat dalam surat tersebut dapat membantu pembaca Al-Qur‟an untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya. Tulisan ini adalah tulisan kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan mengklasifikasi, menganalisis dan menginterpretasinya. Teori yang digunakan adalah teori semantik leksikal dengan merujuk pendapat para ahli linguistik yang dikemukakan oleh Verhaar (1996), Chaer (2012), Pateda (2015), Mukhtar (1998), Khuli (1982). Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa di dalam surat Al-Furqan terdapat 59 makna leksikal, yang terdiri dari 8 jenis makna dari 8 jenis harf jar. Rinciannya adalah harf jar (preposisi) min makna leksikalnya adalah „dari‟, yaitu menyatakan permulaan (al-ibtidā) berjumlah 5. Harf jar (preposisi) ilā makna leksikalnya adalah „ke, kepada‟, yaitu menyatakan arah dan tujuan (intihā al-gāyati) berjumlah 9. Harf jar (preposisi) ‘an makna leksikalnya adalah „dari, jauh dari‟ yaitu melalui, melewati (al-mujāwazah) berjumlah 3. Harf jar (preposisi) alā makna leksikalnya adalah „di atas‟ yaitu menyatakan tempat yang tinggi (isti’lā) berjumlah 6. Harf jar (preposisi) fī makna leksikalnya adalah„di, dalam, di dalam‟ yaitu menandai keterangan tempat, waktu (ẓarfiyyah) berjumlah 12. Harf jar (preposisi) ba makna leksikalnya adalah „dengan‟ yaitumenyatakan alat (isti’ānah) berjumlah 2. Harf jar (preposisi) kaf makna leksikalnya adalah „seperti, laksana‟ yaitu bermakna perumpamaan (at-tasybīh) berjumlah 1. Harf jar lam makna leksikalnya adalah „milik, bagi‟ menyatakan kepemilikan (al-milk, syibhu al-milk, istiḥqāq dan ikhtiṣaṣ) berjumlah 21.
DIRECT METHOD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SMA FUTURE GATE KOTA BEKASI Ade Chairil Anwar
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.59

Abstract

Direct method (metode langsung/ الطريقة المباشرة ) merupakan salah satu alternatif metode yang diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Arab di SMA Future Gate Kota Bekas. Namun, pembelajaran Bahasa Arab di sekolah tersebut belum berjalan maksimal dimana keterampilan berbahasa Arab siswa SMA belum sesuai harapan dari stakeholder sekolah tersebut. Oleh karena itu, pelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan rasional digunakannya direct method dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMA Future Gate Kota Bekasi, model implementasi direct method dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMA Future Gate Kota Bekasi tersebut, dan problematika dan bagaimana sekolah menyelesaikan problematika pembelajaran bahasa Arab tersebut.
MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM DI MESIR Tiy Kusmarrabbi Karo
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.60

Abstract

Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus kehidupan dengan tujuan memperbaiki segala persoalan hidup yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat itu sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, tujuan akhir dari pembaharuan yang dilakukan oleh tokoh pembaharuan yaitu bagaimana Islam dapat menjawab segala persoalan yang terjadi di masyarakat dan tetap sesuai di segala zaman, serta ajaran Islam memberikan kontribusi yang positif dalam setiap perkembangan zaman. demikian pula apa yang terjadi di Mesir. Pembaharuan pendidikan Islam di Mesir lebihbanyak berangkat dan digerakkan oleh para pemikir dan akademisi baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau perguruan tinggi lainnya. Tulisan ini membahas tentang modernisasi pendidikan Islam di Mesir. Sementara itu pembahasannya meliputi; latar belakang pendidikan Islam Mesir pada Abad ke-18, strategi pembaruan pendidikan Islam, aspek-aspek modernisasi, tokoh-tokoh utamanya dan dampak yang dihasilkan.
PEMIKIRAN PENDIDIKAN MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS Zulham Effendi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.61

Abstract

Muhammad Naquib al-Attas dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, pada 5 September 1931. Ibunya asli Bogor, Indonesia dan ayahnya masih tergolong bangsawan di Johor, Malaysia. Konsep pendidikan Islam dalam pandangan Naquib al-Attas lebih cenderung menggunakan istilah ta‟dib yang artinya mengajarkan adab atau mendidik, daripada istilah-istilah lainnya. Naquib al-Attas melihat bahwa adab merupakan salah satu misi utama yang dibawa Rasulullah yang bersinggungan dengan umatnya. Dengan menggunakan term adab tersebut, berarti menghidupkan Sunnah Rasul. Naquib Al-Attas beranggapan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan kebajikan dalam “diri manusia” sebagai manusia dan sebagai diri individu. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah menghasilkan manusia yang baik, yakni kehidupan materiil dan spiritualnya. BagiAl-Attas, sistem pendidikan dibagi dalam tiga tahapan, yaitu rendah, menengah dan tinggi. Dan kurikulum pendidikan Islam harus ada di dalam kandungannya dua aspek, yaitu Ilmu fardlu „ain dan Ilmu fardlu kifayah.
PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT SYEKH ABDURRAHMAN HASAN AL-MAIDANI DALAM KITABNYA AL-AKHLAQ ALISLAMIYAH WA USHULUHA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER MASA KINI Sopian Sinaga
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.62

Abstract

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada peserta didik untuk mencapai visi pendidikan bangsa menjadikan generasi muda menjadi generasi emas harapan bangsa. Syekh Abdurrahman di dalam kitabnya telah menjelaskan prinsip dasar pendidikan karakter yaitu Pembinaan dilakukan secara bertahap, memperlakukan semua orang dengan cara yang sesuai dengan tipe dan karakternya masing-masng, mencari momen yang tepat untuk melakukan pembinaan, pembinaan sesuai fitrah, adanya pengarahan dan pemindahan, pemberian motivasi untuk meningkatkan pilihan, menyibukkan dan membiasakan diri dengan perkara positif, menyalakan motivasi dari dalam diri (internal). Sarana dan metode yang dilakukan dalam membentuk karakter mulia menurut Syekh Abdurrahman adalah: latihan diri atau praktik langsung, tinggal dilingkungan yang baik, adanya orang yang bisa dijadikan panutan atau qudwah yang baik, adanya tekanan moral dari masyarakat muslim, perlunya pemimpin di negeri muslim ikut aktif dalam mengupayakan kesuksesan pendidikan karakter karena andil dan pegruh mereka sangat besar. Syekh juga menjelaskan karakter utama yang menjadi target pendidikan karakter yaitu: karakter menyukai kebenaran, penyayang, ambisi besar, suka bergaul dan bermasyarakat, berjiwa sosial, penyabar, dermawan, pemaaf dan berkemauan keras. Peneliti mendapati bahwa apa yang disampaikan oleh Syekh Abdurrahman itu sangat relevan untukdipraktikkan dan dijadikan salah satu rujukan materi pendidikan karakter atau akhlak yang dilaksanakan di sekolah atau lembaga pendidikan lannya.

Page 4 of 14 | Total Record : 137