cover
Contact Name
Thomas Mata Hine
Contact Email
tomhin050566@gmail.com
Phone
+6282247944422
Journal Mail Official
jurnalnukleus@undana.ac.id
Editorial Address
Jln. Adisucipto, Penfui, Kupang, Indonesia, 85001
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Nukleus Peternakan
ISSN : 23559942     EISSN : 2656792X     DOI : 10.35508
Aims Jurnal Nukleus Peternakan purposes to publish original research and reviews articles on tropical veterinary medicine and domesticated animals such as dog, cat, cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, as well as Indonesian wild life. Scope Jurnal Nukleus Peternakan cover a broad range of research topics in animal production and fundamental aspects of genetics, reproduction, socioeconomic of livestock, nutrition, physiology, and preparation and utilization of animal products. Articles typically report research with beef cattle, goats, horses, pigs, and sheep; however, studies involving other farm animals, aquatic and wildlife species, endangered animals, and laboratory animal species that address fundamental questions related to livestock and companion animal biology will be considered for publication.
Articles 186 Documents
KUALITAS SOSIS BABI YANG DIBERI TEPUNG TALAS SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG TAPIOKA Ridvel Soleman Sembong; Sarisando Mbinu Peka; Pieter Rihi Kale; Gemini Ermiani Mercurina Malelak
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i1.1883

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of using of taro meal as a substitute of tapioca meal on nutritive value (water, protein, fat, carbohydrate), fibre, amilose and amilopectin pork sausage. Completely Randomized Design (CRD) with four treatments: TK0 = without taro meal (Control), TK50 = tapioca meal 50% + taro meal 50%, TK75 = tapioca meal 25% + taro meal 75%, and TK100 = taro meal 100% (tapioca 0 %). Statistical analysis showed that using taro meal substituting of tapioca meal increased significantly fiber (P<0.05). Using 100% of tapioca meal or 100% taro meal increased significantly (P<0,05) carbohydrate, amilose and amilopectin were same and higher than mixed of tapioca and taro together (P<0.01). Protein and fat content was not change (P>0,05). In conclusion, substitute tapioca meal with taro meal 50%-100% did not change the protein and fat content, but increase water and fibre content of pork sausage. Content of amilose and amilopectin are similar at level 100% of tapioca meal or 100% taro meal. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung talas sebagai pengganti tepung tapioka terhadap nilai nutrisi ( kandungan air, protein, lemak, karbohidrat), serat pangan, amilosa dan amilopektin yang terkandung dalam sosis babi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu TK0 = tanpa penambahan tepung talas (Kontrol), TK50=Penggunaan tepung tapioka 50% + tepung talas 50%, TK75=Penggunaan tepung tapioka 25% + tepung talas 75%, dan TK100= Penggunaan tepung Talas 100% (tapioka 0%). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggantian tepung talas menyebabkan kandungan air dan serat pangan sosis babi meningkat (P<0,05). Pada pemberian tapioka 100% ataupun tepung talas 100% mempenaruhi kandungan karbohidrat (P<0,05), amilosa dan amilopektin sama dan lebih tinggi dibanding jika kedua jenis tepung dicampur (P<0.01). Kandungan protein dan lemak sosis babi tidak berubah (P>0,05). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggantian tepung tapioka oleh tepung talas 50%-100% tidak merubah kandungan protein dan lemak, namun meningkatkan kandungan air sosis babi dan serat pangant. Kandungan amilosa dan amilopektin sosis babi sama pada penggunaan 100% tepung tapioka atau 100% tepung talas dibanding dengan penggunaan campuran kedua tepung tersebut..
EFEK LAMA PENGASAPAN TERHADAP pH, KOLESTEROl, BAKTERI Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus PRODUK SE’I SAPI (PENAMBAHAN ANGKAK DAN SIMPAN DINGIN) Bastari Sabtu; Ni Putu Febri Suryatni Febri Suryatni
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i1.1889

Abstract

The aim of this study is to examine beef se’i (Rotenesse smoked beef) adding red yeast rice 2% extract and processed at different smoking times and stored for 5 days. Completely randomized design 5 treatments with 5 replicates was used in the study. The 5 treatments were: 45 minutes, 50 minutes, 55 minutes, 60 minutes and 65 minutes of smoking. The research material used were muscle of the leg (Musculus biceps femoris) Bali cattle (BF). Se’i was packed with plastic polyethylene and stored at refrigerator temperature. Measured variables were: pH, total cholesterol levels and Staphylococcus aureus and Bacillus cereus se’i. Data were analyzed using analysis of variance using the SPSS program. The results showed that the longer the smoking process, the more decreased pH value and cholesterol content of the product, but the total content of S. Aureus and B. Cereus bacteria were similar. The conclusion is that 55 minutes of smoking was the best choice in as it performed pH 4.54 and cholesterol content of 55.4 mg/dl and with a total of S. aureus and B. cereus bacteria (104 cfu/g) in beef se'i products that are added red yeast rice and cold storage, the se'i products are still suitable for consumption according to the Food and Environmental Hygiene Department standards, even though according to the Indonesian National Standards it is categorized as unfit for consumption. ABSTRAK Penelitian bertujuan mengkaji se’i sapi (Rotenesse smoked beef) yang diberi ekstrak angkak 2% dan diproses dengan lama pengasapan berbeda serta disimpan selama 5 hari. Digunakan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dengan 5 ulangan. Ke 5 perlakuan adalah: lama pengasapan 45 menit, 50 menit, 55 menit, 60 menit dan 65 menit. Materi penelitian yang digunakan adalah otot bagian paha (Musculus biceps femoris) sapi Bali (BF). Sei dikemas dengan plastik polyethylene dan disimpan pada suhu refrigerator. Variabel yang diukur, pH, kadar kolesterol total dan Staphylococcus aureus serta Bacillus cereus se’i. Data dianalisis menggunakan analisis varian dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama proses pengasapan, diperoleh adanya penurunan nilai pH dan kandungan kolesterol produk, namun diperoleh kandungan total bakteri S. Aureus dan B. Cereus produk yang sama (tidak ada perubahan) Kesimpulan, lama pengasapan 55 menit merupakan pilihan terbaik ditinjau dari nilai pH 4,54 dan kandungan kolesterol 55,4 mg/dl dan dengan total bakteri S. aureus dan B. cereus (104 cfu/g) pada produk se’i sapi yang ditambahkan angkak dan penyimpanan dingin, maka produk se’i masih layak untuk dikonsumsi sesuai standar Food and Environmental Hygiene Department, meskipun menurut Standar Nasional Indonesia sudah dikategorikan tidak layak untuk dikonsumsi.
EFEK KOMPOSISI GENOTIP DARI AYAM RAS PETELUR, KATE DAN LOKAL SABU TERHADAP SIFAT-SIFAT PADA BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH Yohanes Djego; Johny Nada Kihe; Herowati Titi Pangestuti
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i1.1890

Abstract

The aim of this research was to evaluate the effect of the genotype composition of hen layer, Kate and the Sabu local chicken on characters of body weight and sizes. Materials used were the male and female chicken (unsexed) and reared until 12 weeks of age. There were 60 offprings of crossbred chicken consisting 30 crossbred of hen layer, Kate and Sabu local chicken with the genotype composition was ½ Hen layer ¼ Kate ¼ Sabu (called PEKASA) and 30 crossbred of Kate, hen layer, and Sabu local chicken with the genotype composition was ½ Kate ¼ Hen layer ¼ Sabu (called KAPESA). Method of this research was an experiment with two treatments there were the first (T1) was 30 heads of chicken had genotype composition ½ Hen Layer ¼ Kate ¼ Sabu and the second (T2) was 30 head s of chicken had genotype composition ½ Kate ¼ Hen Layer ¼ Sabu. All chicken was given feed and water freely and reared until 12 weeks of age. Variable of the research were body weght (g), length of shank (cm), girth circumference (cm), length of body, length of chicken’s back and and wing span. Data was analyzed with t - test. Results showed that PEKASA and KAPESA performed the average of body weight 561.3± 31.8 g and 505.5±17.3 g; the average of length of shank 8.2± 0,8 cm and 6.6 ±0.7 cm ; the average of girth circumference 20.7±1.5 cm and 17.5±2.0 cm; the average of wings span 32.9±1.6 cm and 27.9±1.9 cm and the length of chicken back 33.9±1.8 cm and 30.5±1.70 cm,, respectively. Results of statistical analyzed showed that the genotype composition had effect signifivantly (P<0.05) on all characters. The conclusion of this research was group of ½ hen layer ¼ Kate ¼ Saba performed higher than ½ Kate ¼ hen layer ¼ Sabu on body weight, length of shank, girth circumference, length of body, wing span and and length of chicken back at 12 weeks of age. ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komposisi genotip antara ayam ras petelur (Isa Brown), kate dan lokal Sabu terhadap sifat-sifat bobot badan dan ukuran tubuh. Materi penelitian adalah gabungan ayam jantan dan betina dan dipelihara dari umur seminggu hingga 12 minggu. Sebanyak 60 ekor ayam keturunan (hasil silang) dengan rincian 30 ekor silangan ayam ras Petelur, Kate dengan lokal Sabu yang memiliki komposisi genotip ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu (disebut PEKASA) dan 30 ekor hasil silangan ayam Kate, Petelur dengan lokal Sabu yang memiliki komposisi genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu (KAPESA). Metode penelitian adalah percobaan dengan dua perlakuan yaitu pertama (P1) adalah kelompok anak ayam memiliki komposisi genotip ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu dan perlakuan kedua (P2) adalah kelompok anak ayam memiliki komposisi genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu. Semua anak ayam dipelihara sampai dengan umur 12 minggu dan diberikan makanan dan minuman yang sama. Variabel yang diukur adalah bobot badan, tulang kering (shank), lingkar dada, rentang sayap dan panjang punggung masing-masing pada umur 12 minggu. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umur 12 minggu PEKASA dan KAPESA menghasilkan masing-masing berturut untuk rerata bobot badan adalah 561,3± 31,8 g dan 505,5± 17,3 g; panjang tulang kering adalah 8,2 ± 0,8 cm dan 6,6±0,7 cm; lingkar dada adalah 20,7±1,5 cm dan 17,54±2,0 cm; rentang sayap adalah 32,9±1,6 cm dan 27,9±1,9 cm dan panjang punggung adalah 33,9±1,8 cm dan 30,5 ±1,7 cm. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa komposisi genotip ayam silangan berpengaruh nyata (P < 0.05) terhadap bobot badan, tulang kering, lingkar dada, rentang sayap dan panjang punggung. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah komposisi genotip ternak yaitu ½ Petelur ¼ Kate ¼ Sabu menampilkan performa lebih tinggi dari ayam dengan komposisi genotip ½ Kate ¼ Petelur ¼ Sabu pada sifat seperti bobot badan, panjang tulang kering, lingkar dada, panjang punggung dan rentang sayap pada umur 12 minggu.
PENGARUH MUTASI GEN RYR-1 TERHADAP KUALITAS DAGING BABI LANDRACE Geertruida Margareth Sipahelut; Muladno Muladno; Rudy Priyanto
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i1.1891

Abstract

related to PSE pork. Forty animals were selected to produce 20 samples of each normal and PSE meat. DNA analysis was conducted for PSE pork, and meat quality attributes was measured for each types of meat, were drip loss, cooking loss, and tenderness (Warner-Bratzler Shear Force). Quantitatives data were analyzed using analysis of variance procedure. DNA analysis indicated there was any mutation at Ryr-1 gene for animals those produced PSE pork. There were highly significant differences between normal and PSE pork for three attributes of meat quality. Drip loss 1.65% ±0.16 vs 2.52%±0.17, cooking loss 28.79% ±2.64 vs 35.09 ± 2.38, and Warner-Bratzler Shear Force 5.57 kg/cm2±0.70 vs 7.18 kg/cm2± 0.70. The conclusion is that mutation at Ryr-1 gene caused animals produce lower quality of PSE pork. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya mutasi dalam gen Ryr-1 dan kaitannya dengan kejadian PSE (pale, soft and exudatie) pada ternak babi yang diternakan secara komersial di Indonesia terhadap kualitas daging babi. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 ekor babi keturunan Landrace jantan dan betina masing-masing 20 ekor menghasilkan daging normal dan 20 ekor menghasilkan daging PSE. Variabel kualitas daging yang diukur adalah susut drip, susut masak dan keempukkan serta pengujian DNA. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan prosedur Sidik Ragam. Hasil penelitian menunjukkan susut drip daging babi normal sebesar (1.65±0.16) dan PSE (2.52±0.17), susut masak daging normal (28.79±2.64) dan PSE (35.09±2.38) serta keempukkan daging normal (5.57±0.70) dan PSE (7.18±0.70). Ketiga variabel menunjukkan perbedaan yang signifikan dan hasil analisis DNA menunjukkan terjadi mutasi pada gen Ryr-1. Kesimpulan daging babi PSE mempunyai kualitas yang lebih rendah daripada daging babi normal. Sebagaimana diharapkan, babi yang menghasilkan daging PSE mengalami mutasi pada gen Ryr-1 berdasarkan analisis PCR-RFLP.
ANALISIS BIAYA TRANSAKSI DALAM RANTAI PASOK TERNAK SAPI POTONG DI TIMOR BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR Agus A. Nalle; Melkianus Tiro
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i1.1893

Abstract

The aim of this study is to analyse kinds and magnitude of transaction cost in the supply chain of beef cattle commodity in West Timor; and to analyse the dominant factors of kinds of transaction costs on the choice of the farmers in choosing beef cattle sale location. This study was conducted on july to December 2015. The descriptive approach is used to calculate the kinds and magnitude of transaction cost in the supply chain of beef cattle. Meanwhile the analysis of the logit equation model is applied to analyse the dominant factors of the kinds of transaction cost on the choice of the farmers in choosing the beef cattle sale location. The study sample was 60 respondents farmers that was taken a simple random criteria that they are sell beef cattle for 1-2 years. The study found that the kinds and magnitude of the animals market retribution cost; the cost of procurement of fodder and consumption of farmers are the dominant factors determining farmers choice to sell beef cattle at the place of business/location maintenance through intermediate traders. ABSTRAK Penelitian bertujuan menganalisis macam dan besarnya biaya transaksi dalam sistem dan mekanisme rantai pasok komoditas ternak sapi potong di Timor Barat, serta menganalisis faktor yang dominan dari macam biaya transaksi terhadap pilihan peternak dalam memilih lokasi penjualan ternak sapi potong. Waktu penelitian Juli s/d Desember 2015. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menghitung macam dan besarnya biaya transaksi dalam rantai pasok ternak sapi potong. Demikian juga model persamaan logit digunakan untuk menganalisis faktor yang dominan dari macam biaya transaksi terhadap pilihan peternak dalam memilih lokasi penjualan ternak sapi potong. Sampel penelitian sebanyak 60 responden peternak yang diambil secara acak sederhana dengan kriteria bahwa mereka selama 1-2 tahun terakhir pernah menjual ternak sapi. Hasil penelitian menemukan bahwa macam dan besarnya biaya retribusi pasar hewan, biaya pengadaan pakan ternak dan konsumsi peternak merupakan faktor dominan yang mendeterminasi peternak untuk memilih menjual ternak sapi potong di tempat usaha/lokasi pemeliharan melalui pedagang perantara.
KUALITAS BUDIK (SOSIS DARAH TRADISIONAL) BABI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS MERAH (Oryza nivara) (The quality of pork budik (traditional blood sausage) with addition red rice (oryza nivara) flour) Carolus Baromeus Rowa Bata; Heri Armadianto; Gemini Ermiani Mercurina Malelak
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i2.2098

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung beras merah (Oriza nivara) terhadap kualitas budik (sosis darah tradisional) babi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah babi, tepung beras merah, lemak hewani, gula lontar, garam, dan bumbu dapur seperti: bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, sereh dan lada. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari BMO = tanpa tepung beras merah; BM2 = tepung beras merah 2% (w/w); BM4 = tepung beras merah 4% (w/w); BM6 = tepung beras merah 6% (w/w). Parameter yang diamati meliputi kadar air, abu, protein, lemak, pH dan susut masak. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa pemberian tepung beras merah pada budik berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak. Perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap susut masak dan tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap pH budik. Kadar air dan kadar abu budik yang terendah terdapat pada perlakuan BM2 (2% tepung beras merah) yaitu 50,83% dan 2,16%. Protein budik tertinggi dan lemak terendah terdapat pada perlakuan BM0 (kontrol) yaitu 11,83% dan 9,45%. Kesimpulannya, pemberian tepung beras merah dengan level perlakuan yang berbeda dapat menurunkan kadar protein dan susut masak budik. Semakin tinggi pemberian tepung beras merah, semakin meningkat kadar air dan abu budik, namun presentasenya lebih rendah dibanding kontrol. Kadar lemak meningkat namun semakin meningkatnya level tepung beras merah kadar lemak semakin menurun.
UJI KUALITAS SOSIS DARAH TRADISIONAL (TA’BU) YANGDIBERI TAMBAHAN TEPUNG BERAS HITAM (Oriza sativa L. Indica) (The quality of traditional blood suasage (ta’bu) added black rice (oriza sativa l. Indica) flour) Ita Monika Wenyi Lalu; Gemini Ermiani Mercurina Malelak; Geertruida Margareth Sipahelut
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i2.2100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sosis darah tradisional (ta’bu) dengan penambahan tepung beras hitam (Oriza Sativa L. Indica) telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Fapet Undana. Materi yang digunakan adalah darah kambing, kelapa parut setengah tua, tepung beras hitam, lemak abdomen, garam, dan bumbu dapur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari T0= tanpa tepung beras hitam; T1= tepung beras hitam 10%; T2= tepung beras hitam 20%; T3= tepung beras hitam 30%. Variabel yang diamati adalah: kandungan air, protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, pH, susut masak, rasa, tektur dan warna. Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan uji non parametrik Kruskal Walis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung beras hitam pada ta’bu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan air, protein, lemak, serat kasar, karbohidrat dan susut masak; berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH, dan rasa, sedangkan terhadap tekstur dan warna berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Kandungan protein tertinggi terdapat pada T2 (20% tepung beras hitam) sebesar 15,46% dan karbohidrat (18,30%) pada T3 (30% tepung beras hitam). Kandungan air, lemak, serat kasar terendah terdapat pada T3 (30% tepung beras hitam) yaitu 62,34%, 8,78%, 1,28%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung beras hitam pada ta’bu dengan level pemberian yang berbeda dapat meningkatkan kandungan karbohidrat serta menurunkan kandungan air, lemak, serat kasar dan pH. The stusy aimed at evaluating the quality of traditional blood sausage (ta’bu) by including black rice (Oriza Sativa L. Indica) meal was carried out at The Laboratory of Animal Product Technology Faculty of Animal Husbandry Nusa Cendana University.Material used in the study consisted of goat blood, scraped old cocconut, black rice, abodmen fat, salt, and flavor. Completely randomized design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatments applied were: T0= treatment without black rice; T1= including 10% black rice; T2= including 20% black rice; T3= including 30% black reice. Variablesevaluated were: water content, protein, fat, crude fiber, carbohydrate, pH, cooking loss, taste, texture, and color. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and non-paramteric Kruskal Walis. The results show that effect of including black rice into ta’bu is highly significant (P<0,01) on water content, protein, fat, crude fiber, carbohydrate, and cooking loss; and significant (P<0.05) on pH, and taste, but not sginificant (P>0,05) on either texture or color. The highets protein content was 15.46% performed at level 20%black rice (T2);highest carbohydrate 18.30% at T3 (30% black rice); lowest water, fat content and crude fiber at T3 (62.34%, 8.78%, and 1.28% respectively). The conclusion is that including black rice into ta’bu in the different levels can increase carbohydrate content, and reduce water, fat and crude fiber content and pH
EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI MINYAK ZAITUN EKSTRA VIRGIN (OLEUM OLIVAE) DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR (The Effectivity of Various Virgin Extra Oil Concentration (Oleum Olivae) in Citrate Egg-Yolk Diluent on the Quality of Duroc Liquid Semen) Yohanis Umbu Daku Waluwanja; Wilmientje Marlene Nalley; Thomas Mata Hine; Kirenius Uly
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i2.2101

Abstract

The purpose of this study was to determine the efect of extra virgin olive oil on the quality of duroc pig spermatozoa during preservation. Semen was collected twice a week using the golve hand method of two 3 and 4 years old male duroc boar wiht healthy body and reproductive organs. Good quality semen was diluted with citrate-egg yolk (C-EY) supplemented with extra virgin olive oil (EVOO) at various consentration: 0. 6. 8. 10 and 12 %. Diluted semen is stored at 18-20°C and sperm quality was evaluated every 8 hours. The resulsts showed that the duroc spermatozoa in CEY diluents supplemented with EVOO 12% (P4) showed higher quality (P <0,05) compared to others treatment. with motility 41.50±2.24%. viability 47.53±1.59%. abnormalities 5.27±0.19% and survival 65.6±0.44 hours. The conclusion of this study is that 12% extra virgin olive oil in citric-yolk diluents is more effective in maintaining the quality of liquid sperm duroc pigs. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penambahan minyak zaitun extra virgin terhadap kualitas spermatozoa babi duroc selama preservasi. Semen ditampung dua kali seminggu menggunakan metode glove hand dari dua ekor babi duroc jantan berumur 3 dan 4 tahun dengan kondisi tubuh dan organ reproduksi yang sehat. Semen yang berkualitas baik diencerkan dengan sitrat-kuning telur (S-KT) yang disuplementasi dengan minyak zaitun extra virgin (MZEV) pada konsentrasi: 0,6,8,10 dan 12%. Semen yang telah diencerkan disimpan pada suhu 18-20 ᶱ C dan kualitas spermatozoa dievaluasi setiap 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spermatozoa yang dipreservasi dalam SKT yang disuplementasi oleh (SKT-MZ12) mempunyai kualitas yang lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan keempat perlakuan lainnya. Kualitas spermatozoa yang dipreservasi dalam pengencer SKT+MZEV 12% dan disimpan selama 64 jam menghasilkan motilitas 41,50±2,24%, viabilitas 47,53±1,59%, abnormalitas 5,27±0,19% dan daya tahan hidup 65,6±0,44 jam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan minyak zaitun extra virgin 12% dalam pengencer sitrat- kuning telur lebih efektif dalam mempertahankan kualitas sperma cair babi duroc.
ANALISIS DISTRIBUSI MARGIN DI ANTARA LEMBAGA-LEMBAGA PEMASARAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR (Anaysis of margin distribution between marketing beef cattle institutions in Kupang District East Nusa Tenggara) Matheos Filipus Lalus; Maria Krova; Maria R. Deno Ratu; Obed H. Nono
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i2.2119

Abstract

The activities of the institutions involved in beef cattle marketing in Kupang District-ENT include: purchasing, transportation, sorting, standardization and grading, and so on. In carrying out these activities, traders sacrifice costs, labor and time. Therefore, marketing margins will be created as return for these sacrifices. This research was conducted by survey method. Data analysis was running by analysis of farmer's share and marketing margins. The results of the study: farmer's share has been fairly. The average farmer share was 59.01%. Marketing margin was 62.17%; profit margin was 66.71%. The largest profit margin is received by midlemen traders was 60.70%, inter-island traders was 29.30%. There disparity in distribution of marketing margins, where was 88.57% for midlemen and only 48.33% for inter-island traders. ABSTRAK Kegiatan lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran ternak sapi potong di Kabupaten Kupang-NTT antara lain: pembelian, pengangkutan, sortasi, standarisasi dan grading, dan sebagainya. Dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut, para pedagang mengorbankan biaya, tenaga dan waktu. Oleh karena itu akan tercipta margin pemasaran sebagai balas jasa terhadap segala pengorbanan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode survai. Analisis data dilakukan dengan farmer’s share dan margin pemasaran. Hasil penelitian: farmer’s share sudah cukup adil. Rata-rata farmer’s share 59,01%. Margin pemasaran 62,17%; profit margin 66.71%. Profit margin terbesar diterima pedagang perantara 60.70%, pedagang antar pulau 29.30%. Terjadi distribusi margin pemasaran yan timpang, yakni 88,57% diterima pedagang perantara dan 48,33% yang diterima pedagang antar pulau.
KAJIAN PEMANFAATAN SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus lam) PADA PROSES PEMBUATAN SE’I SAPI (Study of utilization of red fruit juice (Pandanus conoideus lam) in se’i beff processing) Bastari Sabtu; Selvi Irianti Sabloit; Pieter Rihi Kale
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i2.2183

Abstract

objectives of the research was to investigate the effect of incorporating red fruit juice in se’i making proses on its quality. Complitely Randomized Design (CRD) with treatsments and 4 replications was used in this experiment. The treatsments were P0 = control (without erd fruit juice); P1 = using 2% of red fruit juice; P2 = using 3% of red fruit juice; P3 = using 4% of red fruit juice. Observed cvariabels were cholesterol, fat, protein and some oerganoleptic variabels such as aroma, color and flavour. The results showed that utulization of red fruit juice significantly (P<0,05) on cholesterol, fat, protein, aroma, flavour dan color of beef se’i. It can be concluded that using of red fruit juice up to 2%-3% red juice has not been able to lower cholesterol and fat, can increase protein level in beef se'i and vice versa using 4% red juice can lower cholesterol and fat beef se’i. Utilization of red juice up to 4% will significantly improve the flavor and color of beef se'i produced on the beef se'i aroma that feels lacking this panelist. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan sari buah merah (Pandanus conoideus lam) terhadap kualitas se’i sapi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah P0 = tanpa pemanfaatan sari buah (menggunakan saltpeter 50mg, sebagai kontrol), P1 = pemanfaatan sari buah merah 2%, P2 = pemanfaatan sari buah merah 3%, P3 = pemanfaatan sari buah merah 4%. Variabel yang diteliti meliputi kolesterol, lemak, protein, aroma, warna dan citarasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan sari buah merah berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar kolesterol, lemak, aroma, citarasa dan warna se’i sapi. Disimpulkan bahwa pemanfaatan sari buah merah 2%-3% belum mampu menurunkan kadar kolesterol dan lemak, tetapi mampu meningkatkan kadar protein pada se’i sapi dan sebaliknya pemanfaatan sari buah merah 4% mampu menurunkan kadar kolesterol dan lemak se’i sapi. Pemanfaatan sari buah merah sampai 4% secara nyata akan memperbaiki citarasa dan warna se’i sapi yang dihasilkan tetapi pada aroma se’i sapi yang mendapatkan perlakuan ini kurang disukai panelis.

Page 1 of 19 | Total Record : 186