cover
Contact Name
iwan hermawan
Contact Email
iwan1772@gmail.com
Phone
+62811204704
Journal Mail Official
prosidingbalarjabar@gmail.com
Editorial Address
Balai Arkeologi Jawa Barat Jalan Raya Cinunuk Km. 17 Cileunyi Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat
ISSN : -     EISSN : 27753344     DOI : https://doi.org/10.24164/prosiding
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat meruapakan terbitan ilmiah yang berisi kumpulan makalah yang dipresentasikan dalam seminar nasional arkeologi yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh Balai Arkeologi Jawa Barat yang dalam proses penerbitannya telah melalui tahapan penelaahan oleh reviewer. Tema Prosiding mengikuti tema seminar yang dilaksanakan.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Arkeologi
Articles 46 Documents
KEKUASAAN MASA KOLONIAL DI NUSANTARA: CONTOH KASUS KOTA SUMEDANG Octaviadi Abrianto
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding18/10

Abstract

Kekuasaan adalah sesuatu yang telah ada sejak manusia mengenal kebudayaan, dengan kekuasan seseorang atau sekelompok orang dapat mengendalikan dan mengatur keadaan agar sesuai dengan keinginan mereka. Terdapat banyak bentuk kekuasaan, baik fisik maupun psikis. Begitu juga dengan bentuk kekuasaan, salah satunya adalah kekuasaan yang ditunjukkan dengan suatu bangunan. Bagaimana bentuk kekuasaan berupa bangunan yang ada pada masa kolonial di Indonesia, terutama yang ada di Kota Sumedang? Naskah ini bertujuan untuk menunjukkan beberapa bentuk kekuasaan berupa bangunan yang ada di Kota Sumedang dari masa Kolonial Belanda. Bangunan-bangunan kekuasaan yang ada di Sumedang berupa bangunan pemerintahan dan bangunan pertahanan, baik yang dibuat oleh penguasa lokal atau bangsa Belanda. Baik penguasa lokal maupun colonial menggunakan bangunan sebagai salah satu cara untuk menunjukkan kekuasaannya di masyarakat. Bangunan tersebut berupa bangunan pemeriangahan dan bangunan pertahanan.
STRUCTURE CONCEPT DALAM POLA BANGUNAN KEBUN PANGLEJAR Lia Nuralia
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding18/11

Abstract

Kebun Panglejar sebagai industri perkebunan besar zaman Hindia Belanda menjadi sarana eksploitasi ekonomi kolonial. Eksploitasi tersebut meninggalkan jejak fisik berupa rumah tinggal lama dan emplasemen permukimannya. Apa dan bagaimana pola bangunan Kebun Panglejar tersebut, menjadi permasalahan pokok dalam tulisan ini, sehingga tujuan tulisan ini menggambarkan pola bangunan rumah Kebun Panglejar dengan menerapkan Symbolic Meaning. Metode penelitian desk research dengan pendekatan structure concept, terhadap Laporan Hasil Penelitian Arkeologi 2018 dan sumber arsip kolonial (Belanda), serta literarur lainnya. Hasil yang diperoleh ada dua kelompok besar bangunan yang menunjukkan binary opposition, sebagai simbol struktur sosial masyarkat perkebunan yang terbagi menjadi dua, yaitu pengelola dan tenaga kerja atau pejabat dan pekerja atau Administrateur dan koelie.
JENJANG PEMUKIMAN SITUS BENTENG MAJAPAHIT, LAMPUNG UTARA DAN SITUS PERIKI, LAMPUNG TIMUR: DALAM PERBANDINGAN Nurul Laili
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding18/12

Abstract

Situs Benteng Majapahit dan Situs Periki sebagai contoh pemukiman kuno tentunya berada pada jenjang pemukiman tertentu. Tulisan ini mengkaji jenjang pemukiman di Situs Periki dan Benteng Majapahit. Kedua situs yang sama-sama berada di tepian sungai, adakah perbedaan pada keduanya. Hal tersebut akan diamati dari variabel lingkungan, tinggalan artefak, ekofak, ataupun fitur. Selain hal tersebut objek amatan yang lain berupa luas areal pemukiman. Tujuan dari tulisan ini adalah pengetahuan tentang aktivitas yang pernah ada pada masa lampau di Situs Benteng Majapit dan Periki. Sesuai dengan permasalahan yang ada, dalam penelitian ini diterapkan tipe penelitian eksploratif dan deskriptif dengan mengikuti pola penalaran induktif. Situs Benteng Majapahit dan Situs Periki berdasarkan variabel lingkungan, tinggalan artefak, ekofak, ataupun fitur, dan luas areal pemukiman merupakan pemukiman desa. Istilah dalam masyarakat Lampung maka kedua situs, yaitu Benteng Majapahit dan Periki dimasukkan sebagai satuan pemukiman jenjang semi mikro disebutnya tiyuh, pekon, atau anek.
PEMBERONTAKAN PANDE BESI DI BALI ABAD 14—16 M STUDI KASUS UPAYA MERAIH LEGITIMASI KUASA Rusyanti
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding18/13

Abstract

Tulisan ini menyajikan kembali artikel dari DR. R. Goris mengenai pemberontakan golongan pande besi di Bali abad 14-19 M sebagai sudi kasus sekaligus refleksi sosial mengenai adanya upaya legitimasi status untuk memperkuat kuasa. Melalui studi pustaka dan kritik teks yang berkaitan dengan arti pande yang dijumpai dalam berbagai konteks, diketahui pemberontakan pande di Bali merupakan kasus yang unik, langka dan kasuistik yang erat kaitannya dengan eksistensi suatu kelompok dengan cara pelegitimasian di antaranya dengan “kodifikasi tradisi” melalui keturunan, pemecahagah, parasasti, dan babad bahwa mereka berasal dari dewata. Hal tersebut merupakan salah satu contoh bahwa klasifikasi sosial memiliki peran yang penting dan juga sensitif dalam menata fungsi dan peran suatu komunitas di dalam masyarakat dan sekaligus mempunyai pengaruh dalam menguasai opini kelompok.
LEGITIMASI SUKSESI KEKUASAAN YANG TERCERMIN PADA ARSITEKTUR KOMPLEKS KADIPATEN DI KRATON YOGYAKARTA
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding18/14

Abstract

Dalem atau tempat tinggal kaum bangsawan merupakan salah satu sub-kompleks di dalam lingkungan keraton. Salah satu di antara dalem tersebut adalah kadipaten yang merupakan kompleks hunian pangeran adipati anom atau putra mahkota. Kompleks Kadipaten di kawasan Kraton Yogyakarta pertama kali dibangun pada masa Hamengku Buwono I. Catatan sejarah, naskah kuno kesultanan, peta lama, tinggalan arkeologis, hingga toponim menunjukkan bahwa Kadipaten tersebut berada di wilayah sebelah timur keraton yang saat ini dikenal sebagai Kampung Panembahan. Pada tahun 2017, telah dilakukan upaya rekonstruksi arsitektur kompleks Kadipaten ini dengan menggunakan pendekatan arkeologi kesejarahan. Pada tulisan kali ini, pembahasan dititikberatkan pada legitimasi suksesi kekuasaan yang tercermin pada arsitektur kompleks Kadipaten, baik pada tata ruang, kelengkapan komponen, hingga fungsi tiap-tiap komponennya.
HAL-DEPAN PROSIDING 2018 admin admin
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LAMPIRAN-PROSIDING 2018 admin admin
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2019: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2018
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MENAFSIRKAN MITOS SEBAGAI MEDIA MITIGASI BENCANA DI MASYARAKAT SUNDA: Interpreting Myths As A Medium of Disaster Mitigation in Sunda Community Yeni Mulyani Supriatin
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.34

Abstract

Makalah ini dilatarbelakangi smong sebuah mitos Simeuleu di Aceh yang menyebutkan jika terjadi gempa harus segera mencari tempat tinggi untuk menghindari tsunami. Ketika tahun 2004 gempa melanda Aceh, korban tsunami di Simeuleu cenderung sedikit karena masyarakat dapat menafsirkan dan memanfaatkan mitos Simeuleu. Penelitian ini bertujuan menafsirkan mitos-mitos Sunda yang berkaitan dengan keselamatan umat manusia agar dapat dimanfaatkan sebagai media mitigasi bencana. Masalah penelitian ini adalah bagaimana menafsirkan mitos-mitos Sunda sebagai media mitigasi bencana? Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan modern dengan menerapkan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, dan pengecekan rekan sejawat. Hasil penelitian ditemukan mitos-mitos yang dapat dimanfaatkan sebagai media mitigasi bencana. Simpulan penelitian ini adalah bahwa mitos Sunda sejenis smong dapat dimanfaatkan sebagai media mitigasi bencana.   
LANSKAP HUNIAN KALA PLESTOSEN – AWAL HOLOSEN KAWASAN GUNUNG SEWU: PENGARUH LINGKUNGAN ALAM DALAM BERTAHAN HIDUP: Settlement Landscapes of The Pleistocene – The Early Holosen of The Gunung Sewu Area: The Influence of The Natural Environment in Survival Indah Asikin Nurani; Hari Wibowo
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.6

Abstract

Kawasan Gunung Sewu menunjukkan adanya pola okupasi tertentu pada kurun waktu sejak Kala Plestosen hingga Awal Holosen. Pola okupasi manusia di kawasan Gunung Sewu baik hunian tempat tinggal maupun sebaran lokasi beraktivitas lainnya memberikan petunjuk utama adanya aktivitas manusia. Pengembangan teknologi sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya alam sekitarnya, terutama bahan baku (batu, cangkang kerang, tulang). Oleh karena itu, hubungan antara manusia dengan lokasi keberadaan sumber daya bahan baku menjadi petunjuk yang penting sebagai tempat beraktivitas manusia. Tulisan ini akan mengungkap adanya perubahan alam yang signifikan antara alam kala Plestosen dengan mengembangkan teknologi paleolitik dengan alam Kala Holosen yang mengembangkan teknologi mesolitik – neolitik. Hubungan antara okupasi, teknologi, dan lingkungan alam akan dikaji melalui pendekatan lanskap arkeologi dan sistem setting. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bentuk lahan dengan ketersediaan bahan baku dan sumber makanan menunjukkan adanya pola keruangan manusia dalam mempertahankan hidup.
MULTI MEDIA UNTUK MENUNJANG EDUKASI UPAYA PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI KAWASAN GEOPARK CILETUH : Multi Media to Support Disaster Risk Reduction Education in Ciletuh Geopark Area Diah Natarina; Agus Sachari
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.32

Abstract

Pemasukan Negara dari Sektor Pariwisata menjadi sumber pemasukan andalan. Peristiwa geologis dasar samudra yang terangkat kepermukaan laut menjadi Nusantara adalah hasil proses evolusi berjuta-juta tahun lalu. Saat ini, di satu sisi bumi sudah mencapai titik kematangannya. Akan tetapi, di sisi lain makhluk hidup dan peradabannya terus berkembang. Pada awalnya manusia sangat memuliakan alam namun peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan kemudian mengubah  manusia dan tata alam sehingga bencana alam sering terjadi. Ciletuh di selatan Sukabumi, Jawa Barat sebagai alternatif tujuan geowisata kawasan konservasi UNESCO Global Geopark telah mengalami penyesuaian tata alam karena pembangunan akses tranportasi roda empat. Kawasan ini menghadapi potensi masalah longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya mengurangi resiko terjadinya longsor melalui satu sistem informasi kawasan. Dalam mencapai tujuan, metodologi kualitatif yang digunakan adalah deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dengan melakukan tinjauan literatur, observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem informasi berupa rambu-rambu agar berhati-hati saat melintas perlu dilengkapi dengan aplikasi multimedia. Melalui pendekatan desain komunikasi visual, info grafis sebagai materi edukasi penanggulangan bencana menjadi lebih mudah dimengerti bagi masyarakat. Kawasan Ciletuh yang sudah menjadi kawasan UNESCO Global Geopark Network harus memiliki regulasi lengkap sebagai acuan dalam pengelolaan kawasan geowisata tangguh bencana.