cover
Contact Name
iwan hermawan
Contact Email
iwan1772@gmail.com
Phone
+62811204704
Journal Mail Official
prosidingbalarjabar@gmail.com
Editorial Address
Balai Arkeologi Jawa Barat Jalan Raya Cinunuk Km. 17 Cileunyi Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat
ISSN : -     EISSN : 27753344     DOI : https://doi.org/10.24164/prosiding
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat meruapakan terbitan ilmiah yang berisi kumpulan makalah yang dipresentasikan dalam seminar nasional arkeologi yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh Balai Arkeologi Jawa Barat yang dalam proses penerbitannya telah melalui tahapan penelaahan oleh reviewer. Tema Prosiding mengikuti tema seminar yang dilaksanakan.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Arkeologi
Articles 46 Documents
BATU LONCENG SEBAGAI PENGINGAT BENCANA DI SESAR LEMBANG: KAJIAN ARKEOLOGI ALTERNATIF: Batu Lonceng as a Reminder of Disaster in the Lembang Fault: Alternative Archaeological Studies Garbi Cipta Perdana
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.31

Abstract

Situs Batu Lonceng teletak di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat dan keletakannya tepat berada di Sesar Lembang. Penelitian ini merupakan kajian arkeologi alternatif yang muncul sebagai “pembanding” dari archaeological mainstream, dengan mengunakan landasan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fungsi dan makna Batu Lonceng berdasarkan arkeologi alternatif. Arkeologi alternatif sendiri merupakan dampak dari “kejenuhan” masyarakat terhadap berbagai penelitian yang tidak dipublikasikan. Hal itu membuat masyarakat membuat interpretasi sendiri terhadap tinggalan arkeologi yang ada di sekitar mereka dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan kajian ini batu lonceng merupakan suatu alarm mitigasi yang akan berdentang sebagai peringatan ada mara bahaya atau bencana. Hal tersebut dapat dilihat sebagai upaya masyarakat mamahami dan memaknai lingkungannya yang sangat bepontensi tertimpa bencana.
GANESA SEBAGAI DEWA KEBENCANAAN DI BLITAR: Ganesa as The God of Disaster in Blitar Muhamad Satok Yusuf
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.37

Abstract

Ganesa merupakan salah satu dewa populer di Nusantara sejak abad ke-8 Masehi. Popularitas dewa berkepala gajah ini tidak datang tanpa alasan, akan tetapi disertai dengan perannya yang menjadi pemberi dan penangkal bencana yang ada, baik bencana alam maupun bencana sosial. Kajian ini berupaya membahas peran Ganesa di Blitar dalam pengarcaan maupun penempatannya dalam suatu wilayah terhadap potensi kebencanaan yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi lapangan dan kajian pustaka dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa peran Ganesa terhadap kebencanaan yang terjadi di Blitar pada masa Hindu-Buddha menjadi penanda usaha manusia di masa lalu untuk mendapatkan keberanian dan berkah dalam menghadapi bencana. Ganesa ditempatkan pada daerah yang rawan terjadi bencana seperti gunung meletus, banjir, bahkan area persawahan. Penempatan arca ini tidak hanya pada bangunan suci yang lengkap seperti candi, akan tetapi dapat berupa ruang terbuka seperti balai.
DESTRUKSI ARCA-ARCA MASA SRIWIJAYA: PETAKA SOSIAL PADA MASA KESULTANAN PALEMBANG: The Destruction of Sriwijaya Periode Sculptures: The Social Disaster in The Sultanate of Palembang Era Retno Purwanti
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.20

Abstract

Kadatuan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan dari abad ke-7 hingga ke-14 Masehi. Berdasarkan prasasti dan arca-arca di Palembang terlihat, bahwa agama resmi Sriwijaya adalah Buddha. Namun, pada saat yang sama agama Hindu juga dianut oleh sebagian masyarakat. Banyak arca-arca yang ditemukan di Palembang dalam keadaan tidak lengkap. Sejumlah arca ditemukan tanpa kepala, tangan, kaki atau badan. Ketidaklengkapan arca-arca ini menimbulkan pertanyaan tentang penyebab kerusakannya. Apakah kerusakan arca disebabkan oleh faktor alam atau manusia? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan arca dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Berdasarkan analisis pecahan-pecahan arca tersebut, dapat diduga bahwa penyebab kerusakannya adalah faktor manusia.
DILEMA ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA: The Chinese Dilemma in Indonesia Desril Riva Shanti; Rusyanti Rusyanti
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.25

Abstract

Etnis Tionghoa telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dengan berbagai dinamikanya. Perubahan kebijakan yang terjadi pada beberapa kekuasaan yang  lampau telah berdampak pada perubahan sikap masyarakat keturunan etnis Cina  yang mengalami dilemma baik dalam konteks sosial, ekonomi, maupun religi dibandingkan dengan golongan masyarakat Indonesia lainnya.  Bagaimana mereka mampu menghadapi berbagai situasi tersebut merupakan kasus yang menarik untuk diobeservasi. Melalu studi pustaka dan pendekatan strategi kebudayaan Van Peursen, diketahui middle man menjadi strategi yang dipilih dalam menghadapi serba ketidakpastian di masa lampau. Strategi tersebut hingga kini masih menjadi tantangan mengingat hubungan sejarah masyarakat keturunan Cina di Indonesia masih meninggalkan riak-riak dan stigma yang berkepanjangan.
JEJAK BENCANA GEOLOGI PADA BEBERAPA SITUS VERTEBRATA BERUMUR PLISTOSEN DI CEKUNGAN SOA FLORES: Vestige of the Geological Disaster on Several Vertebrate Pleistocene Sites In Soa Basin Flores Unggul Unggul
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.2

Abstract

Cekungan Soa secara geografis terletak pada koordinat 08o 39’ 00” LS – 08o 46’ 00” LS dan 121o 03’ 00” BT – 121o 13’ 00” BT dan secara administratif terletak di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini memiliki situs-situs paleontologi vertebrata berumur Pleistosen dimana salah satu temuan yang terkenal adalah fosil rahang bawah dan gigi mirip manusia purba Homo floresiensis di situs Matamenge. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menginventarisir lokasi situs-situs dan mengidentifikasi bukti-bukti jejak bencana geologi di Cekungan Soa. Metode yang digunakan terdiri dari studi literatur dan survei lapangan. Secara umum situs-situs tersebut pada masa lalu menunjukkan pernah terjadi bencana yang terekam pada lapisan-lapisan batuan berumur Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah.  
ANALISIS STRUKTURAL TERHADAP INFORMASI KITAB SUCI : MITIGASI BENCANA HYDROMETEOROLOGI DARI PENGALAMAN NABI YUSUF AS: Structural Analysis of Scripture Information: Hydrometeorological Disaster Mitigation from the Experience of Prophet Yusuf As Momon Sudarma
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.38

Abstract

al-Qur’an adalah salah satu sumber Kitab Suci yang bisa dijadikan sumber informasi. Dalam perspektif Islam, al-Qur’an bukan saja sumber etika beragama, melainkan juga sumber etika dan panduan perilaku dalam merespon lingkungan dan kehidupan. Di dalamnya terdapat aturan, kisah, atau pedoman yang dapat dijadikan pedoman dalam merumuskan kode etik hidup dan kehidupan, termasuk dalam merespon bencana. Kisah Nabi Yusuf AS, memberikan kode informasi dalam kaitannya dengan mitigasi Bencana Hydrometeorologi. Wacana ini, berusaha secara kritis, melakukan studi kepustkaan, terhadap ayat-ayat mitigas, khususnya dalam Kisah Yusuf As. Dalam temuan ini, terkonstruksi langkah strategis mitigasi, yaitu (1) pengumpulan data dan informasi, baik local maupun scientific knowledge, (2) membangun jaringan informasi dan komunikasi, (3) staffing yang professional, dan (4) menyusun program strategis.
MITIGASI KEBENCANAAN PADA SITUS MASJID RAYA SULTAN RIAU DALAM PELESTARIANNYA : Disaster Mitigation of Masjid Raya Sultan Riau Site and Its Conservation Theodorus Theodorus
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.29

Abstract

Bencana alam dapat mengancam tinggalan arkeologis di Indonesia seperti Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini dijadikan salah satu destinasi pariwisata dengan konsep wisata religi, namun saat ini belum ada mitigasi bencana yang maksimal untuk menjaga keselamatan bangunan cagar budaya Masjid Raya Sultan Riau. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui literatur dan jurnal yang ada serta teknik pengumpulan data observasi lapangan Masjid Raya Sultan Riau. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis kualitatif dan analisis SWOT. Analisis SWOT menghasilkan beberapa poin penting sebagai upaya mitigasi, yaitu membangun bangunan atau struktur pengamanan di sekitar Pulau Penyengat seperti membangun bangunan penahan ombak, penyediaan pemadam api, serta zonasi. Zonasi pada cagar budaya Masjid Raya Sultan Riau masih tergabung dengan cagar budaya lainnya di Pulau Penyengat sehingga Masjid Raya Sultan Riau perlu melakukan pengembangan mitigasi bencana terutama untuk pelestarian warisan budaya, lingkungan, dan industri pariwisata
TRAUMA PASCA TSUNAMI DALAM NOVEL TE O TORIATTE KARYA AKMAL NASERY BASRAL: PENDEKATAN PSIKOANALISIS: Trauma Pascatsunami in the Novel Te O Toriatte By Akmal Nasery Basral: A Psychoanalysis Approach Rini Widiastuti
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.16

Abstract

Tsunami Aceh merupakan bencana yang meluluhlantakan wilayah sekitar pesisir pantai, ratusan ribu orang meninggal dan hilang, harta benda tak bersisa. Bencana Tsunami  menyisakan trauma yang mendalam pada tokoh Meutia yang diceritakan dalam novel Te O Toriatte karya Akmal Nasery Basral. Tulisan ini mengungkapkan bagaimana Meutia menjalani hidup pascatsunami dengan trauma yang dideritanya melalui pendekatan psikoanalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa Meutia mengalami trauma dan sering berhalusinasi setelah menghadapi peristiwa tsunami Aceh, Jepang, dan kebocoran reaktor nuklir di Jepang. Meutia juga menderita kepribadian ganda.  
STRATEGI ADAPTASI DARI KEBENCANAAN STUDI KASUS STRUKTUR DAN LINGKUNGAN SITUS GUNUNG PADANG: Disaster Adaptation Strategies Case Studies on Structure and Environment of Gunung Padang Site Lutfi Yondri
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.27

Abstract

Punden Berundak Gunung Padang sampai sekarang dapat dicatat sebagai salah satu struktur yang di bangun oleh masyarakat prasejarah untuk kepentingan pengagungan arwah leluhur di satu tinggian yang kemudian disebut sebagai Gunung Padang. Salah satu aspek yang belum banyak dibahas hingga kini adalah bagaimana kerawanan struktur dan lingkungannya yang sejak dulu berada di jalur sesar akif Cimandiri dan Cikondang, serta berada di lokasi yang rawan longsor. Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi tentang potensi dan rekam jejak ancaman kerusakan yang terjadi pada masa lalu hingga kini, dan bagaimana masyarakat pendiri struktur punden berundak Gunung Padang dalam mengantisipasinya pada masa lalu Untuk membahas hal tersebut dicoba amati pola susun batuan pembentuk struktur punden dan pengamatan berbagai elemen yang merupakan bentukan baru di sekitar lereng yang kemudain dikaitkan dengan catatan kebencanaan yang diperoleh dari sumber literatut. Dari hail kajian dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang membangun punden berundak tersebut telah arif dan pandai menyusun balok-balok batu pembentuk struktur tersebut yang antisipatif terhadap keadaan lingkungannya pada masa lalu.
BENCANA DAN INTEGRASI MASYARAKAT: SUATU KAJIAN TENTANG BAHAYA SERAM TAHUN 1899 DAN KAITANNYA DENGAN HUBUNGAN PELA AMAHAI DAN IHAMAHU: Disaster And Community Integration: A Study on the “Bahaya Seram” of 1899 and Its Relationship With “Pela” Amahai and Ihamahu Samuel Michael Wattimury
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.23

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengeksplor bencana bahaya Seram tahun 1899 dilihat dari lintasan sejarah bencana gempa bumi dan tsunami dikepulauan Maluku, sebagai tempat bertemunya lempeng Samudera Indo-Australia dengan lempeng Benua Eurasia. Dampak dari bencana bahaya Seram tahun 1899 adalah terjadinya integrasi masyarakat yaitu terbentuknya pela antara Negeri Amahai dipulau Seram dan Negeri Ihamahu dipulau Saparua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kepustakaan, observasi, wawancara. Teknik analisis data menggunakan triangulasi terhadap data, teori dan metodologi. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya fakta bahwa terjadinya integrasi dalam kehidupan masyarakat (hubungan pela Amahai dan Ihamahu), akibat bencana gempa bumi dan tsunami (bahaya Seram). Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pelajaran penting yang dapat diambil dari bencana bahaya Seram (mitigasi, evakuasi, dll) dan juga hubungan pela akibat bencana ini masih terpelihara hingga sekarang.