cover
Contact Name
iwan hermawan
Contact Email
iwan1772@gmail.com
Phone
+62811204704
Journal Mail Official
prosidingbalarjabar@gmail.com
Editorial Address
Balai Arkeologi Jawa Barat Jalan Raya Cinunuk Km. 17 Cileunyi Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat
ISSN : -     EISSN : 27753344     DOI : https://doi.org/10.24164/prosiding
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat meruapakan terbitan ilmiah yang berisi kumpulan makalah yang dipresentasikan dalam seminar nasional arkeologi yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh Balai Arkeologi Jawa Barat yang dalam proses penerbitannya telah melalui tahapan penelaahan oleh reviewer. Tema Prosiding mengikuti tema seminar yang dilaksanakan.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Arkeologi
Articles 46 Documents
ALTERNATIF PENANGANAN BENCANA BANJIR: STUDI KASUS SITUS CANDI RONGGENG, PAMARICAN, CIAMIS: Flood Disaster Alternative Treatment: Case Study on Candi Ronggeng Site, Pamarican, Ciamis Endang Widyastuti
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.36

Abstract

Situs Candi Ronggeng secara administratif terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, berada pada koordinat 7°25’46.92”LS dan 108°29’37.17”BT. Morfologi situs berupa pedataran bergelombang di lembah Ci Seel anak sungai Ci Tanduy yang berhulu di Gunung Cakrabuana di Kabupaten Tasikmalaya, dan bermuara di Segara Anakan Provinsi Jawa Tengah. Ci Seel mengalir di sebelah utara situs, dengan pola aliran meander dengan anak-anak sungai, berkelok-kelok dari arah barat ke timur. Lahan ini sering tergenang banjir sehingga terjadi sedimentasi yang sangat tinggi. Objek berupa batu candi yang semula masih terlihat, sekarang terkubur endapan tanah. Berdasarkan laporan penggalian pada tahun-tahun sebelumnya, banjir besar pernah terjadi pada tahun 1937, 1943, 1962, 1973 dan lebih sering lagi sejak dibangunnya bendungan Gunung Putri pada sekitar tahun 1970-an. Jejak endapan banjir tersebut terlihat hingga mencapai ketebalan 140 cm sampai dengan 200 cm dari tanah aslinya yang berwarna hitam kecoklatan dan bertekstur pasir-lempungan. Paparan ini bermaksud mengajukan alternatif untuk menangani banjir, sehingga candi ini dapat diselamatkan sebagai salah satu aset daerah Ciamis. Pembahasan dilakukan di antaranya dengan melihat kondisi candi dan lingkungannya, data pengendapan limpah banjir, dan curah hujan. Selanjutnya diajukan beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan sehingga situs Candi Ronggeng terhindar dari banjir.
DAMPAK LETUSAN GUNUNG KRAKATAU 1883 TERHADAP PERMUKIMAN DI PANTAI BARAT TELUK LAMPUNG: The Impact of the 1883 Krakatau Eruption on the Settlement on West Beach of Lampung Gulf Nanang Saptono
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.10

Abstract

Letusan gunung berapi seringkali memberikan dampak negatif terhadap permukiman di sekitarnya. Kondisi objek seperti pada situs Liyangan di Kabupaten Temanggung merupakan salah satu bukti dampak negatif letusan gunung. Beberapa kajian arkeologi terhadap situs-situs di sekitar Gunung Merapi, Yogyakarta menyimpulkan bahwa erupsi Gunung Merapi menjadi salah satu alasan pindahnya peradaban Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda pada tahun 1883 juga menimbulkan bencana terhadap masyarakat di sekitarnya. Cerita masyarakat Lampung menjelaskan bahwa erupsi Gunung Krakatau telah melenyapkan perkampungan sehingga masyarakat memindahkan perkampungannya. Di pantai barat Teluk Lampung terdapat beberapa situs permukiman yaitu Kampung Tuha Maja Saka, Benteng Belajung, dan Kahai. Kajian ini membahas dampak letusan Gunung Krakatau 1883 terhadap perkampungan-perkampungan tersebut. Metode penelitian melalui deskripsi dan didukung analisis laboratoris terhadap jejak material erupsi. Jejak erupsi ditemukan pada beberapa lokasi objek. Perpindahan Kampung Tuha Maja Saka ke lokasi baru bukan merupakan akibat dari letusan Krakatau 1883.
GEMPA BUMI BATAVIA 1699 DAN 1780: MEMORI KOLEKTIF KEBENCANAAN: Batavia’s 1699 and 1780 Earthquake: Disaster Collective Memory Omar Mohtar
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.7

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membangkitkan kembali memori kolektif kebencanaan gempa bumi di Jakarta. Sejarah mencatat, Jakarta yang dahulu bernama Batavia pernah beberapa kali diguncang gempa bumi. Guncangan yang paling besar yang pernah mengguncang Batavia adalah gempa bumi tahun 1699 dan 1780. Gempa bumi tahun 1699 membuat kerusakan yang cukup parah. Banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya jaringan air minum dan saluran pembuangan serta kondisi cuaca Batavia saat itu yang membuat banyak orang-orang Belanda di Batavia meninggal dunia. Banyaknya orang Belanda yang meninggal membuat Batavia saat itu mendapat julukan graf der Hollanders atau kuburan orang-orang Belanda. Bencana alam yang pernah terjadi di Batavia pada masa lalu, sangat penting untuk selalu diingat. Narasi dari sejarah bencana alam, yang dalam tulisan kali ini berfokus pada gempa bumi, dapat menjadi memori kolektif pengingat bencana. Memori kolektif ini kemudian menjadi penting sebagai salah satu cara agar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi menjadi lebih waspada terhadap bencana yang mengintai mereka. Sebagai manusia, hendaknya sesekali melihat ke masa lalu agar dapat memahami bencana yang pernah terjadi. Dengan demikian, kita dapat mengetahui potensi bencana yang mungkin akan terjadi di masa depan dan menjadi lebih siap untuk menghadapinya.             
PENGETAHUAN MERESPON BENCANA DALAM KEARIFAN LOKAL: Knowledges within Local Wisdoms for Disaster Response Ismet Belgawan Harun
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.28

Abstract

Kearifan lokal adalah suatu himpunan pengetahuan, semangat, dan aktifitas dalam suatu masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan suatu masyarakat, termasuk dalam menghadapi bencana alam. Cara dan upaya dari suatu kearifan lokal untuk merespon bencana memiliki berbagai bentuknya, baik yang tak teraga seperti norma/aturan, nilai, organisasi, dan perilaku; maupun yang teraga seperti teknologi, desain, aktifitas, dan tindakan. Di balik setiap cara atau upaya ini, terkandung pengetahuan yang bisa dipelajari untuk diterapkan di tempat lain. Namun demikian, untuk menerapkannya dalam lingkup yang lebih luas dan kekinian tidak sekedar mereplikasi cara atau upaya kearifan lokal persis seperti yang dilakukan oleh masyarakat lokal tersebut. Diperlukan penyingkapan terlebih dahulu pengetahuan yang terkandung di dalam kearifan lokal tersebut dan ditransformasikan menjadi pengetahuan eksplisit yang bersifat umum. Ini dikarenakan suatu cara atau upaya tertentu berasal dari kearifan lokal bersifat dan berlingkup lokal. Tidak seluruh cara dan upaya dari suatu kearifan lokal, terutama yang berbentuk tak teraga, memiliki pengetahuan eksplisit yang mudah disingkap dan ditransformasi karena pengetahuan yang dikandungnya bersifat embedded. Makalah ini mencoba berdiskusi di seputar isu ini, yaitu apabila kearifan lokal dalam merespon bencana ingin diterapkan dalam lingkup yang lebih luas dan kekinian.
PERPINDAHAN PEMUKIMAN PENDUKUNG SITUS DAS SEKAMPUNG: JEJAK BENCANA MASA LAMPAU: The Movement of the Way Sekampung Watershed Site: A Past Disaster Track Nurul Laili
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.19

Abstract

Way Sekampung sebagai sungai utama mempunyai peranan tumbuhnya peradaban manusia, dari masa lampau hingga kini. Jejak arkeologi menunjukkan adanya tumbuhnya peradaban masa lampau dengan hadirnya situs-situs arkeologi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekampung. Tulisan ini fokus pada tiga situs yang berada di DAS Sekampung Lampung Timur, yaitu Situs Serampang, Cicilik, dan Putak. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan atas tinggalan materi dan memori kolektif dengan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan ketiga situs tersebut saling terkait dan dimungkinkan telah terjadi perpindahan hunian yang diakibatkan adanya bencana sosial berupa teror dan serangan bajau (bajak laut).
BENCANA DALAM SEJARAH: Disaster in History Susanto Zuhdi
Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat 2021: PROSIDING SEMINAR ARKEOLOGI 2020
Publisher : Balai Arkeologi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24164/prosiding.v4i1.13

Abstract

Bencana menjadi tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam lintasan sejarah, terlebih dalam kaitannya dengan adaptasi yang dilakukan terhadap perubahan alam. Makalah ini membahas bencana alam yang berdampak pada kehidupan manusia, khususnya masyarakat Hindia Belanda pada masa kolonial. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui secara partikular mengenai dampak bencana, seperti erupsi gunung, pandemi, dan perubahan ilkim, terhadap kehidupan di tanah jajahan. Termasuk juga bagaimana pemerintah kolonial menanganinya. Lebih jauh lagi, makalah ini turut menggali makna dari peristiwa di masa lampau bagi kondisi saat ini dan yang akan datang. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode sejarah, yang memungkinkan makalah ini disusun berdasarkan arsip dan dokumen sezaman yang ditemukan, ditelaah, dan diinterpretasi.