cover
Contact Name
Azis
Contact Email
azis@unidayan.ac.id
Phone
+6285241915730
Journal Mail Official
pendidikansejarah@unidayan.ac.id
Editorial Address
Jalan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Kode Pos 93724 Baubau, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Location
Kota bau bau,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JPS
ISSN : 24433624     EISSN : 26863774     DOI : -
Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP Unidayan mengkaji berbagai hal diantaranya kajian tentang kebudayaan, sejarah, dan penelitian tindakan kelas. Lembaga Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP Unidayan terbit dua nomor dalam satu tahun (Mei dan November). Redaksi menerima dari staf pengajar (guru dan dosen), peneliti, mahasiswa, maupun praktisi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 42 Documents
Pengaruh Soal Mata Pelajaran IPS terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-IX di SMP Negeri 2 Kambowa Amaluddin Amaluddin; Rislan Rislan
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume V, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh soal mata pelajaran IPS di SMP terhadap prestasi belajar siswa kelas VII, VIII, IX di SMP Negeri 2 Kambowa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh soal mata pelajaran IPS terhadap prestasi belajar siswa kelas VII, VIII, IX SMP Negeri 2 Kambowa. Metode Penelitian ini adalah metode kuantitatif jenis studi korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah siswa kelas VII, VIII, IX di SMP Negeri 2 Kambowa yang berjumlah 121 orang siswa. Sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik acak sampling (jumlah secara acak keseluruhan) kelas VII, VIII, IX dengan jumlah 121 orang siswa. Instrumen observasi dan angket. Hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dengan rumus product moment. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai koofisien korelasi (r) sebesar 0,43 sedangkan nilai determinasinya (r2) sebesar 43,5 Uji validitas 1,104 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh soal mata pelajaran IPS terhadap prestasi belajar siswa kelas VII, VIII, IX di SMP Negeri 2 Kambowa. Uji t (t-hitung ) 51,765, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh soal-soal ujian semester di SMP terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kambowa. Untuk uji reliabilitas instrument variabel X didapatkan hasil r = 1,050. Hal ini menunjukan bahwa tingkat reliabilitas instrument termasuk sangat tinggi. Nilai rata-rata yaitu 77,06 serta rtable dengan memperhatikan besarnya rxy = 0,43 yang bekisar antara 0.400 – 0.599 berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel Y dan itu termasuk korelatif positif yang sangat rendah.
Ritual Cucurangi pada Masyarakat Pasarwajo Kabupaten Buton Haeruddin Haeruddin
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume V, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya ritual cucurangi, tata cara pelaksanaan, dan nilai yang terkandung dalam ritual cucurangi pada masyarakat Pasarwajo Kabupaten Buton. Sumber yang digunakan terdiri dari sumber primer berupa informasi lisan dari para informan, dan sumber sekunder berupa artikel, buku, majalah, jurnal, yang diperoleh dari perpustakaan Unidayan. Beberapa temuan pokok penelitian ini, adalah: Pertama Latar belakang lahirnya ritual cucurangi pada masyarakat Pasarwajo, ritual cucurangi merupakan salah satu ritual yang dilakukan pada saat pelaksanaan pesta kampung (Pikulaliwua) Kecamatan Pasarwajo. Ritual cucurangi menjadi ritual inti dari Tradisi pesta kampung tersebut karena bertujuan untuk menghindari musibah masuk ke dalam perkampungan, serta melindungi masyarakat dari gangguan penyakit. Kedua Makna yang terdapat dalam ritual cucurangi masyarakat Pasarwajo yaitu (a) makna reliji yaitu rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia rahmat dan hidayah serta nikmat reskiNya. (b) makna budaya yaitu kebiasaan dan keyakinan. (c) makna sosial mempererat hubungan silatuhrahim dan terjalinya hubungan kekerabatan di antara masyarakat.
Pergolokan Kaum Bangsawan terhadap Kesultanan Buton pada Abad XIX Hasaruddin Hasaruddin
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume VI, Nomor 2, November 2020
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pembagian kelompok bangsawan di wilayah kesultanan Buton. Kelompok bangsawan yang dibagi dalam tiga kamboru-mboru pada akhirnya menimbulkan persoalan kekecewaan pada kelompok bangsawan tertentu. Perasaan kekecewaan tersebut diimplementasikan dalam sebuah gerakan yang ditujukan pada pusat pemerintahan kesultanan Buton di abad XIX. Dalam penelitian ini menggunakan metode yang terdiri dari empat tahapan yang terdiri atas : heuristik, kritik, interpretasi, histografi. Hasil peneltian menunjukan bahjwa akibat adanya pembagian kekuasaan menimbulkan adanya perpecahan atau perlawanan atau pergerakan yang dilakukan oleh kelompok bangsawan lain. Khusus pada abad XIX ada dua gerakan yang dilakukan oleh kelompok bangsawaan yang oposisi yaitu gerakan yang berlangsung di wilayah Kamaru dan di Loji. Di Kamaru dipimpin oleh La Manepa dan dapat melakukan pemberontakan tetapi belum sempat masuk dalam wilayah pusat pemerintahan pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh utusan Sultan Muh. Isa yaitu Kapitalao Kamaru. Gerakan yang dilakukan di Loji dipimpin oleh La Ode Japere Yarona Kaedupa yi Loji. Gerakan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan tingkat diplomasi.
Prosesi Adat Losa pada Masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo La Ode Muhammad Nasrun Saafi; Siti Rahmawati K
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume V, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah Penelitian ini 1). Bagaimana prosesi adat losa pada masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo dan 2). Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam prosesi adat losa pada masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Prosesi adat losa pada masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo. 2). nilai-nilai yang terkandung dalam prosesi adat losa pada masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo. Penelitian ini adalah penelitian sosial budaya dan termaksud jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan etnografi yang bermaksud memberi pengetahuan tentang budaya manusia mengenai Prosesi adat losa pada masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo. Sumber data penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara, alat tulis, alat perekam, dan kamera digital. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1). Prosesi adat losa pada masyarakat Kelurahan Lakudo Kecamatan Lakudo dimulai dari tahap persiapan yakni pesolopi kunjungan pihak keluarga laki-laki ke rumah keluarga perempuan, untuk mencek dan mencari tahu perempuan yang akan dilamar. Kafeena (bertanya), orang tua laki-laki mengutus ketua adat dan perwkilan keluarganya untuk bertanya apakah secara adat gadis tersebut telah memiliki jodoh atau belum, disinilah penyampain niat keluarga laki-laki untuk melamar. Kacindano polangku (proses pengikat) setelah diterima maksud kedatangan keluarga laki-laki maka diadakanlah pengikat/tunangan secara resmi, keluarga laki-laki harus membawa dan membayar adat sebesar 3 bhoka atau Rp. 180.000. Selanjutnya penetapan waktu pembawaan adat losa. Tahap pelaksanaan pihak keluarga laki-laki dan ketua adat menyiapkan dan membawa adat yaitu kafeena, talasewuano, oe bae sau, khodea, kampana’a, katolusi, dan kadongkano awi/abu serta tak lupa membawa seserahan adat berupa buah-buahan dan makanan tradisional yang diletakan di dalam keranjang besar terbuat dari anyaman bambu. Keluarga laki-laki memberikan seserahan kepada pihak perempuan, setelah itu musyawarah pembicaraan kedua belah pihak tentang waktu pelaksanaan pernikahan dilakukan. Tahap terakhir/tahap penutup yaitu seserahan dan makanan tradisional didoakan, dibagi-bagikan kepada keluarga yang hadir dan dimakan bersama. 2). Nilai-nilai yang terkandung dalam adat losa, yaitu nilai budaya untuk menghayati dan melestarikan budaya yang dimiliki sebagai simbol identitas, nilai religi untuk memohon ridho, berkah dan kelancaran kepada Tuhan yang maha Esa, dan nilai sosial terjalinnya komunikasi atau interaksi masyarakat yang terjalin baik dan terdapat unsur kekeluargaan dan gotong royong.
Ritual Sangal dalam Proses Sakai pada Masyarakat Bajo Sampela Desa Samabahari Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi Rustam Awat; Risno Risno
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume V, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah; 1) bagaimana latar belakang munculnya ritual sangal pada masyarakat Bajo Sampela; 2) bagaimana tata cara pelaksanaan ritual sangal pada masyarakat Bajo Sampela. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui latar belakang munculnya ritual sangal pada masyarakat Bajo Sampela; 2) untuk mengetahui tata cara pelaksanaan ritual sangal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa; 1) Latar belakang munculnya ritual sangal berawal dari masyarakat Bajo yang hidup di soppe dimana mereka hidup nomaden/berpindahpindah tempat. Tempat yang mereka kunjungi harus melaksanakan ritual sangal agar mereka diberikan keselamatan saat mendiami tempat tersebut dan diberikan rizki yang berlimpah kemudian karena adanya kepercayaan mbo madilaut (nenek moyang di laut) sehingga dimanapun tempat mereka berada mereka harus meminta izin agar diberikan keselamatan saat mendiami tempat tersebut; 2) Tata cara pelaksanaan ritual sangal yang pertama tahap persiapan yaitu pembacaan doa, proses pemotongan bambu, penganyaman bambu sebagai wadah penyimpanan sesajen persiapan sesajen yang berupa nasi 4 kepal, gambir, daun sirih, tembakau, pinang, Tahap pelaksanaan yaitu penyimpanan sesajen ke dalam bambu, proses penurunan bambu ke dalam bodi, proses penancapan bambu di laut tahap penutup pembacaan doa dan makan bersama.
Penggunaan Metode Student Team Achievement Devision (STAD) untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 2 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi Maskun Baitu; Asiadin Asiadin
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume V, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah yang akan menjadi obyek penelitian sebagai berikut: “Bagaimana Penggunaan Metode Student Team Achievement Devision (STAD) dalam Pelajaran Sejarah di SMAN 2 Wangi-Wangi Kab. Wakatobi”. Tujuan adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode Student Team Achievement Devision (STAD) dalam pelajaran sejarah di SMAN 2 Wangi-wangi Kab. Wakatobi. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2017/2018 di kelas XI SMA Negeri 2 Wangi-wangi. Populasi dalam penelitian ini adalah 413 orang. Sampel Penelitian kelas X IPS 2 yang terdiri dari jumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Instrumen dalam penelitian yaitu Metode Observasi, Wawancara, dan Metode Demonstrasi. Hasil penelitian pada siklus I. Keberhasilan siswa selama kegiatan belajar hanya 10 orang siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 40,25 dengan persentase 50% dan yang belum tuntas 10 orang siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 28,50 dengan persentase 50% dan Pada siklus II. Keberhasilan siswa selama kegiatan belajar mengalami peningkatan dimana 16 orang siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 66,75 dengan persentase 80% dan yang belum tuntas 4 orang siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 12.50 dengan persentase 20% meningkatkan aktifitas belajar siswa untuk menelaah materi dan soal yang diberikan.
Pelaksanaan Metode Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI di SMA Negeri 2 Baubau Munawir Mansyur; Junaidi Ibrahim
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume V, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan metode Value Clarification Technique dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI SMA Negeri 2 Baubau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan metode pembelajaran VCT untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada siswa kelas XI, di SMA Negeri 2 Baubau. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Desain penelitian dengan menerapkan metode VCT (Value Clarification Technique) sebagai alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Baubau. Populasi dalam penelitian ini adalah 494 orang (terdiri dari 15 rombongan belajar). Sampel Penelitian ini adalah kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 33 siswa SMA Negeri 2 Baubau. Instrument penelitian ini yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan RPP 1, RPP 2, langkah-langkah metode VCT (Value Clarification Technique), aktifitas siswa, daftar ceklis. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) pada siklus I presentase tingkat keberhasilan penguasaan materi siswa mengalami peningkatan menjadi 72% dengan nilai 72,27 yaitu sebanyak 11 orang; 2) pada siklus II tingkat keberhasilan penguasaan materi siswa mencapai 85% dengan nilai 76,52 sebanyak 28 orang. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran VCT dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Pengaruh Metode Pembelajaran Diskusi terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X di SMA Negeri 3 Baubau Amaluddin Amaluddin; Aslin Aslin
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume VI, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X di SMA Negeri 3 Baubau. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah siswa kelas X SMA Negeri 3 Baubau yang terdiri dari 221 orang siswa. Sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik total sampling kelas X dengan jumlah 77 orang siswa. Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,dan angket. Hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dengan rumus product moment. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai koofisien korelasi (r) sebesar 0,73 sedangkan nilai determinasinya (r2)sebesar 53,2 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metodepembelajaran diskusi terhadap prestasi siswa kelas X di SMA Negeri 3 Baubau. Uji t (t-hitung) 9,25 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 3 Baubau dengan memperhatikan besarnya rxy = 0,73 yang berkisar antara 0.600 - 0,799 berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel Y dan itu termasuk korelasi positif yang kuat atau tinggi.
Ritual Hesasa pada Masyarakat Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi Haeruddin Haeruddin
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume VI, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya ritual hesasa, tata cara pelaksanaan, dan nilai yang terkandung dalam ritual hehasa pada masyarakat Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi. Sumber yang digunakan terdiri dari sumber primer berupa informasi lisan dari para informan, dan sumber sekunder berupa artikel, buku,majalah, jurnal, yang diperoleh dari perpustakaan Unidayan. Beberapa temuan pokok penelitian ini adalah; Latar belakang ritual hesasa dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung adalah sebagai ritual untuk menyembuhkan penyakit yang menyerang orang, sebab ritual ini dipercayai masyarakat dapat menyembuhkan penyakit. Tata cara pelaksanaan hesasa terdiri atas beberapa tahapan yaitu (1) pihak keluarga yang berhajat akan melakukan diskusi bersama orang yang memimpin ritual tersebut dan menentukan hari pelaksanaan ritual serta menanyakan keperluan dan kelengkapan dalam proses ritual. (2) tahapan pelaksanaan merupakan inti dari ritual hesasa karena semua rangkaian acara, mulai dari persiapan kelengkapan ritual, penghiasan sesaji serta penghanyutan tempurung terdapat pada tahapan ini (3) Pembacaan do’a selamat yang dilakukan pande alo dan makan bersama merupakan penutupan dari semua rangkaina acara. Ritual hesasa memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat karena dengan melakukan hesasa maka masyarakat percaya bahwa penyakit yang menyerang orang akan sembuh dan tidak akan datang lagi karena sudah pergi bersama tempurung di laut. Selain tradisi pengobatan, ritual ini juga merupakan proses pengusiran penyakit yang menyerang orang dan menaikan penyakit ke dalam tempurung untuk dibawa ke lautan.
Jejak-jejak Kolonial Belanda di Pulau Binongko Hasaruddin Hasaruddin
Jurnal Pendidikan Sejarah Volume VI, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : Jurnal Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hampir seluruh wilayah Indonesia pernah menjadi tempat singgah oleh Belanda di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu kawasan atau wilayah yang menjadi tempat persinggahannya adalah gugusan pulau Buton yang berada di kawasan timurnya yaitu pulau Binongko. Daerah ini menjadi salah satu daerah yang menghasilkan rempah-rempah pada masa silam sehingga mengundang bangsa lain untuk singgah di wilayah ini tidak terkecuali bangsa Belanda yang kemudian meninggalkan beberapa jejaknya di kawasan tersebut. Disamping itu, Belanda menjadikan pulau Binongko sebagai tempat persinggahan untuk mengisi perbekalan menuju kawasan atau wilayah timur nusantara yaitu Ternate. Untuk mendapatkan jejak-jejak peninggalan Belanda di pulau Binongko maka dilakukan sebuah kajian dengan berpedoman pada metode penelitian sejarah yang terdiri atas: heuristik, kritik,interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kolonial Belanda telah berada di wilayah pulau Binongko yang ditandai dengan adanya pembuatan jalan yang mengelilingi pulau Binongko yang dibuat oleh Belanda. Di samping itu, penggunaan mata uang gulden juga diberlakukan di wilayah tersebut.