cover
Contact Name
Nasaruddin
Contact Email
nasarhb@gmail.com
Phone
+6285242574293
Journal Mail Official
jtajdid@gmail.com
Editorial Address
LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima, Gedung Lantai III, Jln. Anggrek No. 16 Ranggo NaE Kota Bima NTB, Telp. 0374-44646, Fax. 0373-45267
Location
Kota bima,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan
Published by IAI Muhammadiyah Bima
ISSN : 25498983     EISSN : 26146630     DOI : https://doi.org/10.52266/tadjid
TAJDID merupakan jurnal pemikiran keislaman dan kemanusiaan. Frekuensi penerbitan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun setiap bulan April dan Oktober oleh LP2M IAI Muhammadiyah Bima. TAJDID akan menyajikan ide-ide yang up to date disertai dengan solusi-solusi yang relevan seputar pemikiran keislaman dan kemanusiaan. Terlepas dari itu, secara tehknisnya bahwa TADJID hadir untuk mempermudah penulis, peneliti, mahasiswa, guru bahkan stakeholder lainnya yang berkepentingan akan teori-teori yang relevan yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan/referensi secara luas. TAJDID berkomitmen kuat akan selalu hadir sebagai solusi dalam konteks pengembangan keilmuan dibidang keagamaan dan kemanusiaan (sosial).
Articles 131 Documents
Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam: (Tinjauan Paham Inkar As-Sunnah, Syi’ah, Dan Orientalis) Kaharuddin Kaharuddin; Abdus sahid
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 2 No 2 (2018): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.174

Abstract

Islam merupakan sistem nilai dan ajaran illahiyah yang bersifat transendental. sehubungan dengan hal itu, ajaran Islam sebagai sesuatu sistim universal akan selalu hadir dinamis dan selalu mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Kondisi tersebut didasarkan pada keberadaan sumber ajaran Islam yang kokoh, yaitu Al-Qur’an, dan Hadist. Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Sedangkan Hadist/Sunnah merupakan segalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup umat manusia. Namun berbeda dengaan Al-Qur’an, perkembangan Hadist/Sunnah tidak semulus Al-Qur’an. Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring pertumbuhan studi terhadap Hadist/Sunnah itu sendiri. Keraguan terhadap hadits, lebih memuncak ketika munculnya golongan yang mengingkari Sunnah (inkar As Sunnah) diantaranya; kaum Syi’ah yang cenderung memberikan penafsiran yang menyimpang tentang kemurnian hadis Nabi. Bahkan pada sisi yang lain, muncul pula pandangan para tokoh orientalis yang menganggap hadis sebagai sumber terpercaya awal masa Islam, melainkan hanya sebagai sumber dogma, konflik serta perhatian muslim belakangan yang telah menyebarkan hadis.
Tafsir Sosial Dalam Prespektif Al Qur’an Ahmad Ari Masyhuri
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 2 No 2 (2018): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.175

Abstract

Dialektika antara teks al-Qur'an dengan realitas sosialnya mengalami perubahan pasca Rasulullah wafat. Dampak dari perubahan ini antara lain hubungan dialog yang telah dibangun oleh al-Qur'an pada masa turunnya berubah menjadi monologis. Artinya, al-Qur'an sudah tidak lagi aktif berdialog tetapi sebaliknya menunggu untuk diajak berdialog atau cenderung dipahami secara doktrinal. Beragam diskursus, peristiwa dan konteks yang melingkupi turunnya al-Qur'an tidak akan terulang sama persis pada saat ini. Kondisi sosial kehidupan Nabi Muhammad SAW., menerima wahyu sekaligus cara beliau menafsirkannya dan mengaplikasikannya dalam sebuah prilaku juga tidak akan dapat dirasakan oleh umat Islam sekarang dan masa yang akan datang. Fakta ini menunjukkan bahwa ada rentang waktu yang sangat panjang antara al-Qur'an sekaligus nabi Muhammad dengan umat Islam yang hidup dalam dunia modern sekarang. Sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi para mufassir tentang perkembangan kajian teoritis tafsir sosial, sehingga mereka dapat menjelaskan dan mengungkapkan maksud serta kandungan makna al-Qur'an yang telah diwahyukan pada masa lalu tetapi harus tetap bisa dijadikan pedoman hidup sampai akhir masa.
DISKURSUS WACANA SAINS DAN TEKNOLOGI SERTA DAMPAKNYA PADA PENDIDIKAN ISLAM Andi Muhammad Asbar
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.240

Abstract

Wacana sains dan teknologi selalu menjadi diskursus jika diperhadapkan dengan Islam.Bahkan, kalangan sarjana berusaha mengintegrasikan dengan berbagai macam rupa. Pada kenyataannya dalam perkembangan Islam tercatat beberapa ilmuan Muslim.Salah satusumbangan terbesar Islam bagi dunia modernsaat ini,adalahmewariskan sejumlahteori pengetahuan tentang alam semesta dan cara-cara menerapkan pengetahuan tentangnya.Dalam banyakhal, hubungan antara ilmu pengetahuan (sains) dengan cara-cara menerapkannya (teknologi) telah banyak dicontohkan dan diuji cobakan oleh sejumlah sarjana muslim pada sekitar abad ke-9 M sampai13 M. Di sisi lain, integrasi Islam dengan sains dan teknologi juga menjadi wacana populer dan menjadi pemantik lahirnya kajian tentang hal tersebut di dunia akademik. Sehingga menghasilkan perjumpaan teori di antara keduanyayang pada akhirnya dapat disepakati semuanya bisa saling melengkapi dan tidak terpisahkan.Hakikat pendayagunaan teknologi adalah sebagai media pendukung aktivitas manusia. Hal tersebut harus disadari masyarakat sebagai dampak positif dari teknologi yang bersifat komplementer, serta dampaknya terhadap pendidikan Islam, maka harus mampu melahirkan manusia untuk mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama pendidikan Islam. Inilah kausa-finalisnya mengapa dan untuk apa pendidikan Islam itu dalam pergolakan sosial, utamanya dalam era perkembangan IPTEK ini.Dengan kata lain pendidikan Islam harus ikut memainkan peran dan tidak sekedar menjadi penonton.Oleh karena itu, tepatlah bila pelajaran tentang IPTEK dimasukkan dalam pendidikan Islam, dan mutunya harus ditingkatkan.
KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PEMBENTUKAN AKHLAK DI PESANTREN Idhar Idhar
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.241

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidik, tidak hanya mendidik para santri ilmu agama, melainkan juga membekalinya dengan akhlak yang menjadi karakter khas dari seorang santri. Tidak berlebihan ketika pesantren dikatakan sebagai sumber pendidikan karakter untuk menjawab persoalan bangsa. Kasus yang banyak terjadi pada siswa ialah karena kurangnya pendidikan karakter pada diri siswa. Ciri khas pesantren dan sangat sulit ditiru oleh lembaga pendidikan lainnya adalah kuatnya penanaman akhlak-akhlak terpuji. Sehingga label ‘santri’ pun secara dzahir telah identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan aplikasi akhlak terpuji telah mendarah daging dalam dunia pendidikan pondok pesantren. Kyai sebagai sentral figur di dalamnya memberikan uswah dan qudwah hasanah dalam pendidikan akhlak. Karena penanaman akhlak lebih mengena dengan perbuatan daripada penjejalan materi di dalam kelas, maka pendidikan akhlak di pondok pesantren sangat mengena di benak para santrinya.
SISTEM EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAI`AH DALAM PRESPEKSTIF EKONOMI ISLAM Jairin Jairin
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.242

Abstract

Islam mengakui hak setiap individu sebagai pemilik atas apa yang diperolehnya melalui bekerja dalam pengertian yang seluas-luasnya, dan manusia berhak untuk mempertukarkan haknya itu dalam batas-batas yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Persyaratan-persyaratan dan batas-batas hak milik dalam Islam sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri, yaitu dengan sistem keadilan dan sesuai dengan hak-hak semua pihak yang terlibat di dalamnya. Sedangkan di dalam sistem ekonomi kapitalis faktor kerja tidak diperhitungkan. Para buruh dianggap budak yang dapat dibayar seenaknya. Upah buruh ditentukan oleh bos/majikan. Karena kesulitan mendapatkan rizki, maka para buruh mau saja dibayar berapa saja, dibayar murah sekali pun. Sebaliknya, Islam justru memperhitungkan faktor kerja dan nilai tambah yang berkeadilan, sehingga system Ekonomi Islam mengaturnya secara berkeadilan dan menghindari eksploitasi.
PERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM Anton Anton
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.243

Abstract

Universitas Muhammadiyah Kupang adalah salah satu Perguruan Tinggi Islam yang terkenal dan terbesar yang berdiri sejak tahun 1987 di Wilayah Nusa Tenggara Timur. Kehadiranya memberikan angin segar bagi umat muslim diwilayah tersebut, karena dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk pengembangan pendidikan Islam. Tidak hanya diminati oleh umat muslim saja akan tetapi yang lebih menarik adalah umat non-muslim lebih beranimo untuk masuk ke Perguruan Tinggi Islam tersebut. Padahal disekitar perguruan tersebut telah berdiri sejak lama, terbesar dan terkenal yaitu perguruan tinggi yang bernaung langsung dibawah agama Katolik dan Protestan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pengembangan serta peran Universitas Muhammadiyah Kupang terhadap pengembangan pendidikan Islam.Hasil penelitian menunjukan bahwa UniversitasMuhammadiyah Kupang didirikan bukan hanya untuk orang Muhammadiyah atau Islam tetapi yang lebih penting adalah untuk kaum dhuafah, orang miskin dan untuk umat semua umat di Nusa Tenggara Timur, yang menekankan konsep rahmatan lil aalamin dan konsep organisme yaitu merujuk pada al-qur’an dan hadits serta ijma dalam proses pengembangan Pendidikan Islam.
PENANGGULANGAN KORUPSI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Nasaruddin Nasaruddin; Abdussahid Abdussahid
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.244

Abstract

Salah satu tantangan yang paling berat bagi pembangunan dalam sebuah bangsa dan negara adalah masalah korupsi. Korupsi merupakan salah satu kejahatan dan tindak pidana tertentu yang bersifat serius, terorganisir yang telah menimbulkan masalah dan ancaman serius, karena dapat membahayakan stabilitas dan keamanan negara dan juga kemerosotan ummat. Kemakmuran dan keamanan negara sangat sulit tercapai apabila praktek korupsi masih sering dilakukan oleh sebagian orang, pejabat, staf dan instansi-instansi tertentu. Dari sisi lain bahwa praktek korupsi adalah tergolong sebagai kejahatan yang besar dan luar biasa. Dan oleh karenanya pemberantasa harus dilakukan dengan cara yang luar biasa pula, diantaranya; adanya upaya setiap pribadi untuk memaksimalkan seluruh potensi yang diberikan oleh Allah SWT dalam dirinya dan pemanfaatan segala instrumen yang ada dalam masyarakat. Salah satu diantaranya adalah pemanfaatan ayat al-Quran dan hadits Rasulullah SAW yang berkaitan dengan penanggulangan korupsi, tidak dapat dilakukan secara sekaligus tetapi dilakukan secara bertahap demi mewujudkan dan mengaktulisasikan nilai-nilai agama dalam kehdidupan bermasyarakat dan bernegara. Berangkat dari permasalahan ini bahwa al-Quran dan al-Hadits mempunyai wawasan tersendiri tentang penanggulangan korupsi yang secara detail.
TINJAUAN FONOLOGIS TERHADAP INTEGRASI PENGGUNAAN NAMA DIRI BAHASA ARAB DI INDONESIA Ilfiana Iffah Jihada
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.245

Abstract

Masyarakat Indonesia lebih banyak memeluk agama Islam, sehingga banyak nama diri dari masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa Arab. Nama diri dalam bahasa Arab di Indonesia banyak terjadi perubahan sistem kebahasaan, baik dalam sistem fonologi. Analisis nama diri berbahasa Arab dalam tataran fonologi menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana penulis mendeskripsikan lalu menganalisis nama-nama diri tersebut dilihat dari tataran fonologi. Sebagai contoh nama diri berbahasa Arab Jamal. Nama diri ini mengalami perubahan fonem yaitu dengan menghilangnya salah satu fonem suprasegmental yaitu tanda panjang (lenght/maddah), yang sebenarnya dalam bahasa Arab جمال dengan transliterasinya Jamaal menjadi Jamal. fenomena seperti yang disebutkan di atas sering terjadi bahkan berulang-ulang dalam penggunaan nama diri berbahasa Arab di Indonesia, sehingga bisa diterima dan terjadilah integrasi.
PROBLEMATIKA KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DALAM ERA PLURALITAS AGAMA Ruslan Ruslan; Hendra Hendra
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.246

Abstract

Kurikulum pendidikan Islam memegang peran penting dalam mengajarkan orang yang beragama untuk menghargai orang yang menganut agama lain atau tidak mengajarkan untuk mengklaim agama tertentu sebagai pemilik kebenaran absolut. Dengan demikian, klaim minna dan minhum dengan sendirinya tidak akan terwariskan kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Kurikulum pendidikan Islam, dalam hal ini materi PAI baik pada sekolah, madrasah maupun pesantren, hendaknya mencerminkan nilai-nilai pluralitas, sehingga konflik yang terjadi di berbagai belahan Indonesia, tidak menyudutkan peran pendidikan agama Islam.
KARAKTERISTIK GURU TELADAN DALAM TINJUAN AL-QURAN SURAH AL-KAHF AYAT 65 Muchlis Muchlis
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.247

Abstract

Guru mempunyai peranan yang besar dan strategis dalam proses belajar dan mengajar selain materi (kurikulum) dan metode (sistem kurikulum). Hal ini disebabkan karena guru menjadi subjek terdepan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting, peran guru itu sampai saat ini masih belum dapat digantikan oleh teknologi sekali pun. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik putra bangsa dengan nilai-nilai konstruktif. Oleh karena demikian, maka guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Al-Quran sebagai pedoman bagi kehidupan manusia dalam segala aspek termasuk pendidikan, juga memberikan rambu-rambu tentang karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang guru (terutama guru pendidikan Islam). Di antara kompetensi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dipahami dari QS al-Kahf: 65 adalah kompetensi keagamaan (‘abdun), kompetensi kepribadian (rahmah), kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional (‘ilm).

Page 4 of 14 | Total Record : 131