cover
Contact Name
Agussalim Bukhari
Contact Email
ijcnp.id@gmail.com
Phone
+6281225704670
Journal Mail Official
ijcnp.id@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pegangsaan Timur No. 16 Cikini Jakarta Pusat 10320
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
ISSN : 25974297     EISSN : 27755215     DOI : -
Core Subject : Health,
IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN) Merupakan jurnal dari Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI). Jurnal ini memuat review artikel, hasil penelitian, tanggapan pembaca (letter to editor), dan studi kasus dalam bidang gizi klinik. Diterbitkan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal lain.
Articles 61 Documents
PERANAN ANTIOKSIDANT DALAM MENAIKKAN NAFSU MAKAN PASIEN TUMOR PANCREAS DISERTAI GIZI BURUK Umrayani; Agussalim Bukhari; Suryani As’ad; Mardiana Madjid
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.32

Abstract

Latar Belakang Tumor pankreas merupakan jenis tumor yang dapat mengenai pankreas baik jaringan eksokrin maupun endokrin. Sebanyak 90% merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma ductal pankreas yang merupakan neoplasma primer dimana frekuensinya 80% dari semua keganasan pankreas. Laporan kasus Seorang laki-laki umur 41 tahun dikonsul dari bagian bedah dengan diagnosis Post operasi laparatomi eksplorasi bypass biliodigestif choledocho-jejunostomy. Keluhan utama nafsu makan berkurang, Dialami sejak ± 17 hari. Ada mual dan muntah tiap kali makan, nyeri perut dan nyeri luka operasi. Riwayat makan makanan berlemak tinggi ada, merokok ada, riwayat minum alkohol ada. Pemeriksaan fisis ditemukan konjungtiva anemis, sclera sub ikterik, thorax ada loss of subcutaneous fat, ekstremitas ada wasting dan edema dorsum pedis. Pasien didiagnosis dengan Severe Protein Energy Malnutrition ( 64% Lila), status metabolic anemia normositik normokrom (9,4 g/dl), leukositosis (17600), hipoalbuminemia (2,3), hiponatremia (132), Hipocloremia (94). Penatalaksanaan nutrisi dengan energi 1600 kkal, karbohidrat 55%. Protein yang diberikan 1,5 g/kgBB/hari, lemak 24% melalui oral berupa makanan lunak, formula peptisol, buah, dan putih telur 2 butir perhari, diberikan kapsul ekstrak ikan gabus 2 kapsul/8 jam, zamel syrup 2 sendok/8 jam. Dan curcuma 400 mg/8jam. Kesimpulan Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi diperlukan untuk menunjang perbaikan kondisi klinis pasien kanker pankreas disertai dengan gizi buruk dan hipoalbuminemia.
PERBAIKAN ANEMIA PADA PASIEN HIV STADIUM III DAN STATUS GIZI KURANG DENGAN PEMBERIAN ASUPAN TINGGI PROTEIN DAN MULTIPLE MICRONUTRIENT SUPPLEMENT Maria Ingrid Budiman; Agussalim Bukhari; R Sutrisno; A. Yasmin Syauki
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.33

Abstract

Latar Belakang Anemia normositik normokrom terjadi pada 60% hingga 80% pasien HIV. Anemia dapat menurunkan survival, mempercepat progresivitas penyakit, dan meningkatkan mortalitas pada pasien HIV. Pemberian asupan tinggi protein dan multiple micronutrient supplement diperlukan untuk memperbaiki kadar hemoglobin dan mencegah perburukan anemia. Laporan Kasus Seorang pasien berjenis kelamin laki-laki, umur 25 tahun dikonsulkan dari bagian penyakit dalam dengan diagnosis HIV stadium III untuk terapi nutrisi. Keluhan utama asupan makan berkurang sejak satu bulan terakhir akibat nafsu makan berkurang. Pasien mengeluh batuk, sesak, dan demam. Pasien tersebut memiliki riwayat berganti pasangan, dan sedang dalam pengobatan OAT hari ketiga. Asupan 24 jam 769 kkal. Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan anemia (Hb 9,5 g/dl), deplesi berat sistem imun (TLC 613/µL), dan hipoalbuminemia (2,1 g/dl). Status gizi pasien ini adalah gizi kurang berdasarkan ukuran lingkar lengan atas (73% LLA). Terapi nutrisi diberikan melalui oral dengan energi 2200 kkal, protein 2gr/kgBBI/hari(17%), karbohidrat 50% dan lemak 33% berupa makanan lunak, buah, dan susu formula. Suplementasi yang diberikan adalah zinc 20mg/24jam, vitamin A 6000/24jam, vitamin B1 100 mg/24jam, vitamin B6 200 mg/24jam, vitamin B12 200 µg/24jam, vitamin C100mg/24jam, dan ekstrak ikan gabus 2kapsul/8jam. Setelah perawatan selama 13 hari, pasien dipulangkan dengan status gizi: gizi kurang (IMT 18,36kg/m2), anemia (Hb 11,6 g/dl), deplesi berat sistem imun (TLC 462/µL), dan hipoalbuminemia (3,1 g/dl). Kesimpulan Terapi nutrisi yang adekuat dapat memperbaiki anemia pasien HIV stadium III.
MENURUNKAN INFLAMASI PASIEN SLE DAN GIZI BURUK DENGAN SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN Mia Miranda; Haerani Rasyid; Agussalim Bukhari; Aryanti R. Bamahry
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.34

Abstract

Latar Belakang Lupus eritematosus sistemik (Systemic Lupus Erythematosus)(SLE) merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis dengan etiologi yang belum diketahui serta manifestasi klinis. Laporan Kasus Nn.M, Perempuan, 20 Tahun dikonsul dengan bagian penyakit bagian Interna divisi Ginjal Hipertensi untuk evaluasi dan penatalaksanaan gizi serta rawat bersama dengan diagnosis medis Sistemik Lupus Eritematosus dan anoreksia Asupan makan berkurang dialami sejak 2 minggu yang lalu karena tidak ada nafsu makan. Mual ada setiap kali makan, muntah tidak ada, nyeri ulu hati ada, demam tidak ada, riwayat demam ada terutama malam hari, badan lemas,tidak mampu berdiri maupun duduk sendiri, batuk ada sejak 2 minggu, lendir ada. Penurunan berat badan ada ±4 kg dalam 2 minggu(BB dulu 35 kg). Asupan 24 jam 97,5 kkal. Pasien didiagnosis dengan status gizi buruk, status metabolik anemia (Hb 6,2 g/dl), deplesi berat sistem imun (TLC 400/uL), Hipertrigliseridemia 236 mg/dl, risiko refeeding, hipoalbumin berat 2.2 g/dl dan status gastrointestinal fungsional. Penatalaksanaan nutrisi dengan target awal energi 2000 kkal, oleh karena pasien dengan resiko refeeding maka dilakukan penatalaksanaan nutrisi 10-15 kkal/hari selama 3 hari dengan pemberian thiamin 300 mg/hari serta perbaikan kadar kalium darah. Setelah terlewati 3 hari , nutrisi dinaikkan sesuai toleransi pasien sampai 2500 kkal dengan komposisi protein 2 gr/kg BBI/hari(16%), karbohidrat 60%, lemak 24% melalui oral berupa makanan lunak sesuai toleransi, formula nutrican, jus buah tinggi kalium, madu, dan olive oil, zink 20 mg/24 jam, Ca hydrogen phosphate 400 mg, Ca laktat 200 mg, Vitamin B6 40 mg, Vitamin C 50 mg, Vitamin D3 200 IU, fish oil(EPA) 2000 mg/24 jam, ekstrak ikan gabus 3 kapsul/8 jam. Setelah 15 hari perawatan, status gizi buruk dengan perbaikan pasien secara klinis(IMT 14,5 kg/m2), hemoglobin 10.7 g/dl, deplesi berat sistem imun (TLC 600/uL), hipoalbumin ringan 3.1 gr/dL. Kesimpulan Dukungan nutrisi optimal dapat membantu untuk mengendalikan inflamasi yang ditemukan akibat penyakit SLE dan komplikasi yang disebabkan efek samping pengobatan.
ASTAXANTHIN MENGHAMBAT PERLEMAKAN HATI DAN PENINGKATAN KADAR SERUM GAMMA-GLUTAMYLTRANSFERASE PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI MINYAK JELANTAH Astrid Amanda Pangalela; I Wayan Weta; Iin Indrayani Maker
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.40

Abstract

ABSTRACT Non-alcoholic fatty liver can be triggered by used cooking oil consumption due to the formation of free radicals and the accumulation of fatty acids in the body. Astaxanthin is a powerful antioxidant that may be able to inhibit the pathogenesis of fatty liver. This study aims to determine the effect of astaxanthin in inhibiting fatty liver (steatosis) and levels of Gamma-Glutamyltransferase (GGT) in male Wistar rats given used cooking oil. An experimental study with Post-test Only Control Group Design was conducted on 36 male Wistar rats aged 3.5-4 months with an approximate bodyweight of 200-210 grams divided randomly into 2 groups. The control group was given 0.42 ml of used cooking oil + 0.5 ml of distilled water, and the treatment group was given 0.42 ml of used cooking oil + 0.2 mg of astaxanthin each day for 14 days. On day 15, blood tests and hepatic histopathology were performed to check GGT serum levels and steatosis. The comparative test was conducted to compare the results of the control and treatment groups. The results showed that the mean steatosis and GGT levels in the treatment group were significantly lower than the control group. It can be concluded that giving astaxanthin can inhibit fatty liver (steatosis) and increase GGT serum levels in male Wistar rats given used cooking oil. Keywords: Astaxanthin, Fatty liver, Gamma-glutamyltransferase, Used cooking oil
ASTAXANTHIN MENGHAMBAT PENURUNAN JUMLAH SEL LEYDIG DAN KADAR TESTOSTERON PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR DENGAN ASAP ROKOK Andrew Lie; Wimpie Pangkahila; L.P. Iin Indrayani Maker
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.42

Abstract

Background. The exposure of cigarette smoke impacts negatively on Leydig cell count and testosterone level. Astaxanthin is known for its ability to neutralize free radicals far more potent than any other kind of antioxidant. Research objectives. This research aims to prove the effect of Astaxanthin in inhibiting decrease of Leydig cell count and testosterone level in male Wistar rats exposed with cigarette smoke. Methodology. The posttest only control group study design was conducted on 36 male Wistar rats, 12-16 weeks in age, with 200-210 grams body weight. Samples were randomly divided into two groups, consisting of a control group exposed with cigarette smoke and 0.5 ml of aquadest and a study group exposed with cigarette smoke and 0.1 mg of astaxanthin/200 gr BW daily for 30 days. On day 31, blood samples were taken to measure the testosterone level. Both testes were taken for Leydig cells count assessment. Comparative analysis was done to see any significant difference between the study and control group. Research results. The results show that the mean number of Leydig cells and testosterone levels in the study group was significantly higher than the control group (p<0.01). Conclusion. Oral astaxanthin administration inhibited the decrease of Leydig cell count and testosterone level in male Wistar rats exposed with cigarette smoke. Key words: Astaxanthin, Testosterone, Leydig Cell, Andropause
POTENSI NIGELLA SATIVA DALAM PENGOBATAN COVID-19 Heny Yuniarti; Minidian Fasitasari; Joko Wahyu Wibowo
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.4

Abstract

COVID-19 membutuhkan berbagai intervensi untuk menekan angka kesakitan dan kematiannya. Tujuan penelitian ini adalah mencari terapi adjuvan yang dapat meringankan gejala dan mengurangi angka kematian yang diakibatkan oleh COVID-19. Referensi yang membahas mengenai manfaat Nigella Sativa seperti dari Biomed Central, Elsevier, Journal of Pharmacopuncture dan berbagai referensi lain dikumpulkan untuk mencari peran Nigella Sativa. Manfaat Nigella Sativa disusun sebagai terapi adjuvan dari berbagai penelitian seperti penelitian in vitro, Randomized Control Trial, maupun clinical trial. Kata kunci pencarian yang digunakan seperti Nigella Sativa, Black Seed, dan Covid-19. Hasil penelitian membuktikan konstituen bioaktif dari Nigella Sativa seperti thymoquinone (TQ), trans-anethol, nigellidine , nigellicine, nigellicimine-N-oksida dan α-hederin1 memiliki beragam manfaat seperti anti oksidan, anti inflamasi, immunomodulator, antitusif, antihipertensi dan menyeimbangkan kadar gula darah. Kesimpulan yang didapatkan bahwa Nigella Sativa dapat dipertimbangkan sebagai terapi adjuvan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19.
PENGARUH TERAPI NUTRISI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI EKSPLORASI THREE OSTOMY DECOMPRESSION, JEJUNOSTOMY FEEDING, PERFORASI GASTER, LASERASI DUODENUM PARS IV ET CAUSA TRAUMA TUMPUL ABDOMEN, FISTEL ENTEROKUTAN DAN HIPOALBUMINEMIA Josephine Thewakan; Agussalim Bukhari; Nurbaya Syam; Nur Ashari
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.18

Abstract

Pendahuluan: Trauma merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Meningkatnya metabolisme pada trauma, menyebabkan pemecahan massa tubuh tanpa lemak, yang dapat berkontribusi pada terjadinya malnutrisi, sehingga diperlukan terapi nutrisi yang adekuat. Laporan Kasus: Kami laporkan laki-laki, berusia 19 tahun dikonsul dari bagian bedah digestif, dengan asupan via parenteral dialami sejak 5 hari lalu karena dipuasakan post operasi. Riwayat demam dan muntah 6 hari lalu. Ada batuk dan sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal, terpasang NGT dekompresi, O2 via nasal kanul, drain cavum douglasi, gastrostomi dekompresi, serta jejunostomy feeding. Hari ke 10 post operasi ditemukan fistel enterokutan pada luka operasi. Hasil laboratorium didapatkan anemia, leukositosis, hipertrigliserida, hipoalbuminemia, deplesi berat sistem imun serta ketidakseimbangan elektrolit. Status gizi moderate protein energy malnutrition. Terapi nutrisi diberikan secara bertahap sesuai toleransi dengan target 2400 kkal dan protein 1,7-2 gr/kgBBI/hari via parenteral. Pada hari ke 28 perawatan mulai diberikan via oral dan parenteral untuk mencukupi kebutuhan. Selain itu, diberikan suplementasi Cernevit 1 ampul/24 jam/IV dan neurobion 1 ampul/24 jam/IM. Setelah 60 hari perawatan, pasien dapat makan sepenuhnya via oral dan luka fistel menutup. Kesimpulan: Terapi nutrisi yang tepat penting untuk meningkatkan hasil akhir pada pasien.
HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE DENGAN PERUBAHAN STATUS GIZI PASIEN DI UNIT STROKE Camelia Bomaztika Sari; Hertanto Wahyu Subagio; Etisa Adi Murbawani
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.20

Abstract

Latar belakang : Defisit neurologis akibat stroke akut menyebabkan perburukan malnutrisi selama perawatan di rumah sakit dan dikaitkan dengan outcome klinis lebih buruk, masa rawat lebih lama dan biaya lebih besar. Tujuan: Menganalisis hubungan derajat keparahan stroke dengan perubahan status gizi pasien selama pelayanan di Unit Stroke dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan di Unit Stroke RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret - Mei 2019 terhadap 60 subyek pasien stroke yang dipilih secara consecutive sampling serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian NIHSS dilakukan pada awal dan akhir pengamatan; pengukuran dan perubahan LLA pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-14; status diare serta status disfagia. Uji Chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara derajat keparahan stroke dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan status gizi pasien. Hasil: Derajat keparahan stroke sedang dan berat lebih banyak dijumpai. Target pemenuhan energi hari ke-5 dapat dicapai 80% subyek, penurunan LLA 35%, diare 11,7% dan disfagia 46,7%. Terdapat hubungan signifikan antara derajat keparahan stroke dengan perubahan LLA (p < 0,05). Simpulan : Derajat keparahan stroke berhubungan dengan perubahan status gizi selama perawatan yang dinilai dari penurunan LLA.
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN CARDIAC CACHEXIA ET CAUSA CHRONIC HEART FAILURE NYHA III DENGAN PENYULIT EDEMA PARU KARDIOGENIK AKUT Layle Rahmiyanti; Suryani As’ad; Nurbaya Syam
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.21

Abstract

Pendahuluan Cardiac cachexia (CC) adalah penurunan berat badan dengan/ tanpa muscle wasting pada pasien gagal jantung. Terapi nutrisi merupakan salah satu upaya untuk mencegah perburukan klinis CC. Laporan Kasus Ny.R, 54 tahun dikonsultasikan dengan diagnosa edema paru kardiogenik akut dan congestive heart failure NYHA III. Keluhan utama berupa masukan makan berkurang sejak 1 tahun dan memberat dalam 8 hari terakhir karena sesak napas. Ada riwayat penurunan berat badan, namun tidak diketahui besar penurunannya. Tampak lemah dan sesak napas. Antropometri: TB 154 cm, LLA 19.5 cm. Terdapat kehilangan jaringan lemak subkutan dan muscle wasting tanpa edema. Handgrip strength 5.2 kg. Food recall 24 hour 343 kkal. Status gizi buruk berdasarkan SGA. Terapi nutrisi: kalori 1600 kkal diberikan bertahap, dengan komposisi makronutrien: karbohidrat 45-50%, protein 1.5 gr/kgBBI/hari dan lemak 32-37%. Diberikan nutrient spesifik berupa EPA dan BCAA. Suplementasi mikronutrien: zink, curcuma, vitamin Bkompleks, thiamin dan ekstrak ikan gabus. Setelah Pasien dipulangkan, kami lakukan pemantauan selama 8 bulan untuk menilai asupan kalori, berat badan dan kapasitas fungsional serta kepatuhan pasien terhadap program terapi nutrisi yang diberikan. Terdapat perbaikan klinis peningkatan asupan energi, berat badan yang stabil, dan peningkatan kapasitas fungsional. Kesimpulan Terapi nutrisi yang adekuat dan pemberian nutrient spesifik dapat mencegah perburukan CC.
PERBANDINGAN STATUS GIZI MENURUT PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN DXA SCAN DI RUMAH SAKIT X PEKANBARU Rahel Lumban Toruan; Erwin Christianto; Huriatul Masdar
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.37

Abstract

Background Obesity can occur due to the accumulation of excess fat in the body.Obesity has been declared as a global epidemic by the World Health Organization (WHO). In 2016, more than 1,9 billions adults were overweight. In 2018, it was found that 24,1% of adults in Riau Province were obese with an incidence higher in women than men. Research Objectives This research is an analytical study to determine the comparison of nutritional status based on the data that has been collected from body mass index (BMI) measurement and body fat percentage measurement by DXA Scan, which was carried out on 364 adults aged 19-65 years. Metodology The data that has been obtained from BMI measurement will be grouped to four categories and the data that has been obtained from body fat percentage will be grouped to five categories based on their gender. The bivariate analysis using paired T Test will be done to see the p value. Conclusion From this study, it was found that most of the subjects were obese. According to the BMI examination, about 50,27% of the subjects were categorized as obese. Meanwhile, according to the body fat percentage measurement using DXA Scan, about 89,56% of subjects were included in the obese category. Based on the p value of 0,001 that obtained from the paired t test, it can be concluded that there are significant differences between these two methods. Keywords : BMI, DXA Scan, nutritional status, obese