cover
Contact Name
Cuk Yuana
Contact Email
jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id
Editorial Address
Jl. Semolowaru 45 Surabaya Jawatimur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Mezurashii: Journal of Japanese Studies
ISSN : 27220567     EISSN : 27220567     DOI : https://doi.org/10.30996/mezurashii.v3i1
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies is a biannual peer-reviewed, open-access journal published by the Faculty of Cultural Science, University of 17 Agustus 1945 Surabaya. The journal encourages original articles on various issues within Japanese Studies, which include but are not limited to linguistics, literature, and culture. MEZURASHII: Journal of Japanese Studies accepts to publish a balanced composition of high-quality theoretical or empirical research articles, comparative studies, case studies, review papers, exploratory papers, and book reviews. All accepted manuscripts will be published either online and in printed journal.
Articles 43 Documents
JAPAN’S ECONOMIC, SOCIAL, AND POLITICAL CONDITIONS DURING MEIJI AND TAISHO PERIODS: OSHIN Arianti, Theresia -
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i1.4406

Abstract

Abstrak: Studi ini didasarkan pada serial TV Oshin yang disiarkan perdana pada 1983. Oshin, tokoh utama, lahir di Jepang pada tahun 1900 pada periode Meiji dan menghabiskan masa remajanya pada periode Taisho. Kebanyakan penelitian mengenai Jepang sebelumnya belum memasukan Oshin dan Face-Threatenig Acts sebagai landasan studi. Disinilah kekurangan yang akan diisi oleh studi ini dimana studi ini akan menunjukan sisi gelap Jepang pada periode Meiji dan Taisho melalui Face-Threatening Acts yang terdapat dalam dorama Oshin. Hasil studi menunjukan bahwa Jepang mengalami masalah kemiskinan pada zaman Meiji serta permasalahan politk pada zaman Taisho. Studi ini menunjukan bahwa Face-Threatening Acts dapat merepresentasikan latar belakang tempat dan waktu dari sebuah cerita.Kata kunci: Oshin, Face-Threatening Acts, periode Meiji, periode Taisho Abstract: This study is based on a Japanese TV series titled Oshin which was firstly aired in 1983. Oshin, the main character, was born in Japan in 1900 during Meiji period and spent her teenagehood in Taisho period. Previous studies examining Japan mostly do not include Oshin and Face Threatening Acts in the methods/materials used. These are the gaps the current study is fulfilling since this study aims to investigate Oshin’s portrayal of Japan, by using Face Threatening Acts theory, which can reveal Japan’s dark history to people outside Japan. Findings show that face threatening acts in the conversations amongst the characters reflect Japan’s poverty in Meiji period. The face threatening acts also reveal the “underground” political movement emerged in Taisho period as well as laborers’ bad working condition. This study shows how face threatening acts in a conversation can reflect the condition of the place and time when the conversation occurs. This study will also open the society’s eyes on what happened in Japan during Meiji and Taisho periods so that more people can learn from the history.Keywords: Oshin, Face-Threatening Acts, Meiji period, Taisho period
UNGKAPAN DAN EKSPRESI MARAH DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN VOLUME 18 KARYA YOSHITO USUI Erwandari, Arinda Yunandiah; Khasanah, Umul
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3561

Abstract

Abstrak: Emosi marah dalam penelitian ini dideskripsikan dengan pendekatan psikolingustik. Marah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam Komik Crayon Shinchan Volume 18 karya Yoshito Usui diungkapkan dengan  menggunakan ungkapan atau kata-kata. Adakalanya ungkapan tersebut disertai dengan ekspresi tubuh. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut. (1) kata-kata  ungkapan marah ditandai dengan adanya Onomatope bermakna marah, (2) penggunaan akhiran (shujoshi) yo, dan (3) ungkapan bentuk perintah dan larangan. Adapun ekspresi marah ditandai dengan mengepalkan tangan, mata melotot, mengangkat alis, menggertakkan gigi, mulut menganga, berkacak pinggang, menyilangkan tangan, mencakar wajah sendiri, dan mengerutkan dahi.Kata kunci: Psikolinguistik, Ungkapan Marah, Ekspresi Marah, Komik Abstract: An angry emotions in this study are described with a psycholinguistic approach. An angry by the characters in Crayon Shinchan Comic Volume 18 by Yoshito Usui was expressed using expressions or words. Sometimes these expressions are accompanied by bodily expressions. This research produces the following findings. (1) angry expressions are marked by Onomatopoeia meaning angry, (2) use of the suffix (shujoshi) yo, and (3) expressions of commands and prohibitions. The expression of angry is marked by clenching hands, bulging eyes, raising eyebrows, gritting teeth, gaping mouth, rumbling hands, crossing hands, clawing his own face, and frowning. Keywords: Psicolinguistics, The Angry Expressions, Comic
Japanese Cultural Values in Doraemon: How Face Threatening Acts Reveal the Implicit Culture of Japan Arianti, Theresia
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.4852

Abstract

This study is based on a highly popular Manga across Asia, Doraemon. This study aims to find the Face Threatening Acts contained in Doraemon and how these show Japanese cultural values which contradict American values. Previous studies examining Doraemon mostly do not include Face Threatening Acts in the analysis. Furthermore, they also focus more on the explicit culture contained in Doraemon. These are the gaps fulfilled by this study since it aims to examine the implicit culture of Japan using face Threatening Acts contained in Doraemon.  The result of this study shows that ‘filial piety’ is the Japanese cultural value mostly shown in the story. This study could be used as the base for future studies to examine whether or not Japanese implicit culture in Doraemon was truly the cause of Doraemon’s unpopularity in Japan.
MAKNA KANYOUKU - KUCHI DALAM WEBSITE KOTOBANK.JP Himawan, Aditya; Andari, Novi
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5452

Abstract

Penelitian ini membahas tentang makna kanyouku yang menggunakan kata kuchi di dalam website kotobank.jp. Data yang tersaji adalah 35 data. Metode pengumpulan data menggunakan taking note method. Hasil penelitian ini menemukan ada banyak makna yang terkandung dalam setiap kanyouku yakni makna asosiatif,  makna konotatif, makna figuratif, makna istilah,makna idiomatikal, makna figuratif, dan makna piktorikal. Setelah memahami dari setiap makna yang terkandung dalam kanyouku yang disajikan dapat disimpulkan bahwa setiap kanyouku mengandung lebih dari satu makna dan secara kebahasaan kita tidak bisa  mengaplikasikan sebuah kanyouku secara sembarangan. Kata kunci : kanyouku, kuchi, makna
ANALISIS PENGGUNAAN NINSHOU DAIMEISHI DAN SHUUJOSHI DALAM MANGA ONE PIECE CHAPTER 983 DAN 984 Yuana, Cuk; Chaqiqi, Muhammad Syahrul
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5456

Abstract

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antar manusia, dihasilkan dari alat ucap manusia yang berfungsi sebagai alat untuk menyepakati suatu hal atau maksud, mengekspresikan pikiran dan perasaan kepada mitra tuturnya, sehingga dapat dimengerti antara satu dengan lainnya. Dalam Bahasa Jepang, setiap kata memiliki makna berdasarkan fungsi penggunaannya masing-masing. Salah satunya adalah sebagai Ninshou Dimeishi dan Shuujoshi. Ninshou Daimeishi adalah kata yang digunakan untuk menunjuk orang. Sedangkan Shuujoshi adalah partikel yang diletakkan di akhir kalimat yang berfungsi untuk menentukan makna dari sebuah kalimat sebagai penekanan sesuai konteksnya. Penggunaan Ninshou Daimeishi dan Shuujoshi dapat dilihat dari percakapan sehari-hari seperti yang ada pada manga One Piece chapter 983 dan 984 yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.  Penelitian ini menggunakan teknik simak catat, yaitu dengan membaca manga secara seksama lalu mengumpulkan dialog percakapan dengan cara mencatat dan mengkategorikannya berdasarkan ninshou daimeishi dan shuujoshi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif interpretative berdasarkan pendekatan sintaksis. Hasil dari penelitian ini ditemukan 10 fungsi penggunaan Ninshou Daimeishi dan Shuujoshi berdasarkan konteksnya. Yaitu : menunjukkan identitas diri, tingkat kesopanan, keakraban, hubungan, ejekan, pertanyaan, konfirmasi atau persetujuan, seruan, menginformasikan sesuatu, dan penekanan.
ANALISIS FUNGSI SHUUJOSHI NO DAN YO OLEH TOKOH WANITA DALAM ANIME VIOLET EVERGARDEN EPISODE 1-9 Nisa', Ithrotun; Khasanah, Umul
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5453

Abstract

Artikel diterima tanggal....Artikel diedit tanggal.....Abstrak: Anime merupakan salah satu jenis seni kontemporer atau modern yang di minati oleh berbagai kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  fungsi Shuujoshi No dan Yo yang digunakan oleh tokoh wanita dalam anime “Violet Evergarden”. dalam analisis digunakan pendekatan Sosiolinguistik dan metode deskriptif sebagai desain penelitian . Sumber data yang digunakan adalah anime Violet Evergarden Episode 1 sampai 9 dengan hasil temuan sebagai berikut; pertama: fungsi shuujoshi No: (1) Pertanyaan sebanyak 24 data, (2) Penyampaian berita dengan lembut sebanyak 29 data. Kedua: fungsi shuujoshi Yo: (1) Ajakan sebanyak 1 data, (2) Pernyataan untuk memastikan sebanyak 20 data, (3) Omelan atau hinaan sebanyak 6 data, (4) Permohonan sebanyak 2 data. Kata kunci: Anime, Sosiolinguistik, Violet Evergarden, Shuujoshi Yo dan No. Abstract: Anime is one type of contemporary or modern art that is of interest to the public. This study aims to describe the Shuujoshi No and Yo functions used by the female characters in the anime "Violet Evergarden" according to the context. Using Sociolinguistic approach and descriptive method as research design . The select data source is  anime Violet Evergarden from episode 1-9 with the following findings :  function of shuujoshi No: (1) 24 data questions, (2) 29 data delivers news gently. Second: the shuujoshi Yo function: (1) 1 data invitation marker, (2) 20 data giving a statement to ensure , (3) 6 data showing scolding or insults , (4) 2 data Indicating  requests.Keywords: Anime, Sosiolinguistik, Violet Evergarden, shuujoshi No and Yo.
Gaya Bahasa dalam Iklan Produk Minuman dari Website Resmi Perusahaan Suntory Rohmah, Umi Choirur; Khasanah, Umul
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5466

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa dalam iklan produk minuman dari website resmi perusahaan Suntory. Data Penelitian ini adalah kalimat iklan produk minuman dari website resmi perusahaan Suntory. Sumber data pada penelitian ini adalah iklan produk minuman dari website resmi perusahaan Suntory. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tahap analisis data berupa identifikasi, dan klasifikasi. Hasil penelitian ini adalah Gaya bahasa yang ditemukan ada 6 macam gaya bahasa berdasarkan jumlah data yang ditemukan disetiap iklan yaitu Metafora (3 buah), Simile (1 buah), Sinestesia (4 buah), Zeugma (1 buah), Hiperbola (18 buah), dan Oksimoron (1 buah). Fungsi dari gaya bahasa yang ditmukan adalah menjelaskan, menstimulus asosiasi, menimbulkan gelak tawa, dan untuk hiasan. Fungsi gaya bahasa yang tidak ditemukan adalah memperkuat, dan menghidupkan object mati. Kata kunci: gaya bahasa, iklan, semantik, stilistika, fungsi gaya bahasa This study aims to describe the style of language in beverage product advertisements from the official website of the Suntory company. The data of this research is a sentence for a beverage product advertisement from the official website of the Suntory company. The source of data in this study is beverage product advertisements from the official website of the Suntory company. This research belongs to the type of qualitative descriptive research. The data analysis stage is in the form of identification, and classification. The results of this study are that there are 6 kinds of language styles based on the amount of data found in each advertisement, namely Metaphor (3 pieces), Simile (1 piece), Synesthesia (4 pieces), Zeugma (1 piece), Hyperbole (18 pieces). , and Oxymoron (1 piece). The function of the language style found is to explain, stimulate association, cause laughter, and for decoration. The function of figurative language that is not found is to strengthen, and animate inanimate objects. Keywords: figurative language, advertising, semantics, stylistics, stylistic functions
REPRESENTASI KYARABEN DALAM FILM “KYO MO IYAGARASE BENTO” KARYA RENPEI TSUKAMOTO Safira, Ranasya Della; Parastuti, Parastuti
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5517

Abstract

Penelitian ini membahas tentang representasi dan makna bento yang berbetuk suatu kharakter tertentu. Pembahasan melalui penggunaan tanda yang terdapat dalam film “Kyo mo Iyagarase Bento” karya Renpei Tsukamoto. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan tanda sebagai representasi dan bentuk makna bento yang terdapat dalam film ini. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis data berupa visual dan dialog pada film yang merepresentasikan bento. Dalam penelitian ini, teori semiotika Charles Sanders Pierce digunakan sebagai pisau analisis dengan menganalisis penggunaan tanda berdasarkan proses semiosis. Kemudian menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data, representasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini  representasi bento yang ditunjukkan melalui penggunaan tanda-tanda yang terdapat dalam visual dan dialog dalam film adalah kyaraben yang dikemas dalam kemasan praktis untuk keperluan berkomunikasi. Dalam film ini, makna istilah kyaraben digambarkan sesuai dengan karakteristik masyarakat Jepang yang berlaku di zaman modern beserta konflik yang menyertai.Kata kunci: representasi kyarabento, film, semiotika Charles Sanders Pierce
HEGEMONI GRAMSCI DALAM NOVEL SHINSHO NO TAIKOKI KARYA EIJI YOSHIKAWA Rahayuningtyas, Putri
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5519

Abstract

Sastra tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Kajian sastra yang behubungan dengan masyarakat adalah sosiologi sastra. Pada sosiologi sastra salah satu teori yang digunakan untuk mengkaji yakni teori hegemoni. Penelitian ini mengkaji salah satu novel Jepang dengan judul Shinsho no Taikoki Karya Eiji Yoshikawa yang memiliki cerita menarik pada aspek sosial masyarakat Jepang menjelang dekade abad keenam belas dan banyak menunjukkan bentuk hegemoni yang dilakukan oleh para tokoh ceritanya. Hegemoni yang ditemukan pada novel ini yakni hegemoni Gramsci yakni hegemoni yang terjadi tanpa adanya kekerasan.Kata kunci : Sastra, hegemoni Gramsci, novel Jepang
MAKNA IKLAN JEPANG Z (Z-KAI) MELALUI TANDA VERBAL DAN TANDA NONVERBAL DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA Sunjaya, Theresa; Ikkasavitri, Egidia; Prasetyo, Dwiki Ari; Ratida, Adela Rizka Putri; Nugroho, Rahadiyan Duwi
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5862

Abstract

Semiotika adalah studi mengenai tanda. Dalam semiotika, tanda dibagi menjadi dua, yaitu tanda verbal, tanda yang berupa kata dan struktur linguistik, dan tanda nonverbal, tanda yang berupa gambar dan isyarat. Iklan adalah salah satu objek yang kedua macam tandanya saling mengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan arti tanda verbal dan tanda nonverbal serta makna yang muncul dalam iklan Zoushinkai atau Z-Kai keluaran tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dari analisis data dapat diketahui pada iklan Z-Kai memiliki arti pada tanda verbal dan tanda nonverbal. Arti tanda verbal yang ditemukan adalah ajakan dan metode pembelajaran yang dimiliki Z-Kai. Sedangkan, tanda nonverbal menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda dalam iklan tersebut yang penuh dengan tantangan untuk menuju universitas yang dipilihnya. Makna dari iklan Z-Kai ini menceritakan mengenai kualitas pembelajar dalam Z-Kai dan pengaruh Z-Kai kepada pembelajarnya.Kata kunci: iklan, semiotika, tanda nonverbal, tanda verbal, Z-Kai