cover
Contact Name
Serlika Aprita
Contact Email
5312lika@gmail.com
Phone
+6281377530314
Journal Mail Official
kepastianhukum19@gmail.com
Editorial Address
Geduang Fakultas Hukum Lantai 1, Jl. Jend. Ahmad yani 13 Ulu Palembang
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan
Core Subject : Social,
Jurnal Kepastian Hukum Dan Keadilan merupakan jurnal atau media informasi dan komunikasi di bidang hukum berisi artikel-artikel ilmiah hasil penelitian terkait bidang ilmu hukum yang meliputi hukum perdata, hukum pidana, hukum tata negara, hukum administrasi negara, hukum ekonomi/bisnis, hukum konstitusi, hukum islam, hukum lingkungan, hukum adat, hukum internasional, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah-masalah hukum.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 56 Documents
Problematik Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Indonesia Mahfuz, Abdul Latif
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 1, No 2 (2020): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v1i2.2592

Abstract

AbstrakPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa dilepaskan pada masalah Hak Atas Kekayaan Intelektual. Contohnya perkembangan teknologi informasi dengan teknologi komunikasi. menyebabkan lahirnya kebutuhan untuk melindungi hasil rekayasa di bidang tersebut. Di negara maju Hak atas Kekayaan Intelektual telah menjadi bagian dari masyarakat sehari-hari, sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan di negeri ini selalu berorientasi pada perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Keunggulan dalam aspek perdagangan dapat dimiliki oleh negara maju karena salah satunya ditentukan oleh keunggulan komparatif dari kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan bidang hak kekayaan intelektual.Kata kunci : Hak atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan Hukum
WAKAF TANAH HAK MILIK BELUM TERDAFTAR Usman, Abdul Hamid
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 2, No 1 (2020): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v2i1.3047

Abstract

ABSTRAK Wakaf merupakan lembaga yang sangat bermanfaat bagi pengembangan aset ummat Islam. Wakaf dilakukan guna keperluan ibadah dan pengembangan ekonomi masyarakat, khusus ummat Islam.Dalam perwakafan ini harta benda yang dapat diwakafkan adalah harta benda yang dimiliki dan dikuasai oleh pemiliknya secara sah. Harta benda yang dapat diwakafkan terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak. Mengenai harta benda wakaf berupa benda tidak bergerak yaitu tanah hak milik atau tanah milik adat yang belum terdaftar. Yang menjadi pusat pembahasan tulisan ini adalah pelaksanaan wakaf tanah hak milik belum terdaftar.Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pendapat para ahli di bidang yang terkait, maka pelaksanaan wakaf tanah hak milik yang belum terdaftar dilakukan dengan cara membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) yang disaksikan oleh 2(dua) orang saksi dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), dan kemudian didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat.Tanah wakaf yang berasal dari tanah milik adat didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat, menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir, dengan melampirkan surat permohonan, peta bidang tanah/surat ukur, bukti kepemilikan tanah yang sah, baik berupa bukti tertulis, dan/atau bukti penguasaan secara fisik atas tanah yang bersangkutan dan pernyataan kesaksian dari para pemilik tanah yang berbatasan langsung, Akta Ikrar Wakaf (AIW) atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW), surat pengesahan Nazhir yang bersangkutan dari instansi yang menyelenggarakan urusan agama tingkat kecamatan, dan surat pernyataan dari Nazhir/Wakif atau surat keterangan dari Kepala Desa/Lurah/tokoh masyarakat bahwa tanahnya tidak dalam sengketa, perkara, sita dan tidak dijaminkan. Lalu Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan keputusan penegasan sebagai Tanah Wakaf atas nama Nazhir. Berdasarkan keputusan tersebut, Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan Sertipikat Tanah Wakaf atas nama Nazhir.  Kata Kunci: Wakaf tanah; hak milik belum terdaftar.
Proses Pembuktian Tindak Pidana Bisnis Online Kastro, Edy
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 1, No 1 (2019): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v1i1.2439

Abstract

ABSTRAKKemajuan teknologi komunikasi khususnya dalam dunia online sudah digunakan masyarakat sebagai alat untuk berbisnis. Namun, karena kemudahan untuk berkreativitas banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk hal-hal yang merugikan orang banyak. Kejahatan yang sering terjadi dalam media internet adalah penipuan dengan mengatas namakan bisnis online dengan menggunakan media internet, yang menawarkan berbagai macam produk penjualan yang dijual dengan harga dibawah rata-rata. Demi mendapatkan keuntungan dan memperkaya diri sendiri, para pelaku melanggar aturan dan norma-norma hukum yang berlaku. Bisnis secara online mempermudah para pelaku penipuan dalam melakukan aksinya. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dirumuskan permasalahan hukum mengenai proses pembuktian tindak pidana bisnis online. Berdasarkan hasil penelitian normatif yang dilakukan, proses pembuktian yang tepat dalam kasus tindak pidana bisnis online adalah dalam hal alat bukti untuk kasus penipuan melalui sarana e-commerce yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Penyidik lebih memilih Pasal 378 KUHP yang lebih simpel dan mereka telah terbiasa serta lebih mudah dalam hal pengumpulan bukti-bukti unsur pidana dalam tindak pidana penipuan melalui Sarana e-commerce. Kata kunci : Tindak Pidana,  Bisnis Online, Pembuktian.
Sita Marital (Maritale Beslag) Atas Harta Bersama Dalam Perkawinan Dalam Hal Terjadi Perceraian Safithri, Hijriyana
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 1, No 2 (2020): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v1i2.2588

Abstract

ABSTRAKPernikahan adalah ikatan spiritual antara pria dan wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga abadi (rumah tangga bahagia) berdasarkan keilahian Yang Mahakuasa. Setelah menikah, tentu saja, akan ada aset yang diperoleh setelah pernikahan, sehingga properti tersebut disebut sebagai properti bersama. Keberadaan aset ini nantinya dapat menimbulkan masalah jika terjadi perceraian, jadi jika itu terjadi dan penyelesaiannya adalah dengan penyitaan perkawinan oleh pengadilan di mana perceraian diproses. Hal ini dilakukan untuk mengamankan sementara aset bersama sebelum keputusan perceraian dibuat sehingga kedua pihak yang berselisih tidak menjual aset bersama sebelum keputusan dibuat.Kata kunci: Perkawinan, aset bersama, penyitaan perkawinan
PERLINDUNGAN HUKUM HAK MILIK ATAS TANAH ADAT SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA Usman, Abdul Hamid
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 1, No 2 (2020): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v1i2.2593

Abstract

ABSTRAKUndang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ditetapkan dan berlaku sejak tanggal 24 September 1960, merupakan peraturan pokok yang mengatur masalah keagrariaan di Indonesia. Sebelum berlakunya UUPA, di Indonesia berlaku dua sistem hukum agraria, yaitu hukum agraria adat dan hukum agraria perdata barat. Demikian juga halnya dengan hak-hak atas tanah, ada hak-hak atas tanah menurut hukum adat dan ada pula hak-hak atas tanah menurut hukum perdata barat. Dalam kenyataannya sebagian besar warga negara Indonesia asli menguasai tanah berdasarkan hukum adat, terutama hak milik atas tanah. Sebagaimana sifat hukum adat yang tidak tertulis, hak atas tanah menurut hukum adat inipun dalam penguasaan oleh pemegang haknya tidak didukung dengan alat bukti tertulis, tak terkecuali dengan hak milik atas tanah adat.UUPA merupakan penjabaran langsung dari Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, diberlakukan dengan tujuan untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu untuk memberikan perlindungan hukum kepada yang empunya hak milik atas tanah adat ini, UUPA memberikan pengakuan status kepemilikan kepada pemegang haknya dengan cara melakukan konversi hak milik atas tanah adat menjadi hak milik menurut UUPA, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pendaftaran tanah dan penerbitan sertipikat tanah; atau dengan melakukan penerbitan Surat Keterangan Hak Atas Tanah (SKHAT) oleh Kepala Desa/Lurah, lalu disahkan oleh Camat setempat, sebelum diajukan permohonan konversi dan pendaftaran tanahnya; atau dengan cara penguasaan fisik oleh pemegang haknya yang dibuktikan dengan adanya tanam-tanaman keras dan/atau bangunan yang dibuat oleh pemegang haknnya dan dibenarkan oleh anggota masyarakat setempat.  Kata Kunci: Perlindungan hukum; hak milik atas tanah adat; Undang-Undang Pokok Agraria.
Perlindungan Data Pribadi Bagi Nasabah Korban Pembobolan Rekening Melalui Internet Banking Ditinjau Dari Hukum Positif Indonesia VioIina, Delfa; Zahrani, Hanna Tasya
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 2, No 1 (2020): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v2i1.3048

Abstract

ABSTRAK Di zaman modern ini, perkembangan teknoIogi kian semakin berkembang. Tidak terkecuaIi ranah perbankan terkena dampak teknoIogi. Bank pun daIam usahanya meIebarkan bisnisnya membuat segaIa cara, saIah satunya dengan internet banking. Iayanan mempermudah nasabah dalam meIakukan transaksi, namun kemudahan tersebut tidak seIaIu aman bagi para nasabah, karena dengan Iayanan ini banyak dari nasabah mendapat kerugian dari bocornya data pribadi nasabah. Jurnal ini bertujuan untuk mengkaji dan menganaIisis bagaimana perIindungan hukum data pribadi para nasabah pengguna fasiIitas internet banking. Maka dari itu, perIu adanya pengawasan dan peraturan Iebih Ianjut yang diIakukan oIeh Bank Indonesia terhadap sektor perbankan untuk meIindungi kepentingan nasabah dan bank itu sendiri.Kata Kunci: perIindungan hukum, data pribadi, internet banking
Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara PT Reska Multi Usaha Dengan PT Kereta Api Indonesia Dalam Penyedia Jasa Dan Kelengkapan Restorasi A, Koesrin Nawawie
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 1, No 1 (2019): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v1i1.2440

Abstract

ABSTRAK Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT Kereta Api Indonesia dengan anak perusahaannya berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-03/MBU/08/2017 tentang pedoman kerjasama Badan Usaha Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 No. 1147) Pasal 1 dan 2 dengan metode Pelelangan terbuka. Prosesnya sendiri dimulai dengan pengajuan RAB/RPO/Justifikasi ke unit anggaran, setelah menerima NPD ACC selanjutnya menyerahkan wewenang pengadaan barang/jasa pada unit PBJ. Unit PBJ akan mulai menyusun Rencana Kerja Syarat (RKS) dan mengumumkan adanya pengadaan barang/jasa, Setelah melalui tahap pembukaan penawaran maka dari unit PBJ akan melakukan seleksi/evaluasi  baik secara administrasi maupun teknisterhadap dokumen penawaran. Setelah lulus tahap evaluasi, maka akan terpilih pemasok untuk kemudian masuk pada tahap Klasifikasi dan Negosiasi. Setelah lulus tahap Klasifikasi dan Negosiasi, unit PBJ akan mengeluarkan Surat Penunjukan Rekanan (SPR) dan Surat Perintah Kerja (SPK) yang menjadi tanda dimulainya pekerjaan pemasok/vendor. Kata Kunci: Perjanjian Kerjasama, Penyediaan Jasa
HUBUNGAN HUKUM DALAM KONTRAK PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Sari, Yessy Meryantika
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 1, No 2 (2020): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v1i2.2589

Abstract

AbstrakPerusahaan pialang berjangka sebagai perantara perdagangan menjadi penghubung antara nasabah dengan pasar berjangka komoditi melalui kontrak perdagangan berjangka yang melahirkan hubungan hukum. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: pertama, apakah dasar hubungan hukum antara perusahaan pialang berjangka dengan nasabah?. Kedua, apakah dalam kontrak perdagangan berjangka terdapat hubungan hukum yang melahirkan kewajiban finansial bagi perusahaan pialang berjangka?. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan serta pendekatan konseptual. Hasil penelitian menunjukan bahwa dasar hubungan hukum antara perusahaan pialang berjangka dan nasabah dalam kontrak perdagangan berjangka terjadi karena adanya perjanjian pemberian amanat dan perjanjian pemberian kuasa yang melahirkan hak dan kewajiban, serta terdapat kewajiban finansial bagi para pihak. Keywords: Hubungan Hukum, Kontrak Perdagangan Berjangka, Perusahaan Pialang Berjangka, Nasabah
KEDUDUKAN GRONDKAART SEBAGAI BUKTI PENGUASAAN TANAH (Studi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Devisi Regional IV Tanjung Karang) Karini, Eti
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 3, No 2 (2021): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v2i2.3456

Abstract

Grondkaart or block maps are documents of evidence of ownership of assets which are assets for an institution or company that must be protected. There are several things that are still debatable regarding the position or legality of Grondkaart itself. One of the state companies that still uses Grondkaart as proof of ownership of its land assets is PT. Kereta Api Indonesia (Persero) or PT. KAI. Land assets of PT. KAI is the legacy of the Dutch railway company which was affected by nationalization, the land often causes disputes due to evidence of land ownership in the form of Grondkaart which is not regulated in Law Number 5 of 1960 and Government Regulation Number 24 of 1997. The rapid development of the current railway must be supported. with the security and management of assets as one of the main capital so that the seizure and control of assets of PT. KAI by unauthorized parties and illegally will not happen again. The problem of this research is how is the position of Grondkaart as proof of land tenure by PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Regional Division IV Office according to Land Law in Indonesia, and What are the legal consequences of using Grondkaart as proof of land tenure by PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Regional Division IV Tanjung Karang Office. This type of research is field research (Field Research) and is carried out descriptively, the problem approach is carried out by empirical juridical, the data used are primary and secondary data, data collection techniques are interviews, observation and documentation, data processing is done by editing, coding , Reconstructing, and Systematizing, then the data were analyzed qualitatively.Keyword:: Grondkaart, Railway, Land Law, Dispute  
Optimasi Peran Negara terhadap Tindakan Penyalagunaan Kekuasaan dalam Kondisi Darurat Covid-19 Merta, M. Martindo
Jurnal Kepastian Hukum dan Keadilan Vol 3, No 2 (2021): JURNAL KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/khdk.v2i2.3458

Abstract

Law Number 3 of 1971 concerning the Eradication of Criminal Acts of Corruption is no longer in accordance with the development of legal needs in society, therefore it needs to be replaced with a new Law on the Eradication of Criminal Acts of Corruption so that it is expected to be more effective in preventing and eradicating criminal acts of corruption. On the basis of such considerations, it is necessary to establish a new Law on the Eradication of Corruption Crimes; The legal basis for this law is: Article 5 paragraph (1) and Article 20 paragraph (1) of the 1945 Constitution; and Decree of the People's Consultative Assembly of the Republic of Indonesia Number XI/MPR/1998 concerning State Organizers that are Clean and Free of Corruption, Collusion and Nepotism. This Law regulates: Corruption Crimes; Other Crimes Related to Corruption; Investigation, Prosecution, and Examination in Court Sessions; And Community Participation. This Law also mandates the establishment of a Corruption Eradication Commission which will be regulated in a separate Law within a period of no later than 2 (two) years from the promulgation of this Law. The membership of the Corruption Eradication Commission consists of elements of the Government and elements of the communityKeywords: Corruption Crime, Investigation, Government