cover
Contact Name
Sunny Wangko
Contact Email
sunnypatriciawangko@gmail.com
Phone
+628124455733
Journal Mail Official
sunnypatriciawangko@gmail.com
Editorial Address
medscopej@gmail.com
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Medical Scope Journal (MSJ)
ISSN : -     EISSN : 27153312     DOI : https://doi.org/10.35790/msj
Core Subject : Health, Science,
Medical Scope Journal (MSJ) diterbitkan oleh Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI) Komisariat Manado bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Tulisan yang dimuat dapat berupa artikel telaah (review article), hasil penelitian, dan laporan kasus dalam bidang ilmu kedokteran baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
Articles 178 Documents
Perbedaan Pengaruh Terapi Audio Gelombang Alpha dan Gelombang Theta terhadap Daya Konsentrasi Otak pada Pemuda GMIM Tabita Sarongsong 1 Airmadidi 2 Kawengian, Jooh; Rumampuk, Jimmy; Lintong, Fransiska
Medical Scope Journal Vol 1, No 2 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.2.2020.27848

Abstract

Abstract: This study was aimed to determine the differences in the effects of audio alpha and theta waves on brain concentration power among youths of GMIM Tabita Sarongsong I Airmadidi II. This was a quantitative study with a cross-sectional design. Samples were 30 youths obtained by using the systematic sampling technique. The brain concentration power was measured by the results of solving modified mathematical problems. Data were analyzed by using descriptive analysis, the normality test of Kolmogrov-Smirov, the homogeneity test was sought by the Levene test, followed by t-test to obtain the difference in the effects of audio alpha and theta waves on the brain concentration power. The results showed the average test result, as follows: of alpha wave exposure was 8.80 while of theta wave exposure was 8.53. The t-test analysis showed a p-valued of 0.000 <0.05, this meant that there was a significant difference between the effects of audio alpha and theta waves on the brain concentration power. In conclusion, alpha and theta wave therapy could influence the brain concentration power among youths of GMIM Tabita Sarongsong I Airmadidi II, however, theta wave was more effective than alpha wave.Keywords: audio wave therapy, brain concentration powerAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh audio gelombang alpha dan gelombang theta terhadap daya konsentrasi otak pada Pemuda GMIM Tabita Sarongsong I Airmadidi II. Jenis penelitian ialah kuantitatif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling sistematis dengan jumlah sampel 30 orang. Daya konsentrasi otak diukur dengan hasil pengerjaan masalah matematika yang dimodifikasi. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif, uji normalitas Kolmogrov-Smirnov, uji homogenitas Levene, dilanjutkan uji-t untuk mengetahui perbedaan pengaruh audio gelombang alpha dan gelombang theta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata hasil ujian dengan paparan gelombang alpha sebesar 8,80 sedangkan hasil ujian dengan paparan gelombang theta sebesar 8,53. Hasil analisis uji-t menunjukkan nilai p=0,000 <0,05. Simpulan penelitian ini ialah terapi audio gelombang alpha dan theta dapat memengaruhi daya konsentrasi otak pada Pemuda GMIM Tabita Sarongsong I Airmadidi II namun gelombang theta lebih berpengaruh daripada gelombang alpha.Kata kunci: terapi audio gelombang, daya konsentrasi otak 
Profil Kejang Pasca Stroke pada Pasien Rawat Inap Periode Juli 2018 - Juni 2019 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tombeng, Jeremia A.; Mahama, Corry N.; Kembuan, Mieke A. H. M.
Medical Scope Journal Vol 1, No 2 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.2.2020.27461

Abstract

Abstract: Stroke is the most common cause of seizures in elderly population. The higher the number of stroke patients, the higher the predicted level of likelihood of the prevalence of post-stroke seizures. This study was aimed to obtain the profile of post-stroke seizures among hospitalized patients from July 2018 to June 2019 at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive and retrospective study. The results showed 24 patients who met the inclusion criteria. Post-stroke seizures were more common in males than in females. Based on age, most patients with post-stroke seizures were in the age range of 45-54 years. Many post-stroke seizure patients worked as housewives. Most post-stroke seizure patients suffered from focal seizures with impaired awareness. Among patients with post-stroke seizures, the number of patients with ischemic stroke type was higher than of patients with hemorrhagic stroke type. In conclusion, the majority of patients were males, aged 45-54 years, had focal seizures and impaired awareness, as well as ischemic stroke. The most common job of the patients was housewifery.Keywords: stroke, seizures, post-stroke seizures Abstrak: Stroke merupakan penyebab kejang yang paling umum pada populasi lansia. Semakin tinggi data yang menunjukkan jumlah pasien stroke, maka tingkat kemungkinan prevalensi terjadinya kejang pasca stroke juga diprediksi akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kejang pasca stroke pada pasien rawat inap periode Juli 2018-Juni 2019 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Hasil penelitian memperoleh 24 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah pasien kejang pasca stroke lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan. Berdasarkan usia pasien kejang pasca stroke terbanyak berada dalam rentang usia 45-54 tahun. Berdasarkan pekerjaan, pasien kejang pasca stroke terbanyak bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebagian besar pasien kejang pasca stroke mengalami kejang fokal dengan kesadaran terganggu. Jumlah pasien kejang pasca stroke dengan tipe stroke iskemik lebih banyak dibandingkan tipe stroke hemoragik. Simpulan penelitian ini ialah mayoritas pasien dengan kejang pasca stroke berjenis kelamin laki-laki, berusia 45-54 tahun, tipe kejang fokal dengan kesadaran terganggu, dan tipe stroke iskemik. Pekerjaan yang terbanyak didapatkan ialah ibu rumah tangga.Kata kunci: stroke, kejang pasca stroke
Gambaran Hiperurisemia pada Subyek Keturunan Hipertensi dan Tidak Keturunan Hipertensi Berhandus, Catrien; Ongkowijaya, Jeffrey A.; Kaparang, Adeodata M. C.
Medical Scope Journal Vol 3, No 1 (2021): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.3.1.2021.33044

Abstract

Abstract: Hypertension is one of the most common cardiovascular diseases worldwide. Hyperuricemia is considered if serum uric acid level >7 mg/dl in men and >6 mg/dl in women. This condition is not only associated with gout but has other associations with various diseases such as cardiovascular disease, systemic inflammation, endothelial dysfunction, and hypertension. This study was aimed to obtain the description of serum uric acid levels among people who had family history of hypertension and those who did not. This was a descriptive and observational study with a cross-sectional design. Samples were obtained at Prof. dr. R. D. Kandou Manado by using consecutive sampling, and then were divided into two groups, with and without family history of hypertension; each of 20 people. Of the group with family history of hypertension, 12 were male (60%) and 8 were female (40%), while of the other group, 10 were male (50%) and 10 were female (50%). Based on serum uric acid levels, 6 (30%) of the group with family history of hypertension had hyperuricemia, while 3 (15%) of the other group had hyperuricemia; all of them were male. In conclusion, people with family history of hypertension had hyperuricemia more frequently compared to those without family history of hypertension, with dominant male sex in both groups.Keywords: uric acid; family history of hypertension; hyperuricemia Abstrak: Hipertensi masih merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum di seluruh dunia. Hiperurisemia ditetapkan bila kadar serum asam urat >7 mg/dl pada laki-laki dan >6 mg/dl pada perempuan. Hiperurisemia tidak hanya berhubungan dengan gout tetapi memiliki hubungan dengan berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskular, inflamasi sistemik, disfungsi endotel, dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran asam urat pada subyek keturunan hipertensi dan tidak keturunan hipertensi. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel diperoleh di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menggunakan consecutive sampling dan dibagi atas dua kelompok, yaitu keturunan hipertensi dan tidak keturunan hipertensi dari hasil anamnesis; masing-masing terdiri dari 20 orang. Dari kelompok keturunan hipertensi didapatkan 12 subyek laki-laki (60%) dan 8 perempuan (40%), sedangkan dari kelompok lainnya sebanyak 10 subyek laki-laki (50%) dan 10 subyek perempuan (50%). Berdasarkan kadar asam urat, dari kelompok keturunan hipertensi sebanyak 6 orang (30%) mengalami hiperurisemia, sedangkan pada kelompok lainnya sebanyak 3 orang (15%) mengalami hiperurisemia. Semua subyek pada kedua kelompok yang mengalami hiperurisemia berjenis kelamin laki-laki. Simpulan penelitian ini ialah subyek keturunan hipertensi lebih banyak mengalami hiperurisemia dibandingkan subyek tidak keturunan hipertensi, dengan jenis kelamin laki-laki dominan pada kedua kelompok.Kata kunci: asam urat; keturunan hipertensi; hiperurisemia
Hubungan antara Beban Kerja dan Masa Kerja dengan Stres Kerja pada Security Check Point di PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado Aulia, Larasati; Kawatu, Paul A. T.; Langi, Fima L. F. G.
Medical Scope Journal Vol 1, No 1 (2019): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.1.2019.26626

Abstract

Abstract: Decreased work productivity can be caused by working stress. There are factors that can affect working stress, including working time and workload. A 24-hour airport operating system requires employees who are security check points at the airport to be firm in conducting inspections with different characters, behaviors, and cultures each day. The heavy hours and flight routes ranging from domestic to overseas every day and excessive workload or work demands can potentially lead to occupational stress. This study was aimed to obtain the relationship between workload and working time and working stress among security check point employees at PT Angkasa Pura I Sam Ratulangi International Airport Manado. The total population of this study was 68 employees. The Spearman corelation test showed that there was a significant relationship with a positive correlation of strong category between workload and working stress among the security check point employees (p=0.000; r=0.608). Moreover, there was a significant relationship between between working time and working stress (p=0.001; r=- 0.411). In conclusion, there was a significant positive relationship between work load and working stress and a significant negative relationship between working time and working stress among the employees on the security check point at PT Angkasa Pura I Sam Ratulangi International Airport Manado.Keywords: workload, working period, work stress.Abstrak: Produktivitas kerja yang menurun dapat disebabkan oleh stres kerja. Terdapat faktor– faktor yang dapat memengaruhi stres kerja antara lain meliputi masa kerja serta beban kerja. Sistem operasi bandar udara selama 24 jam, menuntut para pekerja security check point di bandar udara harus tegas dalam melakukan pemeriksaan dengan karakter, perilaku, serta budaya yang berbeda tiap harinya. Padatnya jam dan rute penerbangan mulai dari domestik sampai ke luar negeri setiap harinya serta beban kerja atau tuntutan kerja yang berlebihan dapat berpotensi mengakibatkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan masa kerja dengan stres kerja pada security check point di PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado. Populasi penelitian ini yaitu seluruh pekerja yang berjumlah 68 orang. Hasil uji statistik Spearman mendapatkan hubungan bermakna dengan korelasi positif kategori kuat antara beban kerja dengan stres kerja (p=0,000; r=0,608). Selain itu terdapat hubungan berlawanan arah (negatif) antara masa kerja dengan stres kerja (p=0,001; r=-0,411). Simpulan penelitian ini ialah pada security check point di PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado terdapat hubungan bermakna yang positif antara beban kerja dengan stres kerja serta terdapat hubungan bermakna yang negatif antara masa kerja dengan stres kerja.Kata kunci: beban kerja, masa kerja, stres kerja
Gagal Ginjal Kronik Hemodialisis dengan Kadar Eritropoietin dan Hemoglobin Normal: Laporan Kasus Amudi, Tulus; Palar, Stella
Medical Scope Journal Vol 2, No 2 (2021): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.2.2.2021.32547

Abstract

Abstract: Generally, chronic kidney disease (CKD) is associated with anemia due to decrease of erythropoietin that plays an important role in erythropoiesis. We reported a patient, 61-year-old male, suffered from chronic hemodialysis kidney disease with coinfection of viral hepatitis C, albeit, had normal hemoglobin and erythropoietin levels. The patient was diagnosed as CKD in March 2014 with laboratory results, as follows: hemoglobin (Hb) 9.9 g/dl; ureum 223 mg/dl; creatinine 7.5 mg/dl, and was confirmed with ultrasonography. The patient underwent hemodialysis and was treated with erythropoiesis stimulating agent (ESA) for the first time in April 2014. The last ESA was given in June 2015 and the laboratory results were serum iron 61 µg/dl, total iron binding capacity (TIBC) 173 µg/dl, ferritin 1431 ng/ml, and the qualitative anti HCV test was reactive. Afterwards, the patient was not treated with ESA anymore since his Hb level was normal without ESA or blood transfusion. Moreover, the erythropoietin (EPO) level was tested in December 2018 resulted within normal level. Until now, the patient is still undergoing hemodialysis without ESA or transfusion. This is a rare condition, and there is still no certain pathophysiology to explain. It is assumed that the mechanism is related to hepatitis C infection that stimulates the hepatocyte regeneration, therefore, the cells produce endogen erythropoietin resulting in increased Hb level.Keywords: chronic kidney disease (CKD), erythropoietin and hemoglobin level Abstrak: Umumnya penyakit ginjal kronik (PGK) disertai dengan anemia akibat penurunan eritropoietin yang berperan penting dalam proses eritropoiesis. Kami melaporkan kasus seorang laki-laki 61 tahun dengan PGK hemodialisis disertai ko-infeksi hepatitis C namun dengan kadar hemoglobin dan eritropoietin normal. Pasien dinyatakan PGK sejak Maret 2014 dengan kadar hemoglobin (Hb) 9,9 g/dL; ureum 223 mg/dl; kreatinin 7,5 mg/dl, dan didukung oleh hasil ultrasonografi. Pasien diberikan hemodialisis dan terapi ESA pertama kali pada bulan April 2014. Terapi ESA terakhir diberikan pada bulan Juni 2015 dengan hasil serum iron 61 µg/dl, total iron binding capacity (TIBC) 173 µg/dl, feritin 1431 ng/ml, dan anti HCV kualitatif reaktif, Setelah itu pasien tidak mendapat terapi ESA lagi karena pada pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar hemoglobin normal tanpa terapi ESA atau transfusi darah. Pemeriksaan kadar eritropoietin (EPO) pada bulan Desember 2018 mendapatkan hasil 16 mIU/ml (nilai normal 2,6-18,5 mIU/ml). Hingga saat ini pasien masih rutin menjalani hemodialisis dan tidak pernah mendapat terapi ESA atau transfusi darah. Keadaan tersebut jarang ditemukan, dan tidak ada patofisologi yang pasti untuk menjelaskan penyebab keadaan tersebut. Mekanisme keadaan ini dikaitkan dengan infeksi hepatitis C yang merangsang regenerasi hepatosit, sehingga sel-sel tersebut menghasilkan hormon ertiropoietin endogen, dengan hasil akhir ialah peningkatan hemoglobin.Kata kunci: penyakit ginjal kronik (PGK), kadar eritropoietin dan hemoglobin
Kanker Payudara Pasca Kemoterapi dengan Neutropenia: Laporan Kasus Rahmawati, Anita; Lasut, Pearla
Medical Scope Journal Vol 2, No 1 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.2.1.2020.29629

Abstract

Abstract: Febrile neutropenia is found in 10-50% of post chemotherapy patients with solid tumor and in more than 80% of patients with hematological malignancy. We reported a case of febrile neutropenia, local chemoport infection, and right breast cancer on chemoterapy in a 47-year-old female. Diagnosis was based on symptoms, clinical features, and laboratory examina-tion with absolute neutrophil count (ANC) 460 cells/mm3. This patient was treated with IVFD NaCl 0.9% 20 drops/minute, ceftazidime 2 g every 8 hour intravenous, and filgastrim 300 mcg every 24 hours subcutan. The prognosis of this patient was as follows: ad vitam was dubia ad malam, ad functionam was dubia ad bonam, and ad sanationam was dubia.Keywords: febrile neutropenia, post chemotherapy Abstrak: Febrile neutropenia terjadi pada 10-50% pasien pasca kemoterapi dengan tumor padat dan lebih dari 80% pasien pasca kemoterapi dengan keganasan hematologik. Kami melaporkan sebuah kasus seorang perempuan berusia 47 tahun dengan febrile neutropenia, infeksi lokal chemoport, dan kanker payudara on kemoterapi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan tanda klinis, serta pemeriksaan laboratorium absolute neutrophil count (ANC) 460 sel/mm3. Pasien diberikan terapi infus NaCl 0,9% 20 tetes/menit, ceftazidime injeksi 2 gr setiap 8 jam, dan filgastrim injeksi 300 mcg setiap 24 jam subkutan. Prognosis pasien ini secara ad vitam ialah dubia ad malam, ad functionam ialah dubia ad bonam, dan ad sanationam ialah dubia.Kata kunci: febrile neutropenia, pasca kemoterapi
Pengaruh Kebisingan terhadap Ambang Pendengaran Karyawan Arena Bermain Septianingsih, Cintia P.; Palandeng, Ora Et Labora I.; Pelealu, Olivia C. P.
Medical Scope Journal Vol 1, No 2 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.2.2020.27717

Abstract

Abstract: Noise at a certain level and time can cause human health problems and environmental discomfort. These conditions occur if the noise intensity exceeds the threshold level related to time and place. This study was aimed to obtain the influence of noise intensity at work to hearing disturbance among the employees of game arenas. This was an analytical study with a cross-sectional design. Data were obtained by questionnaire filling, noise measurement by using a sound level meter, physical examination, and auditory function examination by using audiometry and then were analyzed by using the Fisher exact test. There were three game arenas in this study, as follows: Amazing Zone Star Square Manado, Amazone, and Timezone Manado Town Square. The results showed that there were 18 respondents in this study. The mean noise intensity at the game arenas were 85.5 dBA at Timezone, 89.8 dBA at Amazone, and 85.4 dBA at Amazing Zone. Hearing disturbance was found ian 72% of the total employees. The Fisher exact test showed a p-value of 0.294 (p>0.05) for the influence of noise intensity to hearing disturbance. In conclusion, the noise intensity at the game arenas did not affect the hearing threshold of the game arena employees.Keywords: noise, hearing threshold, playing area employees Abstrak: Kebisingan dalam tingkat dan waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Hal ini terjadi jika intensitas bising melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan berdasarkan waktu dan tempatPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara intensitas kebisingan di tempat kerja dengan gangguan fungsi pendengaran pada karyawan arena bermain. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Data diperoleh melalui pengisian kuisioner, pengukuran kebisingan dengan sound level meter, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan audiometri. Analisis data menggunakan uji Fisher exact. Terdapat 3 arena bermain yang diikutsertakan dalam penelitian ini, yaitu: Amazing Zone Star Square Manado, Amazone, dan Timezone Manado Town Square. Hasil penelitian mendapatkan intensitas kebisingan arena bermain sebagai berikut: Timezone 85,5 dBA, Amazone 89,8 dBA, dan Amazing Zone 85,4 dBA. Gangguan pendengaran didapatkan pada 72% dari total responden. Hasil uji Fisher exact mendapatkan nilai p=0,294 (p>0,05) untuk pengaruh kebisingan terhadap gangguan pendengaran. Simpulan penelitian ini ialah kebisingan di arena bermain tidak memengaruhi ambang pendengaran karyawan arena bermain.Kata kunci: bising, ambang pendengaran, karyawan arena bermain
Efek Hepatoprotektif Tanaman Obat Palawe, Christesa Y.; Kairupan, Carla F.; Lintong, Poppy M.
Medical Scope Journal Vol 3, No 1 (2021): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.3.1.2021.33542

Abstract

Abstract: Medicinal plant that contain antioxidants is an alternative therapeutic option for liver disorders. This study was aimed to review the hepatoprotective effects of medicinal plants. This was a literature review study using PubMed, Google Scholar and Clinical Key. The results showed 10 hepatoprotective medicinal plants, as follows:  soursop leaves, yellow bamboo shoots, moringa leaves, green betel leaves, libo fruit, kenikir, neem leaves, bitter bean seeds, black cumin, and solo garlic. All of them showed hepatoprotective activities based on the results of the tests, using biochemical and histopathological parameters. Soursop leaves could increase SOD level and reduce MDA level; yellow bamboo shoots were demonstrated to maintain SGPT activities and bilirubin level; moringa leaves have been associated with the reduction of MDA, SGOT, and SGPT levels; green betel leaves were able to reduce SGOT and SGPT levels and improve liver centrolobular necrosis; libo fruit was able to lower SGPT level; kenikir and bitter bean seeds were shown to reduce SGOT and SGPT levels; neem leaves were associated with the reduction of ALT level and protection against liver cell damage; black cumin was found to reduce fat degeneration; solo garlic could reduce MDA, SGPT, and SGOT levels, and maintain SOD level. In conclusion, the 10 hepatoprotective medicinal plants have the ability to increase SOD levels, reduce SGOT, SGPT and MDA levels, maintain bilirubin levels, regenerate centrilobular necrosis of the liver, and reduce fat degeneration of the liver. Solo garlic shows the largest amount of hepatoprotective activities, followed by yellow bamboo shoots, green betel leaves and libo fruit.Keywords: medicinal plants, hepatoprotector effect  Abstrak: Pengobatan menggunakan tanaman obat yang mengandung antioksidan merupakan pilihan terapi alternatif untuk gangguan pada hati. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah efek hepatoprotektif tanaman obat. Jenis penelitian ialah literature review dengan menggunakan PubMed, Google Scholar dan Clinical Key. Hasil penelitian mendapatkan 10 tanaman obat hepatoprotektor yaitu daun sirsak, rebung bambu kuning, daun kelor, daun sirih hijau, buah libo, kenikir, daun mimba, biji petai, jintan hitam, dan bawang lanang. Tanaman-tanaman obat tersebut memiliki aktivitas hepatoprotektif berdasarkan pengujian dengan parameter biokimia dan histopatologi. Daun sirsak dapat meningkatkan kadar SOD dan menurunkan kadar MDA; rebung bambu kuning dapat mempertahankan aktivitas SGPT dan kadar bilirubin; daun kelor menurunkan kadar MDA, SGOT, dan SGPT; daun sirih hijau menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta memperbaiki nekrosis sentrolobuler hati; buah libo menurunkan kadar SGPT; kenikir dan biji petai menurunkan kadar SGOT dan SGPT; daun mimba menurunkan kadar SGPT dan memiliki daya proteksi terhadap kerusakan sel hati; jintan hitam dapat mengurangi degenerasi lemak; bawang lanang menekan peningkatan kadar MDA, SGPT, SGOT dan mempertahankan kadar SOD. Simpulan penelitian ini Kesepuluh tanaman obat hepatoprotektor tersebut memiliki kemampuan dalam meningkatkan kadar SOD, menurunkan kadar SGOT, SGPT dan MDA, mempertahankan kadar bilirubin, memperbaiki nekrosis sentrolobuler hati, dan mengurangi degenerasi lemak hati. Bawang lanang menunjukkan aktivitas hepatoprotektor terbesar, diikuti rebung bambu kuning, daun sirih hijau, dan buah libo.Kata kunci: tanaman obat, efek hepatoprotektor
Pola Luka pada Korban Meninggal akibat Kekerasan Tajam yang Diautopsi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Tahun 2014 Karwur, Brenda; Siwu, James; Mallo, Johannis F.
Medical Scope Journal Vol 1, No 1 (2019): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.1.2019.26874

Abstract

Abstract : Violence due to sharp objects can cause injuries to the body in the forms of stab wound, incised wound, and chop wound. This study was aimed to determine the pattern of wounds in death victims due to sharp violence at the Forensic Medicine Department of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in 2014. This was a retrospective descriptive study using data of visum et repertum. The results showed that there were 27 autopsied victims killed due to sharp violence. Males (88.4%) and age of 21-30 years (37%) were predominant. The most common type of wound was stab wounds (76.9%), followed by chop wounds (15.4%), and incised wounds (7.7%). Based on the wound location, left chest had the highest percentage (42.4%). In conclusion, the most common death victims due to sharp objects were males, aged 21-30 years, with incised wound into the left-sided chest.Keywords: wound pattern, sharp violence Abstrak: Kekerasan akibat benda tajam dapat menyebabkan luka pada tubuh yang dapat berupa luka tusuk, luka iris dan luka bacok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola luka pada kematian akibat kekerasan tajam di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2014. Kenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data hasil visum et repertum tahun 2014. Hasil penelitian mendapatkan bahwa jumlah korban meninggal akibat kekerasan tajam yang diautopsi sebanyak 27 korban, didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (88,4%), dan umumnya dari kalangan muda 21-30 tahun (37%). Berdasarkan jenis luka didapatkan luka tusuk sebesar 76,9%, luka bacok 15,4%, dan luka iris 7,7%. Berdasarkan lokasi, luka pada bagian dada kiri memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 42,4%. Simpulan penelitian ini ialah korban meninggal akibat kekerasan tajam yang terbanyak ialah berjenis kelamin laki-laki, kategori usia 21-30 tahun, dengan luka tusuk lokasi pada dada kiri.Kata kunci: pola luka, kekerasan tajam
Perilaku Masyarakat Desa terhadap Penyakit Malaria di Masa Pandemi Covid-19 Rading, Fabio B.; Pijoh, Victor D.; Tuda, Josef S. B.
Medical Scope Journal Vol 3, No 1 (2021): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.3.1.2021.33073

Abstract

Abstract: To date, the number of malaria cases in North Sulawesi is still quite high which may be influenced by community behavior. Kauditan District, especially in Kaima village, is one of the areas in North Minahasa Regency that has the highest incidence of malaria. Moreover, community's behavior has changed greatly during the current Covid-19 pandemic. This study was aimed to determine the behavior of the Kaima village community, Kauditan District, North Minahasa Regency towards malaria during the Covid-19 pandemic. This was a descriptive study. There were 100 people of Kaima village as respondents in this study. The results showed that based on the level of knowledge about malaria, 66 respondents (66%) had good knowledge. Based on the attitudes towards malaria, 95 respondents (95%) had good attitudes. Based on the action against malaria, 61 respondents (61%) had good action. In conclusion, during Covid-19 pandemic, people of Kaima village had good knowledge about the malaria incidence, however, there was lack of knowledge about the types and activities of biting of the mosquitoes. Moreover, people of Kaima village had good attitude and good actions towards malaria incidence, albeit, there are still obstacles in implementing these actions.Keywords: behavior; malaria; Covid-19  Abstrak: Angka kasus malaria di Sulawesi Utara yang masih cukup tinggi mungkin dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Kecamatan Kauditan terlebih khusus di desa Kaima merupakan salah satu daerah di Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki angka kejadia malaria tertinggi. Di masa pandemi Covid-19, perilaku masyarakat sudah sangat berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat Desa Kaima Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara terhadap penyakit malaria di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ialah deskriptif. Terdapat 100 responden dalam penelitian ini yang merupakan masyarakat Desa Kaima. Hasil penelitian mendapatkan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap penyakit malaria didapatkan subjek yang berpengetahuan baik sebanyak 66 orang (66%). Berdasarkan sikap terhadap penyakit malaria didapatkan subjek yang mempunyai sikap baik sebanyak 95 orang (95%). Berdasarkan tindakan terhadap penyakit malaria didapatkan subjek yang mempunyai tindakan baik sebanyak 61 orang (61%). Simpulan penelitian ini ialah pada masyarakat Desa Kaima di masa pandemi Covid-19, pengetahuan terhadap kejadian malaria secara keseluruhan sudah baik namun masyarakat masih kurang pengetahuan mengenai jenis dan aktivitas mengigit nyamuk, Sikap masyarakat dan tindakan masyarakat terhadap kejadian malaria sudah baik, namun terdapat kendala dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Kata kunci: perilaku masyarakat; malaria; pandemi Covid-19

Page 1 of 18 | Total Record : 178