cover
Contact Name
I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Contact Email
jurnalsilvasamalas@gmail.com
Phone
+6281907005728
Journal Mail Official
jurnalsilvasamalas@gmail.com
Editorial Address
Jl Pemuda No. 59A Dasan Agung Baru, Mataram
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Silva Samalas: Journal of Forestry and Plant Science
ISSN : 26216779     EISSN : 27767175     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Silva Samalas intended as a medium for communication between researchers about their work. This journal accepted scientific papers on various topics including forestry, agriculture, botany, and environmental science. Jurnal Silva Samalas also accepted various types of scientific paper including research paper, systematic reviews, and short communication.
Articles 86 Documents
UPAYA PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN EKOWISATA TRACKING MANGROVE DI DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT Rahmawati Rahmawati; Wahyu Yuniati Nizar
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i1.3646

Abstract

Penelitian dengan judul upaya pelestarian dan pengembangan “ekowisata tracking mangrove” di Desa Lembar Selatan Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat perlu dilakukan, bertujuan untuk mengetahui upaya pelestarian dan upaya pengembangan “ekowisata tracking mangrove”. Sedangkan waktu pelaksanaannya sejak persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian berlangsung selama 1 (satu) bulan. Tehnik analisis data menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif. Upaya pelestarian “ekowisata tracking mangrove” yang sudah dilakukan dikawasan ekowisata yaitu penanaman pohon mangrove sebanyak 14.000 (empat belas ribu) bibit dengan luas kawasan “ekowisata tracking mangrove” sekitar 15 ha, dan adanya lahan budidaya pertambakan di kawasan ekowisata sekitar 2 ha. Adapun jenis pohon penyusun hutan mangrove yang ada di kawasan “ekowisata tracking mangrove” seperti tumbuhan pionir (Sonneratia alba), diikuti oleh komunitas campuran S. Alba, Avisennia spp., Rhizophora apiculata, komunitas campuran Rhizophora-Bruguiera. Upaya pengembangan “ekowisata tracking mangrove” yaitu pengembangan berupa Jembatan tracking sepanjang 500m, 11 (sebelas) unit gazebo, 7 (tujuh) unit  perahu, sebuah rumah apung yang berbahan kayu, spot selfi, lahan parkir, 1 (satu)  toilet dan usaha lapak umkm diatas air dan di darat.
ORGANIC FERTILIZATIONTO INCREASE YIELD OF SOYBEAN VAR. ANJASMORO INTERCROPPED WITH VARIOUS VARIETIES OF RED RICE UNDER AEROBIC IRRIGATION SYSTEM Hapisah Hapisah; Wayan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v3i1.3677

Abstract

This study aimed to examine the effect of organic fertilization and red rice varieties on growth and yield of soybean grown together with various red rice varieties under aerobic system irrigation. The pot experiment, carried out in the plastic house of the Faculty of Agriculture, University of Mataram in the Narmada experimental farm, was arranged according to the Completely Randomized Design, with three replications and two treatment factors, namely organic fertilization using bokashi of cattle manure (16 ton/ha) applied at rice planting (P0 = without; P1 = with organic fertilizer), and red rice varieties (V1= AM-G2, V2= AM-G4, V3= AM-G9, V4= AM-G10, V5= Inpari 24, V6= Inpago Unram-1), under aerobic irrigation system through sub-irrigation. Pre-germinated soybean seeds (“Anjasmoro” variety) were relay-planted 18 days after planting rice. The results indicated that organic fertilization only significantly increased weights of dry stover, dry pods and grain yield of soybean, whereas rice varieties only affected dry pod weight, and the interaction effect was significant only on soybean grain yield, with the highest average of 17.77 g/pot (equivalent to 2.84 ton/ha) in soybean relay-planted with organic-fertilized rice of “Inpari 24” variety, which grain yield was the lowest (11.1 g/pot or 1,78 ton/ha), indicating that there were below-ground competitions between rice and soybean grown in one pot. However, in the treatment producing the highest rice grain yield (40.9 g/pot or 6.54 ton/ha), the average soybean grain yield was 13.7 g/pot (or 2.19 ton/ha), which is still quite high (far above the national productivity), so relay-planting soybean with rice crop in aerobic irrigation systems supplied with organic fertilizer is still feasible.
PERAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PENGELOLA KAWASAN HUTAN KEMASYARAKATAN(HKm) DI DESA GIRI MADIA KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT Patianingsih Patianingsih; Wahyu Yuniati Nizar
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3634

Abstract

penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui jenis – jenis HHBK yang dimanfaatkan oleh petani HKm dab=n untuk mengetahui pendapatan petani dari hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada kawasan hutan kemasyarakatan (HKm) di Desa Giri Madya Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penelitian dilaksanakan di Desa Giri Madya Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Pemilihan lokasi Giri Madya karena di Desa tersebut Memiliki hutan kemasyarakatan (HKm). Waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan Mei – Juni 2017 penelitian ini, penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah kelompok tani yang ada dalam pengelolaan HKm  yang ada di Desa Giri Madya yang anggotanya adalah 387 orang dari 1 (satu) kelompok tani yang ada dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penentuan jumlah responden ditetapkan sebanyak 30 orang secara “Quata Sampling” jumlah tersebut kemudian di distribusikan seacara “Proposional Random Sampling” dan jumlah anggota kelompok tani pengelola HKm di Desa Giri Madia yang anggotanya berjumlah 327 orang. Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang di proleh dari hasil penelitian sesuai dengan tujuan dari peneltian, maka dapt di tarik kesimpulan sebagai berikut: Jenis HHBK yang di manfaatkan petani HKm Desa Giri Madia adalah Kopi, Aren, Pisang dan Durian. Jumlah pendapatan yang diperoleh oleh petani yang ikut serta dalam pemanfaatan kawasan hutan masyarakat (HKm) yang ada di Desa Giri Madia sebesar Rp 62,084,000ndengan rata-rata total pendapatan sebesar Rp 2,069,467/tiga bulan. Peran hasil hutan bukan kayu (HHBK) terhadap pendapatan petani mampu memberikan kontribusi sebesar 3.34%/ tiga bulan, meskipun masih dalam jumlah yang masih cukup kecil.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN RAKYAT DUSUN MURPAYUNG DESA SIGAR PENJALIN KABUPATEN LOMBOK UTARA Yohanes Osmundus Maje; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i2.3663

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui potensi  Ekowisata Air Terju Ogi Di Kelurahan Faobata Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur . Metode dan analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis serta menginterprestasikan dan kemudian menarik kesimpulan. Sumber data yang di peroleh melalui: wawancara, observasi, kepustakaan, dan dokumentasi dan data yang di peroleh akan di analisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi ekowisata yang terdapat di Kawasan Ekowisata Air terjun Ogi adalah Potensi Panorama Alam, memiliki ketinggian 30m, aliran air yang bersih pada sungai, kondisi lingkungan yang masih alami dan stabil dan Potensi Flora dan Fauna. Berdasarkan hasil penelitian  ekowisata Air terjun Ogi memiliki beberapa kriteria adalah Atraksi alam (potensi alam, lokasi, budaya, dan hiburan) Aksesibilitas (jarak, waktu tempuh, biaya perjalanan, intensitas lokasi), Sarana dan Prasarana (transportasi, tempat parkir, listrik, akses komunikasi, sistem keamanan dan penyelamatan, dan sarana pendukung), dampak lingkungan yang potensial, informasi wisata, organisasi dan kelembagaan, dan dukungan pelaku wisata. Ekowisata Air terjun Ogi juga memeiliki beberapa faktor antara lain: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Pengembangan ekowisata air terjun Ogi sangat perlu dilakukan karena nantinya dapat menambah pendapatan daerah serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar kawasan Wisata  Air terjun Ogi.
UPAYA KONSERVASI DAN PENGEMBANGAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI KELURAHAN RANA LOBA KECAMATAN BORONG KABUPATEN MANGGARAI TIMUR Robertus Habur; Mareta Karlin Bonita
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i1.3652

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengidentifikasi kegiatan upaya konservasi yang dilakukan di Kelurahan Rana Loba Manggarai Timur dan untuk mengetahui pengembangan ekowisata yang terdapat di hutan mangrove Kelurahan Rana Loba Manggarai Timur.Penelitian  ini dilaksanakan pada bulaan Januari  sampai Februari  2019Lokasi penelitian ini di Kelurahan Ranan LobaKecematan Borong Kabupaten Manggarai Timur.Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: alat tulis, kamera, laptop dan GPS. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.  Upaya konsevasi Hutan Mangrove yang di lakukan oleh masyarakat Kelurahan Rana Loba yaitu penanaman pohon mangrove di lakukan dari tahun 2014 sebanyak 500 (lima ratus) bibit,kemudian pada tahun 2015 sebanyak 400 (empat ratus) bibit kemudian pada tahun 2016 sebanyak 300 (tiga ratus) bibit, di tanam oleh pengelolah lapangan dan masyarkat setempat ikut berpartisipasi dalam penanaman mangrove dengan luas kawsan hutan mangrove sekitar 9 Ha.Upaya pengembangan Ekowisata Mangrove, kesedian masyarakat dalam pengembangan ekowisata mangrove Kelurahan Rana Loba yang sangat setuju (30%), setuju (26,66%), netral (21,66%), tidak setuju (11,66%), sangat tidak setuju (10%). Adanya kelompok sadar wisata di Kelurahan Rana Loba yang sangat setuju (53,33%), setuju (13,33%), netral (23,33%). Dukungan pemerintah terhadap ekowisata mangrove yang sangat setuju (30%), setuju (33,33%), netral (26,66%), tidak setuju (3,33%), sangat tidak setuju (6,67).  Ekowisata hutan mangrove membantu perekonomian yang sangat setuju (43,33%), setuju (20%), netral (10%), tidak setuju (20%), sangat tidak setuju (6,66%). Kerusakan yang disebapkan oleh pengunjung ekowisata mangrove yang sangat setuju (36,66%), setuju (40%), netral (10%),  tidak setuju (20%),sangat tidak setuju (6,67%).Keberlanjutan pengembangan ekowisata hutan     mangrove yang sangat setuju (26,66%), setuju  (26,66%), netral (22%), tidak setuju (6,66%), sangat tidak setuju (17,72%).
IDENTIFIKASI JENIS ANGGREK (Orcidaceae) DI KEBUN RAYA LEMOR DESA SUELA KECAMATAN SUELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Moh. Januar Rinaldi; Raden Roro Narwastu Dwi Rita
Jurnal Silva Samalas Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v3i1.3685

Abstract

Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui jenis-jenis anggrek endemik lombok dan yang bukan endemik yang terdapat di blok koleksi taman anggrek kebun raya lemor Desa suela Kecamatan suela. Kabupaten Lombok  Timur.2, Untuk Mengetahui jenis Anggrek berdasarkan Habitatnya yang ada di kebun raya lemor 3.  Mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang menjadi penopang setiap jenis anggrek yang terdapat di blok koleksi taman anggrek kebun raya lemor.Desa suela Kecamatan suela.KabupatenLombok Timur. . Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan yakni penelitian dengan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif, Terdapat 2 jenis Anggrek yang merupakan endemik Lombok yaitu vanda lombokensis dan Dendrobium rinjaniense. Sedangkan yang teridentifikasi hanya vanda lombokensis.ciri khas bunga anggrek endemik lombok ini terdapat pada warna dasar kelopak bunga, yakni putih dan kuning serta totolnya yang khas dengan warna cokelat dan merah..dan terdapat pula anggrek bukan endemik Lombok yang teridentifikasi sebanyak 58 jenis. Jenis Anggrek berdasarkan Habitatnya di temukan yaitu epipit, terrestrial jumlah jenis epipit sendiri sebanyak 38 jenis dan jumlah terrestrial 22 jenis. Dan di temukan ada 6 penopang untuk anngrek yaitu Mangga,jambu batu,rambutan,jabon ,kamboja,jeruk.
IDENTIFIKASI JENIS DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA REMBITAN KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Lembusora Lembusora; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i2.3642

Abstract

Masyarakat desa Rambitan telah lama memanfaatkan tanaman bambu yang tumbuh disekitar wilayah mereka. Akan tetapi sebagian warga masyarakat Desa Rembitan masih ada yang belum mengetahui seberapa banyak jenis serta pemanfaatan dari bambu tersebut. oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi jenis dan pemanfaatan bambu di desa Rambitan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Snowball sampling. Ditemukan 8 jenis bambu di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, jenis bambu tersebut yaitu : bambu petung (Dendrocalamus asper) , bambu ampel (Bambusa vulgaris), bambu tamiang (Schizostachyum brachycladum), bambu kuning  (Bambusa vulgaris schard ), bambu tali (Gigantochloa apus),  bambu tutul (Bambusa maculata),  bambu tulup (Bambusa multiplex), dan bambu duri (Bambusa blumeana ). Masyarakat Desa Rembitan memanfaatkan bambu untuk pagar, berugak/ lasah, tiang antena, bahan bangunan, staiger, tangga, kandang sapi, kandang ayam, bethek, kurungan ayam, lantai dinding, hiasan rumah, mengambil rebungnya sebagai sayuran dan memanfaatkan daunya sebagai pembungkus nasi, sebagai alat pencuci panci dan digunakan untuk pemotongan hewan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat 3 (tiga) pola pemasaran bambu yaitu: pengambil dan pengguna langsung, pengepul atau pedagang bambu dan pembeli atau pengguna bambu.
BIOETHANOL PRODUCTION FROM RICE STRAW BY SINGLE STEP FERMENTATION USING CO-CULTURE CLOSTRIDIUM THERMOPHILIC: A REVIEW I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i2.3672

Abstract

Bioethanol is a future renewable energy for gasoline substitution. Market need for bioethanol has been increased significantly in a decade. That will lead to unbalance between bioethanol supply and bioethanol demand if bioethanol production only come from starch and sugar source (first generation of bioethanol). Using lignocellulose waste (second generation of bioethanol) which abundand in Indonesia is one of good solution for this problem. Rice Straw production in Indonesia approximately 103.57 million ton in a year which make it is the most abundant lignocellulosa waste in this country. Optimizing bioethanol production using rice straw need two adjustment step. First step is adjustment in pre-treatment which important to breakdown insoluble lignin from the waste. Second step is selecting bioconvertion agent that has ability to carry single step fermentation process. Thermophilic clostridium is one of best bioconvertion agent for this process which has several advantage compare to others bioconvertion agent. This will lead to increase of bioethanol production to balance between bioethanol supplay and bioethanol demand.
IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOK TANI DENGAN BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (Studi Kasus : Gabungan Kelompok Tani Maju Lestari, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat) Rahayu Prasetya Utami; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3629

Abstract

Land grabbing is one of the factors contributing to high rate of deforestation and forest degradation, thus it should involve the local community in its management. One of the government’s policies to improve community participation in forest management is forestry partnership. The purpose of this research is to explore the process of implementation of forestry partnership between farmer group and BKPH Rinjani Barat PelanganTastura as well as its supporting and constraining factors. The data was collected by interview. The data obtained were analyzed descriptively. The results demonstrate that the process of forestry partnership implementationis well performed. The supporting factors of forestry partnership between farmer group and BKPH Rinjani Barat PelanganTastura are high quality seedlings, cultivated area, advanced maintenance and firm support from farmer groups for forestry partnership program, absolute trust fromfarmer groups inforest manager and massive support from other related farmer groups. Meanwhile the constraining factors of forestry partnership between farmer groups and BKPHRinjani Barat PelanganTasturais  low quality of human resources, internal problems of farmer group organization, lack of communication between government and farmer groups and low participation of farmer groups.
LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN : KAJIAN DAN PEMANFAATAANNYA Febriana Tri Wulandari
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i2.3657

Abstract

Limbah penggergajian adalah potongan kayu dalam bentuk dan ukuran tertentu yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan tetapi ditinggalkan karena keterbatasan tingkat teknologi pengolahan kayu yang ada pada waktu itu. Pada dasarnya masyarakat masih menganggap bahwa limbah itu adalah sampah yang sama sekali tidak ada gunanya dan harus dibuang bahkan dibakar, akan tetapi jika limbah terus ditumpuk maka akan menimbulkan penumpukan sampah. Dan sebaiknya limbah tidak selamanya harus dibuang karena banyak juga limbah yang masih bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat. Bahkan beberapa macam limbah bisa menjadi sangat berguna dan juga mempunyai nilai jual tinggi apabila diolah kembali menjadi produk. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memberikan gambaran tentang limbah penggergajian dan solusi pemanfaatannya sebagai produk yang memberi nilai ekonomi dengan menggunakan teknologi yang mudah diterapkan untuk masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menyajikan suatu gambaran terperinci atas suatu situasi khusus. Sumber data diperoleh dari pustaka atau literature yang berhubungan dengan industri penggergajian dan pengalaman penulis dilapangan. Berdasarkan hasil kajian tentang limbah industri penggergajian maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1).Limbah penggergajian terdiri dari tiga bentuk yaitu berupa sebetan, serbuk dan potongan ujung dengan total limbah sebesar 59,6 %, (2).Solusi pemanfaatan limbah penggergajian sebagai produk yaitu arang aktif, briket arang, wood pellet, soil condition, kompos dan papan komposit.