Jurnal Senopati : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering
Jurnal SENOPATI is published twice in a year, every April and September. The scope of jurnal SENOPATI can be seen below : 1. ERGONOMICS this subject is including physical ergonomics, cognitive ergonomics, human computer interaction, system engineering, human factor, risk and safety science 2. OPTIMIZATION this subject is related to operational research, linear programming, vehicle routing problem 3. APPLICATION of INDUSTRIAL ENGINEERING everything related to applied of industrial engineering in manufacturing or service industry
Articles
14 Documents
Search results for
, issue
"Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1"
:
14 Documents
clear
Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode Service Quality dan Model Kano
Nugroho, Adi;
Suparto, Suparto
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.1733
Perkembangan era globalisasi berdampak besar bagi bidang industri dan dunia usaha. Hal ini akan mendorong persaingan pada tingkat industri maupun pada tingkat individu untuk memberikan hasil yang maksimal baik dari segi kualitas produk maupun bentuk pelayanan purna jual, sehingga konsumen akan merasakan kenyamanan pada suatu produk serta pelayanannya. Melihat perspektif dan keinginan konsumen, Samsung Electronic Indonesia (SEIN), menggandeng PT. Graha Service Indonesia (GSI) agar selalu dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara layanan yang dipersepsikan oleh pihak manajemen dan harapan pelanggan. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Metode Servqual, terdapat lima dimensi kualitas jasa yaitu Reability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible, diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan, ditunjukkan dengan nilai servqual yang negatif. Berdasarkan hasil pengintegrasian Metode Servqual dan Model Kano, diketahui kriteria yang harus diprioritaskan terlebih dahulu adalahkriteria yang termasuk dalam kategori must-be yang memiliki nilai servqual negatif terbesar, yang terdapat pada variavel R3 (pelayanan service tepat waktu), E2 (karyawan melayani pelanggan dengan penuh perhatian), T3 (memiliki peralatan yang memadai), E3 (perusahaan mengutamakan kebutuhan konsumen), dan T1 (memiliki area parkir yang luas).
Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode Service Quality dan Model Kano
Adi Nugroho;
Suparto Suparto
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.1733
Perkembangan era globalisasi berdampak besar bagi bidang industri dan dunia usaha. Hal ini akan mendorong persaingan pada tingkat industri maupun pada tingkat individu untuk memberikan hasil yang maksimal baik dari segi kualitas produk maupun bentuk pelayanan purna jual, sehingga konsumen akan merasakan kenyamanan pada suatu produk serta pelayanannya. Melihat perspektif dan keinginan konsumen, Samsung Electronic Indonesia (SEIN), menggandeng PT. Graha Service Indonesia (GSI) agar selalu dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara layanan yang dipersepsikan oleh pihak manajemen dan harapan pelanggan. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Metode Servqual, terdapat lima dimensi kualitas jasa yaitu Reability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible, diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan, ditunjukkan dengan nilai servqual yang negatif. Berdasarkan hasil pengintegrasian Metode Servqual dan Model Kano, diketahui kriteria yang harus diprioritaskan terlebih dahulu adalahkriteria yang termasuk dalam kategori must-be yang memiliki nilai servqual negatif terbesar, yang terdapat pada variavel R3 (pelayanan service tepat waktu), E2 (karyawan melayani pelanggan dengan penuh perhatian), T3 (memiliki peralatan yang memadai), E3 (perusahaan mengutamakan kebutuhan konsumen), dan T1 (memiliki area parkir yang luas).
Analisis Penerapan Metode 5S pada Proses Produksi Papan Triplek di UD.Dua Karya Bersama
Suroso, Barata Cavendish;
Suroso, Hastawati Chrisna
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.1937
Perkembangan sektor industri dan kemajuan teknologi yang cepat menjadi faktor utama menjadikan suatu perusahaan dengan yang lain saling bersaing untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Suatu perusahaan terus berusaha untuk mengurangi pemborosan di lingkungan internal maupun eksternal. Terdapat 7 pemoborosan dalam dunia manufaktur atau biasa di sebut 7 waste yang meliputi persediaan berlebih, pemrosesan yang berlebih, waiting time, transportasi, produk defect, inventory dan movement. UD.Dua Karya Bersama yang merupakan perusahaan produksi papan triplek harus memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu. Pada penilitian kali ini penulis akan menganalisis permasalahan dengan Value Stream Mapping untuk mengetahui permasalahan yang terjadi serta mengidentifikasi jenis pemborosan apa saja yang terjadi pada keseluruhan proses produksi papan triplek.
Analisis Penerapan Metode 5S pada Proses Produksi Papan Triplek di UD.Dua Karya Bersama
Barata Cavendish Suroso;
Hastawati Chrisna Suroso
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.1937
Perkembangan sektor industri dan kemajuan teknologi yang cepat menjadi faktor utama menjadikan suatu perusahaan dengan yang lain saling bersaing untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Suatu perusahaan terus berusaha untuk mengurangi pemborosan di lingkungan internal maupun eksternal. Terdapat 7 pemoborosan dalam dunia manufaktur atau biasa di sebut 7 waste yang meliputi persediaan berlebih, pemrosesan yang berlebih, waiting time, transportasi, produk defect, inventory dan movement. UD.Dua Karya Bersama yang merupakan perusahaan produksi papan triplek harus memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu. Pada penilitian kali ini penulis akan menganalisis permasalahan dengan Value Stream Mapping untuk mengetahui permasalahan yang terjadi serta mengidentifikasi jenis pemborosan apa saja yang terjadi pada keseluruhan proses produksi papan triplek.
Analisa Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard
Deviyanti, I Gusti Ayu Sri;
irmansyah, zaki fahmi
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.2021
Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode balancedscorecard untuk mengetahui kinerja perusahaan. Metode balanced scorecardmerupakan alat manajemen kinerja dengan prinsip menerjemahkan visi dan misiperusahaan ke dalam sasaran startegi yang terbagi dalam empat perspektif yaitukeuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.Metode balanced scorecard mampu memberikan gambaran kinerja perusahaansecara menyeluruh dan memudahkan perusahaan untuk mencari solusi dalammemperbaiki kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menentukanpersentase pencapaian masing-masing indikator tiap perspektif dan menentukantotal skor kinerja perusahaan berdasarkan angka pencapaian setiap indikator padamasing-masing perspektif serta bobot kepentingannya. Persentase pencapaiandiperoleh berdasarkan pencapaian indikator dalam mencapai target. Pencapaianperspektif keuangan merupakan pencapaian perspektif terbaik diantara ketigaperspektif lainnya. Total skor kinerja yang dihasilkan perusahaan dari bulan tahun2017 dan 2018 memiliki total skor yang sama yaitu 1.73, sehingga perusahaantermasuk kategori cukup. Untuk menaikkan total skor kinerja dapat ditanganidengan menjalankan inisiatif strategi yang telah dirumuskan sesuai dengan sasaranstrateginya.Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Balance Scorecard, KPI dan AHP.
Analisa Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard
Zaki Fahmi Irmansyah;
I Gusti Ayu Sri Deviyanti
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.2021
Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode balancedscorecard untuk mengetahui kinerja perusahaan. Metode balanced scorecardmerupakan alat manajemen kinerja dengan prinsip menerjemahkan visi dan misiperusahaan ke dalam sasaran startegi yang terbagi dalam empat perspektif yaitukeuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.Metode balanced scorecard mampu memberikan gambaran kinerja perusahaansecara menyeluruh dan memudahkan perusahaan untuk mencari solusi dalammemperbaiki kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menentukanpersentase pencapaian masing-masing indikator tiap perspektif dan menentukantotal skor kinerja perusahaan berdasarkan angka pencapaian setiap indikator padamasing-masing perspektif serta bobot kepentingannya. Persentase pencapaiandiperoleh berdasarkan pencapaian indikator dalam mencapai target. Pencapaianperspektif keuangan merupakan pencapaian perspektif terbaik diantara ketigaperspektif lainnya. Total skor kinerja yang dihasilkan perusahaan dari bulan tahun2017 dan 2018 memiliki total skor yang sama yaitu 1.73, sehingga perusahaantermasuk kategori cukup. Untuk menaikkan total skor kinerja dapat ditanganidengan menjalankan inisiatif strategi yang telah dirumuskan sesuai dengan sasaranstrateginya.Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Balance Scorecard, KPI dan AHP.
Identifikasi Waste Kritis Pada Proses Produksi Pallet Plastik Menggunakan Metode WAM (Waste Assessment Model) Di PT. XYZ
Irawan, Atok;
Putra, Boy Isma
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.2098
PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri plastik dengan produk utama pallet plastik. Dalam menjalankan proses produksinya masih ditemukan banyak kendala, salah satunya masih banyaknya produk cacat yang dihasilkan. Berdasarkan data perusahaan pada tahun 2020, produk cacat yang dihasilkan rata-rata sebesar 7,1% perbulan melebihi batas toleransi perusahaan sebesar 5%. Produk cacat tersebut mengindikasikan adanya waste dalam proses produksi, sehingga perusahaan akan mengalamai kerugian jika hal ini terjadi secara terus menerus. Maka perlu dilakukan perbaikan segera atas permasalahan waste yang ada. Sebagai upaya penanganan permasalahan waste yang efisien dalam waktu dekat, perlu dilakukan identifikasi waste kritis untuk mengetahui waste yang paling dominan yang membutuhkan perbaikan segera. Langkah awal penelitian ini yaitu dengan memetakan aliran fisik dan informasi yang terjadi pada proses produksi untuk mengidentifikasi waste apa saja yang terjadi selama proses produksi. Kemudian dilakukan pembobotan waste kritis menggunakan metode WAM (Waste Assessment Model). Berdasarkan pembobotan waste kritis didapatkan hasil waste defect dengan presentase terbesar yaitu 21,54%. Berdasarkan waste kritis yang telah teridentifikasi, dilakukan analisa akar penyebab terjadinya waste kritis tersebut menggunakan metode 5W + 1H. Sehingga dapat dilakukan perbaikan segera sesuai akar penyebab terjadinya waste kritis tersebut.
Identifikasi Waste Kritis Pada Proses Produksi Pallet Plastik Menggunakan Metode WAM (Waste Assessment Model) Di PT. XYZ
Atok Irawan;
Boy Isma Putra
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.2098
PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri plastik dengan produk utama pallet plastik. Dalam menjalankan proses produksinya masih ditemukan banyak kendala, salah satunya masih banyaknya produk cacat yang dihasilkan. Berdasarkan data perusahaan pada tahun 2020, produk cacat yang dihasilkan rata-rata sebesar 7,1% perbulan melebihi batas toleransi perusahaan sebesar 5%. Produk cacat tersebut mengindikasikan adanya waste dalam proses produksi, sehingga perusahaan akan mengalamai kerugian jika hal ini terjadi secara terus menerus. Maka perlu dilakukan perbaikan segera atas permasalahan waste yang ada. Sebagai upaya penanganan permasalahan waste yang efisien dalam waktu dekat, perlu dilakukan identifikasi waste kritis untuk mengetahui waste yang paling dominan yang membutuhkan perbaikan segera. Langkah awal penelitian ini yaitu dengan memetakan aliran fisik dan informasi yang terjadi pada proses produksi untuk mengidentifikasi waste apa saja yang terjadi selama proses produksi. Kemudian dilakukan pembobotan waste kritis menggunakan metode WAM (Waste Assessment Model). Berdasarkan pembobotan waste kritis didapatkan hasil waste defect dengan presentase terbesar yaitu 21,54%. Berdasarkan waste kritis yang telah teridentifikasi, dilakukan analisa akar penyebab terjadinya waste kritis tersebut menggunakan metode 5W + 1H. Sehingga dapat dilakukan perbaikan segera sesuai akar penyebab terjadinya waste kritis tersebut.
Penataan Ulang Tata Letak (Relayout) Fasilitas Teaching Factory di Politeknik ATI Padang
Purba, Ari Pranata Primisa;
Ahmad, Nofan Hadi;
Ghazali, Dabith
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.2141
Teaching Factory sebagai sarana kegiatan pembelajaran bertujuan menjadi tempat untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan di politeknik yang bebasis ketrampilan dan praktek. Teaching Factory prinsipnya memberi gambaran mahasiswa tentang proses kerja industri. Teaching factory Politeknik ATI Padang memiliki luas lantai produksi 25m x 12m di mana area tempat produksinya cukup tidak teratur dan tidak ergonomis baik dari lingkungan kerja maupun kondisi kerjanya. (1) Letak mesin dan jarak antar yang tidak teratur, (2) pola aliran bahan tiap departemen kerja yang tidak jelas dan (3) letak peralatan yang tidak sesuai. Penataan letak fasilitas ruang produksi yang ergonomis dapat memperlancar proses produksi, memberikan keamanaan kepada mahasiswa dalam melakukan praktek di teaching factory. Jurnal ini mencoba untuk mengimplementasikan kaidah dasar tata letak, dasar K3 dan konsep 5S dalam penataan ulang teaching factory dengan memanfaatkan luas lantai produksi. Solusi yang dihasilkan adalah tata letak fasilitas yang memenuhi kaidah tata letak pabrik, seperti (1) jarak antar mesin yang distandarkan, (2) jarak antar departemen yang distandarkan, (3) dimensi area operator yang distandarkan dan pemberian allowance pada total luas area setiap departemen, (4) tata letak fasilitas yang memenuhi kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), yaitu penentuan jalur evakuasi, lebar jalan untuk dilalui oleh dua operator, pembersihan lantai produksi dan penataan fasilitas yang menerapkan prinsip 5S (seiri, seiton, seiketsu, shitsuke dan seiton).
Penataan Ulang Tata Letak (Relayout) Fasilitas Teaching Factory di Politeknik ATI Padang
Ari Pranata Primisa Purba;
Nofan Hadi Ahmad;
Dabith Ghazali
Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering Vol 3, No 1 (2021): Jurnal SENOPATI Vol.3 No.1
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31284/j.senopati.2021.v3i1.2141
Teaching Factory sebagai sarana kegiatan pembelajaran bertujuan menjadi tempat untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan di politeknik yang bebasis ketrampilan dan praktek. Teaching Factory prinsipnya memberi gambaran mahasiswa tentang proses kerja industri. Teaching factory Politeknik ATI Padang memiliki luas lantai produksi 25m x 12m di mana area tempat produksinya cukup tidak teratur dan tidak ergonomis baik dari lingkungan kerja maupun kondisi kerjanya. (1) Letak mesin dan jarak antar yang tidak teratur, (2) pola aliran bahan tiap departemen kerja yang tidak jelas dan (3) letak peralatan yang tidak sesuai. Penataan letak fasilitas ruang produksi yang ergonomis dapat memperlancar proses produksi, memberikan keamanaan kepada mahasiswa dalam melakukan praktek di teaching factory. Jurnal ini mencoba untuk mengimplementasikan kaidah dasar tata letak, dasar K3 dan konsep 5S dalam penataan ulang teaching factory dengan memanfaatkan luas lantai produksi. Solusi yang dihasilkan adalah tata letak fasilitas yang memenuhi kaidah tata letak pabrik, seperti (1) jarak antar mesin yang distandarkan, (2) jarak antar departemen yang distandarkan, (3) dimensi area operator yang distandarkan dan pemberian allowance pada total luas area setiap departemen, (4) tata letak fasilitas yang memenuhi kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), yaitu penentuan jalur evakuasi, lebar jalan untuk dilalui oleh dua operator, pembersihan lantai produksi dan penataan fasilitas yang menerapkan prinsip 5S (seiri, seiton, seiketsu, shitsuke dan seiton).