cover
Contact Name
DICKY DOMINGGUS
Contact Email
dicky.dominggus@sttibc.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalcaraka@sttibc.ac.id
Editorial Address
kompleks batu aji centre blok B, no 3a-5
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27221407     EISSN : 27221393     DOI : https://doi.org/10.46348
Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk menyebarkan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang ilmu : Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi dan Etika Teologi Pastoral dan Etika Pelayanan Gerejawi Misiologi Biblikal dan Praktikal Pendidikan Agama Kristen
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 56 Documents
Bagaimana Menjadi Garam dan Terang Melalui Media Sosial? Victor Christianto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.11

Abstract

Abstract. For those of us born before the 90s, we may often see millennials or Z generations or alpha generations as a group of young people who are less concerned about the environment, absorb themselves because they are too busy with devices and so on. Maybe this is true, because those who were born after the 1990s from childhood have become accustomed to PCs, laptops or devices owned by parents, so the devices have become an extension of their hands. This is certainly not healthy, but also a challenge for us: how to convey the truth of the Good News and especially to be salt and light to that generation? Through this article the author wants to convey how to teach the truth to millennials so that our generation is not lost from contact with them over the times.Abstrak. Bagi kita yang dilahirkan sebelum tahun 90an, mungkin sering melihat generasi milenial atau generasi Z atau generasi alpha sebagai sekumpulan anak-anak muda yang kurang peduli lingkungan, asyik sendiri karena terlalu sibuk dengan gawai dst. Mungkin hal tersebut ada benarnya, karena mereka yang lahir setelah tahun 1990an dari kecil sudah terbiasa dengan PC, laptop atau gawai milik orangtua, sehingga gawai telah menjadi kepanjangan tangan mereka. Ini tentu tidak sehat, namun juga suatu tantangan bagi kita: bagaimana menyampaikan kebenaran Kabar Baik dan terutama menjadi garam dan terang kepada generasi tersebut? Melalui artikel ini penulis ingin menyampaikan bagaimana mengajarkan kebenaran kepada generasi milenial sehingga generasi kita tidak terhilang seiring perkembangan zaman.
Teologi Ekologi: Suatu Isu Etika Menuju Eskatologi Kristen Jefri Hina Remikatu
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.12

Abstract

Abstract. The issues of Christian ethics and eschatology are two important parts that being discussed in this paper regarding the ecological crisis that is happening recently.  These two issues invite the the church to rethink the missiological and soteriogical concept so that it can influence the activity of the church in carrying out the mission of God.  The church become the agen of God in voicing out the renewal of the broken relationship become harmony.  Therefore, the mission mandate that carried out by the church should be understood as participation of the church in the dynamic fellowship harmony with God and with all creations. The church as a community of the believers that has a dynamic fellowship with God will actively participate in God’s mission.  As the agen of God, the church must carry out her role in manifesting the divine mission through the proclamation of the salvation from God, trying to create and bring peace and harmony through the ethical behavior and bring the message of hope that everything must be turned to the glory of God as the soteriological hope for all creations in union with Him.  So, this paper challenges the church to reevaluate the Great Commission that contained in the Old Testament especially in the book of Genesis and New Testamen in the book of Matthew.Abstrak. Isu etika dan eskatologi Kristen merupakan dua bagian penting yang dipercakapkan makalah ini terkait krisis ekologi yang sedang terjadi. Kedua isu tersebut mengajak gereja untuk memikirkan ulang konsep misi dan konsep keselamatan sehingga dapat mempengaruhi aktivitas gereja dalam menjalankan misi Allah. Gereja menjadi agen Allah dalam menyuarakan pembaharuan relasi yang rusak menjadi harmonis.  Karena itu mandat misi yang dijalankan oleh gereja dipahami sebagai partisipasi gereja dalam persekutuan harmonis yang dinamis dengan Allah. Gereja sebagai komunitas orang-orang percaya yang memiliki hubungan yang dinamis dengan Allah akan secara aktif berpartisip dalam misi Allah.  Sebagai Agen Allah, gereja harus menjalankan perannya dalam mengejawantahkan misi ilahi melalui proklamasi keselamatan dari Allah, berusaha membawa damai maupun keharmonisan melalui prilaku etis, serta menyampaikan berita pengharapan bahwa segala sesuatu harus dikembalikan kepada kemuliaan Allah sebagai pengharapan soteriologis dalam penyatuan dengan Dia. Makalah ini memberikan tantangan kepada gereja untuk mengevaluasi Amanat Agung yang terdapat dalam Perjanjian Lama terkhusus dalam kitab Kejadian dan Perjanjian Baru dalam Injil Matius.  
Korelasi Khotbah Ekspositori dan Antusias Jemaat dalam Beribadah di GBI Mawar Sharon Cileungsi Adelius Waruwu; Junior Natan Silalahi; Abraham Johannis; Haposan Siahaan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.13

Abstract

Abstract. This article examines the correlation between expository preaching and congregational enthusiasm in worship at GBI Mawar Sharon Cileungsi. The research was conducted with quantitative research methods. After conducting research in accordance with a standard methodology, the results obtained from the calculation of the correlation between the two variables amounted to 0.764 and included in the positive and strong category. Based on the regression test the regression results obtained between the two variables amounted to 0.575 or 57% which means that the application of the influence of expository sermons contributed 57% to the increase in enthusiasm of worshipers in church worship. The application of expository sermons to increase congregational enthusiasm in worship can be applied because it has good influence, but this cannot be used as the sole reference because there are still other factors that affect the level of enthusiasm of the congregation.Abstrak. Artikel ini mengkaji korelasi khotbah ekspositori dan antusias jemaat dalam beribadah  di  GBI Mawar Sharon Cileungsi. Adapun penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif. Setelah melakukan penelitian sesuai dengan metodologi yang baku, maka didapat hasil perhitungan korelasi antara kedua variabel adalah sebesar 0,764 dan masuk pada kategori positif dan kuat. Berdasarkan uji regresi didapat hasil regresi antara kedua variabel sebesar 0,575 atau 57% yang berarti bahwa penerapan pengaruh khotbah ekspositori memberi kontribusi sebesar 57% terhadap peningkatan antusias jemaat dalam beribadah di gereja. Penerapan khotbah ekspositori untuk meningkatkan antusias jemaat dalam beribadah bisa diterapkan karena memiliki pengaruh yang baik, namun hal tersebut tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan karena masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat antusias jemaat.
Sistem Akreditasi Pemantauan dan Relevansinya Bagi Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Markus Oci
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.14

Abstract

Abstract. Accreditation is an assessment activity in accordance with established criteria based on the National Higher Education Standards. The legal basis for the monitoring accreditation contained in Permendikbud Number 05 of 2020 besides using the instruments as referred to in Article 10, the Accreditation of Study Programs and Higher Education also uses data and information on the PDDIKTI. In the implementation of monitoring accreditation, it is intended for Study Programs and Universities that already have an Accreditation warning. Reporting quantitative data and information in PDDIKTI as a measurement tool or document in the monitoring process of monitoring accreditation. Quantitative data and information in PDDIKTI include: education and teaching, research, community service. With the enactment of monitoring accreditation brings good news to Universities and Study Programs, where Universities and Study Programs are more focused on the TRI DARMA Higher Education (Education and Teaching, Research, Community Service) activities. For theological colleges and Christian religious colleges, which are routinely reported only in the field of education and teaching while the field of research and community service has never been reported in the PDDIKTI. Not all Theological Colleges and Christian Colleges routinely fill out and report data and information in PDDIKTI every semester and even every Academic Year. This becomes a problem for theological colleges and Christian colleges if they follow monitoring accreditation. The implementation of SPMI which includes: Determination, Implementation, Evaluation, Control and Improvement has not been maximized, there are even some Theological Colleges and Colleges of Christian Religion Colleges and Christian Religious Colleges Study Program have not implemented it.Abstrak. Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dasar hukum akreditasi pemantauan termaktum dalam Permendikbud Nomor 05 Tahun 2020 selain menggunakan instrumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi juga menggunakan data dan informasi pada PDDIKTI. Dalam pelaksanaan akreditasi pemantauan diperuntukkan bagi Program Studi dan Perguruan Tinggi yang sudah memiliki peringat Akreditasi. Pelaporan data dan informasi kuantitatif di PDDIKTI sebagi alat ukur atau dokumen dalam proses penilaian akreditasi pemantuan. Data dan informasi kuantitatif di PDDIKTI mencakup: bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada kemasyarakat. Dengan diberlakukan akreditasi pemantauan membawa kabar baik bagi Perguruan Tinggi dan Program Studi, dimana Perguruan Tinggi dan Program Studi lebih fokus kepada kegiatan TRI DARMA Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat).Bagi  Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen, yang rutin dilaporkan hanya bidang Pendidikan dan Pengajaran sedangkan bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat tidak pernah dilaporkan di PDDIKTI.  Tidak semua Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen secara rutin mengisi dan melaporkan data dan informasi di PDDIKTI setiap semester bahkan tiap Tahun Ajaran.  Hal ini menjadi permasalahan bagi Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen apabila mengikuti akreditasi pemantauan. Pelaksanaan SPMI yang meliputi :Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendaliaan dan Peningkatan belum dimaksimalkan, bahkan ada beberapa Sekolah Tinggi Teologi dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Perguruan Tinggi dan Program Studi Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen belum menerapkannya.
Ucapan Bahagia dan Hubungannya dengan Khotbah di Bukit Secara Keseluruhan Naomi Sapan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.15

Abstract

Abstract. The Beatitude is often misunderstood as a beautiful words yet  irrelevant and impossible to practice in daily life. However, in the context of the  rest of the Sermon on the Mount and Discourses of the entire book of Matthew, the Beatitude is important because the beatitude is the fundamentally values of the citizens of the Kingdom of God. The happiness as the citizen of God’s Kingdom is very began in their inner life because they are be connected to God, so the happiness is only possible if the people have a fellowship with God who extending and flowing His happiness to them. When the people of the Kingdom of God be connected to the world and living in the daily life their function as salt and light to be realized in practical ethics that relating to all aspects of the social and religious community where they are. The condition of 'happiness' is not related to ownership of something material but happiness or be blessed is identical to their identity as citizens of the Kingdom of God. Happiness that begins when someone responds to the calling of repentance and begins life as a citizen of the Kingdom in fellowship with God. Happiness is also not determined by the promise that following. The following promise is a result of their attitude heart as the blessed one. Regarding to the promise, it must be understood as an eschatological expectations; in eschatology "already but no yet", it has begun but its fulfillment is towards to the future and keep them living to be blessed one.Abstrak. Ucapan bahagia itu sering disalahpahami sebagai kata-kata indah namun tidak relevan dan mustahil untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam konteks sisa Khotbah di Bukit dan Khotbah dari seluruh kitab Matius, Ucapan Bahagia penting karena ucapan bahagia adalah nilai-nilai fundamental dari warga negara Kerajaan Allah. Kebahagiaan sebagai warga Kerajaan Allah sangat dimulai dalam kehidupan batin mereka karena mereka terhubung dengan Tuhan, sehingga kebahagiaan hanya mungkin terjadi jika orang-orang memiliki persekutuan dengan Tuhan yang memperluas dan mengalirkan kebahagiaan-Nya kepada mereka. Ketika orang-orang Kerajaan Allah terhubung ke dunia dan hidup dalam kehidupan sehari-hari, fungsi mereka sebagai garam dan cahaya untuk diwujudkan dalam etika praktis yang berkaitan dengan semua aspek komunitas sosial dan keagamaan di mana mereka berada. Kondisi 'kebahagiaan' tidak terkait dengan kepemilikan sesuatu yang material tetapi kebahagiaan atau diberkati identik dengan identitas mereka sebagai warga Kerajaan Allah. Kebahagiaan yang dimulai ketika seseorang menanggapi panggilan pertobatan dan memulai hidup sebagai warga negara Kerajaan dalam persekutuan dengan Allah. Kebahagiaan juga tidak ditentukan oleh janji yang mengikutinya. Janji berikut ini adalah hasil dari sikap hati mereka sebagai yang diberkati. Mengenai janji itu, harus dipahami sebagai harapan eskatologis; dalam eskatologi "sudah tetapi belum", itu telah dimulai tetapi pemenuhannya menuju masa depan dan membuat mereka hidup untuk diberkati.
A Healthy Rhythm of Rest: Why a Sound Theology and Spiritual Praxis of Rest Matters to Life and Ministry Richard Peck Woon
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.8

Abstract

Abstract. The article is for full-time Christian professionals to consider the importance of constructing a sound theology and spiritual praxis of rest in the context of life experience and practical ministry. It seeks to answer two critical questions from the perspective of the Sabbath, "What is the meaning of rest from a biblical perspective?" and "what is the role of rest in life and ministry". The intent is for ministers to value rest in the form of a sabbatical life that combines worship, work, and service within an essential relationship with God. A rhythm of rest is produced when our values and priorities are integrated into God's sovereign purpose. This is essential for the busy pastor who is actively engaging in ministry without enjoying God. If God is apparently absent in our relationship, then ministry loses its spiritual meaning and quality. It becomes a form of self-idolatry. A healthy faith restores our true rest.
Konsep Dosa dalam Perjanjian Lama dan Hubungannya dengan Konsep Perjanjian Pardomuan Marbun
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i1.9

Abstract

Abstract. This article discusses the relationship between the concept of sin in the Old Testament and the concept of the covenant. The thesis of this article is that the concept of sin in the Old Testament is describing the side of God's attribute, namely God's justice. While the concept of the covenant (covenant) is describing the attributes of God that represent God's love. The concept of sin in the Old Testament and its consequences is not showing God's wrath that is contrary to the God of love, but rather describing a God who is just and sovereign over His laws. Likewise, the concept of the covenant that is describing God's love, where God initiated the first and reminded Himself to humans who are His creations in the covenant. This agreement also shows God's loyalty to His people. This article will show that both the concept of sin in the Old Testament and the Testament concept have close ties and are bound together. By conducting the literature study method, this article will contribute conceptually useful to the concept of sin in the Old Testament and also the concept of the Covenant.Abstrak. Artikel ini membahas hubungan antara konsep dosa dalam Perjanjian Lama dengan konsep perjanjian (covenant). Tesis dari artikel ini adalah bahwa konsep dosa dalam Perjanjian Lama sedang menggambarkan sisi dari atribut Allah yaitu keadilan Allah.  Sementara konsep perjanjian (covenant) sedang menggambarkan sisi atribut Allah yang mewakili kasih Allah.  Konsep dosa dalam Perjanjian Lama dan akibat-akibatnya tidaklah sedang menunjukkan murka Allah yang bertentangan dengan Allah yang kasih, tetapi lebih kepada menggambarkan Allah yang adil dan berdaulat atas hukum-hukumNya.  Demikian juga dengan konsep perjanjian yang sedang menggambarkan kasih Allah, dimana Allah yang berinisiatif terlebih dahulu dan mengingatkan diiriNya kepada manusia yang adalah ciptaanNya di dalam perjanjian/covenant.  Perjanjian ini juga sekaligus menunjukkan kesetian Allah kepada umatNya. Artikel ini akan menunjukkan bahwa konsep dosa dalam Perjanjian Lama maupun konsep Perjanjian memiliki hubugan yang erat dan saling terikat satu sama lain.  Dengan melakukan metode studi pustaka maka artikel ini akan memberikan kontribusi yang bermamfaat secara konseptual mengenai konsep dosa di dalam Perjanjian Lama dan juga konsep Perjanjian atau covenant.
Panggilan Timotius Menurut 2 Timotius 2:2 Dan Implikasinya Bagi Kompetensi Guru Agama Kristen Marthen Mau
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.20

Abstract

AbstractTimothy receive God’s calling through Paul for pastoral ministry in Ephesus. Because there was no minister in that church. In 2 Timothy 2:2 Paul Gave assignments to Timothy to entrust the teachings he got from Paul to the faithful people who are able to teach the congregation. In the present  time, the Christian religion  teacher are given trust to hold the spiritual formation for student in the formal education institution. The religion teacher are given the task to hold the spiritual formation of the student as a form of implementing their competence  of religion teacher are pedagody, personality, social, professional, and spiritual. This research is a qualitative research by applying the historical of grammatical method or exegetical methods on the text 2 Timothy 2: 2. Based on the exegetical method, it can be concluded that Christian religion teachers should be trustworthy, capable of teaching, dare to rebuke the wrongs, have loyalty, have integrity, and have spiritual qualities.AbstrakTimotius menerima panggilan Tuhan melalui Paulus untuk pelayanan pengembalaan di Efesus. Oleh karena saat itu di jemaat Efesus belum ada pelayan Tuhan. Menurut 2 Timotius 2:2 Paulus memberikan tugas kepada Timotius untuk memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang dapat dipercayai dan sanggup mengajar orang lain di jemaat Efesus. Pada masa sekarang guru pendidikan agama Kristen menerima kepercayaan untuk melaksanakan pembinaan rohani peserta didik Kristen di lembaga pendidikan formal. Guru pendidikan agama Kristen diberikan tugas untuk melaksanakan pembinaan kerohanian kepada peserta didik sebagai bentuk mengimplementasikan kompetensi-kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi yang dimiliki oleh guru pendidikan agama Kristen adalah pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan spiritual. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menerapkan tipe metode historikal gramatikal atau eksegesis pada teks 2 Timotius 2:2. Berdasarkan metode eksegesis dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Kristen dapat dipercayai, cakap mengajar, berani untuk menegur yang salah, memiliki kesetiaan, memiliki integritas, dan memiliki kualitas rohani.
Upaya Menjaga Keseimbangan Pekerjaan Dengan Keluarga Purim Marbun
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.21

Abstract

AbstractThis research has motivated by the fact in the field that to balance the job and the family is  problem of the most people today, especially of the servant of God (pastor, priest, lecturers, etc). The are faced with the choice of priority between family and work. Research by Keene and Quadgno’s explain that 60% of working adults find it difficult to achieve work balance with the family. The research method used to discuss this topic is a qualitative research study with a literature study approach by discussing various literatures related to the research topic. The researcher read, analyzed and found the issues that caused the imbalance between work and family. The final results of this study after alternatives and strategies to balance job with family life.AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi fakta di lapangan bahwa keseimbangan pekerjaan dengan kehidupan keluarga merupakan persoalan mayoritas masyarakat masa kini secara khusus para hamba Tuhan (pendeta, gembala, dosen, dll). Mereka diperhadapkan pada pilihan mengutamakan keluarga atau pekerjaan. Penelitian Keene dan Quadagno menyebutkan bahwa 60 % orang dewasa yang bekerja sulit mencapai keseimbangan pekerjaan dengan keluarga. Metode penelitian yang digunakan membahas topik ini ialah studi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dengan membahas berbagai literatur terkait dengan topik penelitian. Peneliti membaca dan menganalisis serta menemukan masalah penyebab ketidakseimbangan pekerjaan dengan keluarga. Hasil akhir dari penelitian ini menawarkan strategi dan upaya menyelaraskan pekerjaan dengan waktu bersama keluarga. 
Ekoteologi : Tinjauan Teologi Terhadap Keselamatan Lingkungan Hidup Marthinus Ngabalin
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.22

Abstract

AbstractThe world created by God, with everything in it is saved as an expression of God’s justice that should be guarded to maintain a cosmological balance for the welfare of all beings. However, it is realized, that human individualism often control itself to exploit nature. It is realized that the conception of salvation possessed by the Church had long been dominated by human-centered theology of salvation, consciously putting aside the conscience of life and salvation which are also the right of all beings. This research is a qualitative research with a literature study approach. This study aims to explain the ecotheology of the environment, its model and its implementation as a human effort in overcoming natural and environmental problems.AbstrakDunia yang diciptakan oleh Allah, dengan segala sesuatu yang mendiaminya diselamatkan sebagai wujud keadilan Allah yang patut dikawal untuk menjaga keseimbangan kosmologi bagi kesejahteraan segala makhluk. Namun di dalam kenyatannya, sikap individualisme manusia seringkali menguasai dirinya untuk mengeksploitasi alam. Disadari bahwa konsep keselamatan yang dimiliki oleh Gereja sudah sejak lama didominasi oleh teologi keselamatan yang bersifat berpusat pada manusia, yang secara sadar mengesampingkan nurani kehidupan dan keselamatan yang juga adalah hak segala makhluk. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan ekoteologi lingkungan hidup, model serta implementasinya sebagai upaya manusia dalam mengatasi masalah alam dan lingkungan hidup.