cover
Contact Name
DICKY DOMINGGUS
Contact Email
dicky.dominggus@sttibc.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalcaraka@sttibc.ac.id
Editorial Address
kompleks batu aji centre blok B, no 3a-5
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27221407     EISSN : 27221393     DOI : https://doi.org/10.46348
Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk menyebarkan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang ilmu : Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi dan Etika Teologi Pastoral dan Etika Pelayanan Gerejawi Misiologi Biblikal dan Praktikal Pendidikan Agama Kristen
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020" : 9 Documents clear
Makna Dibenarkan Oleh Iman Dan Perbuatan Menurut Yakobus 2:14-26 Samuel Julianta Sinuraya
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.33

Abstract

AbstractSince his fall into sin, man has suffered from moral depravity and self-image damage before God. God took the initiative to restore the relationship with humans through the redemptive work of Christ. Through Christ's redemption, mankind who was originally sinful was justified by God's grace. James wrote the teaching that man who is justified by God through faith,   should have deeds according to their faith. This research is a qualitative research with a grammatical historical approach. The aim of this research is to find the meaning of being justified by faith and deeds according to James 2: 14-26 and to explain the implications for today's believers. For James, the true form of faith can be seen through works. This means that a person whose actions do not reflect Christ's righteousness is essentially dead. AbstrakSejak jatuh ke dalam dosa, manusia mengalami kerusakan moral dan citra diri di hadapan Allah. Allah berinisiatif memulihkan hubungan dengan manusia melalui karya penebusan Kristus. Melalui penebusan Kristus, manusia yang semula berdosa dibenarkan oleh anugerah Allah. Yakobus menuliskan ajaran bahwa manusia yang sudah dibenarkan Allah oleh iman seharusnya memiliki perbuatan yang sesuai dengan imannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan historikal gramatikal.  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menemukan makna dibenarkan oleh iman dan perbuatan menurut Yakobus 2:14-26 dan memaparkan implikasinya kepada orang percaya pada masa kini. Bagi Yakobus, bentuk iman yang sejati dapat dilihat melalui perbuatan.  Seseorang yang perbuatannya tidak mencerminkan kebenaran Kristus pada hakekatnya mati.
Perspektif Gereja Masehi Injil Di Timor (GMIT) Imanuel Matepu Terhadap Tradisi Puru Hogo Indah lestari basuki; Chlaodhius budhianto; Iskak Sugiyarto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.29

Abstract

AbstractPuru Hogo is a tradition that is still attached to the life of the Sabu tribe in East Nusa Tenggara. The Puru Hogo tradition is carried out by the Sabu community every year, when they want to do the extracting of sap and cooking sugar, in June and July. They believe that they will be blessed, the results of the extraction of sap will be good, no one will have an accident, and they will get a good income, on condition that they have to offer a sheep to give to Mone Ama. Using a qualitative approach, a descriptive method, this research examines the perspective of the Christian Church in Timor (GMIT) Imanuel Matepu. It was found that the Puru Hogo tradition was given a new meaning, so that it became a bridge for church ministry in the Sabu community.AbstrakPuru Hogo merupakan tradisi yang masih lekat dalam kehidupan Suku Sabu di Nusa Tenggara Timur. Tradisi Puru Hogo dilakukan oleh masyarakat Sabu setiap tahun, saat hendak melakukan pengambilan air nira dan memasak gula, pada bulan Juni dan Juli. Mereka meyakini bahwa mereka akan diberkati, hasil pengambilan air nira akan bagus, tidak ada yang mengalami kecelakaan, dan mereka akan mendapatkan pendapatan yang baik, dengan syarat harus mempersembahkan seekor domba untuk diberikan kepada Mone Ama. Melalui metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, penelitian ini menelisik tentang perspektif Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT) Imanuel Matepu. Di dapati bahwa tradisi Puru Hogo, diberi makna baru, sehingga menjadi jembatan bagi pelayanan gereja di masyarakat Sabu. 
Keesaan Yahweh (TUHAN) Dalam Kitab Kejadian Lamberty Yahya Mandagi
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.31

Abstract

AbstractThis paper discusses the oneness of Yahweh in the book of Genesis, especially the parts of the book of Genesis which are considered as the work of Yahwist sources. Why conduct a study from parts of the Bible that come from Yahwist sources because this source is considered to be the oldest source in the Bible. The point about the oneness of Yahweh is lifted, because in the book of Genesis, there are certain passages that indicate that Yahweh is not singular but is plural. Therefore, the researcher conducted research related to this subject by doing hermeneutic work, specifically using a critical historical approach. Through literature research on texts related to the subject matter, it can be concluded that in the view of Yahwist sources, the Lord God (Yahweh Elohim) who is worshipped by the Israelites in the Old Testament is one. The one Yahweh is often accompanied by His angels. Thus, the same Lord God who is worshipped by Christians today is one God.AbstrakTulisan ini membahas tentang keesaan Yahweh  dalam kitab Kejadian, secara khusus dari bagian-bagian kitab Kejadian yang dianggap sebagai karya dari sumber Yahwist. Mengapa mengadakan kajian dari bagian-bagian Alkitab yang berasal dari sumber Yahwist karena sumber ini dianggap sebagai sumber yang tertua dalam Alkitab. Pokok tentang keesaan Yahweh diangkat, karena dalam kitab Kejadian, ada bagian-bagian tertentu seperti mengindikasikan bahwa  Yahweh itu tidak esa adanya tetapi bersifat jamak. Karena itu penulis melakukan penelitian berkaitan dengan pokok ini dengan melakuan kerja hermeneutik, secara khusus menggunakan pendekatan historis kritis. Melalui penelitian literatur terhadap teks-teks yang berkaitan dengan pokok pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan sumber Yahwist, TUHAN Allah (Yahweh Elohim) yang disembah oleh umat Israel dalam Perjanjian Lama, esa adanya. Yahweh yang esa itu seringkali didampingi oleh malaikat-malaikat-Nya. Dengan demikian, TUHAN Allah yang sama dan yang disembah oleh orang Kristen masa kini adalah Allah yang esa.
Telaah Kritis Terhadap Pandangan Roh-Roh Teritorial Menurut C. Peter Wagner Toni Irawan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.24

Abstract

AbstractThis paper intends to criticize he views on territorial spirits developed by C. Peter Wagner. In his hypothesis he argued "the key for spreading the gospel is spiritual warfare, however, there is one sub-category of spiritual warfare that has great potential to accelerate world evangelization, namely the destruction of the power of territorial spirits Wagner's view of territorial spirits, although controversial in various fields, but it’s actually accepted and practiced in certain churches in Indonesia. To examine this view, the author uses methodological library research which is classified as a type of qualitative research. This research found that Wagner was actually developing his ideas on the principle of "rejection-acceptance" which is loaded with pragmatism. Wagner's self-interest plays a very important role so that his view is his personal interpretation of the facts he presents. Wagner does not really allow facts to speak first, however, interprets facts first, so the results will definitely match his presumption.  Finally, Wagner overly relates all matters to spiritual warfare, so that it causes him to tend to understand everything from the point of war. Wagner's view emphasizing only one side and ignoring the other sides finally made his theory lame.AbstrakTulisan ini bermaksud menelaah secara kritis pandangan tentang roh-roh teritorial yang dikembangkan oleh C. Peter Wagner.  Dalam hipotesanya ia mengemukakan  “kunci untuk keberhasilan pengabaran injil adalah peperangan rohani, tetapi ada satu sub-kategori dari peperangan rohani yang memiliki potensi besar untuk mempercepat penginjilan dunia, yaitu penghancuran kuasa roh-roh teritorial.  Pandangan ini mengundang kontroversial tersendiri: di kubu tradisonal menganggap pandangan ini tidak Alkitabiah, tetapi di kalangan tertentu gereja-gereja pentakosta Kharismatik memahaminya sebagai pengajaran yang objektif.   Pandangan Wagner tentang roh-roh teritorial meskipun kontroversial, namun faktanya justru diterima dan dipraktikan di gereja-gereja tertentu di Indonesia. Untuk menelaah pandangan ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan yang secara metodologis tergolong dalam jenis penelitian kualitatif.  Dari penelitian ini didapati hasil telaah yang mengemukakan bahwa Wagner sebenarnya sedang mengembangkan gagasannya di atas prinsip ”penolakan-penerimaan yang sarat dengan pragmatisme.  Self interest Wagner sangat berperan sehingga pandangannya adalah penafsiran pribadinya terhadap fakta yang dipaparkannya.  Wagner tidak benar-benar mengijinkan fakta berbicara terlebih dahulu, namun, menafsirkan fakta terlebih dahulu, sehingga hasilnya pasti akan cocok dengan praduganya. Terakhir, Wagner berlebihan mengkaitkan semua persoalan dengan peperangan rohani, sehingga mengakibatkan ia cenderung memahami semua hal dari sudut peperangan.  Pandangan Wagner yang menekankan hanya pada satu sisi dan mengabaikan sisi lain  akhirnya membuat teorinya  timpang
Makna Hidup Adalah Kristus Berdasarkan Filipi 1 : 21 Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya Sri Lina Betty Lamsihar Simorangkir; Yonatan Alex Arifianto
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.26

Abstract

AbstractThe meaning of life is an important element in mental health and the functions of human life. A person may experiences despair and lost the certainty of life when he does not have meaning, purpose and value of life. The meaning of Paul's life based on Philippians 1: 20-21 shows only to the person of Christ. Christ became the beginning of his life. The encounter that brought repentance and life under the guidance of the Holy Spirit became the basis of the meaning of Paul's life. With descriptive qualitative methods and analyzing the text of the verse, provide information on the purpose of writing and provide an understanding that Christ must be the center of the life of believers. Longing to glorify Christ, and prioritizing life for Christ, not feel ashamed to preach the gospel and realize that death in God is a profitable thing are the guidance in living a life focused on God.  AbstrakMakna hidup merupakan elemen penting dalam kesejahteraan atau kesehatan mental dan fungsi hidup manusia. Seseorang mengalami putus asa dan tidak memiliki kepastian hidup di saat tidak mempunyai makna, tujuan dan nilai hidup. Makna hidup Paulus berdasarkan Filipi 1:20-21 menunjukkan hanya kepada pribadi Kristus. Kristus menjadi awal dari kehidupannya  setelah  perjumpaan yang membawa pertobatan serta hidup dalam pimpinan Roh Kudus menjadi dasar dari makna hidup Paulus. Dengan metode kualitatif deskriptif dan menganalisa teks ayat tersebut, dapat memberikan informasi tujuan penulisan serta memberi pemahaman bahwa Kristus harus menjadi pusat kehidupan orang percaya. Kerinduan memuliakan Kristus, dan memprioritaskan hidup bagi Kristus, serta tidak merasa malu memberitakan Injil dan menyadari bahwa kematian dalam Tuhan adalah hal yang menguntungkan. Maka hal itu menjadi pegangan dalam menjalani hidup fokus kepada Tuhan.
Etika Guru Agama Kristen Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Iman Naradidik Alon Mandimpu Nainggolan; Yanice Janis
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.23

Abstract

AbstractThis paper describes the ethics of Christian religion teachers and their relevance to the faith of students using  literature approach. The importance of the ethics for a Christian religion teacher is because being a Christian religion teacher is not just transferring knowledge, understanding and skills to students, but also educating students to experience a complete life transformation, especially experiencing a faith that is rooted, growing and fruitful in the Lord Jesus. To produce mature students in faith, Christian religious teachers must live the knowledge, understanding, and values of Christianity. This research is a qualitative research method with a literature study approach. From this research, it was found that the integration between teaching and living examples of a Christian religion teacher is an urgent matter and must be fulfilled because it is relevant to the faith education of the students.AbstrakTulisan ini mendeskripsikan mengenai etika guru agama Kristen dan relevansinya terhadap pendidikan iman naradidik dengan menggunakan pendekatan literatur­. Pentingnya etika bagi seorang guru agama Kristen adalah karena menjadi guru agama Kristen bukan hanya sekadar mentransfer pengetahuan, pemahaman dan keterampilan terhadap naradidik, melainkan mendidik naradidik agar mengalami transformasi hidup secara utuh, khususnya mengalami iman yang berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Tuhan Yesus. Untuk mewujudkan naradidik yang dewasa dalam iman, maka guru agama Kristen harus menghidupi pengetahuan, pemahaman dan nilai-nilai agama Kristen. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi liteartur. Dari penelitian ini didapati bahwa integrasi antara pengajaran dan keteladanan hidup dari seorang guru agama Kristen menjadi hal yang mendesak dan sebuah keharusan untuk dipenuhi karena memiliki relevansi terhadap pendidikan iman naradidik.
Upaya Menjaga Keseimbangan Pekerjaan Dengan Keluarga Purim Marbun
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.21

Abstract

AbstractThis research has motivated by the fact in the field that to balance the job and the family is  problem of the most people today, especially of the servant of God (pastor, priest, lecturers, etc). The are faced with the choice of priority between family and work. Research by Keene and Quadgno’s explain that 60% of working adults find it difficult to achieve work balance with the family. The research method used to discuss this topic is a qualitative research study with a literature study approach by discussing various literatures related to the research topic. The researcher read, analyzed and found the issues that caused the imbalance between work and family. The final results of this study after alternatives and strategies to balance job with family life.AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi fakta di lapangan bahwa keseimbangan pekerjaan dengan kehidupan keluarga merupakan persoalan mayoritas masyarakat masa kini secara khusus para hamba Tuhan (pendeta, gembala, dosen, dll). Mereka diperhadapkan pada pilihan mengutamakan keluarga atau pekerjaan. Penelitian Keene dan Quadagno menyebutkan bahwa 60 % orang dewasa yang bekerja sulit mencapai keseimbangan pekerjaan dengan keluarga. Metode penelitian yang digunakan membahas topik ini ialah studi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dengan membahas berbagai literatur terkait dengan topik penelitian. Peneliti membaca dan menganalisis serta menemukan masalah penyebab ketidakseimbangan pekerjaan dengan keluarga. Hasil akhir dari penelitian ini menawarkan strategi dan upaya menyelaraskan pekerjaan dengan waktu bersama keluarga. 
Panggilan Timotius Menurut 2 Timotius 2:2 Dan Implikasinya Bagi Kompetensi Guru Agama Kristen Marthen Mau
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.20

Abstract

AbstractTimothy receive God’s calling through Paul for pastoral ministry in Ephesus. Because there was no minister in that church. In 2 Timothy 2:2 Paul Gave assignments to Timothy to entrust the teachings he got from Paul to the faithful people who are able to teach the congregation. In the present  time, the Christian religion  teacher are given trust to hold the spiritual formation for student in the formal education institution. The religion teacher are given the task to hold the spiritual formation of the student as a form of implementing their competence  of religion teacher are pedagody, personality, social, professional, and spiritual. This research is a qualitative research by applying the historical of grammatical method or exegetical methods on the text 2 Timothy 2: 2. Based on the exegetical method, it can be concluded that Christian religion teachers should be trustworthy, capable of teaching, dare to rebuke the wrongs, have loyalty, have integrity, and have spiritual qualities.AbstrakTimotius menerima panggilan Tuhan melalui Paulus untuk pelayanan pengembalaan di Efesus. Oleh karena saat itu di jemaat Efesus belum ada pelayan Tuhan. Menurut 2 Timotius 2:2 Paulus memberikan tugas kepada Timotius untuk memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang dapat dipercayai dan sanggup mengajar orang lain di jemaat Efesus. Pada masa sekarang guru pendidikan agama Kristen menerima kepercayaan untuk melaksanakan pembinaan rohani peserta didik Kristen di lembaga pendidikan formal. Guru pendidikan agama Kristen diberikan tugas untuk melaksanakan pembinaan kerohanian kepada peserta didik sebagai bentuk mengimplementasikan kompetensi-kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi yang dimiliki oleh guru pendidikan agama Kristen adalah pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan spiritual. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menerapkan tipe metode historikal gramatikal atau eksegesis pada teks 2 Timotius 2:2. Berdasarkan metode eksegesis dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Kristen dapat dipercayai, cakap mengajar, berani untuk menegur yang salah, memiliki kesetiaan, memiliki integritas, dan memiliki kualitas rohani.
Ekoteologi : Tinjauan Teologi Terhadap Keselamatan Lingkungan Hidup Marthinus Ngabalin
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 1 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v1i2.22

Abstract

AbstractThe world created by God, with everything in it is saved as an expression of God’s justice that should be guarded to maintain a cosmological balance for the welfare of all beings. However, it is realized, that human individualism often control itself to exploit nature. It is realized that the conception of salvation possessed by the Church had long been dominated by human-centered theology of salvation, consciously putting aside the conscience of life and salvation which are also the right of all beings. This research is a qualitative research with a literature study approach. This study aims to explain the ecotheology of the environment, its model and its implementation as a human effort in overcoming natural and environmental problems.AbstrakDunia yang diciptakan oleh Allah, dengan segala sesuatu yang mendiaminya diselamatkan sebagai wujud keadilan Allah yang patut dikawal untuk menjaga keseimbangan kosmologi bagi kesejahteraan segala makhluk. Namun di dalam kenyatannya, sikap individualisme manusia seringkali menguasai dirinya untuk mengeksploitasi alam. Disadari bahwa konsep keselamatan yang dimiliki oleh Gereja sudah sejak lama didominasi oleh teologi keselamatan yang bersifat berpusat pada manusia, yang secara sadar mengesampingkan nurani kehidupan dan keselamatan yang juga adalah hak segala makhluk. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan ekoteologi lingkungan hidup, model serta implementasinya sebagai upaya manusia dalam mengatasi masalah alam dan lingkungan hidup.

Page 1 of 1 | Total Record : 9