cover
Contact Name
Muhajir
Contact Email
qathruna@uinbanten.ac.id
Phone
+628121907168
Journal Mail Official
qathruna@uinbanten.ac.id
Editorial Address
Jalan Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Qathrun Jurnal Keilmuan dan Pendidikan Islam
ISSN : 2406954X     EISSN : 27765563     DOI : http://dx.doi.org/10.32678/qathruna
Core Subject : Education,
QATHRUNÂ: Jurnal Keilmuan dan Pendidikan Islam invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies in the areas of Islamic Education, which cover the following research focuses: Learning strategy of Islamic education Development of Islamic education curriculum Curriculum implementation of Islamic Education Development of learning media and resources of Islamic education Islamic education learning evaluation Practices of Islamic education learning in school Inclusive education in Islamic education Action research in Islamic education
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015" : 9 Documents clear
DEFINISI DAKWAH ISLAMIYYAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF KONSEP KOMUNIKASI KONVERGENSI KATHERINE MILLER Rosidah Rosidah
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi bagian dari dakwah. Cara pengkomunikasian dakwah akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana seorang da’i mendefinisikan dakwah itu sendiri. Para ahli mencoba mengemukakan sejumlah definisi tentang dakwah yang disandarkan pada al-Quran dan juga al-Hadits. Namun nampaknya sampai saat ini definisi tersebut belum sepenuhnya difahami oleh para pelaku dakwah. Sehingga kegagalan akibat bias dari kesalahan mendefinisikan dakwah ini kerap terjadi. Jika mengacu pada pernyataan awal diatas, sebenarnya definisi dakwah sangat sinergis dengan definisi komunikasi konvergensi yang dikemukakan Miller. Karena dakwah adalah komunikasi, maka definisi komunikasi konvergensi bisa diasumsikan sebagai definisi dakwah. Persoalannya adalah bagaimana definisi dakwah menurut teori komunikasi konvergensi, seperti apa teori komunikasi konvergensi dapat dipraktikkan dalam dunia dakwah, serta sejauh mana pengaruhnya bilkhusus pada mad’u (sasaran dakwah). Dengan mengacu pada definisi komunikasi konvergensi kesalahan pendefinisian dakwah bisa dieliminir, karena secara substansial definisi dakwah menurut komunikasi konvergensi sangat sejalan definisi-definisi dakwah yang sudah ada. Teori primer yang digunakan dalam tulisan ini adalah mengacu pada definisi komunikasi konvergensi menurut Katherine Miller dalam bukunya Commmunication Theoris: Perspectives, Processes, and Contexts, yang mengemukakan bahwa komunikasi adalah sebagai sebuah proses. Dari teori primer diatas, sebagai pengembangan makalah ini penulis mengeksplor dan mengembangkan point-point selanjutnya, yakni komunikasi transaksi dan komunikasi sebagai simbol. Dari teori lanjutan ini definisi dakwah semakin berkembang karena pada tataran ini dakwah sudah semakin luas pemaknaannya. Dalam Komunikasi konvergensi yang dikembangkan Miller ini banyak hal yang sebetulnya sangat ideal jika dihubungkan dengan realitas dakwah dewasa ini. Jika Miller menyatakan bahwa komunikasi adalah proses begitu juga dengan dakwah seharusnya dipandang sebagai sebuah proses yang membutuhkan space and time untuk sampai pada tujuan dakwah. Kemudian dakwah juga adalah transaksi dan simbol. Artinya bahwa makna dakwah juga begitu luas karena melibatkan tidak hanya da’i tetapi elemen yang lainnya, dan kegiatan dakwah ini juga bisa bersifat verbal ataupun non verbal, yang pada prakteknya mengandung pengertian bahwa dakwah bisa mencakup dakwah bil-lisan juga dakwah bil-hal. Secara umum teori komunikasi konvergensi sejalan dengan definisi dakwah yang sudah ada. Paper ini bersifat antitesis-sintesis namun pada porsinya lebih kepada sintesis, yang mencoba mengelaborasi teori yang sudah umum dengan teori komunikasi Miller dalam mendefinisikan dakwah.
FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI BASIS PENGUATAN PROFESIONALISME GURU Dindin Ridwanudin
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are many factors to settle a good quality of education. A profesional teacher is one from many faktors that has an autority to settle a good quality of education. A profesional teacher will do at least three things to educate his/her students, it are: 1) doing teaching proces to transfer knowledge to his/her students, 2) guiding his/her students to have certain skill from the knowledge they have learnt, and 3) guiding his/her students to have certain behavior from the knowledge and the skill they have mastered. A teacher will not be a profesional teacher if he/she does not do such a contemplation before teaching his/her students. Philosophy of education is a subject which habituates the teachers to contemplate on his/her obligation as an educator. Knowing the importance of philosophy of education as the basic factor to create a good teacher, the faculty of education should consider to strengthening this subject in lecturing process
PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PEMBELAJARAN PAI DI SD Nandang Kosim
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islamic education is part of the National Education and has an important position in the National Education system. Because of Islamic education is very important, then the learning process of Islamic Education in Primary Schools is necessary the development and application of appropriate learning, focused and integrated.The most appropriate learning development for Islamic education is through contextual learning approach (Contextual Teacing and Learning/CTL). As for applying the learning there are four aspects that must be considered in the application of learning strategies include 1) learning activities, 2) learning methods, 3) instructional media and 4) time spent in completing each step teacher learning activities.
HUBUNGAN METODE JIGSAW DAN SPIRITUAL QUOTIENT DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN Anis Fauzi; Tatu Latifah
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Apakah terdapat hubungan antara metode jigsaw dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam; 2) Apakah terdapat hubungan antara spritual quotient dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam; 3) Apakah terdapat hubungan antara metode jigsaw dan spritual quotient dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti : 1) hubungan antara metode jigsaw dengan Efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2) hubungan antara spritual quotient siswa dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3) hubungan antara metode jigsaw dan spritual quotient dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data melalui variabel Metode jigsaw(X1), spritual quotient (X2) dan efektivitas pembelajaran PAI (Y) menggunakan skala likert. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi parsial, koefisien korelasi ganda dan regresi sederhana serta regresi korelasi ganda. Pengujian persyaratan statistik meliputi pengujian normalitas dengan chi kuadrat pada taraf signifikansi a = 0,05 Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa data ketiga variabel normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, terdapat hubungan antara metode jigsaw (X1) dengan efektivitas pembelajaran PAI dengan thitung 2,22178 > ttabel 1,687. Kedua, terdapat hubungan antara spritual quotient Siswa (X2) dengan efektivitas pembelajaran PAI dengan thitung 1,75186 > ttabel 1,687. Ketiga, terdapat hubungan antara Metode jigsaw (X1) dan spritual quotient Siswa (X2) dengan efektivitas pembelajaran PAI dengan Fhitung 227 > Ftabe 3,25.Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Metode jigsaw (X1) dan spritual quotient (X2) dengan efektivitas pembelajaran PAI (Y) di kelas XI SMAN 1 Ciruas dan SMAN 1 Kramatwatu Kabupaten Serang Povinsi Banten.
TAFSIR PENDIDIKAN Mukarromah, Oom
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tafsir merupakan bentuk mashdar dari fassara’, yang mengandung arti menerangkan. Sedangkan muqaran adalah bentuk mashdar dari qarana. Tafsir muqaran berarti menerangkan dengan cara membandingkannya. Tafsir muqaran merupakan metode penafsiran melalui teknik membandingkan antara ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi kalimat dalam kasus yang berbeda, atau memiliki redaksi kalimat yang berbeda tetapi dalam kasus yang sama, dan membandingkan antara ayat al-Qur’an dengan marwi hadits yang lahiriyahnya terkesan bertentangan satu sama lain, serta membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan.
STRATEGI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Ari Hasan Ansori
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya peranan pendidikan dalam tata kehidupan peribadi maupun masyarakat, maka dalam pengembangan watak bangsa haruslah berpegang dan bertumpu pada landasan pendidikan yang kuat. Sumber daya manusia merupakan kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan akan memberikan manfaat pada lembaga berupa produktifitas, moral, efisiensi kerja, stabilitas, serta fleksibilitas lembaga dalam mengantisipasi lingkungan, baik dari dalam maupun dari luar lembaga yang bersangkutan. Strategi pendidikan Islam dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terdiri dari dua model, yaitu strategi pendidikan yang bersifat makro dan strategi pendidikan yang bersifat mikro. Strategi yang bersifat makro terdiri dari tiga komponen, yaitu pertama, tujuan pendidikan Islam yang mencakup pembentukan insan shaleh dan masyarakat shaleh; kedua, dasar pokok pendidikan Islam yang menjadi landasan kurikulum; dan ketiga, prioritas dalam tindakan yang meliputi penyerapan semua anak-anak usia sekolah, kepelbagaian jalur perkembangan, meninjau kembali materi dan metode pendidikan, pengukuhan pendidikan agama, administrasi dan perencanaan, dan kerja sama regional dan antar negara di dalam dunia Islam. Strategi yang bersifat mikro, yaitu tazkiyah al-nafs (pembersihan jiwa) melalui shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur'an, zikir, tafakur, zikrul maut, muraqabah, muhasabah, mujahadah, muatabah, jihad, amar ma'ruf nahi munkar, khidmat, tawadhu, meng-halangi pintu masuk setan ke dalam jiwa, dan menghindari penyakit hati.
KOMUNIS; SEJARAH GERAKAN SOSIAL DAN IDIOLOGI KEKUASAAN Erdi Rujikartawi
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekuasaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hirukpikuk kehidupan dunia. Dalam kekuasaan dominasi idiologi menjadi pelekat yang selalu dilanggengkan dan amaliah yang tidak boleh ditinggal bahkan ditawar-tawar. Idiologi menjadi kunci berbagai gerakan yang berujung pada kekusaan. Sekelumit tulisan ini berusaha menggambarkan pemahaman tentang komunisme dalam bingkai sejarah gerakan sosial dan idiologi kekuasaan yang dapat memperkaya khazanah intelektual dalam dunia ilmu pengetahuan.
JASMANI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PARA AHLI PENDIDIKAN Muhajir Muhajir
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia dalam perspektif pendidikan adalah binatang yang dapat berpikir (khayawan al-nathiq), karena diberi dua potensi yaitu potensi jasmani dan potensi rohani. Potensi rohani tidak diragukan lagi oleh pendidikan Islam, karena rohani yang dilengkapi dengan akal dan hati sebagai instrumen pokok dalam pendidikan Islam. Namun orang Islam sering mengabaikan jasmani yang merupakan bagian dari manusia secara utuh. Sehingga sering dijumpai fisik orang Islam sering sakit, kurang sehat, dan bentuk tubuhnya juga kecil, berbeda dengan tubuh orang Barat. Padahal Islam menganjurkan untuk memelihara fisik secara cermat, hati-hati dan teliti. Islam memandang bahwa pendidikan jasmani manusia tidak terlepas dari pendidikan rohani, artinya jasmani dan rohani manusia menyatu. Ketika pendidikan jasmani dilaksanakan, maka di dalamnya include pendidikan rohani, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan semboyan “al-‘aqlu al-saliim fii al-jismi al-saliim”, artinya di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh atau jasmani yang kuat. Statement ini jelas bahwa Islam mengutamakan jiwa yang sehat, karena dengan jiwa yang sehat akan menimbulkan tubuh yang kuat. Hal ini berbeda dengan orang Barat dengan semboyannya, “men sana in corpore sano”, artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Konsep Barat tersebut lebih mengutamakan kesehatan jasmani ketimbang rohani. Dua perspektif di atas, memberikan pelajaran kepada para pendidik Islam, bahwa pendidikan jasmani tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan rohani. Artinya ketika berbicara rohani, tidak dapat mengabaikan jasmani, begitu pula sebaliknya, ketika berbicara jasmani para pendidik Muslim juga tidak boleh memisahkan dengan rohani.
FAMILY EDUCATION ACCORDING TO THE QUR’ANIC PERSPECTIVE Wawan Wahyuddin
QATHRUNÂ Vol 2 No 02 (2015): Juli-Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims (1) to describe law educates family members according to the Qur'anic perspective, (2) to describe the process of family education from the perspective of the Qur'an, and (3) to describe the family of educational material according to the perspective of the Qur'an. The problem of this study are (1) how the law educates family members according to the perspective of the Qur'an ?, (2) how the process of family education from the perspective of the Qur'an? And (3) how the theory of the family according to the perspective of the Qur'an? This study used a qualitative method of content analysis techniques. The Review is using tarbawi interpretation or education. The data source of this research are the verses of the Quran that that tells Abraham, Jacob, Imran, and Luqman Al-Hakim in educating families, interpretation of these verses, and stories about their life story. The conclusion of this study is the Qur'an discuss many prominent educators. The statement includes their success in educating families. Their success made them into servants and family choices as stated in the Qur'an Surah, Luqman, Imran and letters on the above. Therefore, in order to educate family the way or pattern that they do need to be followed by every chief of Muslim family.

Page 1 of 1 | Total Record : 9