cover
Contact Name
Yesri Esau Talan
Contact Email
jurnal.sttsa@gmail.com
Phone
+6285879731742
Journal Mail Official
jurnal.sttsa@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pd. Maritim Indah Blk. AA No.1, Balas Klumprik, Kec. Wiyung, Kota Surabaua, Jawa Timur, 60222
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Sesawi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27157598     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
SESAWI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen adalah wadah publikasi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung. Jurnal ini memiliki Focus dan Scope penelitian dalam bidang: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematik 3. Teologi Praktika 4. Teologi Historika 5. Misiologia 6. Pendidikan Agama Kristen
Articles 43 Documents
TANGGUNG JAWAB GURU DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PAK DI SEKOLAH MENURUT MATIUS 28:19-20 Arini Yustika Rahmawati Ruku
Sesawi Vol 3, No 1 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.679 KB)

Abstract

Dalam Pendidikan Agama Kristen, untuk menetapkan arah, sasaran atau tujuan PAK adalah hal yang sangat penting dan sangat menentukan bahkan menjadi prinsip utama Pendidikan Agama Kristen. Tanggung jawab Guru PAK perlu dipahami dan dilaksanakan secara tepat sehingga tujuan Pendidikan Agama Kristen dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah adalah kajian pustaka. Hasil kajian membuktikan bahwa tercapainya tujuan PAK di sekolah dapat diukur dari: siswa percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, siswa memiliki persekutuan dengan Tuhan dan yang terakhir siswa melakukan firman Tuhan dalam kehidupannya.
STUDI ANALISIS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DARI PERSPEKTIF ETIKA KRISTEN Levi A Lefta; Melyarmes H Kuanine
Sesawi Vol 3, No 2 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.715 KB)

Abstract

Tujuan Artikel ini memaparkan sikap etika Kristen dalam menyikapi persoalan kekerasan rumah tangga merupakan perilaku atau berupa tindakan yang  memaksa seseorang sehingga mengalami penderitaan. Kesan tersebut memunculkan persepsi bahwa dalam konteks Alkitab bertentangan dengan mandat Allah mengenai eksistensi rumah tangga. Sudah jelas bahwa Allah menciptakan keluarga untuk beranak cucu memenuhi bumi, menjaga, dan memelihara bumi (Kej. 1:28). Mandat tersebut terwujud jika setiap rumah tangga Kristen hidup dalam kasih, saling memahami dan menyadari pentingnya peran masing-masing akan tercipta keharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini terjadi karena banyak rumah tangga Kristen yang membangun rumah tangganya tidak dilandasi dengan tujuan Allah. Pola kekerasan yang nampak dan sering terjadi baik seksual, fisik maupun batin. Persoalan ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan kemampuan memahami, mengelola bahtera rumah tangga Kristen yang sehat. Mengacu pada persoalan tersebut sebagai perilaku yang tidak terhormat, maka arah kajian artikel ini pada tataran konsep etika Kristen, kekerasan rumah tangga dan tindakan pencegahan dari gereja masa kini.
MENGKAJI PANGGILAN DAN PELAYANAN NABI YEREMIA DALAM KONTEKS KITAB YEREMIA DAN IMPLEMENTASINYA BAGI PELAYANAN HAMBA TUHAN MASA KINI Yesri Esau Talan; Veronika Siboro
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.899 KB)

Abstract

Menjadi seorang hamba Tuhan yang siap melayani dalam kondisi apapun bukanlah perkara yang mudah. Hamba Tuhan harus mempunyai komitmen yang benar sehingga tidak lari dari panggilannya. Seorang hamba Tuhan penting untuk menyadari panggilannya dan mengemban tugasnya sesuai dengan panggilan Tuhan kepadanya. Penelitian ini dilakukan agar setiap hamba-hamba Tuhan yang telah melenceng dan melupakan panggilannya sebagai hamba Tuhan dapat memahami serta meresponi panggilannya dengan benar. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, penelitian ini dilakukan dengan mengkaji, mendeskripsikan sumber-sumber literatur yang berkaitan dengan judul misalnya buku, artikel dan karya-karya ilmiah lainnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap hamba Tuhan penting untuk menyadari panggilannya dan melayani dengan setia, berkomitmen serta mendedikasikan diri penuh dalam pelayanan yang dilakukan. Melayani dengan motivasi yang tulus untuk kemuliaan Tuhan
PENTINGNYA PENERAPAN INTEGRITAS KEILAHIAN KRISTUS KE DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Dyulius Thomas Bilo
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.273 KB)

Abstract

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Kristen sangat membutuhkan ortodoksi iman Kristen seperti kepercayaan pada keilahian Kristus sebagai fondasi dan perangkat dalam menyusun rumusan teologi Kristen yang Alkitabiah. Pendidikan Agama Kristen haruslah berpusatkan pada Kristus, pengajaran tentang keilahian-Nya haruslah menjadi orientasi dalam pengembangan kurikulum. Itulah sebabnya, sangat dibutuhkan kesadaran guru-guru PAK untuk mengimplementasikan dalam setiap pengajaran yang dilakukan. Tujuannya siswa mampu memahami dan bertumbuh dalam Kristus menjadi dewasa dalam kerohanian dan tidak diombangkan ambingkan oleh lingkungan yang berdampak negatif terhadap imannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu menganalisis setiap fenomena yang ditemukan di lingkungan masyarakat dan mendeskripsikannya. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengajaran keilahian Kristus dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Kristen.
MEMAHAMI SOLUS CHRISTO DARI PERSPEKTIF TEOLOGI REFORMED DAN IMPLIKASINYA PADA MASA KINI: Suatu Kajian Historis Dari Teologi Para Reformator Markus Ndihi Jawamara
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.121 KB)

Abstract

Solus Christo (Christ Alone) hanya oleh Kristus, merupakan suatu doktin yang menarik dengan menekankan bahwa Kristus saja pengantara yang satu-satunya, tidak ada yang lain. Konsep ini terus dikumandangkan oleh para tokoh reformator, dengan tujuan untuk mengembalikan ajaran yang keliru kepada ajaran yang benar. Latar belakang munculnya ajaran ini adalah karena adanya penyimpangan yang terjadi di dalam gereja. Penyimpangan tersebut adalah karena gereja sudah lebih mengutamakan akan tindakan spiritualitas pribadi dan berbagai serimonial lahirian untuk mendpatkan keselamatan. Di samping itu juga gereja tidak lagi mengakui Kristus sebagai pengantara yang satu-satunya, melainkan mempercayai orang-orang yang dianggap suci seagai pengantara, seperti para santo dan santa ada santa bunda Maria, santo Yohanes, santo Andreas, santo Stefanus dan santo/santa lainnya. Oleh karena itu maka penulis perlu untuk meneliti hal ini dengan tujuan untuk memahami doktrin Solus Christo/Christ alone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitataf atau studi pustaka (library research)Kata-kata kunci: Solus, Christo, Teologi, Reformator
PROVIDENSI ALLAH: ANALISIS TEOLOGIS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PANCER BANYUWANGI PASCA PERISTIWA TSUNAMI TAHUN 1994 Lexie Adrin Kembuan; Adiel Stevanus
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.415 KB)

Abstract

Perhatian Tuhan terhadap umat-Nya tak terbatas oleh ruang dan waktu serta tidak memandang suku, agama, ras ataupun jenis kelamin. Hal itu tentu sesuai dengan firman-Nya di dalam kitab Matius 5:45, bahwa Bapa itu baik tidak memandang derajat, Ia menyediakan matahari, hujan bagi orang jahat dan orang baik, bagi orang benar ataupun yang tidak benar. Peristiwa Tsunami tahun 1994 di Pantai Pancer Kabupaten Banyuwangi meluluh lantakan kehidupan masyarakat Pancer namun meninggalkan jejak sejarah yang memiliki potensi wisata sejarah. Jejak tersebut diantaranya adalah Tugu Tsunami, situs pemakaman korban tsunami, situs reruntuhan rumah dan tambak, pemukiman baru korban tsunami dan situs batu Moro Seneng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang didapatkan dianalisis kemudian dideskripsikan dengan sumber-sumber refrensi yang berkaitan dengan judul. Hasilnya menunjukkan bahwa providensi Allah melalui pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan desa memberikan bantuan kepada masyarakat korban Tsunami berupa usaha UMKM dan mendorong supaya msyarakat berperan serta mengembangkan pasar wisata rakyat di sekitar situs tsunami. Sehingga ekonomi yang luluh lantah oleh tsunami Pancer kembali berjalan dengan normal.
PENDIDIKAN SEKS BAGI ANAK USIA DINI: LANGKAH ANTISIPASIF DAN SOLUTIF TERHADAP PELECEHAN SEKS ANAK Helbert Igilemba Ondja; Melyarmes Hodner Kuanine
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.292 KB)

Abstract

Sex education is very important to be taught at an early age. Considering the phenomena that occur in society, especially at an early age, related to sex which is considered taboo and inappropriate to talk about and the impact of sin which causes humans not to view sex as a gift from God. This article will describe the idea of the importance of sex education for early childhood. The method used in this paper is a descriptive qualitative approach using a literature study. The author analyzes various literatures related to the discussion of sex education, then formulates the theological relevance for the importance of early sex education. The results of this study illustrate that parents, churches and educational institutions must provide guidance with a theological approach through dynamic Bible teaching. Sex education should be considered as part of the learning process to support personality development. Parents have an important role to prevent deviant sexual behavior by teaching sex education directly and continuously to children as early as possible in the family according to Bible values so that at an early age they get the right picture and accept that their sexuality is an integral part of their lives. responsibly.
MENGKAJI YOHANES 4:1-42 SEBAGAI LANDASAN KONSELOR KRISTEN DALAM BIMBINGAN KONSELING REMAJA Renny Tade Bengu
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.395 KB)

Abstract

Penanganan konseling terhadap remaja tidak jauh berbeda dengan penanganan terhadap orang dewasa. Konselor memerlakukan seorang remaja ini seperti ia memerlakukan konsele dewasa. Hanya saja bagi konsele remaja masih memerlukan pengarahan sehubungan dengan ketidaktahuannya terhadap hal tersebut. Sebagai guru PAK yang menangani permasalahan peserta didik tidak terlepas dari bimbingan konseling. Penelitian ini menggunakan penelitian kajian literatur teks Alkitab dalam Yohanes 4:1-42 yang mengandung tentang prinsip bimbingan konseling dari Tuhan Yesus  kepada perempuan Samaria. Dengan menerapkan metode deskriptif analisis pada teks Yohanes 4: 1-42 dalam  pendekatan kualitatif. Sehingga  ditemukan  beberapa landasan strategis bagi guru PAK dalam bimbingan konseling. Dalam Injil Yohanes 4 : 1-42 terdapat empat metode landasan strategis bagi guru Pendidikan Agama Kristen  dalam bimbingan konseling remaja adalah Pertama, membangun hubungan; Kedua, mengangkat kebutuhan utama dari konsele; Ketiga, Memberikan kesempatan untuk menyadari kesalahan dan dosa-dosanya; Keempat, Pertobatan dan Pemulihan.
Hukuman Mati Dalam Lingkaran Kontroversi Etis Kristen Melyarmes H. Kuanine
Sesawi Vol 1, No 1 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.16 KB) | DOI: 10.53687/sjtpk.v1i1.1

Abstract

In the implementation of the death sentence is not a sentence given as a criminal offender sentenced to life imprisonment. However, the death penalty is the loss of a person's life due to an error proven guilty based on a court decision (jurisprudence). This right to life maps the death penalty as an ethical issue. The most noble right in life as a gift from God, the applicable legal regulations also place human life in a valuable position both in their roles and positions as well as in their social responsibilities or legal responsibilities and also regarding their rights and obligations. From this impact arose the pros and cons of both secular people and in Christianity itself. The researcher determines a qualitative descriptive method for studying, collecting and compiling data through literature studies that relate to the paradigm of the death penalty in a circle of Christian ethical controversy. Therefore, this article will describe the elements of power, love, truth and justice as the government's duty in showing its identity to enforce the execution of the death penalty and will explain the Christian ethical attitude and perspective of the Christian community towards the execution of the death penalty. Abstrak Dalam pelaksanaan hukuman mati bukanlah hukuman yang diberikan sebagai pelaku kejahatan dihukum dengan penjara seumur hidup. Namun hukuman mati merupakan penghilangan nyawa seseorang akibat kesalahan yang terbukti bersalah berdasarkan keputusan pengadilan (jurisprudensi). Hak hidup inilah memetakan hukuman mati sebagai persoalan etis. Hak tersebut paling mulia dalam kehidupan sebagai pemberian Tuhan, peraturan hukum yang berlaku juga menempatkan hidup manusia pada posisi yang berharga baik dalam peran dan posisi maupun dalam tanggung jawab sosial atau tanggng jawab hukumnya dan juga menyangkut hak maupun kewajiban-kewajibannya. Dari dampak ini pun timbul pro dan kontra baik orang sekuler maupun dalam kekristenan sendiri. Peneliti menentukan metode deskriptif kualitatif untuk mempelajari, mengumpulkan dan menyusun data melalui studi pustaka yang berhubungan dengan paradigma hukuman mati dalam lingkaran kontroversi etika Kristen. Oleh karena itu, artikel ini akan menguraikan unsur-unsur kekuasaan, kasih, kebenaran dan keadilan sebagai tugas pemerintah dalam memperlihatkan jatidirinya untuk menegakkan pelaksanaan hukuman mati dan akan menjelaskan sikap etis Kristen dan perpektif masyarakat Kristen terhadap pelaksanaan hukuman mati.
Telaah Kritis Teologi Markus 16:15-18 tentang Meminum Racun Sebagai Bukti Keimanan Orang Percaya Danny Gandahanindija
Sesawi Vol 1, No 1 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.894 KB) | DOI: 10.53687/sjtpk.v1i1.2

Abstract

Mark 16:17-18 is often used by those who enjoy polemics to test believers in practicing their faith. Even if the verses’ claim is true, especially the one about believers drinking poison and will not die, they say they would be Christians. These verses are believed to have received some alterations so they can not be regarded as the Word of God anymore. This paper is intended to give a critical theological analysis on these verses. It uses inductive method to bring out the truth of the text by considering the context, the teaching of Christian theology and the accepted rules of interpretation. Through this procedure it is expected that readers can arrive at the appropriate understanding and prevent themselves from incorrect and misleading teaching. After an expository analysis, it is proved that there are no altered verses and thus these verses are believed to be the Word of God. God gave those miracles to convince unbelievers to believe what His disciples had done. God also performed the miracles to give signs that the disciples would experience life-threatening dangers while spreading the Gospel. It can be concluded that Mark 16:15-18 was meant not to test the believers’ faith but to accompany and protect the disciples from dangers in their evangelism ministry. Abstrak Markus 16:15-18 sering dipakai oleh para polemikus untuk dijadikan ujian iman bagi orang percaya dalam mempraktekkan kemurnian imannya. Bahkan jika klaim ayat ini benar, khususnya orang percaya minum racun dan tidak meninggal, mereka bersedia menjadi Kristen. Dan yang lebih fatal lagi dalam perikop ini dianggap sudah mengalami perubahan sehingga tidak bisa disebut sebagai Firman Tuhan. Tulisan ini bermaksud untuk memberikan telaah teologis kritis terhadap ayat-ayat diatas. Metode yang dipakai dalam telaah kristis ini dikenal sebagai induktif metode, yaitu dengan mengeluarkan kebenaran dari Teks. Dengan memperhatikan konteks, ajaran teologi kristen dan kaidah penafsiran yang benar didapatkan pemahaman yang tepat. Dengan demikian menghindarkan orang dari ajaran yang salah dan menyesatkan. Setelah dilakukan eksposisi pada perikop tersebut terbukti tidak ada ayat-ayat yang dirubah sehingga ayat tersebut dapat dipercayai sebagai Firman Allah. Mengenai maksud Allah memberikan tanda-tanda mujizat tersebut untuk meyakinkan orang yang belum percaya atas pekerjaan Allah yang di lakukan para murid. Juga Allah memberikan tanda mujizat, bila para murid mengalami bahaya yang mengancam nyawa mereka saat memberitakan injil. Sehingga penerapan ayat Markus 16:15-18 tersebut tidak dimaksudkan untuk menguji kemurnian iman orang percaya. Tetapi dimaksudkan untuk menyertai dan melindungi para murid dari bahaya maut dalam konteks penginjilan.