cover
Contact Name
Ilil Maidatuz Zulfa
Contact Email
pharmasci@akfarsurabaya.ac.id
Phone
+6285731833263
Journal Mail Official
pharmasci@akfarsurabaya.ac.id
Editorial Address
Akademi Farmasi Surabaya Jl. Ketintang Madya No. 81 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science)
ISSN : 25276328     EISSN : 25493558     DOI : https://doi.org/10.53342/pharmasci
Core Subject : Health, Science,
Journal of Pharmacy and Science (Pharmasci) publishes full-length original articles and reviews. The scope of the journal is pharmaceutical and basic science, including its research and application. The editors, therefore, welcome contributions on the following topics: 1. Clinical pharmacy 2. Pharmacology and Toxicology 3. Community pharmacy 4. Dosage forms formulation 5. Pharmaceutics 6. Pharmacognosy 7. Natural product 8. Biology and Microbiology 9. Pharmaceutical Chemistry 10. Applied physics
Articles 135 Documents
Karakteristik Fisika Masker Gel Peel Off dan Krim Wajah dengan Kandungan Ekstrak Kulit Buah Kakao ( Theobroma cacao, L.) Sebagai Antioksidan Topikal Dipahayu, Damaranie
Journal of Pharmacy and Science Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v3i2.113

Abstract

ABSTRAKKulit buah kakao adalah salah satu sumber antioksidan alami. Ekstrak etanol kulit buah kakao memiliki nilai IC50 sebesar 0.08 mg/ml. Kulit buah kakao mengandung 37 % katekin, 4%antosianin dan 58 % proantosianidin. Antioksian topikal dalam kosmetika contohnya masker gel peel off dan krim. Formula Kosmetika yang baik adalah yang memiliki karakteristik dan stabilitas yang baik.Studi ini bertujuan untuk memperoleh data dari pengaruh kombinasi HPMC dan PVA = FM 1:FM2:FM3:FM4= (2:12); (4:12): (2:16); (4:16) terhadap daya sebar dan waktu mengering dari sediaan masker gel. Selain itu juga untuk mengetahui pengeruh kecepatan pengadukan 750 rpm dan 1500 rpm terhadap penyebaran dan ukuran globul dari krim antioksidan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan baik HPMC dan PVA tidak memiliki pengaruh terhadap daya sebar dan konsentrasi HPMC lebih tinggi akan mempengaruhi waktu mengering dari masker gel peel off selama masa simpan 28 hari. Hasil penelitian ini juga menunjukkan terdapat perbedaan daya sebar dan ukuran globul pada metode pengadukan 750 rpm namun tidak pada pengadukan 1500 rpm  pada krim wajah antioksidan selama masa simpan 28 hari.Kata Kunci: Kulit buah cacao, karakteristik fisik, masker gel peel off , krim antioksidan.ABSTRACTCocoa rind (Theobroma cacao L.) is a natural resourches of antioxidant.  Half percent (0.5 %) Ethanolic extract of Cacao rind (Theobroma cacao L.) has 50 IC value as a 0,08 mg/ mL. Cocoa rind containing 37 % cathecin, 4 % anthocyanins and 58 % proanthocyanidins. Antioxidant topical in cosmetics such as peel off gel mask and cream. A good cosmetics formulation gives a good characteristic and stability.  The study aims to provide data on the effect of HPMC - PVA combination = FM 1:FM2:FM3:FM4= (2:12); (4:12): (2:16); (4:16) to the power spread and drying time of the peel off gel mask. In addition, this study gives data of stirring speed at 750 rpm and 1500 rpm = FC1:FC2 that influence spreading and globul size of antioxidant cream. This study finds that during the storage period of 28 days the difference of HPMC and PVA has no affect on the power spread but it affects the drying time, the greater concentration of HPMC can rapidly dry the gel mask when applied to the skin surface. The study also finds that during the storage period of 28 days, there was a significant difference in power spread and particle size at 750 rpm stirring and no significant difference in 1500 rpm.Key Words: Cocoa rind extract, physic characteristic, peel off gel mask, antioxidant cream.
Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Etanol 96% Bonggol Nanas (Ananas Comosus L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus udin, Umar; Sari, Rinda Yunia; anto, Syukri
Journal of Pharmacy and Science Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v3i2.114

Abstract

ABSTRAKBonggol belum dimanfaatkan secara optimal, padahal bagian bonggol mengandung beberapa komponen aktif salah satunya adalah enzim bromelin. Ezim bromelin bersifat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak etanol 96% bonggol nanas (Ananas comosus L) terhadap perumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan desain post-test only control group design. Ekstrak etanol 96% bonggol nanas (Ananas comosus L) dilaukan ekstra dengan metode maserasi Bakteri Staphycoccus aureus diambil dari media Manitol salt agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak bonggol nanas pada konsentrasi 50%-100% dengan diulang sebanyak 3 replikasi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Berdasarkan uji One-Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara berbagai konsentrasi, sehingga dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui adanya perbedaan pada masing-masing perlakuan. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa kosentrasi 50% berbeda nyata dengan konsentrasi  70%, 80%, 90% dan 100%, sedangkan control positif tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 50% dan 60%. Kesimpulan penelitian ini bahwa ekstrak etanol 96% bonggol nanas (Ananas comosus L) berpengaruh positif dalam menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan konsentrasi paling optimal pada 70%.Kata kunci: Ekstrak etanol 96% bonggol nanas, bacitrasin, Staphylococcus aureus, zona hambat antibakteriABSTRACTPineaplle cobs have not been utilized optimally, whereas the cob section contains several active components one of which is the enzyme bromelin.  Bromelin is an antibacterial agent.  The purpose of this research was to determine the effectiveness of inhibitory of ethanol extract 96% pineapple cobs (Ananas comosus L) to Staphylococcus aureus bacteria growth.  This research is an experimental using post-test design only control group design.  Pineaplle cobs extract 96% by maceration method, Staphycoccus aureus bacteria taken from Mantol salt agar medium.  The results of this study showed the pineapple cobs extrac concentrations of 50% -100% with replication as any 3 replications have an inhibitory to the growth of Staphylococcus aureus bacteria.  Based on One-Way ANOVA test with 95% confidence level there was a significant difference (p <0,05) between various concentrations, so it was continued with LSD test to know the difference in each treatment.  LSD test results showed that 50% concentration was significantly different with concentrations of 70%, 80%, 90% and 100%, while the positive control did not differ significantly with concentrations of 50%.  The conclusion of this research is that pineapple  cobs(Ananas comosus L) has positive effect in inhibitied and killing Staphylococcus aureus bacteria and optimal concentration 70%.  Keywords: pineapple cobs etanol extract, bacitrasin, Staphylococcus aureus, zone of inhibition, antibacterial
Pembuatan Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Nanas Dengan Enceng Gondok Pada Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum L.) Dan Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L.)Aureus Kusuma Pramushinta, Intan Ayu
Journal of Pharmacy and Science Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v3i2.115

Abstract

ABSTRAKPupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimia dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah. Keunggulan dari pupuk organik cair adalah dapat menyehatkan lingkungan, revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya, dan meningkatkan kualitas produk (Hadisuwito, 2012). Buah nanas mengandung vitamin A dan C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelain. Bromelain, berkhasiat anti radang. Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas mengandung 81,72% air; 20,87% serat kasar; 17,53% karbohidrat; 4,41% protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat, gula, dan protein yang cukup tinggi, maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk melalui proses fermentasi. Dari hasil analisa kandungan eceng gondok diperoleh bahan organik 78,47 %, C organik 21,23 %, N total 0,28 %, P total 0,0011 %, dan K total 0,016 %, sehingga eceng gondok bisa di manfaatkan sebagai pupuk organik, karena di dalam enceng gondok terpadat unsur – unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Dari hasil penelitian saya dengan pembuatan pupuk organik cair menggunakan limbah kulit nanas dan enceng gondok dapat digunakan secara efektif sebagai pupuk dan dapat diaplikasikan ke tanaman cabai dan tomat, yang terbukti dengan meningkatnya jumlah daun, tinggi tanaman, bobot tanaman dan panjang akar.Kata kunci: Pupuk organik cair, limbah nanas, enceng gondok, tanaman tomat cabai.
Induksi Kalus Piper retrofractum Vahl. dengan Zat Pengatur Tumbuh Auksin dan Sitokinin ., Junairiah; Sofiana, Dewi Amelia; Wulan Manuhara, Yosephine Sri; ., Surahmaida
Journal of Pharmacy and Science Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v3i2.116

Abstract

ABSTRAK Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl.) dikenal sebagai tanaman hias dan tanaman obat. Metabolit sekunder pada tanaman ini adalah piperin, saponin, kavisin dan minyak atsiri. Metabolit sekunder  tersebut dapat diisolasi dari bahan tanaman atau kalus hasil kultur jaringan tanaman. Pada metode kultur jaringan  tanaman untuk menginduksi kalus diperlukan media dengan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh Naphthalene Acetic Acid (NAA) dan 6-Benzyl Amino Purin (BAP) yang paling baik untuk induksi kalus P. retrofractum. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 17 perlakuan yang terdiri atas 16 perlakuan kombinasi zat pengatur tumbuh dan 1 perlakuan kontrol, Setiap perlakuan terdiri atas  6 ulangan. Eksplan daun P. retrofractum ditumbuhkan pada medium Murashige dan Skoog padat ditambah  dengan zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi masing-masing 0; 0,5; 1; 1,5; 2 mg/L. Data yang diperoleh  berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif meliputi lama waktu induksi kalus, persentase eksplan membentuk kalus, berat segar kalus dan berat kering kalus, dianalisis secara statistik dengan SPSS. Data kualitatif meliputi warna dan tekstur kalus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zat pengatur tumbuh NAA dan BAP berpengaruh terhadap pertumbuhan eksplan daun P. retrofractum. Penambahan kombinasi konsentrasi NAA 0,5 mg/L dan BAP 0,5 mg/L menunjukkan respon terbentuknya kalus paling cepat yaitu 11,5 hari. Penambahan kombinasi konsentrasi NAA 1 mg/L dan BAP 0,5 mg/L menghasilkan berat segar terbaik  yaitu 70,6 mg, sedangkan pada kombinasi konsentrasi  NAA 1 mg/L dan BAP 2 mg/L menghasilkan berat kering terbaik  yaitu 18 mg. Warna kalus adalah putih dan putih kecokelatan dengan tekstur friabel dan kompak.Kata kunci: BAP, induksi kalus, NAA, Piper retrofractum Vahl.ABSTRACT Chili Java (Piper retrofractum Vahl.) is known as ornamental plants and medicinal plants. Secondary metabolites in this plant are piperin, saponin, kavisin and essential oils. Secondary metabolites can be isolated from plant material or callus from plant tissue culture. In plant tissue culture method to induce callus required media with the growth regulator concentration to get optimal result. The aim of this research is to know the effect of the combination of growth regulator of Naphthalene Acetic Acid (NAA) and 6-Benzyl Amino Purin (BAP) which is best for the induction of P. retrofractum callus. The type of this study was laboratory experimental. The study used a complete randomized design (RAL) with 17 treatments consisting of 16 treatment combinations of growth regulators and 1 control treatment. Each treatment consisted of 6 replications. P. retrofractum leaf eksplan grown on Murashige and Skoog solid medium coupled with growth regulator substances with respective concentrations of 0; 0.5; 1; 1.5; 2 mg / L. The data obtained in the form of quantitative and qualitative data. Quantitative data include duration of callus induction, percentage of callus form explants, fresh callus weight and dry weight of callus, analyzed statistically with SPSS. Qualitative data include callus color and texture. The results showed that NAA and BAP growth regulator effect on growth of P. retrofractum leaf eksplan. The addition of a combination of NAA concentration of 0.5 mg / L and BAP 0.5 mg / L showed the fastest callus formation response of 11.5 days. The combination of NAA concentration of 1 mg / L and BAP 0,5 mg / L resulted in the best fresh weight of 70.6 mg, while in combination NAA concentration 1 mg / L and BAP 2 mg / L yielded the best dry weight of 18 mg. Callus color is white and white  with a friable and compact texture.Keywords:BAP,   callus     induction,             NAA,       Piper      retrofractum         Vahl
Validasi Metode Analisis Formaldehid Pada Tisu Basah Wahyuniati, Dwi; Yulianti, Cicik Herlina; Suryandari, Mercyska
Journal of Pharmacy and Science Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v3i2.117

Abstract

ABSTRAKTisu basah merupakan istilah umum untuk menggambarkan sepotong bahan, umumnya ditambahkan dengan komposisi cairan atau semi cair, dimaksudkan untuk membersihkan dan memberikan rasa lembut. Tisu basah memiliki struktur berserat terdiri dari campuran serat selulosa pulp dan regenerasi, seperti rayon dan atau liosel, dengan atau tanpa serat pengikat. Pada proses produksi, komponen-komponen yang sengaja ditambahkan pada pembuatan tisu basah salah satunya adalah formaldehid sebagai penguat keadaan basah. Akan tetapi penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan ruam pada kulit (dermatitis). Pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis formaldehid pada tisu basah dengan menggunakan metode absorpsi uap SNI ISO 14184-2:2015 dengan pereaksi nash menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Sampel yang digunakan adalah tisu basah dari satu merek. Validasi metode dilakukan untuk memastikan metode SNI ISO 14184-2:2015 dapat diterapkan, diperoleh hasil valid, dengan nilai R = 0,9993, yang mendekati nilai 1, menghasilkan persamaan regresi linier y = 0,0294x - 0,0317. Pengujian akurasi diperoleh rata-rata persen recovery sebesar 84,54%, 102,05%, dan 106,13%. Nilai RSD sebesar 1,62%. Hasil nilai LOD sebesar 0,040, sedangkan hasil nilai LOQ sebesar 0,136. Hasil validasi terhadap metode SNI ISO 14184 – 2 : 2015 dapat disimpulkan bahwa metode SNI ISO 14184-2:2015 dapat digunakan untuk menguji formaldehid pada tisu basah. Kata kunci: Validasi, Tisu basah, Formaldehid, Pereaksi Nash, Spektrofotometri UV-Vis.ABSTRACT Wet wipes are the general terms to describe a piece of material, generally impregnated with a liquid or semi liquid composition, intended to both cleaning and providing a smooth feeling. Wet wipes has fibrous structures consist of a mixture of pulp and regenerated cellulose fibers, such as rayon and/or lyocell, with or without binding fibers. In product process, one of components expressly added was formaldehyde as strengthener as wet condition. But, excessive use of formaldehyde can cause skin rash (dermatitis). This study was aimed to Analysis Method Validation of Formaldehyde of Wet Wipes used vapour absorption SNI ISO 14184-2:2015 method with Nash Reagents by UV-Vis Spectrophotometry, and used vapour absorption method. The wet wipes sample used was from one brand. Method validation was conducted to definite SNI ISO 14184-2:2015 method can be applied, the result was valid, r value is 0,9993, the linear regression y = 0,0294x – 0,0317, accuracy percent recovery study showed 84,54%, 102,05%, and 106,13%., Related standar deviation showed 1,62%, limit of detection was 0,040, limit of quantitation was 0,136. The validation result of SNI ISO 14184-2:2015 method can be concluded that SNI ISO 14184-2:2015 method can be applied to examine formaldehid on wet wipes.Keywords: Wet wipes, Formaldehyde, Validation, Nash Reagent, UV-Vis Spectrophotometry.
Hospitalisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Yunitasari, Fitria Dewi; Zulfa, Ilil Maidatuz
Journal of Pharmacy and Science Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v3i2.118

Abstract

ABSTRAKSkizofrenia merupakan gangguan atau kumpulan gangguan mental yang mempengaruhi pemikiran, persepsi, dan perilaku sosial dan penyebabnya sebagian besar masih belum diketahui. Pengobatan farmakologis skizofrenia menggunakan obat-obat golongan antipsikotik terutama dalam jangka waktu lima tahun setelah episode akut pertama muncul. Penggunaan antipsikotik berpotensi menimbulkan kejadian hospitalisasi yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien terkait penurunan fungsi sosial pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi jenis kelamin dan jenis pengobatan antipsikotik sebagai faktor prediktor hospitalisasi pasien skizofrenia. Analisis cross sectional jenis kelamin dan penggunaan antipsikotik dilakukan pada rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Bulan Oktober 2017 yang didiagnosis skizofrenia (ICD-10 F20). Faktor prediktor hospitalisasi pasien  dianalisis menggunakan uji Chi-square for goodness of fit yang membandingkan perbedaan jumlah frekuensi antar kategori pada masing-masing faktor prediktor. Faktor jenis terapi antipsikotik digolongkan menjadi tipikal, atipikal, dan kombinasi. Hasil menunjukan terdapat perbedaan jumlah pasien pada tiga jenis terapi yang berbeda (p-value 0,000) dimana sebagian besar pasien yang dirawat dirumah sakit menerima antipsikotik tipikal (47,41%). Perbandingan jenis kelamin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pasien yang dirawat. Dapat disimpulkan jenis antipsikotik tipikal kemungkinan dapat mempengaruhi kejadian hospitalisasi pada pasien skizofrenia. Kata kunci: Skizofrenia, antipsikotik tipikal, antipsikotik atipikal, hospitalisasi.ABSTRACTSchizophrenia is a mental disorder that affect thought, perception, and social behaviours. Most of causes of schizophrenia are unknown. Pharmacological treatments of schizophrenia use antipsychotics especially during  five years after first acute episode observed. The use of antipsychotics potentially lead to hospitalization that can affect to patients’ quality of life. This study was aimed to analyze the potential of gender and types of antipsychotic treatments as predictor factors in hospitalization of schizophrenia patients. Cross sectional analysis in gender and types of antipsycotics was conducted to medical records of inpatients at Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya diagnozed with Schizophrenia (ICD-10 Code F20) in October 2017. Chi-square for goodness of fit test was used to determine the difference amount of patients among different gender and different types of antipsychotics used as predictor factors. Types of antipsychotics used was classified into three categories which were patients who received typical antipsychotic, atypical antipsycotic and combination. The results showed that there was a significant difference in amount of hospitalized patients who received typical antipsychotic, atypical antipsycotic and combination (p-value 0,000) which most of hospitalized patients received atypical antipsychotics (47,41%).On the other hand, the proportion of gender among hospitalized patients was found have no significant difference. In conclusion, types of antipsychotics used might related to the hospitalization of schizophrenia patients.Keywords: Schizophrenia, Typical antipsychotic, Atypical antipsychotic, Hospitalization.
Perubahan Kadar Protein dalam Urin terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi (Valsartan) pada Pasien Nefropati Fandinata, Selly Septi
Journal of Pharmacy and Science Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v4i1.121

Abstract

ABSTRAKDiabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang dicirikan dengan hiperglikemia abnormal sebagai akibat dari suatu defisiensi sekresi insulin, berkurangnya efektivitas aktivitas biologis insulin atau adanya resistensi insulin. Komplikasi kronik mikrovaskular, salah satunya yaitu Penyakit Ginjal Diabetik. Penyakit Ginjal Diabetik didefinisikan secara klinik yaitu penyakit DM dengan proteinuria yang menetap dalam urin. Meta analisis melaporkan bahwa proteinuria merupakan marker terjadinya kerusakan ginjal. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terapi ARB dapat menurunkan derajat proteinuria pada pasien ginjal-diabetik. Terapi ARB yang paling banyak digunakan di RSUD Dr. Sutomo adalah valsartan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kadar protein dalam urin terhadap penggunaan antihipertensi (valsartan) pada pasien penyakit Nefropati. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Dr. Sutomo. Kriteria Inklusi yaitu penderita penyakit ginjal diabetik di Instalasi rawat jalan dengan proteinuria dan tekanan darah terkontrol (≤130/80mmHg), yang menggunakan terapi antihipertensi tunggal valsartan. Kriteria Eksklusi yaitu hiperkalemia, ISK, menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi proteinuria (NSAID, vit B6, B12) dan kontraindikasi terhadap valsartan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pada pemberian valsartan tidak terjadi perubahan distribusi derajat proteinuria, dari 27 penderita 29,6% mengalami penurunan, 59,26% tetap dan 11,11% mengalami peningkatan derajat proteinuria. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa valsartan tidak mengalami perubahan dalam menurunkan deraajat proteinuria.Kata kunci: nefropati, proteinuria, ARB, valsartan. ABSTRACTDiabetes Mellitus (DM) is a syndrome of metabolic disorder characterized by abnormal hyperglicemia. One of the chronic complication DM is renal microangiopathy called Diabetic Nephropathy (DN). In addition, clinical DN is defined as DM with proteinuria. Meta analysis reported proteinuria as a marker of kidney damage as predictor of progressive kidney disease is robust. Moreover several trials concluded ARBs treatment could reduce the level of proteinuria in DN patients. ARBs treatment used in RSUD Dr. Soetomo Central Hospital Surabaya is valsartan. The purpose of this study was to determine the effect of valsartan treatments on the proteinuria level in DN patients. This study was done at the outpatients clinic departement RSUD Dr. Soetomo Central Hospital Surabaya. The inclusion criteria were DN patients with normal blood pressure (≤130/80mmHg). Twenty seven patients were enrolled in this study. The result showed valsartan antiproteinuria, there was no change in proteinuria level distribution. From twenty seven patients 29,6% decreased, 59,26% did not change and 11,11% increased proteinuria level. As a conclusion, valsartan treatment no change in proteinuria level distribution.Keywords: diabetic nephropathy, proteinuria, ARBs, valsartan.
Anealisis Uji Pendahuluan Aktivitas Antikanker Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L) dengan Metode BSLT Ulfa, Ninik Mas; Kusumo, Galuh Gondo; Zulfa, Ilil Maidatuz
Journal of Pharmacy and Science Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v4i1.122

Abstract

ABSTRAKTumbuhan pepaya (carica papaya L) merupakan tumbuhan tropis yang banyak terdapat di Indonesia. Tumbuhan ini mempunyai banyak manfaatnya mulai dari buah, biji, hingga daunnya. Penelitian pendahuluan menyebutkan buah pepaya mengandung alkaloid dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antikanker. Senyawa BenzylIsothiocyanat diketahui banyak terdapat pada biji dan buah pepaya yang sudah matang. Kandungan BenzylIsothiocyanat mempunyai khasiat sebagai antikanker. Pemanfaatan limbah biji pepaya pada penelitian ini untuk membuktikan aktivitas Benzyl-Isothiacyanat yang berkhasiat sebagai antikanker. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk menganalisis aktivitas antikanker dari Ekstrak kental biji pepaya dengan menggunakan metode BSLT. Konsentrasi ekstrak kentak yang digunakan yaitu 100 ppm, 200 ppm dan 300 ppm masing-masing diujikan pada 10 larva udang dalam air laut. Diperoleh hasil rata-rata kematian pada konsentrasi 100 ppm adalah 4,3, 200 ppm adalah 5,3 dan 300 ppm adalah 6,7. Hasil regresi linearitas menunjukkan aktivitas antikaker pada uji BSLT dari Ekstrak kental biji pepaya dengan LC50 sebesar 163,89 ppm. Dengan demikian ekstrak kental biji pepaya tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan antikanker alamiKata kunci: Aktivitas antikanker, Carica papaya, metode BSLT.ABSTRACTPapaya plant (carica papaya L) is a tropical plant that is widely found in Indonesian. This plant has many benefits ranging from fruit, seeds, to leaves. Preliminary research says papaya fruit contains alkaloids andflavonoids which are efficacious as anticancer. Benzyl-Isothiocyanat compounds are known to be widely found in ripe papaya seeds and fruit. The content of Benzyl-Isothiocyanat has properties as an anticancer. The use of papaya seed waste in this study is to prove the activity of Benzyl-Isothiacyanat which is efficacious as an anticancer. This research is a preliminary study to analyze the anticancer activity of thick papaya seeds using the BSLT method. The concentrations of used fart extracts were 100 ppm, 200 ppm and 300 ppm each tested on 10 shrimp larvae in seawater. The results of the average mortality at concentrations of 100 ppm were 4.3, 200 ppm were 5.3 and 300 ppm was 6.7. The linearity regression results showed the anticaker activity in the BSLT test from the thick extract of papaya seeds with LC50 of 163.89 ppm. Thus the thick extract of papaya seeds has the potential to be developed as a natural anticancer material.Key Words : Anticancer activity, BSLT method, Carica papaya.
Pengaruh Metode Pengeringan Simplisia Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lamk) Varietas Antin 3 Terhadap Kadar Abu Ekstrak Dipahayu, Damaranie; Arifiyana, Djamilah
Journal of Pharmacy and Science Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v4i1.123

Abstract

ABSTRAKEkstrak daun ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas (L.) Lamk Varietas Antin 3 mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai bahan baku sediaan tabir surya. Sediaan tabir surya penting untuk digunakan karena dapat melindungi kulit dari paparan radiasi sinar UV A dan UV B dari sinar matahari yang dapat merusak kulit dan memicu terjadinya penuaan dini pada kulit. Agar dapat menjadi bahan baku yang terukur efektifitas dan keamanannya maka diperlukan standarisasi ekstrak, salah satunya standarisasi non spesifik kadar abu. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kadar abu ekstrak daun yang dikeringkan secara freeze drying dan oven, karena keduanya terbukti mengandung kadar flavonoid yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada ekstrak daun Antin 3 yang dikeringkan secara freeze drying suhu -45 0C selama 48 jam dan oven suhu 400C selama 24 jam memiliki kadar abu total adalah 6.9 % dan 7.3 % sedangkan kadar abu tidak larut asam adalah1.6 % dan 0.9 %.Kata kunci: Ekstrak daun Antin 3, freeze drying, oven, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam ABSTRACTEthanolic extract of purple sweetpotatoes (Ipomoea batatas (L.) Lamk Antin 3 variety contain flavonoids. Flavonoids has sunscreen effectivity. Antin 3 extract need to be standardized, in order to be a raw material ofsunscreen. Nonspecific standardization can measures the effectiveness and safety of the extract. Sunscreen can protect the skin harmfull effect of UV A and UV B radiation from sunlight. The study aims to provide data the effect of Antin 3 leaf drying method dried freeze (-45 0C) during 48 hours and oven (40 0C) during 24 hours on its ash content. This study finds that freeze dried Antin 3 leaf have total ash content and insoluable acid ash content respectively is 6.9 % and 7.3 %, while oven Antin 3 leaf respectively is 1.6 % and 0.9 %.Keywords: Antin 3 leaf extract, freeze dried, oven, total ash content, insoluable acid ash content.
Uji Organoleptik dan Perubahan pH Minuman Kopi Aren Kombucha dari Berbagai Jenis Kopi yang dipengaruhi Lama Fermentasi Lestari, Kinanti Ayu Puji; ., Surahmaida; Darmawan, Rizky; Sa’diyah, Lailatus
Journal of Pharmacy and Science Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v4i1.124

Abstract

ABSTRAKModifikasi bahan pembuatan minuman kombucha akan mempengaruhi hasil akhir atau organoleptik dan sifat fisikokimia dari produk minuman kombucha. Gula pada kombucha berpengaru dalam hasil fermentasikombucha. gula akan digunakan oleh khamir dalam proses metabolisme hingga menghasilkan alkohol dan CO2.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dan jenis kopi terhadap organoleptik dan pH minuman kopi aren kombucha. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor yaitu lama fermentasi dan jenis bubuk kopi. Analisis yang dilakukan meliputi uji organoleptik dan pH. Berdasarkan data yang didapatkan menyatakan bahwa fermentasi berpengaruh terhadap perubahan pH dan kesukaan atau penerimaan panelis pada minuman kopi aren kombucha. Selain itu jenis kopi berpengaruh terhadap organoleptik minuman kopi aren kombucha.Kata kunci: kopi kombucha, lama fermentasi, kopi arenABSTRACTModification of the ingredients for making kombucha will affect organoleptic and physicochemical properties of kombucha beverage products. Sugar in the kombucha has an effect on the kombucha fermentation. Sugar will be used by yeast in the metabolic process to produce alcohol and CO2. This study aims to determine the effect offermentation time and type of coffee on organoleptic and pH of kombucha palm coffee beverage. This study uses a completely randomized design with 2 factors, fermentation time and the type of coffee. The analysis carried out included organoleptic and pH tests. Based on the data obtained that fermentation affects the change in pH and preferences or acceptance of panelists in the Kombucha palm coffee beverage. In addition, the type of coffee has an effect on the organoleptic of Kombucha palm coffee beverage.Keywords: kombucha coffee, fermentation time, palm coffee

Page 4 of 14 | Total Record : 135