cover
Contact Name
Nur Sahid
Contact Email
pengabdianseni@isi.ac.id
Phone
+6289649387947
Journal Mail Official
pengabdianseni@isi.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Gedung Concert Hall ISI Yogyakarta Jalan Parangtritis KM. 6,5 Yogyakarta 55188 email: pengabdianseni@isi.ac.id HP/WA +62 818-270-415 atau +62 896-4938-7947
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pengabdian Seni
ISSN : -     EISSN : 27744787     DOI : https://doi.org/10.24821/jps.v2i1
Jurnal Pengabdian Seni merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Dipublikasikan kali pertama pada tahun 2020, Jurnal Pengabdian Seni adalah jurnal hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan artikel yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya baik secara online maupun cetak. Jurnal Pengabdian Seni memiliki versi online dan cetak dengan jadwal publikasi dua kali setiap tahunnya yakni Mei dan November. Aim dan Scope jurnal ini adalah bidang Seni dan budaya.
Articles 56 Documents
Pembinaan Kesenian Gunungan di Gondang Sari, Ketep Magelang, Jawa Tengah Indah Nuraini
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5736

Abstract

Tari Gunungan merupakan sebentuk kesenian baru dalam Kelompok Kesenian Gunungan Dusun Gondang Sari yang dibuat  pada tahun 2016 dengan bantuan mahasiswa ISI Yogyakarta pada program P3Wilsen dari LPM ISI Yogyakarta. Selanjutnya oleh masyarakat dusun ini, Gunungan  dijadikan sebagai salah satu kesenian andalan dan identitas kesenian setempat. Penyuluhan ini bertujuan melakukan pembinaan seni kepada Kelompok Kesenian Gunungan yang berada di Gondang Sari, Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Program dari LPM ISI Yogyakarta ini dilaksanakan selama lima bulan dari Maret hingga Agustus 2020, terjeda oleh masa krisis pandemi Covid-19. Metode yang diterapkan adalah ceramah, workshop, dan evaluasi. Materi penyuluhan ini adalah menyangkut teori dan praktik kesenian Gunungan. Hasil penyuluhan yang didapatkan meliputi tiga hal, yakni pembenahan gerak tari, pembenahan pola lantai dan koreografi, serta pembuatan kemasan tari Gunungan sebagai sajian  pariwisata.
Seni Jumputan di Perumahan Karangjati Indah II, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Isbandono Hariyanto
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i2.4708

Abstract

Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ibu-ibu Perumahan Karangjati  Indah II, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul beranggotakan 43 ibu rumah tangga yang berdomisili di RT 13. Pada awalnya kegiatan ibu ibu PKK hanya diisi dengan kegiatan arisan yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi di antara ibu ibu dalam lingkungan perumahan yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, kegiatan PKK tidak hanya diisi dengan arisan saja tetapi berkembang pada kegiatan pemberdayaan manusia terutama pembinaan keterampilan bagi para anggotanya, sehingga dipandang perlu diadakan pelatihan seni jumputan untuk menambah keterampilan anggotanya. Kegiatan penyuluhan seni ini dilaksanakan dengan beberapa metode, seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab tentang permasalahan yang dialami peserta dalam proses pembuatan kain jumputan, serta memberikan contoh secara langsung pembuatan jumputan kepada para peserta pembinaan. Hasil yang dicapai dalam penyuluhan seni ini, yaitu  mengetahui tentang berbagai macam keteknikan dalam seni jumputan, mengetahui alat dan bahan baku dalam pembuatan jumputan hingga menjadi sebuah produk. The Family Welfare Development group (PKK) of the women of Karangjati Indah II Housing, Bangunjiwo Village, Kasihan District, Bantul Regency, has 43 housewives who live in RT 13. Initially, the activities of PKK mothers were only filled with arisan activities aimed at strengthening the relationship between mothers in a residential environment who came from various regions in Indonesia. Over time, PKK activities are not only filled with arisan but develop in human empowerment activities, especially skills development for its members, so it is deemed necessary to hold training in the art of jumputan to increase the skills of its members. This art extension activity is carried out by several methods, such as lectures, discussions, and questions, and answers about the problems experienced by participants in the process of making jumputan fabrics, as well as providing direct examples of making jumputan to the coaching participants. The results achieved in this art counseling, namely knowing about various kinds of techniques in the art of jumputan, knowing the tools and raw materials in making jumputan to become a product.
Pelatihan Teknik Jumputan Inovasi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Tie Dye Kelompok Seni SEEJ Esther Mayliana; Anna Galuh Indreswari
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i1.4699

Abstract

Kelompok seni di Yogyakarta banyak berkembang, salah satunya adalah Shibori Ecoprint Eng Jogja (SEEJ). SEEJ berlokasi di Dusun Kepuh, Klitren, Gondokusuman yang berdiri tahun 2018. SEEJ menghasilkan produk shibori/tie dye dan eco print. Produk dipasarkan melalui bazar yang sering dilakukan. Namun, produk yang dihasilkan sebatas dengan model corak dasar yang sama sehingga kurang bersaing dengan produk serupa karena tidak adanya inovasi. Pelatihan bagi anggota SEEJ diperlukan untuk meningkatkan kemampuan sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas unggul, yaitu memberikan inovasi produk. Pelatihan dilakukan melalui program Penyuluhan Seni ISI Yogyakarta, yang diselenggarakan pada 10 Maret-21 Agustus 2020. Pelatihan awalnya akan diselenggarakan dengan tatap muka, namun karena pandemi, pelatihan dilakukan secara daring. Materi dibuat dalam Power Point dan video tutorial. Materi dikirimkan melalui WhatsApp Group dan dipelajari peserta serta dipraktikkan secara mandiri. Materi yang diberikan adalah teknik jumputan inovasi. Materi ini diberikan supaya peserta dapat menghasilkan produk berbeda sehingga kualitas produk meningkat dengan adanya inovasi motif. Peningkatan kualitas diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Dalam pelatihan ini hasil yang diharapkan berupa produk jadi, yaitu kain panjang. Namun, kondisi yang terjadi membuat pelatihan tidak dapat berjalan sesuai rencana sehingga hasilnya kurang sesuai dengan harapan. Dalam pelatihan ini dihasilkan sampel pembuatan motif jumputan inovasi. Melalui pelatihan, peserta sudah paham teknik yang digunakan dalam jumputan inovasi sehingga pengetahuan tersebut dapat menjadi bekal dalam pengembangan produk. Akan tetapi, sampel yang dihasilkan dapat dikatakan kurang sempurna dan masih perlu berlatih terus-menerus. Kondisi ini yang belum menungkinkan untuk pembuatan produk jadi.Arts community in Yogyakarta has grown rapidly, one of them is Shibiri Ecoprint Eng Jogja (SEEJ). SEEJ, that is located at Kepuh Village, Klitren, Gondokusuman, has been established since 2018. SEEJ produces shibori/tie dye and ecoprint products. These products are marketed at frequent bazaar. As the product mainly only have the same basic patterns, they are hard to compete with other similar products due to the lack of innovation. A workshop dedicated for SEEJ members is needed to increase their ability to manufacture better products and to inovate other product variety. This training is done through ISI Yogyakarta Arts Workshop held at March 10 - August 21, 2020. Initially this training is meant to be held on site, yet due to pandemic, it is directed to online meetings. Material is created in Power Point and tutorial videos and distributed through Whatsapp Group to be learned by the participants and independently practiced. Material given is that of innovation in tie-dyeing method. This material is given to ensure the participants are able to produce better products with pattern variety. The increasing quality is believed to lead to the increase of sales. This training envisions a product of a long fabric, yet as the situational problem arises, the results gained is less from satisfactory. This training resulted in samples of innovation in tie-dyeing method. Through this training, the participants are equipped with the new innovation skill and technique that will assist them to develop even further in varying patterns. The results, however, show that more continual trainings are still needed and their progress has not provided enough skill to create a new finished and polished product.
Kaderisasi dan Peningkatan Kemampuan Pelatih Karawitan di Kelompok Seni Ngudi Laras, Watu Lumbung, Kadiluwih Salam, Magelang Anon Suneko; Agung Sutrisno
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5732

Abstract

Seni budaya Indonesia yang beragam dalam perkembangannya membutuhkan penguatan, pengembangan, dan inovasi agar tetap diterima dan berkembang kepada generasi penerus bangsa. Pelestarian budaya diupayakan melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah penyuluhan seni karena dalam penyuluhan terdapat proses yang melibatkan langsung antara pemangku kepentingan, akademisi, dan masyarakat secara langsung. Karawitan menjadi salah satu kesenian yang  tumbuh dan berkembang dalam tradisi yang khas dan menarik. Tujuan dari penyuluhan seni di bidang karawitan dengan objek kelompok seni Ngudi Laras melalui kaderisasi pelatih, peningkatan kemampuan pelatih, pendampingan dan pelatihan kerawitan, serta publikasi kegiatan sanggar. Metode penyuluhan seni ini menggunakan metode penyuluhan langsung (direct communications), yang digunakan pada waktu berhadapan muka ke muka dengan sasarannya dan berdialog dengan pelatih dan anggotanya. Metode yang langsung ini dianggap lebih efektif, meyakinkan, dan mengakrabkan hubungan antara penyuluh dan sasaran. Penyuluhan seni dengan tajuk “Kaderisasi dan Peningkatan Kemampuan Pelatih Karawitan di Kelompok Seni Ngudi Laras, Watu Lumbung, Kadiluwih, Salam, Magelang”  memberikan penerangan atau informasi agar hal-hal yang tadinya belum diketahui ataupun dipecahkan kaitannya dengan problematika di dalamnya agar segera menemukan jalan keluar yang terbaik sehingga kesinambungan aktivitas sanggar tersebut bisa berjalan secara terus-menerus dan mengalami peningkatan yang signifikan.
Penyuluhan Seni Gamelan Dukuh Kadireso Setyawan Jayantoro
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i1.4704

Abstract

Berawal dari pelaksanaan KKN, penulis menjumpai dan merintis terbentuknya kelompok gamelan di Dukuh Kadireso. Pada pengabdian ini, penulis berfokus pada kurangnya apresiasi pada warisan budaya dan kembali melakukan penyuluhan dengan metode pembelajaran langsung: teknik tiap ricikan, membaca notasi, dan praktik bersama. Materi yang diberikan diharapkan dapat membantu konsistensi kelompok gamelan ini untuk dapat beraktivitas secara mandiri. Hasil dari pengabdian ini adalah tercapainya penguasaan materi pada Gangsaran dan Lancaran "Ayo Kanca Nabuh Gamelan" serta terbentuknya komunitas diskusi kesenian di Karang Taruna Dukuh Kadireso.The writer is exposed to the community of Kadireso village started from an undergraduate field program, in which the writer met and started a gamelan (traditional Javanese music instrument) group. In this opportunity, the writer focuses in the community’s lack of appreciation for the cultural heritage and reintroduces the gamelan workshop through an intensive teaching sessions: technique in each ricikan (stanza), reading music notes, and communal practices. The material given are hoped to be able to lead them into consistency and to engage in the activity independently. Results of this workshop shows that the group is now able to master the beginner drill of Gangsaran and Lancaran: “Ayo KancaNabuh Gamelan” and is able to solidify the arts discussion community in Kadireso village youth community.
Pelatihan Pertunjukan Wayang Berorientasi Multilevel Generasi Junaidi Junaidi
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5737

Abstract

Latar belakang masalah yang mendasari kegiatan ini adalah seniman dalang belum memahami dan menguasai bidang seni wayang untuk format masyarakat kekinian yang berorientasi multilevel generasi dan multifungsi yang salah satunya untuk media pelestarian budaya dan Pendidikan nasional. Oleh karena itu, solusi yang diberikan adalah mengajarkan pengetahuan seni wayang beserta teknik penyajiannya bagi seniman multiusia di wilayah Dusun Kaliurang Timur. Tempat  kegiatan di rumah Mbah Carik Kaliurang Timur atau Pendapa Budaya Kaliurang. Penyuluhan ini diikuti sejumlah 24 peserta, terdiri atas 1 orang pemain wayang usia tua, 1 orang pemain wayang usia muda, dan 22 pengrawit.  Hasil yang telah dicapai adalah munculnya model pertunjukan wayang multilevel dan kondisional, yakni pementasan untuk dalang muda dan dewasa dengan mengambil cerita sekitar wilayah, yaitu Cerita Gunung Merapi dan Tlaga Putri.
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha dengan Penyuluhan Seni Sablon dan Cukil di Panti Asuhan “Amanah” Jetis, bantul, Yogyakarta Retno Purwandari; Zahra Azkia Putri Yantari
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i2.4703

Abstract

Panti asuhan “Amanah” merupakan panti asuhan yang berdiri sebagai bentuk respon terhadap kondisi sosial masyarakat setempat, yakni di daerah Ganten, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Panti asuhan ini terbentuk untuk mewadahi anak-anak korban gempa bumi di Yogyakarta 2016. Seiring berjalannya waktu, panti asuhan ini berkembang cukup baik yang dari tahun ke tahun sudah mampu mengantarkan anak-anak asuhnya ke jenjang lebih baik, bahkan tidak hanya anak yatim/yatim piatu, para lansia pun turut dikelola oleh yayasan ini. Menjawab permintaan yayasan yang menginginkan anak asuhnya memiliki keterampilan sablon, program penyuluhan sablon dan cukil ini pun terlaksana. Pelaksanaan penyuluhan sablon dan cukil dilaksanakan secara bertahap dari mulai pendekatan kepada mitra, persiapan serta pengenalan bahan dan alat, pelatihan, dan evaluasi telah mampu menyajikan hasil pelatihan yang cukup memuaskan, yakni berupa karya sablon di kaos, totebag, kayu, dan karya cukil berupa hiasan dinding. Karya pelatihan dipamerkan di ruang pamer sebagai salah satu hasil penyuluhan selain produk sablon dan cukil. Selain itu, anak-anak diajarkan berwira usaha dengan mencoba memamerkan hasil karya dan menjualnya, hasilnya beberapa produk laku terjual. Harapan besar, penyuluhan ini melatih keterampilan untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha. The “Amanah” orphanage is an orphanage that was established as a response to the social conditions of the local community, namely in the Ganten, Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta areas. This orphanage was formed to accommodate children who were victims of the 2016 Yogyakarta earthquake. Over time, this orphanage has developed quite well which from year to year has been able to take foster children to a better level, not only orphans, the elderly are also managed by this foundation. Answering the foundation's request that its foster children have screen printing skills, this screen printing and cukil extension program was implemented. The implementation of screen printing and cukil counseling is carried out in stages starting from the approach to partners, preparation and introduction of materials and tools, training, and evaluation that have been able to present satisfactory training results, namely in the form of screen printing work on t-shirts, tote bags, wood, and cukil works a wall decoration. Training works are exhibited in the exhibition room as one of the results of counseling besides screen printing and cukil products. In addition, children were taught entrepreneurship by trying to showcase their work and sell it, the result was that several products were sold. High hopes, this counseling trains skills to foster an entrepreneurial spirit. Keywords: screen printing, cukil, "Amanah" orphanage
Penyuluhan Penyajian karya dan Persiapan Pameran Fotografi Forum Komunikasi Fotografi Mahasiswa Yogyakarta (FORKOM Jogja) Irwandi - Irwandi
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i1.4700

Abstract

Di Yogyakarta terdapat sejumlah UKM Fotografi yang rutin menyelenggarakan pameran foto dalam periode tertentu, biasanya tahunan. Kegiatan ini menambah dinamika dunia fotografi serta turut memajukan fotografi Indonesia. Karya foto perlu ditunjang dengan cara penyajian yang baik agar pesan yang hendak disampaikan dalam karya dapat terseberangkan. Selain itu, penyajian yang baik akan meningkatkan nilai karya berikut apresiasi dari penonton pameran. Sayangnya, penyajian karya yang dilakukan oleh UKM-UKM Fotografi yang tergabung dalam FORKOM Jogja ini masih kurang diperhatikan. Untuk itu, diperlukan penyuluhan dalam hal penyajian karya dan persiapan pameran. Metode  yang  digunakan  adalah  pemberian  teori  di  dalam  ruangan  kelas  oleh  dosen-­dosen fotografi Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Adapun praktik yang dilakukan berupa eksperimen penyajian karya fotografi oleh seniman fotografi Mes56 Yogyakarta. Berdasarkan penyuluhan yang telah dilakukan terhadap sebagian kecil komunitas fotografi di Yogyakarta, disimpulkan bahwa materi penyajian pameran sangat diperlukan oleh masyarakat fotografi. Penyajian karya fotografi sangat mempengaruhi hasil karya serta dapat pula didayagunakan untuk menyatu dengan karya. In Yogyakarta, there are several photography cliques that periodically hold photo exhibitions, usually annualy. This event adds to the dynamic of Indonesia photography world and also to improve the development of photography in Indonesia. Photos need to be supported with proper presentation to ensure the intended message can be conveyed through. Aside of that, a good presentation will raise the photo value and appreciation from the visitors. Unfortunately, photo presentations that has been done by cliques within FORKOM Jogja still needs improvement. Hence it is needed to create a workshop about photo presentation and exhibit preparation. The methods used is theoretical lesson done in classroom by the lecturers of Indonesian Institute of Arts (ISI Yogyakarta) from Photography major. One of the practice being shown is the photo presentation from the photographer Mes56 Yogyakarta. Based on the conducted workshop that has been done to a small number of photography communities in Yogyakarta, it can be deduced that material about exhibit presentation is highly needed by the photography communities. The way of how a photo is presented heavily influences the photo’s value and is exploitable to connect more with the photo.
Pelatihan Metode dan Strategi Mengajar Gamelan Autis Bagi Guru-Guru Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta Budi Raharja; Rr. Akita Rheanita Nevada
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5733

Abstract

Jumlah penyandang autis di Indonesia masih menjadi perhatian bagi pemerintah, akademisi, dan masyarakat luas untuk terus mendapatkan penanganan. Salah satu usaha adalah terapi di sekolah berkebutuhan khusus autis, khususnya di Sekolah Bina Anggita Yogyakarta. Penyuluhan seni sebagai sarana bagi akademisi dalam melaksanakan pengabdian kepada masyakarat yang menjadi bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi. Teori pembelajaran dan pengertian gamelan menjadi dasar pelaksanaan penyuluhan seni “Metode dan Strategi Gamelan Autis bagi Guru-Guru Sekolah Khusus Autis”. Penyuluhan Seni di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta menggunakan metode ceramah dan metode drill. Metode cermah digunakan untuk menyampaikan materi teori yang berupa pengetahuan cara memainkan gamelan, ritme, tempo, dan dinmaika; sedangkan metode drill digunakan untuk memberikan materi keterampilan bermain alat musik gamelan autis. Hail dari penyuluhan seni ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan mengajar gamelan autis kepada tim pengajar.
Seni Tata Taman Pendukung Perintisan Desa Wisata di Desa Sidoagung, Kecamatan Godean, Sleman, DIY artbanu wishnu aji
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i2.4705

Abstract

Budi daya ikan di kawasan Godean memang bukan fenomena baru, tetapi kemampuannya untuk menarik wisatawan dan pengunjung belum pernah dieksplorasi secara menyeluruh. Beberapa generasi muda di Desa Sidoagung memiliki ide untuk mengembangkan kawasan budi daya ikan mentah menjadi restoran keluarga dengan area bermain untuk anak-anak. Ketidakmampuan mereka dalam mendesain mendorong Jurusan Desain Institut Seni Indonesia untuk membantu mereka dengan pelatihan singkat tentang bagaimana mendesain area taman berdasarkan partisipasi masyarakat. Dengan pendekatan desain berbasis komunitas, pelatihan diadakan dengan cara temu komunitas dan mengajak komunitas muda untuk secara aktif mengkomunikasikan gagasan mereka sendiri satu sama lain. Mereka mengembangkan keterampilan desain dengan mempraktikkan menggambar dan menggambar ulang beberapa objek umum dalam komposisi taman. Pelatihan tersebut berhasil meningkatkan kemampuan anggota komunitas remaja untuk mengembangkan desain restoran keluarga dengan taman dan area bermain untuk anak-anak. Fish culture in Godean area is not a new phenomena however its ability to atrracts tourists or visitors is never thouroughly explored. Some younger generations in the Sidoagung village had an idea to develop raw areas of fish culture into family restaurant with playground area for the children. Their lack ability to design prompted design department of Indonesia Institute of The Art to help them with short training on how to design garden area based on community participation. Using community based design approach the training was held in the manner of community meeting and encourage youth community to activily communicate their own ideas with one another. They developed design skill by practicing drawing and re-draw some of the common objects in the garden composition.The training succeed in upgrading youth community member to develop family restaurant design with garden and playground area for children.