cover
Contact Name
Edy Fachrial
Contact Email
fachrial_edy@yahoo.co.id
Phone
+6281373833653
Journal Mail Official
fachrial_edy@yahoo.co.id
Editorial Address
Gedung Universitas Prima Indonesia, Medan Jurusan Kedokteran Jl. Belanga No.1 Ayahanda Medan, Indonesia
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
PRIMER (Prima Medical Journal)
ISSN : 20883641     EISSN : 26140128     DOI : https://doi.org/10.34012
Core Subject : Health, Science,
Anestesiologi Anti-Aging Medicine Biokimia Biologi Sel dan Molekuler Biomedik Dermatologi dan Venerologi Epidemiologi Farmasi/Farmakologi dan Toksikologi Forensik Geriatrik Histopatologi Ilmu Bedah Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Penyakit Dalam Ilmu penyakit Saraf Ilmu Penyakit THT Kedokteran Komunitas Mikrobiologi Obstetri dan Ginekologi Oftalmologi Ortopedik dan Traumatologi Pulmonologi Radiologi
Articles 51 Documents
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA ANAK DI RSU ROYAL PRIMA MEDAN TAHUN 2016 Irza Haicha Pratama
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 5 No. 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v3i2.1414

Abstract

Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan pada anak saat ini. Berdasarkan data UNICEF tahun 2016, pneumonia bertanggung jawab hingga 16% kematian pada anak. Dari data populasi yang tercatat, Indonesia termasuk dalam 10 besar Negara dengan angka kematian akibat pneumonia pada anak di bawah lima tahun di tahun 2013 pada urutan ke-8. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit pneumonia pada anak di RSU Royal Prima Medan tahun 2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan desain studi kohort retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh pasien anak penderita pneumonia yang tercatat pada data rekam medik di RSU Royal Prima Medan tahun 2016. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang secara statistik bermakna antara usia dengan penyakit pneumonia pada anak (p = 0,899; RR = 0,984; 95% CI = 0,7 – 1,2), tidak ada hubungan yang secara statistik bermakna antara jenis kelamin dengan penyakit pneumonia pada anak (p = 0,483; RR= 0,922; 95% CI = 0,7 – 1,1), dan ada hubungan antara status gizi dengan penyakit pneumonia pada anak (p = 0,000; RR = 2,582; 95% CI = 1,4 – 4,7). Penelitian ini menyarankan kepada anak dan keluarga untuk lebih memperhatikan bagaimana cara mencegah dan menangani faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit pneumonia pada anak.
IDENTIFIKASI INFEKSI SKABIES DAN FAKTOR RISIKO PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA ANAK PANTI ASUHAN AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH PULO BRAYAN MEDAN Mangatas Silaen
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 5 No. 2 (2020): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v3i2.1415

Abstract

Scabies is a skin disease caused by infestation and sensitization of Sarcoptes scabiei variant hominis on the body. Scabies is a contagious disease. Transmission can occur through close physical contact such as shaking hands, sleep together and sexual relations, and can also through underwear, towels, sheets and beds. This research aims to identify risk factors for the infection of scabies and personal hygiene behaviors of orphans in Panti Asuhan Al-Jam'iyatul Washliyah. This research is a descriptive survey with cross sectional. Samples to be examined in this research are orphans in Panti Asuhan Al-Jam'iyatul Washliyah who fulfilled the inclusion criteria. The results of this research describe the orphans in Panti Asuhan Al-Jam'iyatul Washliyah who suffered by scabies as many as 23 people (57.5%) and who didn’t suffer from scabies as many as 17 people (42.5%). And also known as many as 14 people (35%) fall into favorable category of personal hygiene behavior and 26 people (65%) fall into unfavorable category of personal hygiene behavior.
Left Ventricle Diastolic Wall Strain as a Simple Parameter of In-hospital Mortality in Heart Failure with Reduced Ejection Fraction (HFREF) Patients Andrico Tobing
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 1 (2021): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i1.1539

Abstract

Background: Abnormality of Left ventricle (LV) relaxation and LV stiffness are the major parts of LV diastolic dysfunction which have an important role in heart failure patients. Left ventricle Diastolic wall strain (DWS) is a non-invasive, load-independent, and reproducible estimator of LV stiffness using 2-D echocardiography based on linear elastic theory. Some studies have revealed the robust role of LV stiffness in heart failure with preserved ejection fraction (HFPEF) patients, but role and prognostic value of this parameter remains unclear in HFrEF. Methods: We studied 40 patients with signs and symptoms of heart failure (EF < 50%) between September to December 2017. Patients with the history of cardiac surgery, moderate to severe valvular heart disease, atrioventricular block, constrictive pericarditis, atrial fibrillation and old myocardial infarction in posterior wall are excluded. DWS was measured using the formula: DWS = [(LV posterior wall thickness at end systole − LV posterior wall thickness at end-diastole)/LV posterior wall thickness at end-systole]. All patients diverged into 2 groups (with and without in-hospital mortality) and DWS results were compared. Results: A total of 40 patients, 9 females (22%), with average age 59.6 ± 9.38 years. Hypertension in 18 patients (45%), type 2 Diabetes 22 patients (55%), Dyslipidemia 27 patients (67%). We found 14 patients (35%) with mortality in hospitalization. E/A ratio, E/E’ and DWS were significantly associated with in-hospital mortality. Between groups, DWS was significantly lower in patients with in-hospital mortality by 0.14  0.09 vs 0.22 ± 0.08 (P = 0.008). Although it is not statistically significant, lower DWS conversely related to diastolic dysfunction severity. Conclusion: DWS is associated with more severe outcome in HFrEF patients. As a simple and non-invasive parameter of LV stiffness, DWS can be useful to predict poor prognosis of HFrEF patients.
Uji aktivitas ekstrak etanol jeruk purut terhadap gambaran histopatologi mukosa telinga tengah yang terinfeksi staphylococcus aureus pada galur wistar Mhd Syahran Fadlan Dandy; Lola Triana sari sari; Yuliani Mardiati Lubis; Fiska Maya Wardhani
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 1 (2021): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i1.1612

Abstract

Jeruk purut adalah tanaman dari suku jeruk yang umumnya digunakan sebagai penambah cita rasa pada makanan dan minuman, selain itu tanaman ini juga merupakan tanaman yang memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan karena mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, steroid dan tanin yang baik untuk kesehatan tubuh, minyak atsiri kulit buah jeruk purut mengandung komponen utama (21,44%) β-pinem, (20,91%) sitronelal, (12,59%) limonen dan (11,93%) terpinen – 4 ol, senyawa β – pinem telah terbukti mempunyai efek antibakteri dengan cara menghambat sintesis DNA, RNA dinding polisakarida dan ergosterol membran sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas etanol kulit jeruk purut terhadap gambaran histopatologi mukosa telinga tengah yang terinfeksi staphylococcus aureus pada galur wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan the post test only control group design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan untuk setiap kelompok perlakuan dari perlakuan kontrol, ekstrak kulit jeruk purut konsentrasi 50%, dan Ofloxacin, rata memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus di mukosa telinga tengah secara histopatologi, dengan niali signifikansi sebesar 0,009 untuk kelompok kontrol, 0,002 untuk ekstrak 50% dan 0,000 untuk ekstrak Ofloxacin. Dari hasil ini dapat kita lihat bahwa yang paling efektif dari hasil penelitian ini adalah ekstrak Ofloxacin karena memiliki nilai signifikansi paling rendah diantara perlakuan yang lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata – rata perlakuan dari setiap kelompok memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus di mukosa telinga tengah secara histopatologi, namun yang paling efektif yaitu ekstrak Ofloxacin.
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KLINIK PRATAMA SEHATI HUSADA KECAMATAN SIBIRU-BIRU Mayasari Rahmadhani
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 1 (2021): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i1.1624

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyebab kematian tersering pada anak dan dewasa. Salah satu penyebab utama ISPA adalah merokok dan terpapar asap rokok. Setiap tahun, lebih dari 8 juta orang meninggal akibat merokok. Di Sumatera Utara terdapat 69.517 kasus, dengan lokasi terbanyak di Kota Medan 20.928 kasus. Prevalensi ISPA pada balita di Sumatera Utara sebanyak 6.668 kasus. Terdapat 986 kasus di Kabupaten Deli Serdang. Disusul Kota Medan sebanyak 865 kasus dan kasus terendah di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu 29 kasus. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan case control. Sampel penelitian ini adalah 50 balita yang tidak mengalami ISPA sebagai kontrol dan 50 balita yang mengalami ISPA sebagai kasus. Data akan dianalisis dengan uji chi-square. Balita yang mengalami ISPA yaitu laki-laki (52,0%) dan perempuan (48,0%). Sebagian besar balita yang mengalami ISPA berada pada rentang usia 25-36 bulan (36,0%) dan minimal usia kisaran 1-12 (4,0%). Pada balita dengan ISPA, sebagian besar anggota keluarga memiliki kebiasaan merokok (82,0%) dibandingkan yang tidak merokok (18,0%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin balita dengan kejadian ISPA di Poliklinik Pratama Sehati Husada Kecamatan Sibiru-Biru Tahun 2020 dengan nilai p = 0,689 (p> 0,05). Daan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur balita dengan kejadian ISPA di Poliklinik Pratama Sehati Husada Kecamatan Sibiru-Biru Tahun 2020 dengan nilai p = 0,887 (p> 0,05). Maka kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok pada anggota keluarga dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Pratama Sehati Husada Kecamatan Sibiru-Biru Tahun 2020.
Gambaran Diagnostik dan Penatalaksanaan Hipertensi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015 – 2016 Tri Adi Mylano; Silvia Audina
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 1 (2021): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i1.1650

Abstract

Dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri, telah banyak membuat perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat dapat memicu peningkatan kejadian hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang tinggi, merupakan pembunuh tersembunyi “the silent killer” yang penyebab awalnya tidak spesifik, serta dapat menyebabkan berbagai komplikasi organ. Profil kesehatan Kota Medan tahun 2007 menunjukkan hipertensi menduduki peringkat kedua terbanyak di kota Medan, dengan jumlah penderita sebanyak 423.656 orang (26,3%). Untuk mengetahui gambaran diagnostik dan penatalaksanaan penderita hipertensi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan, telah dilakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain studi kasus. Populasi seluruh data rekam medis penderita hipertensi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan pada Tahun 2015-2016 yang berjumlah 185 orang. Jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 data rekam medis penderita hipertensi yang diambil secara purposive sampling yaitu memilih data rekam medis yang lengkap. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pasien hipertensi dengan umur termuda 21 tahun dan yang tertua 80 tahun. Kelompok umur tertinggi 45-52 tahun sebesar 29%. Didapatkan penderita hipertensi yang tertinggi adalah laki-laki yaitu sebesar 52%, sedangkan perempuan hanya 48%. Keluhan yang paling banyak nyeri kepala sebesar 28%, serta derajat yang paling banyak yaitu hipertensi derajat II sebesar 56%, diikuti hipertensi derajat I sebesar 41%, dan yang terendah pada prehipertensi sebesar 3%. Pemberian obat anti-hipertensi yang tertinggi adalah amlodipin sebesar 79%, diikuti kaptopril 25%, dan yang terendah adalah pemberian telmisartan/micardis sebesar 1%. Status komplikasi tertinggi yaitu kelompok tanpa komplikasi sebesar 54% dibandingkan dengan yang memiliki komplikasi yaitu sebesar 46%. Kesimpulannya, penderita hipertensi banyak pada kelompok umur dewasa muda dan akan meningkat seiring bertambahnya usia. Hipertensi paling banyak terdapat pada laki-laki, dengan keluhan tersering nyeri kepala, derajat hipertensi terbanyak adalah derajat II, dan obat yang banyak digunakan yaitu amlodipin.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Johanna Fransiska Wijaya; Nenda Mayang Azti
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 1 (2021): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i1.1651

Abstract

Keracunan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia yang dapat diakibatkan oleh mikroorganisme. Salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus yang menjadi satu dari bakteri terbanyak yang dijumpai pada pasien keracunan yang terbanyak di Indonesia. Oleh karena itu, intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan ancaman bagi masyarakat, terutama masalah resistensi terhadap antibiotik. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian mengenai antibakteri alternatif seperti kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn). Kandungan zat aktif yang terdapat pada kulit buah manggis adalah Senyawa Xanthone. Kandungan senyawa Xanthone pada tanaman ini memiliki efek antioksidan, antimikroba, antikanker, antiinflamasi, aktivitas sitotoksin, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap bakteri Staphylococcus aureus. dengan konsentrasi 0,5%, 2%, 3,5%, 5% dan tanpa pelarut. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan metode uji sensitivitas (disc diffusion). Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan daya hambat yang berbeda (p<0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki pengaruh antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 0,5%, 2%, 3,5%, 5% dan tanpa pelarut dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 6,83 mm, 8 mm, 8,33 mm, 10,66 mm dan 16,66 mm. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) tanpa pelarut memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dengan konsentrasi lainnya sehingga disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap biakan mikroorganisme lainnya.
Aplikasi Karbon Ampas Teh Tersulfonasi Sebagai Katalis Dalam Produksi Biodiesel Dari Pfad (Palm Fatty Acid Destilate) Isva Abdul Ghani; Muhammad Hiknul Ikhsan; Umar Kalmar Nizar; Indang Dewata; Ali Amran; Suryelita Sury; Hary Sanjaya
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 2 (2021): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i2.1950

Abstract

Pada penelitian ini digunakan katalis asam padat berbasis karbon ampas teh tersulfonasi dalam proses produksi biodiesel. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis katalis asam padat, mengkarakterisasi sifat fisikokimia katalis, dan menguji aktivitas katalitik katalis dalam produksi biodiesel. Katalis disintesis melalui proses karbonisasi dengan aliran gas N2 dan tanpa aliran gas N2 pada suhu 350˚C selama 1jam. Kemudian dilanjutkan dengan proses sulfonasi mengunakan H2SO4 selama 4jam. Katalis yang dihasilkan dikarakterisasi mengunakan FTIR dan penentuan jumlah situs asam katalis. Data FTIR sampel katalis dengan aliran gas N2 tersulfonasi (SCCS-N2) dan sampel karbon tanpa aliran gas  N2 tersulfonasi (SCCS-TN2) menunjukkan puncak transmittan yang kuat yang diamati pada bilangan gelombang 1190 cm-1 dan 1060cm-1 yang mengindikasi adanya vibrasi simetris dan asimetris dari gugus O=S=O. Pada penentuan jumlah situs asam katalis didapatkan jumlah situs asam pada katalis SCCS-N2 yaitu 700 µmol/g dan jumlah situs asam katalis SCCS-TN2 yaitu 600 µmol/g. Pada uji aktivitas katalitik katalis didapatkan densitas biodiesel yang dihasilkan yaitu 0,8434-0,8714 g/ml dan persen konversi tertinggi terdapat pada biodiesel dari katalis SCCS-N2 yaitu 25,4523%.
Studi Perbandingan Metoda Kalsinasi dengan dan Tanpa Okigen pada Sintesis Katalis Karbon Ampas Bengkuang Tersulfonasi untuk Produksi Biodiesel menggunakan Palm Fatty Acid Distilate Diana Wulandari; Siti Vivi Rasmulya; Umar Kalmar Nizar; Hardeli -; Sri Benti Etika; Bahrizal -
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 2 (2021): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i2.1951

Abstract

Katalis memiliki peranan penting dalam mengkonversi minyak atau lemak menjadi biodiesel. Oleh sebab itu penggunaan metoda yang tepat dalam sintesis karbon diperlukan untuk menghasilkan katalis yang memiliki aktvitas katalitik yang tinggi. Pada penelitian ini, katalis asam padat berbasis karbon tersulfonasi telah berhasil disintesis untuk reaksi esterifikasi PFAD. Karbon dihasilkan dari kalsinasi ampas bengkuang selama 1 jam pada suhu 350℃ dengan aliran O2 dan tanpa aliran O2. Karbon selanjutnya disulfonasi pada suhu 160℃ selama 4 jam dalam system refluk. Katalis karbon ampas bengkuang tersulfonasi dikarakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red) dan dilakukan analisis jumlah situs asam dengan metoda titrasi. Untuk mengetahui aktivitas katalitik dari katalsi yang dihasilkan, dilakukan uji beberapa sifat-sifat biodiesel yaitu densitas dan bilangan asam. Hasil yang diperoleh menunjukkan katalis yang dipreparasi dengan aliran O2 mempunyai situs asam dan aktivitas katalitik yang tinggi.
Pengaruh Waktu Reaksi Produksi Biodiesel dengan PFAD Menggunakan Katalis Karbon Kulit Ubi Kayu Tersulfonasi Miranda Dwi Putri Gultom; Umar Kalmar Nizar; Edi Nasra; Desy Kurniawati
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 6 No. 2 (2021): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v4i2.1952

Abstract

Katalis karbon kulit ubi kayu dapat digunakan dalam produksi biodiesl dari PFAD. Katalis ini digunakan karena mudah dipisahkan dengan produk biodiesel yang dihasilkkan dan dapat digunakan kembali. Produksi biodiesel dilakukan dengan variasi waktu selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Katalis dikarakterisasi dengan penentuan situs asam dan biodiesel yang dihasilkan di uji sifat fisika uji densitas, laju alir, bilangan asam dan %konversi. Penentuan situs asam pada katalis karbon kulit ubi kayu tersulfonasi menunjukkan nilai sebesar 1.21 mmol.g-1 yang menandakan bahwa proses sulfonasi berhasil dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisika biodiesel, nilai densitas, laju alir, dan bilangan asam secara berturut-turut adalah 0.8257 g/mL, 0.862 mL/s, 22.4 mgKOH/g. Hasil yang didaptkan ini, menunjukkan PFAD terkonversi menjadi biodiesel pada waktu reaksi selama 2 jam dengan %konversi sebesar 87,67%.