cover
Contact Name
Retno Andriati
Contact Email
retno.andriati@fisip.unair.ac.id
Phone
+6289518900161
Journal Mail Official
biokultur@journal.unair.ac.id
Editorial Address
Kampus C Universitas Airlangga, JL. Mulyorejo, Surabaya, Mulyorejo, Surabaya City, East Java 60115
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Biokultur
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 23023058     EISSN : 27462692     DOI : http://dx.doi.org/10.20473/bk.v10i1.27409
Biokultur receives manuscripts from both original articles which are field-work research and literature review in the field of Anthropology. The scope of the anthropology includes: Social Anthropology Physical Anthropology Political Anthropology Cultural and Society
Articles 38 Documents
Pandangan Penonton Tentang Wayang Kulit di Kanal Youtube Joyo Nur Suryanto Gono; Wiwied Noor Rakhmad
Biokultur Vol. 10 No. 2 (2021): Actors' Role in Their Societies
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v10i2.31265

Abstract

Menonton pertunjukan wayang kulit  memerlukan penghayatan cukup dalam. Muatan nilai-nilai dalam pagelaran wayang menggambarkan nilai-nilai kehidupaan sehari-hari di masyarakat, menempatkan diri pada tempat yang telah ditentukan oleh Tuhan. Peran Dalang sangat besar untuk mensosialisasikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam cerita wayang kulit agar bisa diterima dan diresapi penonton, menjadi tuntunan hidup manusia pada umumnya. Beberapa tahun terakhir penonton wayang mulai sepi. Tetapi kini, wayang kulit di upload lewat Youtube, dalam format YouTube ini muncul istilah dalang viral. Dalang yang dianggap paling viral saat ini adalah Ki Seno Nugroho dari Yogyakarta, karena memiliki paling banyak penggemar dan paling laris. Riset mengenai fenomena Dalang Seno yang sedang viral di Youtube, yang mengangkat persoalan bagaimana pengalaman penonton dalam menonton wayang kulit melalui YouTube memahami nilai-nilai sosial dalam pertunjukan wayang kulit Ki Seno Nugroho? Menggunakan metode fenomenologi, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa, Dalang Seno memiliki kemampuan membangun cerita secara ringkas (padat), menceritakan perlawanan “abdi” terhadap raja, sehingga tidak membosankan, membangun gending garapan, tanpa tambahan musik modern, yang menarik. Pagelaran wayang melibatkan semua unsur, yaitu melibatkan dialog saat adegan “limbukan” atau “adegan goro-goro”, antara Dalang, Pesinden, Pengrawit, Crew film. Performansi dalang Seno dari dialog, sabetan, selalu menarik perhatian penonton. Jadi Dalang Seno mengutamakan pertunjukan wayang kulit dominan sebagai fungsi menghibur, sehingga nilai-nilai sosial yang disimbolkan dari wayang kulit tidak menonjol.
Strategy Handling of Stunting Based on the Guidebook for Toddler Development in Bondowoso Regency, East Java Lucy Dyah Hendrawati; Toetik Koesbardiati; Myrtati Dyah Artaria
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.32242

Abstract

Stunting is a form of growth faltering due to the accumulation of insufficient nutrition that lasts for a long time starting from pregnancy until the age of 24 months. Data from the Bondowoso District Health Office, there are 24.16% or as many as 620 stunting toddlers at the Pujer Health Center in 2020. This number is the highest number of stunting cases in Bondowoso, and the stunting locus village in 2021 is in Alassumur Village, Pujer District. The purpose of this community service is to find out what factors are related to the incidence of stunting and to make a guidebook for toddler growth and development which is intended for health workers, posyandu cadres, and mothers of toddlers. The method used in this community service program is by measuring and interviewing. Measurements were made using anthropometric measurements including height or body length, weight, head circumference, arm circumference, triceps fat thickness, and subscapular fat thickness. Subjects were 128 children, the results showed that 22% or 28 children had stunting or short nutritional status and 13% or 16 children had very short nutritional status. The results of community service that have been carried out show that there are still stunting cases, the main cause being the high cases of early marriage and poor sanitation.
Perspektif Mahasiswa terhadap Perilaku Mengonsumsi Gorengan Siti Rokhimah Hilma; Infadatul Mubaiyanah; Khalimatuz Zahro; Alifta Firdaus; Ika Yunita Dinar; Hadi Setiyawan; Wakhidatul Qomariyah; Bayoghanta Maulana Mahardika; Naria Whimca Qulby; Dita Arta Mariana Sihombing
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.36220

Abstract

Gorengan merupakan makanan yang dibuat dengan cara digoreng menggunakan minyak. Gorengan juga menjadi makanan yang cocok bagi mahasiswa yang memiliki jadwal padat untuk menahan rasa lapar sementara, meskipun, gorengan juga tidak baik jika dikonsumsi berlebihan. Penelitian ini menganalisis tentang pespektif mahasiswa terhadap perilaku mengonsumsi gorengan, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan purposive sampling untuk mendapatkan data dari 11 informan yang merupakan mahasiswa yang pernah mengonsumsi gorengan. Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa mengetahui bahwa gorengan mengandung lemak yang dapat menyebabkan obesitas dan penyakit, misalnya penyakit kardiovaskular, stroke, dan hipertensi. Meskipun mahasiswa mengetahui bahwa minyak yang digunakan untuk membuat gorengan tidak sekali pakai, mahasiswa masih mengonsumsi karena faktor personal, biologis, dan ekonomi, karena gorengan adalah kudapan yang memiliki rasa yang enak, harganya yang murah, dan dapat memberikan rasa kenyang sementara. Namun, ada juga mahasiswa yang membatasi mengonsumsi gorengan karena menjaga tubuh agar tidak gendut sehingga merusak penampilan.
Dugem di Kalangan Pelajar SMA Swasta di Kota Surabaya Jessica Ozymandias Rudiantari
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.37105

Abstract

Surabaya sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta memiliki banyak tempat hiburan malam seperti tempat karaoke, tempat kongkow, bar dan diskotik. Diantara pelajar SMA yang memiliki aktivitas malam hari di diskotik adalah pelajar SMA swasta. Fenomena menarik peneliti untuk meneliti dugem pelajar SMA swasta di Kota Surabaya. Metode peneliti ini adalah metode etnografi lokasi penelitian di salah satu diskotik besar di Surabaya yaitu diskotik A. Penelitian ini dilakukan dengan observasi di diskotik besar yang ada di Kota Surabaya, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada 5 informan pelajar SMA swasta. Lalu, observasi aktivitas pelajar SMA swasta di diskotik A, mentranskrip,mengkatagorikan mendeskripsikan hasil penelitian dan menganalisis menggunakan teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pelajar SMA di kalangan swasta melakukan aktivitas dugem ke diskotik sebagai kegiatan mengisi waktu luang untuk bersenang- senang karena informan putus cinta, kesepian, bosan, kurangnya perhatian orang tua dan gaya hidup. Peneliti mendeskripsikan variasi perilaku dugem pelajar SMA swasta di lokasi dugem yaitu merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, mabuk, berjoget, menggoda, mencari pasangan, ciuman berkelahi dan sering mengunjungi diskotik. Dugem pelajar SMA swasta di Kota Surabaya juga berakibat uang saku habis, terlambat masuk sekolah dan prestasi menurun.
Episteme PTM (Pertemuan Tatap Muka) SMA Kristen di Masa Covid-19 Sherly Deasy Anjuwita Gultom
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.37108

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang episteme-episteme yang muncul dari siswa, orang tua dan guru terhadap Pertemuan Tatap Muka (PTM) yang mulai dilaksanakan kembali setelah dua tahun masa Covid-19 di SMA Kristen. Penelitian ini memiliki tujuan pemetaan episteme tentang PTM yang ada di lingkungan SMA Kristen. Foucault menjabarkan episteme sebagai bentuk pengetahuan yang otoritatif atau pengetahuan yang telah dimantapkan sebagai pemaknaan terhadap situasi tertentu pada suatu zaman. Penelitian ini  menggunakan metode  kualitatif dan dianalisis melalui teori kekuasaan Foucault terkait dengan pengetahuan dan kekuasaan. Data diambil dengan melakukan indepth interview kepada tiga guru, dua siswa kelas 11, dua siswa kelas 10 dan empat siswa kelas 12 sebagai angkatan siswa yang menjalankan masa pembelajaran onsite sebelum pandemi dan masa online ketika pandemi berlangsung hingga saat ini kembali pada pembelajaran onsite.  Dua pertimbangan mengenai pelaksanaan PTM yaitu pertimbangan wilayah aman dan wilayah tidak aman serta batasan waktu menjadi acuan dalam menentukan keputusan  kapan waktu PTM dapat dilaksanakan dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa…   Kata kunci: Pertemuan Tatap Muka; covid-19; SMA; Foucault; Kekuasaan
Between the Sustainable Development Narrative and the Environmental Crisis: Analysis of School Textbooks in Indonesia Ganes Gunansyah
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.37109

Abstract

This study aims to find out what narratives of sustainable development are dominant and what is limited to the presentation of the contents of elementary school textbooks in Indonesia. This study uses quantitative and descriptive content analysis with an instrument in an analysis sheet based on theory. The data sources are 51 elementary thematic textbooks from grades one to six. The study results show that the concept of sustainable development (SDGs) consists of 17 goals and education for sustainable development (ESD). These aspects include social, environmental, economic Sustainability, inclusive development, generally widely spread across all grade levels with varying portions in each grade. The distribution of material related to Social Sustainability (SS) and Environmental Sustainability (EnS) aspects is presented in a small and limited percentage. Meanwhile, materials about aspects of Economic Sustainability (ES) and Sustainability of Inclusive Development (SID) have the most significant portion. Materials on economic growth and activities and the use of natural resources as the mainstay of sustainable development are still dominant, while the roots of the environmental crisis and prevention of ecological damage are still missing. Keywords: Sustainable Development Goals, Education for Sustainable Development, Textbooks, Environmental Crisis
Labeling Siswa SMA Negeri Jurusan Bahasa di Kota Surabaya Diana Nurhavina
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.37111

Abstract

Labeling muncul di SMA Negeri di Kota Surabaya akibat masih banyaknya pandangan negatif yang menetap pada pemikiran masyarakat. Alasan penelitian ini dilakukan adalah karena masih sedikitnya studi mengenai label jurusan bahasa serta stigma negatif yang menempel pada masyarakat khususnya lingkungan keluarga dan sekolah yang memandang sebelah mata jurusan bahasa. Labeling menurut siswa jurusan bahasa adalah perilaku memberi julukan dan membandingkan suatu kelompok salah satunya jurusan bahasa. Label dimaknai akibat proses internal dan eksternal yang siswa alami dan muncul akibat perlakuan siswa lain pada jurusan bahasa yang sulit berubah. Label juga dimaknai secara individu dengan dasar sikap pasrah akibat kurangnya rasa kompak dan empati untuk menghilangkan label tersebut secara berkelompok.Studi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui secara holistik bagaimana proses labeling terjadi pada siswa jurusan bahasa dan self-concept terhadap masa depan yang terbentuk akibat label negatif di SMA Negeri 18 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis data dilakukan adalah kualitatif dengan informan berjumlah 7. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teori labeling dan teori self-concept dari Carl Rogers menunjukkan bahwa, 1) Labeling yang terjadi pada siswa jurusan bahasa memberikan dampak pada perilaku siswa saat ini (real self), 2) Siswa jurusan bahasa cenderung berperilaku sesuai label yang diberikan dengan sikap pasrah yang dipengaruhi kultur kelas sebagai respon dari perasaan senasib terhadap label negatif, 3) Label tidak berdampak pada ideal self siswa jurusan bahasa dan cenderung ingin membuktikan bahwa label salah. Kata Kunci: labeling, self-concept, jurusan bahasa, siswa SMA Negeri
Budaya Bersarung Masyarakat Kontemporer Maria Nala Damajanti
Biokultur Vol. 11 No. 1 (2022): Cultural Diversities and Society's Behaviors
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i1.37113

Abstract

Fenomena budaya bersarung adalah bahasan penelitian yang digali menggunakan pendekatan etnografi. Informan yang terlibat adalah pelaku budaya bersarung dari beragam profesi dan latar belakang. Data diperoleh dari studi pustaka termasuk media online. Sarung adalah busana yang dikenal masyarakat Indonesia sebagaimana di banyak bagian negara lain di Asia. Sarung dipakai untuk menutup tubuh bagian bawah seperti busana adat daerah, mulai dari busana sehari-hari hingga busana pengantin. Barthes (1997) menyatakan busana sebagai pembentuk identitas kolektif sehingga didalamnya terkandung penanda bermakna. Di lain pihak Malcom Barnard (2002) menyebutkan bahwa fungsi busana tidak hanya sebagai pelindung tubuh namun juga sebagai alat komunikasi. Ketika sarung menjadi bagian dari busana sehari-hari, acara adat, ritual keagamaan hingga pernikahan, sarung telah mendukung aktivitas masyarakat maka ini adalah praktek budaya keseharian. Belakangan ini sarung untuk laki-laki maupun perempuan dipopulerkan kembali oleh masyarakat perkotaan khususnya pecinta fesyen. Selain pembiasaan baru tersebut, oleh sekolompok lain masyarakat sarung dibedakan peruntukannya berdasarkan motif. Ada pemahaman bahwa kaum laki-laki hanya pantas menggunakan sarung bila motifnya berciri geometris. Sarung sebagai budaya yang mengandung makna penting bagi masyarakat mewarnai kehidupan fesyen lokal. Kata kunci : sarung, budaya bersarung, motif, fesyen
Antisipasi Pemuda Nelayan dalam Menghadapi Konflik Nisa Batrisiyah Afifa
Biokultur Vol. 11 No. 2 (2022): Peningkatan Literasi Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i2.39162

Abstract

Nelayan sering menghadapi kendala-kendala ketika melaut. Berdasarkan observasi ditemukan konflik antar nelayan payang Desa Weru, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan dan nelayan tradisional Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Konflik antar nelayan ini menarik dikaji lebih mendalam. Rumusan masalah penelitian ini 1) apa jenis-jenis nelayan, 2) variasi konflik dan strategi mengantisipasinya. Tujuan penelitian ini untuk menggali latar belakang konflik, upaya menanggulangi konflik, strategi nelayan dan keterlibatan generasi muda dalam mengantisipasi konflik yang berkepanjangan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode etnografi. Teknik mencari data melalui observasi dengan mewancarai sebelas informan. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif dengan teori konflik Ralf Dahrendorf dan strategi antisipasi kendala dari James M. Acheson. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tipe nelayan lautan bebas yang menggunakan payang dan nelayan pantai menggunakan jaring tradisional ketika melaut. Timbulnya konflik ini disebabkan perbedaan alat tangkap, kelangkaan sumber daya perikanan dan batas laut tidak jelas. Akibatnya terjadi pembakaran perahu, konflik fisik, penangkapan 7 perahu dan payang sebagai bukti pelanggaran dalam melaut. Sehingga dari variasi konflik yang terjadi, menyadarkan nelayan untuk melakukan strategi dalam mengantisipasinya yaitu strategi pada nelayan payang 1) melihat situasi dan kondisi sebelum menurunkan payang, 2) menghindari nelayan lain, 3) segera memutar balikkan perahu ketika ada tanda-tanda bendera, 4) tidak menepi ke pinggir laut, 5) kesadaran bagi nelayan untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat merugikan. Strategi nelayan tradisional adalah 1) waktu melaut bergantian, 2) melihat situasi dan kondisi sebelum menebar jaring, 3) menunggu jaring untuk mengingatkan nelayan lain yang mendekati alat tangkapnya. Kata Kunci: Nelayan payang, nelayan tradisional, pemuda nelayan, konflik, strategi mengantisipasi konflik
Respon Warga Masyarakat Desa Rahayu terhadap Aksi Perusahaan Migas di Kabupaten Tuban Evi Nur Kholifah
Biokultur Vol. 11 No. 2 (2022): Peningkatan Literasi Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v11i2.39163

Abstract

Aksi perusahaan migas memberikan konsekuensi relasi sosial dengan warga masyarakat, maka peneliti tertarik mengkaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memahami aksi perusahaan migas membebaskan lahan pertanian yang menimbulkan konsekuensi pada warga masyarakat, dan memahami variasi relasi sosial perusahaan migas dengan warga masyarakat sekitar lokasi perusahaan migas. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografi. Pengumpulan data kualitatif diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam kepada 10 informan. Teknik analisis data menggunakan analisis etnografi dengan Teori Kontekstual Progresif Andrew P. Vayda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, konsekuensi berupa alasan pemilik lahan/ petani menerima aksi pembebasan lahan pertanian dikarenakan adanya faktor eksternal berupa kebijakan pemerintah pusat dan intervensi pemerintah daerah, serta faktor internal berupa keuntungan dari harga tanah tinggi. Sebaliknya, alasan pemilik lahan menolak aksi pembebasan lahan disebabkan oleh faktor eksternal berupa kehadiran pihak asing (Londho) dan perusahaan migas memberikan harga beli yang rendah, serta adanya faktor internal berupa kehilangan mata pencaharian sebagai petani. Kata Kunci: perusahaan migas, aksi dan konsekuensi, pembebasan lahan pertanian relasi sosial

Page 3 of 4 | Total Record : 38