cover
Contact Name
Ethyca Sari
Contact Email
lppmwb@gmail.com
Phone
+6282332683839
Journal Mail Official
lppmwb@gmail.com
Editorial Address
Jl. Cimanuk No.20, Darmo, Kec. Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur 60241
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kebidanan
ISSN : 23029471     EISSN : 27151255     DOI : https://doi.org/10.47560/keb.v10i1
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Kebidanan menerbitkan artikel ilmiah terkait masalah kebidanan dan kesehatan. Jurnal ini ada sejak tahun 2012 dan terbit dua kali dalam satu tahun di bulan Mei dan November.
Articles 80 Documents
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL TRIMESTER III AKHIR TIDAK MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL Angela Merici Ndoang; Devi Aprilia
Bahasa Indonesia Vol 4 No 1 (2015): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan merupakan pertemuan antara sel ovum dan spermatozoa yang lamanya 280 hari. Kehamilan menimbulkan perubahan fisik maupun psikis yang dapat mempengaruhi kehidupan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III akhirtidak melakukan hubungan seksual di BPS Ny. Arifin S., jalan Wonorejo IV/33 Surabaya. Variabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III akhir tidak melakukan hubungan seksual. Desain penelitian ini mengunakan rancangan deskriptif dengan kriteria ibu hamil trimester III akhir dan mau menjadi responden dengan jumlah populasi 29 orang dan sampel 27 orang dengan menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dari responden menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul ditabulasikan secara manual. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa semua faktor sosial budaya yang mempengaruhi ibu hamil trimester III akhir tidak melakukan hubungan seksual, yaitu 19 orang (70,4%). Faktorkeadaan fisik mempengaruhi ibu hamil trimester III akhir tidak melakukan hubungan seksual yaitu 20 orang (74,1%). Faktor keadaan psikologis mempengaruhi ibu hamil trimester III akhir tidak melakukan hubungan seksual yaitu 16 orang (59,3%). Hal ini dapat simpulkan karena anggapan ibu-ibu terhadap hubungan seksual disaat hamil yang kurang nyaman, menentang anggapan masyarakat yang jika melakukan hubungan seksual saat hamil bisa menyakiti bayi. Dengan demikian penelitian ini dilakukan supaya meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat dan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya tentang hubungan seksual saat hamil.
PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN TENTANG KEPUTIHAN Rachel Dwi Wilujeng; Niluh Putu
Bahasa Indonesia Vol 3 No 1 (2014): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fluor Albus merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagaian besar wanita. Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukkan 75% wanita Indonesia pasti mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya. Dan lebih dari 70% wanita Indonesia yang mengalami Fluor Albus disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas Vaginalis). Dari hasil survey pendahulan yang dilakukan pada 15 orang siswa responden di SMA GIKI I menunjukkan hasil rata-rata (mean) pengetahuan merekatentang Keputihan adalah kurang dengan skor 57,9%. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui tingkat pengetahuan remaja mengenai keputihan di SMA GIKI I Surabaya sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan tentang Fluor Albus. Metode : Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimental type pre-post test design yang pengambilan sampelnya dilakukan secara probability sampling dan teknik yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Besar populasi sebanyak 263 dan sampel yang diambil sebanyak 105 orang, data diperoleh dari data primer melalui kuesionar dan hasil diolah dalam tabel distribusi frekuensi, tabulasi silang dan analisis, menggunakan Uji T-pair. Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan seluruh responden sebelum diberikan penyuluhan yang mempunyai pengetahuan kurang (71,4%). Sedangkan sesudah diberikan penyuluhan menjadi berpengetahuan cukup (58,09%).Berdasarkan hasil penelitiandisimpulkan setelah dilakukan uji T-pair secara keseluruhan rata-rata nilai pada 105 responden dengan taraf signitif p=0,000<0,05 maka menunjukkan ada perbedaan bermakna sebelum dansetelah diberi penyuluham. Diksusi : Sebagai tenaga kesehatan mampu memberi informasi melalui penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri sehingga dapat memperluas pengetahuan remaja putri mengenai Flour Albus.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EFEK SAMPING MENGKONSUMSI JAMU-JAMUAN DI BPS ISTIQOMAH SURABAYA Shinta Wurdiana Rhomadona
Bahasa Indonesia Vol 3 No 1 (2014): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamu adalah ramuan dari rempah-rempah yang dihaluskan dengan air lalu diminum. Efek samping yang ditimbulkan jamu bagi ibu hamil adalah keguguran, ketuban keruh, kulit jamu berlapis kerak, plasenta lengket, teratogenik dan kelainan jantung. Di indonesia masih banyak ibu hamil yang mengkonsumsi jamu-jamuan yaitu sebanyak 33,3 % padahal jamu memiliki efek negatif bagi ibu dan janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang efek samping mengkonsumsi jamu-jamuan di BPS Istiqomah Surabaya. Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan populasisebanyak 50 ibu hamil dan sampel sebanyak 44 responden yang diambil dengan teknikConsecutive Sampling. Data dikumpulkan dengan kuisionerdan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian adalah sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan kurang sebanyak 34 responden (77,3%), pengetahuan cukup sebanyak 6 responden (13,6%), pengetahuan baik 4 responden (9,1%). Pengetahuan yang kurang tentang efek samping mengkonsumsi jamu-jamuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, informasi, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan pengalaman dan usia. Maka diharapkan tenaga kesehatan tidak berhenti untuk terus memberikan informasi tentang efek samping mengkonsumsi jamu-jamuan bagi ibu hamil dan memberikan KIE yang lebih jelas lagi sehingga ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih baik.
Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Pada Balita Usia 4-5 Tahun Di Tk Siswa Harapan, Ciliwung - Surabaya Shinta Wurdiana Rhomadona
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.235

Abstract

Pendahuluan: Perkembangan anak yang optimal tergantung pada berkembangnya kemampuan dan ketrampilan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Namun tidak semua balita dapat berkembang seperti yang seharusnya, terkadang ada balita yang lambat atau menyimpang dari kemampuan yang seharusnya dimiliki pada tahapan usianya. Proses perkembangan motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi belajar anak, pengetahuan ibu, lingkungan pengasuhan, teman sebaya, stimulasi, tingkat gizi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada balita usia 4-5 tahun di TK Siswa Harapan Ciliwung Surabaya. Metode : Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif korelatif dengan populasi balita usia 4–5 tahun beserta orang tuanya, yang berjumlah 20 orang. Sampel berjumlah 19 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan lembar DDST. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada balita usia 4-5 tahun adalah faktor gizi, faktor lingkungan, dan faktor stimulasi. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah faktor pengetahuan. Disarankan pihak TK dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk meningkatkan peran orang tua dalam memantau perkembangan motorik pada balitanya.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PMS DI SMK MAHARDIKA SURABAYA Intiyaswati Intiyaswati
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.236

Abstract

Penyakit menular seksual mencerminkan definisi setiap mikroba yang ditularkan seseorang kepada orang lain melalui kontak yang dekat dan intim (spense). Dewasa ini kehidupan seks bebas telah merambat kekalangan kehidupan remaja sehingga banyak remaja yang terjangkit penyakit menular seksual dimana masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak – kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial dengan adanya rasa ingin tahu yang tinggi remaja cenderung ingin mencoba tanpa didasari dengan pengetahuan yang cukup. Penelitian ini menggunakan desain penelitian “Deskriktif”. Tujuan penulis karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual. Populasi yang di ambil adalah seluruh siswa – siswi SMK Mahardika Surabaya sejumlah 920 dan sampel 282 orang yang memenuhi kriteria. Metode sampling yang digunakan adalah Simpel Random. Data dikumpulkan dengan kuisioner. Hasil penelitian ini antara lain adalah pengetahuan remaja tentang PMS di SMK Mahardika Surabaya sebagian responden memiliki pengetahuan baik tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) yaitu 150 orang (53%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 111 orang (39%) dan yang terkecil responden berpengetahuan kurang sebanyak 20 orang (8%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang PMS di SMK Mahardika Surabaya sebagian memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 150 orang (53%). Oleh karena itu, diharapkan remaja yang sudah memiliki pengetahuan baik dapat mensosialisasikan kepada teman – temannya yang berpengetahuan cukup dan kurang dengan didampingi oleh guru atau tim kesehatan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA EPISIOTOMI PADA IBU POST PARTUM DI PMB ISTIQOMAH SURABAYA Intiyaswati Intiyaswati
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.237

Abstract

Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput darah dan jaringan pada septum rektovaginal. Episiotomi menyebabkan luka pada daerah perineum dan luka dapat menyebabkan perdarahan sehingga perlu dilakukan heacting. Pada proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh faktor – faktor yaitu budaya, personal hygine,pendidikan, ekonomi dan pengetahuan. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti ingin melihat faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka . Desain yang digunakan yaitu korelasi deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengerahu penyembuhan luka dengan faktor budaya, personal hygine, pendidikan, ekonomi dan pengetahuan. Populasinya adalah seluruh ibu post partum yang mengalami luka episiotomi Sampel yang diambil sebanyak 30 dan di masukan rumus besaran sampel didapatkan 28 orang dan menggunakan sampling consecutive sampling. Dengan menggunakan variable dependen dan independen. Data hasil penelitian ini akan dimasukan menggunakan tabulasi silang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara responden terhadap faktor – faktor penyembuhan luka episiotomi. Luka episiotomi ini di pengaruhi oleh faktor – faktor . Faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengatahuan,ekonomi,pendidikan dan personal hygine. Dan yang tidak mempengaruhi adalah budaya. Faktor – faktor tersebut mempengaruhi tikah laku seseorang dalam mengambil keputusan mana yang benar dan salah dalam proses penyembuhan luka. Luka episiotomy di pengaruhi oleh faktor – faktor terhadap penyembuhan luka.
HUBUNGAN RAWAT GABUNG DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN ASI DI BPS ARIFIN SURABAYA Ethyca Sari
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.238

Abstract

Rawat gabung merupakan satu sistem perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan dirawat ditempat yang sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Rawat gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja bayi menginginkannya. Tetapi, ternyata masih banyak ibu yang mengeluh dan malas dalam hal memberikan ASI. Mengingat pentingnya rawat gabung agar terlaksana program ASI Ekslusif, maka diperlukan peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya rawat gabung dan pemberian ASI pada bayi pada ibu pasca salin, agar pelaksanaannya menjadi lebih efektif. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan metode total sampling. Populasinya adalah semua ibu nifas yang melakukan rawat gabung, sampel sebanyak 20 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner kemudian diolah secara manual meliputi menganalisa hasil, memberi kode, memasukkan data ke tabel distribusi frekuensi. Dari hasil penelitian didapatkan 20 responden (100%) yang dilakukan rawat gabung memiliki motivasi cukup sebanyak 10 orang (50%), memiliki motivasi kurang sebanyak 6 orang (30%) dan yang memiliki motivasi baik sebanyak 4 orang (20%). Dapat disimpulkan adanya hubungan antara rawat gabung dengan motivasi ibu dalam memberikan ASI. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan KIE untuk merubah motivasi ibu yang kurang dalam memberikan ASI.
PENGARUH SEDUH COKLAT DAN PIJAT COUNTEPRESSURE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN DAN KEMAJUAN DILATASI SERVIKS Sendy Firza Novilia Tono
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.239

Abstract

Nyeri persalinan merupakan keadaan fisologis yang dialami ibu selama proses persalinan. Dampak nyeri persalinan adalah terjadinya pembengkakan serviks dan vagina yang membahayakan kondisi ibu dan janin. Seduh coklat dan pemberian pijatan Counterpressure merupakan tindakan komplementer untuk menciptakan kenyamanan.Tujuanmini riset iniuntukmengetahuiadakah pengaruh dari seduh coklat dan pemberian pijatan counterpressureterhadap penurunan nyeri persalinan dan kemajuan dilatasi serviks.Penelitian ini merupakan mini riset dengan desain penelitian studi kasus bentuk tunggal (One Shot Case Study) dengan jumlah sampel penelitian 6 orang bedasarkan kriteria yaitu primigravida inpartu kala 1 fase aktif yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan kedua kelompok dinilai menggunakan Numerik Ratting Scale (NRS) untuk menilai perubahan nyeri persalinan dan melakukan pemerikasaan dalam untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan persalinan.Hasil dari mini riset pada kelompok perlakuan mengalami kemajuan persalinan dengan durasi 3-5 jam pada kala 1 fase aktif dengan skala nyeri ringan dibandingkan kelompok kontrol dengan durasi pembukaan serviks lebih panjang 6-8 jam pada kala 1 fase aktif dengan nyeri sedang hingga berat sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhpemberian seduh coklat dengan pijat counterpressur terhadap penurunan nyeri persalinan dan kemajuan dilatasi serviks pada kala 1 fase aktif.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI RW 06 TANGGULANGIN SIDOARJO Erika Untari Dewi
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.240

Abstract

Side dish of ASI is passed to food baby / child beside ASI to fulfill its requirement of him. MP-ASI start to be passed to age 6-24 months and represent switchover food of ASI family food. Occurence of diarrhoea Most hit by child isdiarrhoea have this 6-12 months age to represent child moments learn to eat other food and beverage beside irrigate mother milk. Meanwhile eaten by food is child possible contain many this germ cause intestine infection and child hit by diarrhoea. Diarrhoea caused by change at child food of mother milk water to child food start discipline. Target of this research to know Relation Knowledge Of Mother About Food of Pendamping ASI (MP-ASI) With Occurence Of Diarrhoea At Baby Age 6-12 Months in RW 06TanggulanginSidoarjo. Desain which [is] used in this research descriptive research. takenSampel counted 20 responder fulfilling criterion of inklusi. Sampling the used istotalizeing sampling. Pursuant to result of research which have can be concluded that timgkat knowledge of knowledgeable mother less counted 12 people that is ( 60%). Pursuant to result of research which have can be concluded that occurence of Diarrhoea Baby Age 6-12 Months in RW 06TanggulanginSidoarjoisoccurence have never 10 people (50%). Pursuant to result of research which have can be concluded that [Relation/Link] Knowledge Of Mother About Food of Pendamping ASI (MP-ASI) With Occurence Of Diarrhoea At Baby Age 6-12 Months in RW 06Tanggulangin Sidoarjo is there no relation
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA USIA 4-5 TAHUN DI TK SISWA HARAPAN CILIWUNG SURABAYA Eny Astuti
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v9i1.241

Abstract

Perkembangan anak yang optimal tergantung pada berkembangnya kemampuan dan ketrampilan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Namun tidak semua balita dapat berkembang seperti yang seharusnya, terkadang ada balita yang lambat atau menyimpang dari kemampuan yang seharusnya dimiliki pada tahapan usianya. Proses perkembangan motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi belajar anak, pengetahuan ibu, lingkungan pengasuhan, teman sebaya, stimulasi, tingkat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada balita usia 4-5 tahun di TK Siswa Harapan Ciliwung Surabaya. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif korelatif dengan populasi balita usia 4–5 tahun beserta orang tuanya, yang berjumlah 20 orang. Sampel berjumlah 19 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan lembar DDST. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada balita usia 4-5 tahun adalah faktor gizi, faktor lingkungan, dan faktor stimulasi. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah faktor pengetahuan. Disarankan pihak TK dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk meningkatkan peran orang tua dalam memantau perkembangan motorik pada balitanya.