cover
Contact Name
Angga Prawadika Aji
Contact Email
angga.prawadika@fisip.unair.ac.id
Phone
+6231-5034015
Journal Mail Official
jurnal-komunikasi@fisip.unair.ac.id
Editorial Address
Faculty of Social and Political Science (FISIP), Universitas Airlangga Kampus B Dharmawangsa Dalam, Airlangga, Gubeng, Surabaya, East Java 60286
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Media dan Komunikasi
Published by Universitas Airlangga
ISSN : -     EISSN : 27763609     DOI : -
Core Subject : Social,
MEDKOM, Journal of Media and Communication (e-ISSN : 2776-3609) is a scientific, peer-reviewed journal published by Department of Communication Airlangga University. MEDKOM Journal is an interdisciplinary journal that, while centered in communication, is open and welcoming to contributions from the many disciplines and approaches that meet at the crossroads that is communication study. The journal consists of online versions, published bi-annually at the end of May and November of the current year. As a scientific periodical, the journal is subject to standard provisions of peer reviews conducted by Communication Scholars from various universities. All submitted manuscripts will go through the double-blind peer review and editorial review before being granted acceptance for publication. The Journal has been using Open Journal System requiring all writers to register in advance before they are allowed to upload the manuscript they write online. Afterward, the editors, peer reviewers, and writers can monitor the manuscript processing. The Journal publishes the selected paper under a Creative Commons Attribution ShareAlike 4.0 International License
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2022)" : 5 Documents clear
Perilaku Konsumsi Penggemar: Studi Etnografi Komunitas Magic The Gathering Yogyakarta Jusuf Wahyuono
Jurnal Media dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/medkom.v2i2.30945

Abstract

Permainan Magic:The Gathering (M:TG) merupakan permainan kartu populer yang dibuat Richard Garfield dirilis oleh Wizard of The Coast. Dari periode tahun 2008 hingga 2016, M:TG telah memproduksi lebih dari dua miliar kartu dansaat ini, M:TG sudah memiliki 35 juta pemain aktif yang tersebar di 70 negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku konsumsi permainan M:TG di kalangan pemain di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap pemain memiliki pemaknaan masing-masing dalam memahami perilaku konsumsi M:TG. Dari keempat subjek penelitian, Widi sebagai desainer game memahami M:TG sebagai arena mempelajari sistem gim dan memungkinkannya untuk berkreasi dengan sistem, Tandyo memahami M:TG sebagai permainan kartu yang kompleks dan memungkinkannya untuk menyusun kartu mengikuti seniman/artis M:TG indonesia, Rama memahami M:TG sebagai permainan kartu yang bervariasi dan kompetitif dan memungkinkannya untuk menyusun deck yang kompetitif, Tasigur memahami M:TG sebagai arena mengembangkan teks bagi pemain dan memungkinkannya untuk mengembangkan cerita berdasarkan pemahamannya sendiri, berdasarkan pada susunan kartu M:TG. Namun semua pemain menyepakati bahwa aktivitas konsumsi M:TG ini merupakan usaha untuk memperluas jaringan pertemanan. Selain itu, di tengah digitalisasi permainan M:TG dan kondisi pandemi, setiap pemain juga menyepakati bahwa pengalaman bermain M:TG secara fisik ini tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh permainan secara online atau digital.
Perkembangan Tren Publikasi Ilmiah tentang Media Sosial dan Pemilu: Sebuah Studi Bibliometrik Fauzan Fuadi
Jurnal Media dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/medkom.v2i2.32714

Abstract

Media sosial semakin penting bagi kehidupan manusia, termasuk dalam pemilihan umum. Banyaknya publikasi ilmiah mengenai media sosial dan pemilihan umum membuktikan bahwa topik ini telah menjadi tren publikasi ilmiah global. Sayangnya fokus atau titik tekan dari berbagai publikasi tersebut begitu beragam sehingga sulit diketahui konsistensi dan kohesi antar pembahasan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat tren publikasi ilmiah global mengenai media sosial dan pemilu dengan harapan dapat diketahui keterkaitan pembahasan antar konsep dan pergeseran topik dari masa ke masa. Penelitian ini menggunakan metode bibliometric review untuk menganalisis 1.198 dokumen publikasi ilmiah global yang terindeks pada database Scopus. Peneliti menggunakan software VOSviewer versi 1.6.16 untuk melakukan analisis co-occurrence dengan overlay visualization dan network visualization. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa publikasi ilmiah global mengenai media sosial dan pemilu pertama kali muncul pada tahun 2008 dan terus mengalami peningkatan signifikan sejak tahun 2011 hingga sekarang. Topik-topik yang terbahas dari tahun ke tahun juga mengalami pergeseran mulai dari penggunaan internet dalam upaya peningkatan partisipasi politik hingga dampak-dampak negatif penggunaan media sosial dalam Pemilu. Selain itu, juga ditemukan bahwa media sosial sangat berkontribusi dalam Pemilu baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Objektifikasi Perempuan dalam Lagu-lagu Campursari Analisis Wacana M.A.K Halliday Mariska Dyah Astari
Jurnal Media dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/medkom.v2i2.33113

Abstract

Penelitian ini berfokus pada identifikasi makna dan stereotip yang dilekatkan pada perempuan sebagai objek dalam lirik-lirik lagu campursari. Terdapat tiga lagu campursari yang menjadi objek penelitian ini, ketiga lagu tersebut yakni Angge-angge Orong-orong dan Njaluk Kelon oleh Ratna Antika dan Bukak Bungkus oleh Didi Kempot. Dimana ketiga lagu tersebut dalam banyak menunjukkan adanya objektifikasi terhadap tubuh perempuan dalam liriknya. Untuk mengupas ketiga lagu tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode eksploratif. Berdasarkan topik yang dibahas, peneliti menggunakan discourse linguistik dengan pendekatan M.A.K Halliday. Analisis discourse dipilih karena penelitian akan berfokus pada konteks produksi bahasa. Penelitian ini menghasilkan tiga diskursus, yakni diskursus objektifikasi dimana dalam ketiga lagu tersebut perempuan hanya dipandang sebagai sesuatu yang memiliki fungsi seksual saja, dimana tubuh perempuan dieksploitasi dan disamakan dengan penyebutan nama-nama benda hingga hewan. Diskursus janda, dimana lagu Angge-angge Orong-orong dan Njaluk Kelon dalam liriknya memberi stigma bahwa janda merepotkan karena sudah melahirkan anak dari pernikahan sebelumnya, selain itu janda juga dianggap memiliki kemampuan seksualitas lebih dibandingkan dengan perawan. Terakhir, diskursus hubungan seksual. Pada ketiga lagu tersebut, baik secara implisit maupun eksplisit mengelompokkan hubungan seksual menjadi dua kategori, yakni hubungan seksual yang legal dan illegal.
Gambaran Anak Korban Kekerasan Pada Tokoh Hye Na Dalam Drama Mini-series Korea Selatan Mother (2018) Kania Salsabil Ramadhani
Jurnal Media dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/medkom.v2i2.33560

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai gambaran tokoh Hye Na yang merupakan anak korban kekerasan oleh ibu biologisnya sendiri dalam drama Korea Selatan Mother (2018). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode analisis tekstual dengan melihat narasi dialog, pengadeganan, dan elemen lainnya serta konteks budaya untuk menghasilkan interpretasi terkait bagaimana tokoh Hye Na yang merupakan korban kekerasan anak yang digambarkan di dalam drama Mother (2018). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Hye Na mengalami empat kategori kekerasan, yaitu kekerasan fisik, kekerasan emosional, penelantaran secara fisik, dan penelantaran secara emosional. Melalui tokoh Hye Na, sutradara dan penulis naskah ingin mendobrak mitos dimana anak korban kekerasan selalu berakhir negatif dan rusak. Anak korban kekerasan masih dapat tertolong dan masih memiliki masa depan selama anak tersebut dikemudian hari hidupnya dijamin oleh orang (attachment figure) yang tepat bagi dirinya, yang dapat memberikan dan menyediakan kehangatan, kasih sayang, dan melindunginya dari bahaya dan ketakutan. Tokoh Hye Na yang pada awalnya digambarkan sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya, kemudian perlahan mengalami pengembangan karakter ketika Hye Na berganti attachment figure. Tokoh Hye Na mengalami dua pola attachment yaitu disorganized dan avoidant attachment saat berada dalama asuhan Ja Young, sementara mengalami secure attachment saat berada dalam asuhan Soo Jin.
Representasi Peran Domestik Ibu Rumah Tangga dalam Film Kim Ji Young, Born 1982 (2019) Retnaning Indria Susilo Febriyanti
Jurnal Media dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/medkom.v2i2.33571

Abstract

Penelitian ini membahas peran domestik ibu rumah tangga direpresentasikan dalam film Korea Selatan Kim Ji Young, Born 1982. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sosok ibu rumah tangga digambarkan dalam film Kim Ji Young, Born 1982 dan melihat peran domestik yang dilekatkan pada tokoh atau figur film tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap penelitian dalam bidang ilmu komunikasi lainnya, terutama yang berfokus pada bahasan mengenai representasi sosok ibu rumah tangga dalam film.             Agar dapat melihat bagaimana peran domestik ibu rumah tangga direpresentasikan dalam film Kim Ji Young, Born 1982 peneliti menggunakan tinjauan pustaka berikut sebagai dasar: pola atau struktur keluarga Korea Selatan, film sebagai representasi realita, representasi ibu rumah tangga dalam industri perfilman Korea Selatan, semiotika film dan grammar of film. Metode analisis yang digunakan peneliti adalah metode analisis semiotika film yang membedah scene yang menjadi unit analisis dan mengidentifikasi tiga jenis tanda (signs) di dalamnya. Tiga jenis signs tersebut antara lain symbolic signs (symbol), iconic signs dan indexical signs (index).             Perempuan, dalam pola atau struktur keluarga ‘konvensional’ yang dianut mayoritas masyarakat Korea Selatan, adalah sosok yang submissive dan memiliki tanggung jawab peran dalam ranah domestik. Didasarkan pada ajaran Konfusianisme yang erat dengan budaya patriarki, perempuan sebagai seorang istri atau ibu memiliki kebebasan yang terbatas dan memiliki tanggung jawab untuk mengurus urusan domestik keluarga. Dalam penelitian sebelumnya, perempuan hampir selalu digambarkan menikmati stereotip peran yang dibebankan kepadanya tersebut. Namun, film Kim Ji Young, Born 1982 menghadirkan paradoks yang secara gamblang menampilkan kesulitan yang dialami perempuan, terutama ibu rumah tangga, yang menjadi ‘korban’ nilai-nilai patriarki. Kata Kunci: peran domestik, ibu rumah tangga, representasi, semiotika, film

Page 1 of 1 | Total Record : 5