cover
Contact Name
Gatut
Contact Email
gatutxxx@gmail.com
Phone
+6281232252015
Journal Mail Official
iaiskjmalang.jurnal@gmail.com
Editorial Address
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN KALIJOGO MALANG Jl. Keramat, Desa Sukolilo, Dusun Gandon Barat, Kec. Jabung Kab. Malang No. Telp (0341) 792669 Kode Pos 65155 Website : www.iaiskjmalang.ac.id, Email : iaiskjmalang@gmail.com
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Ittishol : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
ISSN : 2721964X     EISSN : 27219631     DOI : https://doi.org/10.51339/ittishol
Core Subject : Science, Education,
Focus and Scope Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam merupakan jurnal Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, IAI Sunan Kalijogo Malang. Al-Ittishol mempublikasikan artikel ilmiah hasil penelitian empiris dan analisis reflektif dari para akademisi dan praktisi untuk pengembangan teori dan pengenalan konsep-konsep baru di bidang Komunikasi dan Dakwah, berupa manuskrip yang mengangkat tema meliputi: 1. Komunikasi; 2. Komunikasi Agama Islam; 3. Dakwah Islam; 4. Penyiaran Islam; 5. Media Komunikasi; 6. Teknologi Komunikasi; 7. Public speaking (Khitabah); 8. Writing and journalism (Kitabah); 9. Media Massa; 10. Sosial media; 11. Computer mediated communication;
Articles 47 Documents
Relasi Umat Beragama (Pluralisme, Multikulturalisme an Strateginya dalam Umat Beragama): RELASI UMAT BERAGAMA Moh. Laili; M. Mansyur
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antar umat beragama serta pluralisme agama merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan beragama di dunia ini, pluralisme merupakan sebuah perbedaan ajaran agama di masing-masing agama, namun pluralisme ini mencoba untuk menyamakan antara ajaran agama yang satu dengan agama yang lainnya, namun disisi lain agama islam merupakan agama yang tidak mau dengan pluralisme, tapi dalam tanda kutip, islam tidak mau jika pluralisme di bawah dalam bidang aqidah, tapi dalam hal kehidupan lain agama Islam masih setuju dengan pluralisme agama, seperti halnya gotong royong dalam kehidupan sosial. Tidak lepas juga dalam Negara Indonesia ini juga beragam kebudayaan atau yang lebih dikenal dengan multikulturalisme, dalam hal ini kita memahaminya tidak hanya terbatas perbedaan budaya saja, namun dalam hal ini perbedaan secara luas, baik perbedaan agama, ras, suku dan budaya, tapi perbedaan itu semua akan menjadi baik, jika dikelola dengan sebaik mungkin, perbedaan itu akan menjadi sebuah jembatan menuju kebahagiaan.
Literasi Komunikasi Multikultural sebagai Legal Maxims Ukhuwah Wathoniyah Bahrur Rosi
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi multikultural merupakan salah satu legal maxims dalam memastikan ukhuwah wathoniyah tetap terjalin di Indonesia sebagai negara dengan multi agama, etnis dan budaya. Pemahaman dan kesadaran akan keragaman berperan sangat penting dalam memahami komunikasi multikultural. Tulisan ini menghasilkan suatu temuan bahwa literasi komunikasi multikultural merupakan salah satu legal maxims ukhuwah wathoniyah dengan menitik beratkan pembahasan tentang pentingnya penerimaan keunikan individu sebagai suatu kodrat kehidupan dan cara menanggulangi etnosentrisme kesukuan dengan mendudukkan literasi komunikasi multikultural sebagai kaidah utama dan bagian terpenting dalam meminimalisir potensi konflik dan problematika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Strategi Dakwah Islam melalui Media Massa ( Televisi ) di Indonesia Febri Kurniawan; Khoirul Anwar
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ditinjau dari segi bahasa, asal muasal dakwah berasal dari bahasa arab da’wah yang berati panggilan, ajakan atau seruan. Dakwah dalam artian ini adalah untuk menghegemoni masyarakat agar mengenal lebih detail dengan islam itu sendiri. Dalam dakwah islam, untuk dapat menghegemoni masayarakat diperlukan beberapa tahapan dan media. Media atau perantara tersebut salah satunya dengan memanfaatkan media massa. Media ( perantara ) dakwah islam melalui media massa seperti Koran, televisi mutlak harus dimanfaatkan dalam upaya keberhasilan misi dakwah islam. Karena media massa koran dan televisi memiliki evektivitas yang tinggi. Peranan media massa tersebut, memiliki fungsi dan manfaat sendiri – sendiri. Koran dan televisi menjadi media dakwah yang besar pengaruhnya, sebab keduanya termasuk media massa pembentuk opini publik yang menjadi konsumsi sehari – hari masyarakat indonesia. Dakwah yang bisa dilakukan melalui media massa ini dapat berbentuk narasi – narasi islam serta keutamaan islam dan tayangan siaran langsung dakwah
Peranan Teori Kultivasi terhadap Perkembangan Komunikasi Massa di Era Gobalisasi Fathul Ulum; Gatut Setiadi
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori Kultivasi (Cultivation Theory) merupakan salah satu teori komunikasi massa yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi atau dalam hal ini adalah televisi dengan tindak kekerasan. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu menakutkan”. Lebih-lebih televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang dimana informasi yang disajikan bisa menjangkau massa dalam skala yang luas. Dan informasi yang cenderung bernuansa kekerasan lebih digambarkan pada kejadian sehari-hari. Itulah yang menyebabkan segelintir orang mengatakan hal yang demikian tentang kehidupan di dunia ini. Bicara tentang komunikasi massa pasti tidak lepas dengan media televisi. Karena di era perindustrian atau bisa dikatakan era Globalisasi seperti ini, kebutuhan akan informasi lebih bersifat spesifik artinya lebih mudah pengambilannya suatu informasi, maka akan lebih banyak mengambil minat masyarakat (informasi yang berbasis visual). Dan televisi memiliki peranan penting dalam mengembangkan komunikasi massa menjadi sebuah media komunikasi yang bisa menyediakan informasi yang aktual dan faktual juga berupa visual untuk menarik minat maTeori Kultivasi (Cultivation Theory) merupakan salah satu teori komunikasi massa yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi atau dalam hal ini adalah televisi dengan tindak kekerasan. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu menakutkan”. Lebih-lebih televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang dimana informasi yang disajikan bisa menjangkau massa dalam skala yang luas. Dan informasi yang cenderung bernuansa kekerasan lebih digambarkan pada kejadian sehari-hari. Itulah yang menyebabkan segelintir orang mengatakan hal yang demikian tentang kehidupan di dunia ini. Bicara tentang komunikasi massa pasti tidak lepas dengan media televisi. Karena di era perindustrian atau bisa dikatakan era Globalisasi seperti ini, kebutuhan akan informasi lebih bersifat spesifik artinya lebih mudah pengambilannya suatu informasi, maka akan lebih banyak mengambil minat masyarakat (informasi yang berbasis visual). Dan televisi memiliki peranan penting dalam mengembangkan komunikasi massa menjadi sebuah media komunikasi yang bisa menyediakan informasi yang aktual dan faktual juga berupa visual untuk menarik minat masyarakat akan pengetahuan yang mereka butuhkan.
Komunikasi Simbolik dalam Tradisi Bari’an di Jawa Tengah dan Jawa Timur: (Tinjauan Interaksionisme Simbolik) Zainul Ahwan; Moh. Edy Marzuki
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Islam di Indonesia [islam nusantara] merupakan islam yang telah mengalami proses perkawinan atau akulturasi dengan berbagai tradisi bangsa Indonesia. sublimasi dari nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai keindosesiaan inilah yang menjadikan Islam diindonesia lebih dinamis yang tidak hanya berisi tentang ajaran syariat dan aqidah semata melainkan sampai pada ritus-ritus spiritualitas yang termanifestasi dalam berbagai tradisi. Salah satu model tradisi islam nusantara yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur salah satunya adalah tradisi Bari’an. Tradisi Bari’an merupakan tradisi Islam nusantara yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh warga masyarakat diberbagai daerah khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tradisi ini merupakan bentuk akulturasi dan sublimasi nilai-nilai ke Indonesiaan (kebudayaan Jawa) dengan nilai-nilai ke Islaman yang diprakarsai oleh wali songo. Dalam pelaksanaannya Tradisi Bari’an terdapat perbedaaan antara di Jawa Tengah dan Jawa Timur baik itu dari sisi prosesi, pemimpin prosesi, pranata prosesi ritual Bari’an namun dari sisi tujuan dan makna tradisi / ritual Bari’an memiliki kesamaan tentang Keimanan kepada Allah dan mahluk ghoib, nilai keberkahan, shodaqohan sebagai aksi sosial, asas kekeluargaan dan kebersamaan. Tradisi ini sejatinya merupakan salah satu strategi dakwah wali songo dalam menyebarkan Islam di Nusantara dengan pendekatan kebudayaan. Kata Kunci : Komunikasi Simbolik, Tradisi Bari’an Abstract: Islamic religion in Indonesia or known as the Islam Nusantara is Islam that has experienced acculturation with various traditions of the Indonesian people. It is this sublimation of Islamic values ​​and Indonesian values ​​that makes Islam in Indonesia more dynamic which does not only contain the teachings of Shari'a and Aqeedah but only up to the rites of spirituality that are manifested in various traditions. One model of the Islamic tradition of the archipelago that developed in Central and East Java is one of which is the Bari’an tradition. The Bari'an tradition is an Islamic tradition of the archipelago which has been carried on for generations by citizens in various regions, especially Central and East Java. This tradition is a form of acculturation and sublimation of values ​​to Indonesia (Javanese culture) with Islamic values ​​initiated by Wali Songo. In the implementation of the Bari'an Tradition there are differences between Central and East Java both in terms of the procession, the procession leader, the procedure of the Bari'an ritual procession but in terms of the purpose and meaning of the tradition / ritual the Bari'an has similarities about the Faith in God and magical creature, the value of blessing, shodaqohan as social action, the principle of kinship and togetherness. This tradition is actually one of the Wali Songo propaganda strategies in spreading Islam in the archipelago with a cultural approach. Keywords: Symbolic Communication, Bari’an Tradition
Dinamika Produksi Media Cetak dan Tantangan Industri Pers di Indonesia Mochammad Sinung Restendy
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 2 (2020): Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The flow of reader communication channels in print media is now shifting to online media so that media literacy changes from reading to merely hearing and watching. The rapidly developing Information Technology undermines the dominance of single media print (just reading and the response cannot be instantaneous) into a multimedia online media (reading, listening, writing, seeing, moving quickly). Emerging shifts in consumer behavior to use new media using an internet connection also make it a habit not to use traditional media as a formidable challenge for the development of print media. Even though online media cannot be traced by a whole person because there are some locations that are slow or even have no internet connection. Print media survive with the presence of online media by seeking various ways, one of which uses media convergence. Keywords: Production, Print Media, Press Industry Abstrak Arus saluran komunikasi pembaca di media cetak sekarang bergeser ke media online sehingga literasi media berubah dari reading menjadi sekedar hearing dan watching. Teknologi Informasi yang berkembang pesat meruntuhkan dominasi media cetak yang single media (sekedar membaca dan respon tidak bisa seketika) menjadi media online yang multimedia (membaca, mendengar, menulis, melihat, bergerak dengan cepat). Muncul pergeseran perilaku konsumen untuk menggunakan media baru yang memakai koneksi internet juga membiasakan diri tidak menggunakan media tradisional menjadi tantangan berat bagi perkembangan media cetak. Walaupun media online tidak bisa ditelusuri oleh keseluruhan orang sebab ada beberapa lokasi yang lambat bahkan tidak ada koneksi internetnya. Media cetak bertahan dengan hadirnya media online dengan mengupayakan berbagai cara, salah satunya menggunakan konvergensi media. Kata kunci : Produksi, Media Cetak, Industri Pers
Konstruksi Realitas Sosial, Sintesa Strukturalisme dan Interaksional Komunikasi Dakwah Islam di Era Post Truth Yusnia I’anatur Rofiqoh
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 2 (2020): Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gejala sosial dalam peranan sosiologi pengetahuan dan juga usaha dalam menjelaskan kenyataan dan pengetahuan sebenarnya di temukan dalam pengalaman yang terus menerus berproses dalam masyarakat dan dihayati dalam kehidupan bermasyarakat dengan aspek sosialnya dan juga realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat, dalam hal ini yang mendasari juga dalam sintesa strukturalisme dan interaksi sosial. Dalam komunikasi dakwah hal itu sangat di butuhkan dalam memahami konstruksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini realitas sosial dibentuk dengan adanya pengulangan secara terus menerus akan hal yang terjadi dalam masyarakat. Disitu bagaimana dakwah islam bisa membentuk sesuatu yang baik dalam pola berperilaku dan bertindak serta berpikir dalam konteks sosial yang baik dan sesuai dengan kebenaran Islam. Dalam hal ini strukturalisme dan funsionalisme menjadikan teori konstruksi sosial menjadi tiga konsep moment yaitu: eksternalisasi, internalisasi dan juga objektivasi.
Bentuk Komunikasi Gawagis (Putra Kyai) dengan Santri di Asrama Pesantren Alfian Adi Saputra
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 2 (2020): Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan pesantren tak bisa dipisahkan dari sosok kyai maupun gawagis dan komunikasi yang dilakukan terhadap santri. Menggunakan metodologi kualitatif, penelitian ini ingin menyusun, memahami, dan menganalisis model komunikasi kyai maupun gawagis dengan santri di asrama pondok pesantren Ngalah. Model komunikasi Gawagis dengan santri di asrama pesantren dipengaruhi oleh konsep Akhlak, status gawagis dan Kharisma gawagis. Pendidikan akhlak merupakan cara membentuk komunikasi dalam pesantren yang memudahkan manajemen transfer ilmu ke santri. Status dan kharisma gawagis merupakan faktor penambah legitimasi komunikator dalam konteks pondok pesantren. Penelitian menyimpulkan bahwa konstruksi model komunikasi gawagis dan santri terbentuk dari intensitas interaksi yang tinggi antara gawagis dengan santri.
Implementasi Sekolah Fotografi Online (Sefo) melalui Whatsapp Group sebagai Media Peningkatan Kapasitas Fotografi di Masa Pandemik Covid-19 Amang Fathurrohman; Fauziyah Rahmawati; Wildan Adnan; M. Rifqi Nur Habibi
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 2 (2020): Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa pandemik Covid-19, berdampak kepada semua sektor, termasuk dunia fotografi. Melalui e-Learning berbasis WhatsAPP, peningkatan kapasitas bagi masyarakat yang ingin meningkatkan skill fotografi telah dilakukan melalui Sekolah Fotografi Online (SeFO). Melalui metode kualitatif dengan pendekatan action e-learning, Hasil kajian ini menunjukkan bahwa implementasi Sekolah Fotografi Online melalui WhatsAPP grup mampu meningkatkan kapasitas dan kemahiran fotografi para peserta SeFO, skill dasar fotografi, khususnya dalam komposisi, angle of view, dan eksplore jenis-jenis foto juga semakin terasah. Para peserta juga merasakan bahwa mereka semakin baik dalam pengambilan foto sesuai dengan dasar-dasar teori fotografi. Peningkatan kemahiran skill fotografi ini karena mentor mampu menjelaskan dan memberikan ruang yang cukup untuk praktek kepada peserta, serta persiapan materi yang mudah difahami oleh para peserta SeFO.
Pola Komunikasi Antarbudaya Santri Pondok Pesantren Sunan Kalijogo Jabung Malang Mochammad Yusuf Wijaya; Khoirul Anwar
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 2 (2020): Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi verbal yang biasa digunakan santri yaitu bahasa yang diadopsi dari bahasa gaul dan bahasa daerah yang dimaknai dan digunakan dalam lingkungan pesantren yang disepakati sebagai bahasa bersama. Sedangkan komunikasi non verbal yang digunakan selama kegiatan komunikasi berlangsung di lingkungan Pondok Pesantren Sunan Kalijogo adalah Ekspresi wajah, Bahasa tubuh, Penampilan, dan Pakaian. Bahasa non verbal digunakan sebagai pendukung pemaknaan suatu pesan, para santri menggunakan bahasa non verbal untuk menguatkan dan melengkapi bahasa verbal sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Faktor pendukung yang terdapat pada proses komunikasi antarbudaya ini adalah adanya ketertarikan saat berkomunikasi, kemampuan berkomunikasi, sikap saling percaya, sikap ramah dan sopan santun, kemampuan beradaptasi, kejelasan informasi, bahasa dan lambang. Sedangkan faktor penghambat komunikasi anntarbudaya ini adalah watak indovidu, persepsi pelaku komunikasi, pengaruh budaya lain, perbedaan bahasa.