cover
Contact Name
Fazli Rachman
Contact Email
fazli.rachman@unimed.ac.id
Phone
+6285261810714
Journal Mail Official
kewarganegaraan@unimed.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar, Pasar V, Medan, North Sumatra, Indonesia, Postcode 20221, Telp. (061) 6625973, 6613276, 6618754, 6613365, Fax. (061) 6614002 Email: kewarganegaraan@unimed.ac.id
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Kewarganegaraan
ISSN : 16937287     EISSN : 27456919     DOI : https://doi.org/10.24114/jk
Jurnal Kewarganegaraan is Journal of Civics and Citizenship Education Research and Study that are scientific journals that publish articles from scientific research and study. This journal aims to publish the development of concepts, theories, perspectives, paradigms and methodologies of research in the science of citizenship and citizenship education. The focus and scope of Kewarganegaraan: Journal of Civics and Citizenship Education Research and Study include: Civics (Science of Citizenship); Citizenship Studies; Values and Moral Education; Legal and Human Rights Education; Political Education Classroom Action Research (Citizenship Education); Development of teaching and learning citizenship education (approaches, strategies, models, methods, media, sources, and evaluations); Development of Citizenship Education textbooks; Study of learning content on Citizenship Education; Study of Citizenship Education curriculum in school; and Study of Citizenship Education curriculum in Higher Education
Articles 43 Documents
Eksistensi LGBT Di Indonesia dalam Kajian Perspektif HAM, Agama, dan Pancasila Toba Sastrawan Manik; Dwi Riyanti; Mukhamad Murdiono; Danang Prasetyo
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.846 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i2.23639

Abstract

AbstractGay, Bisexual, and Transgender (LGBT) in Indonesia from the perspective of human rights, Islam, and Pancasila. Research is qualitative using the method of literature study (library research). LGBT based on a religious point of view, especially Islam and Pancasila are declared forbidden and contrary culture. But, the state is in ambiguity in determining policy. The State of Indonesia faces a dilemma between Pancasila and Islam with the consistency and spirit of human rights enforcement in Indonesia since the Reformation Era. This manifestation of ambiguity appears to be the lack of clear regulation of LGBT. This gives rise to discriminatory attitudes towards LGBT people both psychologically, physically socially, culturally, and economically. This study recommends that the state should take a bold stance in determining the point of view of LGBT. LGBT citizens should still be treated equally. The absence of regulation against LGBT is a manifestation of discrimination by the state. The state should give its perspective on LGBT in Indonesia. -------------AbstrakTujuan dari artikel ini ialah untuk mengkaji tentang eksistensi Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Indonesia dari perspektif  hak asasi manusia, Islam, dan Pancasila. Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan metode kajian literatur (library research). LGBT jika dipandang dari sudut agama khususnya Islam dan Pancasila jelas dinyatakan terlarang dan bertentangan dengan budaya Indonesia. Tapi, negara dalam keambiguan dalam menentukan kebijakan. Negara Indonesia menghadapi dilema antara Pancasila dan Islam dengan konsistensi dan semangat penegakan HAM di Indonesia sejak Era Reformasi. Manifestasi keambiguan ini tampak pada ketiadaan regulasi yang jelas terhadap LGBT. Hal ini menimbulkan sikap diskrimnasi terhadap kalangan LGBT baik secara psikis, fisik secara sosial, budaya, dan ekonomi. Rekomendasi dari kajian ini ialah negara harus berani mengambil sikap dalam menentukan sudut pandang terhadap LGBT. LGBT sebagai warga negara harus tetap diperlakukan sama. Ketiadaan regulasi terhadap kalangan LGBT merupakan manifestasi diskriminasi oleh negara. Negara harus memberikan sudut pandangnya sendiri terhadap LGBT di Indonesia
Konseptual Pemanfaatan Model Media Web Moodle dalam Pembelajaran PPKn di Sekolah Menengah Atas Fathikah Fauziah Hanum
Jurnal Kewarganegaraan Vol 17, No 1 (2020): September 2020
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.404 KB) | DOI: 10.24114/jk.v17i1.18700

Abstract

This paper aims to describe the form of Moodle web media for Civic Education learning in Senior High School and how it is used in learning. Based on previous research that some students need web-based learning media, it is necessary to determine the concept of the type of media and how the steps. This research is descriptive and this is done by literature review. The results of the study show that the concept of the model of media used in web-based media development is digital-based multimedia because the characteristics of Moodle's web media in it contain a combination of various media and connected with the internet network. Whereas the learning model is blended learning in the form of face-to-face mixed learning and e-learning in time and proportion of the use of mixed learning is flexible and online learning is used as a compliment.--------------Tulisan ini bertujuan menggambarkan bentuk media web Moodle untuk pembelajaran PPKn di Sekolah Menengan Atas serta bagaimana pemanfaatannya dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa beberapa siswa membutuhkan media pembelajaran berbasis web, maka perlu menentukan konsep jenis model media dan bagaimana langkah-langkahnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan hal ini dilakukan dengan kajian pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep model media yang digunakan dalam pengembangan media berbasis web adalah multimedia berbasis digital karena karakteristik dari media web moodle ini di dalamnya berisi kombinasi dari berbagai media dan terhubng dengan jaringan internet. Sedangkan model pembelajarannya adalah blended learning yang berupa pembelajaran campuran tatap muka dan e-learning namu waktu dan porposi penggunaan pembelajaran campuran adalah bersifat fleksibel serta pembelajaran online digunakan sebagai pelengkap.
Pemahaman dan Pembinaan Norma Sopan Santun Melalui PPKn Pada Anak Sekolah GBI Sukma Medan Rizky Agassy Sihombing; Jennie Febrina Hutagalung; Pristi Suhendro Lukitoyo
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.059 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i1.20869

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the understanding and guidance that is suitable to be implemented in the norms of courtesy through Civics learning in Sunday school children at GBI Sukma Medan. The research method used is a descriptive qualitative method, data collection techniques using observation, interview and documentation techniques. The object of this research is the activity of fostering norms of courtesy in Civics learning through storytelling techniques. The study population was all children of the Sunday school at GBI Sukma Medan, which consisted of class III-VI. The data collection instrument is the researcher himself with the help of observation guidelines and interview guidelines. The results obtained from the data analysis found that Sunday school children at GBI Sukma Medan did not understand the concept of the norms of courtesy and the application of the norm values of courtesy in daily life through Civics learning that they had previously learned. ------------- AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman dan pembinaan yang cocok dilaksanakan dalam norma sopan santun melalui pembelajaran PPKn pada setiap anak sekolah minggu GBI Sukma Medan. Metode penelitian yang akan digunakan adalah dengan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi secara menyeluruh. Objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembinaan terhadap norma sopan santun dalam pembelajaran PPKn dengan teknik bercerita. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh anak-anak sekolah minggu GBI Sukma Medan yang dimana terdiri dari kelas III-VI. Instrumen dalam pengumpulan data dengan cara peneliti sendiri dengan bantuan pedoman observasi serta pedoman wawancara. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis data yang ditemukan, menyatakan bahwa anak-anak sekolah minggu GBI Sukma Medan kurang memahami mengenai konsep norma sopan santun serta dalam penerapan nilai norma sopan santun dalam kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran PPKn yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Pilkada Dalam Pandemic: Bagaimana Warga Negara Memaknai Demokrasi Indonesia Lisda Nurul Romdani; Karim Suryadi
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.144 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i2.23416

Abstract

AbstractLocal election in 2020 is a form of democracy for the Indonesian people, with this aim, namely to see how citizens interpret the concept of democracy in Indonesia during the elections held during the Pandemic. This research was conducted using the method of literature study (library research) or research with literature studies, namely research data and information from scientific journals and books as well as research results. Such is the data process obtained that the holding of regional head elections in a Pandemic reaps pros and cons. The media is a public space that is used by citizens in realizing their participation, and the manifestation of a citizen's democratic attitude can be seen from his role through the public space in his decision-making process. Thus, the media as a means of political discussion in the community, this can be said as the meaning of democracy that can be seen by every individual in the practice of citizenship.------------- AbstrakPemilihan Kepala Daerah serentak yang diselenggarakan pada tahun 2020 merupakan wujud demokrasi bagi bangsa Indonesia, tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana warga negara memaknai konsep demokrasi di Indonesia saat pilkada yang dilaksanakan saat Pandemic. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur (library research) atau penelitian dengan studi pustaka, yaitu pengumpulan data dan informasi dari jurnal ilmiah dan buku serta hasil penelitian. Demikian proses data yang didapatkan bahwa penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dalam Pandemic menuai pro dan kontra. Media menjadi ruang public yang digunakan warga negara dalam mewujudkan partisipasinya, dan perwujudan sikap demokratis seorang warga negara dapat dilihat dari peran dirinya melalui ruang public dalam proses pengambilan keputusannya. Demikian, media sebagai sarana diskusi politik di kalangan masyarakat, hal ini dapat dikatakan sebagai makna demokrasi yang dapat dilihat setiap individu dalam praktek kewarganegaraan. 
Pendidikan Hukum Masyarakat Melalui Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi Usman Alhudawi; Ismi Sujastika
Jurnal Kewarganegaraan Vol 17, No 1 (2020): September 2020
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.316 KB) | DOI: 10.24114/jk.v17i1.18899

Abstract

The Corruption Eradication Commission (KPK) in addition to law enforcement agencies in the scope of corruption, also has a role to carry out anti-corruption education through legal education. The implementation of legal education is carried out in educational institutions and the community. This article describes the specifics of public legal education by the KPK through the KPK's performance from various literary sources. The research method used is qualitative. This research was conducted with a literature study with qualitative data collection techniques in the form of literature study (literature). Meanwhile, the data analysis process used is data reduction, data display, verification and conclusion drawing. The results show that the performance of legal education is given to students and the public. Due to the generality nature of legal education by the KPK, it becomes a role model for legal certainty in the community. This can be seen when the KPK has conveyed its wide-ranging performance in various mass media to provide meaning and experience in monitoring the implementation of national law by the public.---------------Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selain lembaga penegak hukum pada ruang lingkup tindak pidana korupsi, juga memiliki peran untuk melakukan pendidikan anti korupsi melalui pendidikan hukum. Pelaksanaan pendidikan hukum dilakukan di lembaga pendidikan dan dimasyarakat. Artikel ini membentangkan secara spesifik pendidikan hukum masyarakat oleh KPK melalui kinerja KPK dari berbagai sumber literatur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur dengan teknik pengumpulan data kualitatif berupa studi pustaka (literatur). Sementara itu, proses analisis data yang digunakan adalan reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukan bahwa kinerja pendidikan hukum diberikan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa serta masyarakat. Karena sifat keumuman Pendidikan hukum oleh KPK menjadi role model kepastian hukum masyarakat. Hal tersebut tampak tatkalah KPK menyampaikan kinerjanya luas diberbagai media massa sehingga memberi makna dan pengalaman memantau pelaksanaan hukum nasional oleh masyarakat.
Perilaku Kewargaan Organisasi Bagi Guru Untuk Meningkatkan Kinerja Profesi Keguruan Desy Brema Sevriani Ginting; Julia Ivanna; Ramsul Nababan
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.938 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i1.21395

Abstract

AbstractThe teacher is the most important factor in the field of education, because the teacher is the driving force of education for students in achieving educational goals. If there is a managerial role from the leader, the teacher will be able to teach the school the best. Therefore, the principal must be able to motivate teachers to improve teacher performance. This article aims to determine the performance of OCB (Organizational Citizenship Behavior) in teacher leadership and integrity. This article uses the literature study method. Therefore, the principal must be able to stimulate teachers to improve their performance. The method used is descriptive analysis. __________ AbstrakGuru adalah faktor yang terpenting dalam bidang pendidikan, karena guru adalah penggerak pendidikan bagi siswa mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal peran manajerial dari pemimpin maka guru akan mampu melakukan pengajaran yang terbaik sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu memotivasi guru dalam meningkatkan kinerja guru. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perilaku kewargaan organisasi dalam kepemimpinan dan integritas guru. Artikel ini menggunakan metode studi kepustakaan. Karena itu, kepala sekolah harus bisa merangsang guru untuk meningkatkan kinerjanya. 
Faktor Penghambat Pemenuhan Hak Pendidikan Disabilitas di Kota Ambon Maslan Abdin; Johanes Mateos Tetelepta
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.963 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i2.26957

Abstract

AbstractPeople with disabilities in Ambon City are part of the citizens who must be given the right to education in a fair and non-discriminatory manner by upholding human rights. Obstacle factors in the fulfilment of education will certainly exist. The government as the executor of the constitution is responsible for efforts to resolve it. This study uses a qualitative research design with a case study method. The subjects in this study are schools, parents and the Ambon city government. The results of the identification and analysis found that the factors that hindered the fulfilment of education for persons with disabilities in the city of Ambon, among others (1) parents of students, among others, parents still feel ashamed of the condition of their children, busy parents and access to special schools that are far away. (2) Inadequate school facilities and infrastructure according to the individual needs of each child with disabilities. (3) Only 23% of the accompanying teachers have special education qualifications from the total number of accompanying teachers, namely 116 teachers. On average, the accompanying teachers are classroom teachers and subject teachers with non-special needs education qualifications.-------------AbstrakPenyandang disabilitas di Kota Ambon menjadi bagian dari warga Negara yang harus diberikan hak pendidikannya secara berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Faktor kendala dalam pemenuhan pendidikan pasti akan ada. Pemerintah sebagai pelaksana konstitusi bertanggung jawab dalam upaya penyelesaiannya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, Subjek dalam penelitian ini yaitu sekolah, orang tua dan pemerintah kota ambon. Hasil identifikasi dan analisis menemukan bahwa faktor kendala dalam pemenuhan pendidikan bagi penyandang disabilitas di kota Ambon antara lain (1) orang tua siswa antara lain orang tua masih merasa malu dengan keadaan anak, kesibukan orang tua dan akses ke sekolah luar biasa yang jauh. (2) Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai sesuai kebutuhan individu masing-masing anak disabilitas. (3) Guru pendamping 23% saja yang berkualifikasi pendidikan khusus dari jumlah keseluruhan guru pendamping yaitu 116 guru. Rata-rata guru pendamping adalah guru kelas dan guru mapel dengan tamatan bukan berkualifikasi pendidikan kebutuhan khusus.
Paradigma Kualitatif sebagai Landasan Berpikir Pendidikan Kewarganegaraan Febri Fajar Pratama; Dhian Mutia
Jurnal Kewarganegaraan Vol 17, No 1 (2020): September 2020
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.848 KB) | DOI: 10.24114/jk.v17i1.18701

Abstract

This article is a study that discusses and examines the concept of qualitative research paradigms in the realm of Citizenship Education science which has been dominated by the tradition of positivistic. The conception of truth which is the subject of a paradigm is reviewed through the perspective of the philosophy of science, from the ontological, epistemological and axiological point of view using the method of literature review. Citizenship Education as a scientific discipline that studies humans as material for study today is still much influenced by positivistic traditions that are identical with numbers and statistics. Citizenship Education experiences an epistemological crisis in terms of theory, but in essence, Citizenship Education aims to create good citizens, so that the need for theory as a result of the tradition of paradigmatic thinking which emphasize qualitative approach is very crucial.---------------------- Artikel ini merupakan studi untuk memahami dan mengkaji konsep paradigma penelitian kualitatif dalam ranah keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan yang selama ini didominasi oleh tradisi positivistik. Konsepsi mengenai kebenaran yang menjadi bahasan paradigma ditinjau melalui sudut pandang filosofis ilmu pengetahuan, yakni dari segi ontologis, epistimologis dan aksiologis dengan menggunakan metode studi literatur. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia sebagai bahan kajiannya saat ini masih banyak dipengaruhi tradisi positivistik yang identik dengan angka dan statistika. Pendidikan Kewarganegaraan mengalami krisis epistimologis dalam segi teori, padahal hakikatnya, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk terwujudnya warga negara yang baik, sehingga kebutuhan teori sebagai hasil dari tradisi berpikir paradigmatik yang menekankan pendekatan kualitatif sangat krusial.
Peran Tradisi Boteng Tunggul dalam Memperkuat Civic Culture Masyarakat Adat Lombok Hamdi Abdullah Hasibuan; Ernawati Simatupang
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.222 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i1.22620

Abstract

AbstractBoteng Tunggul is one of the traditions of the East Lombok community which has unique wisdom values. This tradition is always carried out at the traditional ceremonies of the East Lombok people. In the process of implementing the Boteng Tunggul tradition, it becomes a tradition that has elements that can strengthen the civic culture in it. This research will explore the role of the boteng waiting tradition in strengthening the civic culture for the people of East Lombok. This study uses a qualitative approach to literature study methods. In this research, we will use the first data source. The data collection technique is done by using literature studies. In doing data analysis technique is done by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. The results of the study found the entanglement of the Boteng Tunggul tradition by strengthening the civic culture in the people of East Lombok. In the stump, boteng tradition becomes a culture that can sustain citizens in it as a form of realizing the identity of the indigenous people of Lombok. This tradition is always carried out by the people of East Lombok by instilling the values of togetherness, mutual cooperation, responsibility, and tolerance in it. As well as this has illustrated that the civic culture can be strengthened by preserving and advancing this tradition.---------------AbstrakBoteng Tunggul merupakan salah satu tradisi dari masyarakat Lombok timur yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Tradisi ini senantiasa dilaksanakan pada upacara adat masyarakat Lombok timur. Dalam proses pelaksanaan tradisi Boteng Tunggul menjadi tradisi memiliki unsur yang dapat memperkuat civic culture didalamnya. Penelitian ini akan mengeksplorasi peran dari tradisi Boteng Tunggu untuk menguatkan civic culture bagi masyarakat Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif.  Dalam penelitian ini akan menggunakan sumber data pertama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan studi literatur. Dalam melakukan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan keterkaitan tradisi Boteng Tunggul  dengan memperkuat civic culture pada masyarakat Lombok Timur. Pada tradisi Boteng Tunggul menjadi kebudayaan yang dapat menopang warga negara didalamnya sebagai bentuk untuk mewujudkan identitas masyarakat adat Lombok. Tradisi ini selalu dilaksanakan masyarakat Lombok Timur dengan menanamkan nilai kebersamaan, gotong royong, tanggung jawab serta toleransi di dalamnya. Serta hal ini telah menggambarkan bahwa budaya kewarganegaraan dapat diperkuat dengan tetap melestarikan dan memajukan tradisi ini. 
Efektivitas Pengintegrasian Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Melalui Teknik Klarifikasi Nilai Pada Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Maryatun Kabatiah
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.86 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i1.23730

Abstract

AbstractCivic Education is a very important subject in efforts to build the nation's character. Character building through Civics includes integrating character values in lectures. Value clarification techniques are considered superior for affective learning (learning to form attitudes/values). Through value clarification, learning activities no longer require students to memorize and understand the values that have been chosen by others but are assisted in finding, analyzing, taking responsibility, developing, choosing, taking attitudes, and practising the values in their own lives. This research is a pre-experimental research design. The method used in this research is the Intact Group Comparison design method. The research subjects were students of the Department of Early Childhood Education (PAUD) UNJA who took the general course of civic education. Subjects were divided into 2 groups, namely the control group using the conventional approach, and the experimental group using the Value clarification techniques. The instrument used in this study is a test instrument. The collected data were analyzed using the t-test. Based on the results of the study, it can be concluded that the integration of character education in civic education courses through Value clarification techniques is more effective than conventional ones._________AbstrakPendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah yang sangat penting dalam upaya pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter melalui PKn di antaranya pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam perkuliahan. Teknik klarifikasi nilai dianggap lebih unggul untuk pembelajaran afektif (pembelajaran pembentukan sikap/nilai). Melalui pengklarifikasian nilai, kegiatan pembelajaran tidak lagi sekedar menuntut peserta didik agar hafal dan paham akan nilai-nilai yang sudah dipilihkan pihak lain, melainkan dibantu untuk mencari, menganalisa, mempertanggung jawabkan, mengembangkan, memilih, mengambil sikap, dan mengamalkan nilai-nilai dalam kehidupannya sendiri. Penelitian ini adalah penelitian Pre-Eksperimental Design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan Intact Group Comparison. Subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) UNJA yang mengikuti mata kuliah umum PKn. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensional, dan eksperimen menggunakan Teknik klarifikasi nilai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pengintegrasian pendidikan karakter dalam mata kuliah PKn melalui Teknik klarifikasi nilai lebih efektif dibandingkan dengan konvensional.