cover
Contact Name
Fazli Rachman
Contact Email
fazli.rachman@unimed.ac.id
Phone
+6285261810714
Journal Mail Official
kewarganegaraan@unimed.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar, Pasar V, Medan, North Sumatra, Indonesia, Postcode 20221, Telp. (061) 6625973, 6613276, 6618754, 6613365, Fax. (061) 6614002 Email: kewarganegaraan@unimed.ac.id
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Kewarganegaraan
ISSN : 16937287     EISSN : 27456919     DOI : https://doi.org/10.24114/jk
Jurnal Kewarganegaraan is Journal of Civics and Citizenship Education Research and Study that are scientific journals that publish articles from scientific research and study. This journal aims to publish the development of concepts, theories, perspectives, paradigms and methodologies of research in the science of citizenship and citizenship education. The focus and scope of Kewarganegaraan: Journal of Civics and Citizenship Education Research and Study include: Civics (Science of Citizenship); Citizenship Studies; Values and Moral Education; Legal and Human Rights Education; Political Education Classroom Action Research (Citizenship Education); Development of teaching and learning citizenship education (approaches, strategies, models, methods, media, sources, and evaluations); Development of Citizenship Education textbooks; Study of learning content on Citizenship Education; Study of Citizenship Education curriculum in school; and Study of Citizenship Education curriculum in Higher Education
Articles 43 Documents
Urgensi Organisasi Mahasiswa Gayo Perantauan Sebagai Wahana Akulturasi Budaya: Sebuah Tinjauan Teori Identitas Sosial Sulistiani Sulistiani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.039 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i2.27287

Abstract

AbstractMigrating is defined as a person's journey to another area to achieve the desired goal and stay, In the realm of education, many youths decide to go to other areas to get a good education and under expectations for the next life. The sophistication of today's technology makes migrating not a complicated thing to be doing in the community, especially the youth in taking education in place of choice. Based on the phenomena that occur to the lives of teenagers to study, the formulation of the research problem is planned, how students are social relations with the people of Jogja while in overseas land within the scope of the organization, this aims to find the strategy of student organizations of social life in Jogja. The research method is qualitative with a descriptive approach, data sources are Gayo students who are active in ethnic-based student organization activities in Jogja, data collection techniques are interview, observation, and documentation methods. The research results show that ethnic-based student organizations, IMAGAYO and IPEMAHLUTYO, carry out various activities such as the Saman and Guel dance as a form of interaction with the people of Jogja and adapt themselves by following the habits, behaviour patterns and Javanese culture as the majority culture in Jogja.-------AbstrakMerantau diartikan sebagai perjalanan seseorang ke daerah lain guna mencapai tujuan yang diinginkan dan menetap sementara, dalam ranah pendidikan banyak pemuda yang memutuskan untuk pergi ke daerah lain guna mendapatkan pendidikan yang baik dan sesuai dengan harapan untuk kehidupan selanjutnya. Kecanggihan teknologi saat ini menjadikan merantau bukan hal yang rumit untuk dilakukan oleh masyarakat khususnya kaum pemuda dalam menempuh pendidikan di tempat-tempat pilihan. Berdasarkan fenomena yang terjadi dalam kehidupan para remaja untuk menempuh studi, maka disusun rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana hubungan sosial mahasiswa dengan masyarakat Jogja selama berada di tanah rantau dalam lingkup organisasi, hal ini bertujuan untuk menemukan strategi organisasi mahasiswa dalam kehidupan sosial di Jogja. Metode penelitian yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif, sumber data adalah para mahasiswa Gayo yang aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan berbasis etnik di Jogja,  teknik pengumpulan data yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa berbasis etnik yaitu IMAGAYO dan IPEMAHLUTYO melakukan berbagai kegiatan seperti tari Saman dan Guel sebagai salah satu bentuk interaksi terhadap masyarakat Jogja dan menyesuaikan diri dengan cara mengikuti kebiasaan, pola tingkah laku dan  budaya Jawa sebagai budaya mayoritas di Jogja.
Fenomena Prostitusi Online di Kota Yogyakarta dalam Perspektif Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab T Heru Nurgiansah
Jurnal Kewarganegaraan Vol 17, No 1 (2020): September 2020
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.437 KB) | DOI: 10.24114/jk.v17i1.14208

Abstract

In the millennial era as it is now the utilization or use of social media seems to be a primary necessity. It is undeniable that the Internet network can resurface the issues between the right and the vanity. Many internet users are peddling their wares online such as accessories, clothing, and food. But the fact on the field is also a lot that uses social media to do activities that violate the norm, one of which is online prostitution. Indonesia with its Pancasila ideology wants all citizens to uphold the values contained in Pancasila. Please second aims to humanize human beings according to the dignity and the dignity to be a civilized person. The perpetrators of prostitution pretext that their activities are based on the injustices in life. Even they took refuge in human rights in the peddling of him. The study used case studies with qualitative methods to be able to uncover the veil of increasingly booming prostitution with various breakthroughs and find its way out so that the perpetrators aware that their activities are contrary to the fair and civilized value of humanity. One solution is to include the perpetrators of prostitution into religious schools.----------------Di era milenial seperti sekarang ini pemanfaatan atau penggunaan media sosial seolah menjadi kebutuhan primer. Tidak bisa dipungkiri bahwa jaringan internet mampu membiaskan persoalan antara yang hak dan yang batil. Banyak pengguna internet yang menjajakan barang dagangannya secara online seperti asesoris, pakaian, dan makanan. Akan tetapi fakta di lapangan banyak juga yang menggunakan media sosial untuk melakukan kegiatan yang melanggar norma, salah satunya adalah prostitusi online. Indonesia dengan ideologi pancasila-nya menginginkan semua warga negara menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Sila kedua bertujuan untuk memanusiakan manusia sesuai harkat dan martabatnya agar menjadi pribadi yang beradab. Para pelaku prostitusi berdalih bahwa kegiatan mereka didasari atas ketidakadilan dalam hidup. Bahkan mereka berlindung kepada hak asasi manusia di dalam menjajakan dirinya. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan metode kualitatif agar mampu mengungkap tabir permasalahan prostitusi yang semakin menggeliat dengan berbagai terobosan baru dan mencari jalan keluarnya agar para pelaku prostitusi sadar bahwa kegiatan mereka bertentangan dengan nilai kemanusian yang adil dan beradab. Salah satu solusinya adalah memasukan para pelaku prostitusi ke dalam pesantren.
Metode Pancasila dalam Menangkal Radikalisme Hastangka Hastangka; Muhammad Ma'ruf
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.564 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i2.23538

Abstract

AbstractThe rise of the Takfirism phenomenon in society indicates a threatening condition which potentially causes the disintegration of Pancasila. Pancasila as a core value and the basis of national ideology has not been effectively solved the issue of the rise of Takfirism in society. Internal and external factors play an important role in the process of spreading ideas of Takfirism which triggers the emergence of radicalism that eventually leads to acts of terrorism and separatism. The process of searching and finding the right method to build Pancasila as the standard criteria and the validity of values is important to be discussed in the studies and research of Pancasila. This study will explore and describe Pancasila as a method in countering radicalism which is rooted in Takfirism. The method used in this study is a critical study method approach and social phenomenology. The data in this research were obtained through news articles, research reports, study results, scientific journals, and books related to the topic of this research. The result of this research indicates that the Pancasila method as an effort to counter radicalism is very crucial and urgently needed by the state and society in general. Pancasila as a value system and a state system needs to be strengthened by the establishment of the standard criteria and the validity of values that are trustworthy and acknowledged by all social classes.------AbstrakFenomena berkembangnya paham takfirisme yang berada di lingkungan masyarakat telah menunjukkan kondisi yang rawan dan berpotensi pada disintegrasi Pancasila. Pancasila sebagai sumber nilai dan dasar negara belum dapat berperan secara maksimal dalam menangani persoalan maraknya paham takfirisme di kalangan masyarakat. Faktor internal dan eksternal memiliki peran penting dalam proses berkembangnya paham takfirisme yang melahirkan gerakan dan paham radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme dan perpecahan di masyarakat. Proses pencarian dan penemuan metode yang tepat untuk menjadikan Pancasila sebagai standar kriteria dan validitas nilai menjadi penting untuk dideskripsikan dalam kajian dan penelitian tentang kepancasilaan. Studi ini akan mengeksplorasi dan mendeskripsikan tentang Pancasila menjadi metode dalam menangkal paham radikalisme yang berakar dari paham takfirisme. Metode dalam kajian ini menggunakan pendekatan metode kajian kritis dan fenomenologi sosial. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berita, laporan penelitian, hasil kajian, jurnal ilmiah, dan buku yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode Pancasila sebagai upaya untuk menangkal radikalisme menjadi sangat penting dan dibutuhkan bagi negara dan masyarakat. Pancasila sebagai sistem nilai dan sistem negara perlu diperkuat dengan pembentukan standar kriteria dan validitas nilai yang dapat dipercaya dan diakui oleh seluruh lapisan masyarakat.
Role Playing dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan T Heru Nurgiansah; Hendri Hendri; Cep Miftah Khoerudin
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.727 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i1.22597

Abstract

AbstractThe majority of students consider the subjects of Pancasila and Citizenship Education to be boring subjects. The content of many materials, monotonous media and learning models, until the teacher's ability in classroom management is signalled to be the cause that results in less motivation, activeness, and student achievement. A proper learning model is needed to overcome these learning problems, namely role-playing learning models. The purpose of this study was to see the phenomenon of learning Pancasila and Citizenship Education in Class X SMA PGRI 1 Kasihan Bantul. The research method used is the qualitative method with descriptive studies. Data collection techniques in the form of observations, interviews, and documentation. The results showed that the use of Role-Playing learning models succeeded in making the learning atmosphere more interesting, active, and successful in improving students' academic abilities, especially in the material of the National Legal and Judicial System._________AbstractMayoritas siswa menganggap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang membosankan. Isi materi yang banyak, media dan model pembelajaran yang monoton, sampai kemampuan guru dalam pengelolaan kelas disinyalir menjadi penyebabnya yang mengakibatkan motivasi, keaktifan, dan prestasi siswa menjadi kurang. Diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan belajar tersebut, yakni model pembelajaran Role Playing. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat fenomena pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Kelas X SMA PGRI 1 Kasihan Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Role Playing berhasil membuat suasana pembelajaran semakin menarik, aktif, dan berhasil meningkatkan kemampuan akademik siswa khususnya pada materi Sistem Hukum dan Peradilan Nasional.
Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendidikan Pesantren dalam Membentuk Keadaban Moral Santri Hendri Hendri
Jurnal Kewarganegaraan Vol 17, No 1 (2020): September 2020
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.893 KB) | DOI: 10.24114/jk.v17i1.18702

Abstract

As we know that many theories that explain citizenship education are seen from a wide range of perspectives, both about culture, economy, social, political, and religious stemming from the civility of the nation's cultural values. While pesantren is present as an educational institution that has a mission vision of moral presence (morality). These two entities have the same direction in shaping the personality of the nation. The purpose of this study is to examine and analyze in-depth the optimization of pesantren in shaping the moral imperatives involved in citizenship education. Research methods using qualitative. The data collection technique was carried out by observation, documentation, and interview studies. The results obtained in this research are very constructive, namely Islamic boarding schools strengthening through formal, informal and non-formal education so that students in carrying out their daily life always apply morals that reflect the values of Pancasila and Islamic values as a nation with a fresh and religious community.-------------Seperti yang kita ketahui bahwa banyak teori-teori yang menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan dipandang dari berbagai macam perspektif, baik berkenaan dengan budaya, ekonomi, sosial, politik, dan religius yang bersumber dari keadaban nilai-nilai budaya bangsa. Sedangkan pesantren hadir sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai visi misi tentang keadaban moral (akhlak). Dua entitas ini punya arah yang sama dalam membentuk keperibadian bangsa. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan menganalisis secara mendalam mengenai optimalisasi pesantren dalam membentuk keadaban moral yang terintgrasi dalam pendidikan kewarganegaraan. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian sangat kontruktif, yaitu pesantren melakukan penguatan melalui pendidikan formal, Informal dan nonformal, hingga santri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari senantiasa menerapkan moral yang mencerminkan nilai Pancasila dan nilai Islam sebagai bangsa bernegaran dan ummat beragama.
Peran Guru PPKn dalam Mencegah Terjadinya Bullying Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2020/2021 Armi Sari Pratiwi Batubara; Adelia Endarwati; Nurhasania Siagian; Sri Yunita; Hodriani Hodriani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 19, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v19i1.27541

Abstract

AbstractThis study is aims to determine the role of PPkn teachers in preventing bullying in class VIII students of SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan for the 2020/2021 academic year. The method used in this research is descriptive quantitative. This research was conducted at SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan. The population were all eighth grade students consisting of 8 classes totaling 253 students. Determine the sample using the Slovin formula with the results of 72 students, with a percentage of 28% from each class as many as 9 students per class. Data collection instrument was by distributing questionnaires. Data analysis was performed using a simple statistical technique. The results showed that PPKn teachers played a good role in preventing bullying in students which can be seen from the acquisition scores on variable X, as many as 5769 were included in good criteria and seen from the  percentage of 80.12% from the expected 100%. The results of data processing also show bullying which is expressed through the acquisition scor on variable Y, as many as 2868. Bullying behavior ever occurs in class VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan in the 2020/2021 academic year which is also shown at 39.83% from the expected 0%.----------------AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru PPKn dalam mencegah terjadinya bullying pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2020/2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan. Populasi pada penelitian yakni seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 8 kelas yang berjumlah 253 siswa. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan hasil 72 siswa, dengan persentase sampel sebesar 28% dari tiap kelas yakni sebanyak 9 siswa per kelas. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian dengan menyebarkan angket. Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PPKn berperan baik dalam mencegah terjadinya bullying pada siswa yang dapat dilihat dari skor perolehan pada variabel X, sebanyak 5769 termasuk dalam kriteria baik dan dilihat dari persentase sebesar 80,12% dari yang diharapkan sebesar 100%. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa siswa pernah melakukan bullying yang dinyatakan melalui skor perolehan pada variabel Y sebanyak 2868. Perilaku bullying pernah terjadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2020/2021 yang ditunjukkan melalui persentase sebesar 39,83% dari yang diharapkan sebesar 0%.  
Studi Analisis Konsep Ideologi Marhaenisme Sukarno Sebagai Asas Perjuangan Bangsa Indonesia Febri Fajar Pratama; Ai Kusmiati Asyiah; Deni Chandra
Jurnal Kewarganegaraan Vol 19, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v19i1.33301

Abstract

AbstractIdeology is important in the order of social and state life. Philosophically, the concept of ideology is very subjective. There are those who consider ideology as dogma, while others are concerned with linking ideology as political discourse and political views. Meanwhile, some think that ideology is based on the concrete interests of social class which is marked by the absence of interest on an economic basis. In the socio-historical context of the Indonesian nation, ideology is used as a "tool" for the struggle to form the mental, character, spirit and thoughts of anti-colonialism, so as to create a manifestation of the fundamental values of Indonesia in the form of Pancasila formulated by national figures. The purpose of this research is to study and analyze the concept of Sukarno's Marhaenism ideology which became the forerunner of thoughts/ideas about Pancasila. The method used is concept analysis with a qualitative approach. Based on the results of the analysis carried out, the results show that marhaenism conceptually emphasizes aspects of the struggle of the marhaens, namely the groups exploited by imperialism and capitalism so that they have difficulty being able to prosper themselves. The important elements in the ideology of Marxism are socio-nationalism, socio-democracy, mass-action, machtvorming, non-cooperation, and self-reliance. and self-reliance.--------------AbstrakIdeologi menjadi hal yang penting dalam tatanan kehidupan sosial maupun bernegara. Secara filosofis, konsep ideologi sangatlah subjektif. Ada yang menganggap ideologi sebagai dogma, ada juga yang menyangkutpautkan ideologi sebagai diskursus politik dan pandangan politik. Sedangkan sebagian lagi menganggap ideologi didasarkan pada kepentingan konkret kelas sosial yang ditandai oleh tidak adanya kepentingan atas dasar ekonomi. Dalam sosio-historis bangsa Indonesia, ideologi dijadikan sebagai “alat” perjuangan untuk membentuk mental, karakter, semangat dan pemikiran anti kolonialisme, sehingga terciptalah manifestasi dari nilai-nilai fundamental keindonesiaan berupa Pancasila yang dirumuskan oleh para tokoh nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis konsep tentang ideologi Marhaenisme Sukarno yang menjadi cikal bakal pemikiran/gagasan mengenai Pancasila. Metode yang digunakan adalah analisis konsep dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa marhaenisme secara konseptual menekankan pada aspek perjuangan kaum marhaen, yaitu kelompok yang dieksploitasi oleh imperialisme dan kapitalisme sehingga mereka kesulitan untuk bisa mensejahterakan dirinya. Adapun unsur-unsur penting dalam ideologi marhaenisme yaitu sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, aksi-massa, machtvorming, non-kooperasi, dan self-reliance.
Nasionalisme Warga Muda Era Globalisasi: Pendidikan Kewarganegaraan di Perbatasan T Heru Nurgiansah; Fazli Rachman
Jurnal Kewarganegaraan Vol 19, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v19i1.33214

Abstract

AbstractCitizenship Education as a curricular program was developed to form smart and good citizens. An indication of a good citizen is steadfastness and belief in a nation which can be seen from the attitude of nationalism and patriotism. This research aims to find out the attitude of nationalism of Indonesian citizens, especially the younger generation in the era of globalization. The research was conducted on the Temajuk Moon Camar, West Kalimantan border. The research method uses a qualitative case study design. Data collection techniques through observation, interviews, documentation, and literature. The research data sources consist of primary and secondary sources. The research data obtained were then analyzed using an interactive model. The results of the study show that young Indonesian citizens living on the border of the Temajuk Moon Camar, West Kalimantan, have a good attitude toward nationalism. This is evident from the behaviour of the people there, one of which is not willing to leave Indonesian citizenship status even though access to Malaysia is easier. Although the community feels various limitations and development gaps, the firmness and belief of the nation from a high attitude of nationalism.----------------AbstrakPendidikan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler dikembangkan untuk membentuk warga negara yang cerdas (smart) dan baik (good). Indikasi warga negara yang baik adalah keteguhan dan keyakinan atas sebuah bangsa dan terlihat dari sikap nasionalisme dan patriotisme. Penelitian ditujukan untuk mengetahui sikap nasionalisme warga negara Indonesia, khususnya generasi muda di era globalisasi. Penelitian dilaksanakan di perbatasan Camar Bulan Temajuk, Kalimantan Barat. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan literatur. Sumber data penelitian terdiri dari, sumber primer dan sekunder. Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa warga negara muda Indonesia yang berada di perbatasan Camar Bulan Temajuk Kalimantan Barat memiliki sikap nasionalisme yang baik. Hal ini terbukti dari perilaku masyarakat disana, salah satunya tidak berkenan meninggalkan status kewarganegaraan Indonesia meskipun akses ke negara Malaysia lebih mudah. Walau masyarakat merasakan berbagai keterbatasan dan kesenjangan pembangunan, tetapi keteguhan dan keyakinan berbangsa dari sikap nasionalisme yang tinggi. 
Tingkat Pemahaman Materi Pendidikan Kewarganegaraan Terkait Status Kewarganegaraan (Prinsip Ius Soli dan Ius Sanguinis) Endro Tri Susdarwono
Jurnal Kewarganegaraan Vol 19, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v19i1.27755

Abstract

AbstractThis study aims to describe the level of understanding of civic education materials related to citizenship status (the ius soli and ius sanguinis principles). How is the insight or knowledge related to citizenship understood by citizens, especially those who have received the material at the time of learning both at the high school, vocational, and university levels. The method used in conducting this research is a descriptive analysis method with a case study approach with data or information collection techniques using a survey conducted by compiling a list of questions posed to respondents. The data analysis technique used hypothesis testing through the Khuskall-Wallis method. In principle, the Kruskal-Wallis method combines all observational samples. Then, for each level a sample is given. The levels are given in order from the smallest value to the largest value. The results of the study stated that the level of understanding of civic education materials related to citizenship status material (ius soli and ius sanguinis principles) of the respondents at the three levels of education of high school students, vocational students, and college students was different. Respondents have different levels of understanding in understanding citizenship status.________AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan mengenai tingkat pemahaman materi pendidikan kewarganegaraan terkait status kewarganegaraan (prinsip ius soli dan ius sanguinis). Bagaimana wawasan atau pengetahuan terkait kewarganegaraan dipahami oleh warga negara terutama yang sudah mendapatkan materi tersebut pada waktu mengikuti pembelajaran baik di tingkat SMA, SMK, maupun Perguruan Tinggi. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus dengan Teknik pengumpulan data atau informasi menggunakan survei yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Teknik analisis data menggunakan pengujian hipotesis melalui metode Khuskall-Wallis. Pada prinsipnya metode Kruskal-Wallis seluruh sampel pengamatan digabungkan. Kemudian, kepada setiap sampel jenjang diberikan. Jenjang diberikan secara urut dari nilai yang paling kecil hingga nilai terbesar. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa tingkat pemahaman terhadap materi pendidikan kewarganegaraan terkait materi status kewarganegaraan (prinsip ius soli dan ius sanguinis) para responden pada ketiga tingkat pendidikan siswa SMA, siswa SMK, dan Siswa Perguruan Tinggi berbeda. Responden memiliki tingkat pemahaman yang berbeda dalam memahami mengenai status kewarganegaraan.
Pergeseran Partisipasi Sosial (Masyarakat) dalam Masa Pandemi COVID-19 (Tinjauan Fenomenologis Individu Selama Pandemi COVID-19) Ignasius Putra Kurniawan
Jurnal Kewarganegaraan Vol 19, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v19i1.29453

Abstract

AbstractIn this study, my research theme focuses on the phenomenon of Indonesian individual social involvement in responding to the reality of the COVID-19 pandemic. If in normal situations, individual involvement in society looks active. The encounter between individuals becomes a tangible form of the involvement and presence of individuals in society. The focus of this study is to look at the different meanings of the presence and involvement of individuals in society during a pandemic. Each individual can participate in society through their ways. This research study uses a literature methodology. This method is carried out by exploring the phenomena that occur in the community during this pandemic. The finding in this study is the phenomenon of the presence of individuals in a limited society. Limited encounters between individuals remain a form of social engagement but in a different way. Thus, the term "people lying down" was born amid Indonesian society. Real presence is no longer face-to-face, but each struggle for the common good. Thus, the final goal achieved remains the same, but the means and expressions of participation have differences.-----------AbstrakDalam studi ini fokus tema penelitian saya ialah pada fenomena keterlibatan sosial individu Indonesia dalam menanggapi realitas pandemi COVID-19. Jika dalam situasi normal, keterlibatan individu dalam sosial terlihat aktif. Perjumpaan antar individu menjadi bentuk nyata dari keterlibatan dan kehadiran individu dalam masyarakat. Fokus studi ini ialah melihat perbedaan makna kehadiran dan keterlibatan individu dalam sosial selama masa pandemi. Masing-masing pribadi dapat berpartisipasi dalam sosial melalui cara-caranya masing-masing. Studi penelitian ini menggunakan metodologi kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan menggali fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat selama masa pandemi ini. Temuan dalam studi ini adalah fenomena kehadiran individu dalam sosial secara terbatas. Perjumpaan antar individu yang terbatas, tetap menjadi bentuk keterlibatan sosial namun dengan cara yang berbeda. Sehingga lahirlah istilah kaum rebahan di tengah sosial Indonesia. Kehadiran nyata bukan lagi bertemu secara langsung, tetapi berjuang masing-masing demi kebaikan bersama. Dengan demikian, tujuan akhir yang dicapai tetap sama, namun cara dan ungkapan partisipasi memiliki perbedaan.